Perubahan Suhu dan RH

45

4.4 UJI KINERJA ALAT PENGERINGAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM KENDALI

4.4.1 Perubahan Suhu dan RH

Dari hasil pengeringan jagung pipilan dengan sistem kendali didapatkan lama proses pengeringan terjadi selama 69.5 jam yang dimulai pada hari sabtu tanggal 24-11-2012 pukul 08:30 WIB hingga hari selasa tanggal 27-11-2012 pukul 12.00 WIB. Berdasarkan hasil pengujian pengeringan jagung pipil tersebut, maka diperoleh nilai suhu tumpukan jagung dan suhu lingkungan yang berubah - ubah selama proses pengeringan berlangsung. Nilai suhu lingkungan tertinggi yang tercatat selama proses pengeringan adalah 37.5 o C, suhu terendah adalah 25.8 o C sehingga suhu lingkungan rata-rata adalah 29.15 o C. Sedangkan suhu rata-rata tumpukan di dalam pengering adalah 30.69 o C dimana suhu tertinggi yang tercatat adalah 37.6 o C dan suhu terendah adalah 26.7 o C. Gambar 34 akan memperlihatkan perubahan nilai suhu lingkungan dan suhu tumpukan rata-rata di dalam pengering selama proses pengeringan berlangsung. Gambar 34. Fluktuasi suhu terhadap waktu selama proses pengeringan dengan sistem kendali Pengeringan ini adalah pengeringan dengan udara lingkungan, dengan sistem kendali maka kipas berputar dan mengalirkan udara ke dalam bak pengering pada saat udara lingkungan potensial yaitu M lingkungan lebih rendah dibandingkan M didalam tumpukan. Dari hasil tersebut dapat terlihat pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu tumpukan. Gambar 35 menunjukkan perubahan suhu tumpukan di lima tingkatan terhadap waktu. 25 27 29 31 33 35 37 39 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 S u h u ˚C Waktu Pengeringan jam Suhu Tumpukan rata -rata Suhu Lingkungan 46 Gambar 35. Perubahan suhu tumpukan terhadap waktu selama proses pengeringan dengan sistem kendali Berdasarkan grafik diatas suhu tumpukan yaitu pada titik 1, 2, 3, 4, dan 5 menunjukkan suhu tumpukan jagung dari tumpukan terbawah sampai dengan tumpukan teratas. Pada 20 jam pertama pengeringan terlihat bahwa suhu tumpukan terbawah yaitu pada titik 1 lebih tinggi dibandingkan dengan suhu pada titik lainnya, lalu mulai suhu mulai menurun pada titik 2 hingga 5. Pada titik 5 yaitu pada tumpukan teratas terjadi perbedaan suhu yang begitu besar dari titik yang lainnya. Hal tersebut dikarenakan udara lingkungan yang masuk akan mengenai tumpukan terbawah lebih dulu lalu mengalir ke bagian atas sehingga suhu 1 cenderung sama dengan suhu udara lingkungan yang masuk dan air yang diuapkan mengalir keatas sehingga titik 5 menjadi titik dengan suhu terendah. Dan pada jam ke 25 hingga jam ke 75 proses pengeringan berakhir perubahan suhu dari titik 1 hingga 5 mulai terlihat seragam, hal ini dikarenakan kadar air di tumpukan semakin menurun sehingga udara yang dialirkan sudah mulai seragam sehingga perubahan suhu didalam pengering menjadi seragam. Selama proses pengeringan suhu yang tertinggi pada suhu 1 adalah 37.6 o C dan suhu terendah adalah 28.2 o C. Sedangkan pada suhu 5 tumpukan teratas, suhu tertinggi adalah 32 o C dan suhu terendah 26.7 o C. Perubahan RH terhadap waktu dapat dilihat pada Gambar 36. 25 27 29 31 33 35 37 39 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 S u h u ˚ C Waktu Pengeringan jam Suhu 1 Suhu 2 Suhu 3 Suhu 4 Suhu 5 47 Gambar 36. Hubungan antara RH terhadap waktu selama proses pengeringan dengan sistem kendali Berdasarkan pengujian, diperoleh data yang menunjukkan bahwa RH lingkungan tertinggi yang tercatat adalah 94.8, RH terendah adalah 52.4 sehingga RH lingkungan rata-rata adalah 82.83. Sedangkan RH rata-rata setelah melewati tumpukan jagung lapisan atas 87 dimana RH tertinggi yang tercatat adalah 93.6 dan RH terendah adalah 71. Berdasarkan grafik terlihat bahwa pada ketika RH lingkungan lebih rendah dari pada RH tumpukan, pada kondisi tersebut udara lingkungan sangat potensial untuk dialirkan kedalam pengering. Namun sebaliknya jika RH lingkungan lebih rendah dibandingkan dengan RH tumpukan jagung lapisan atas maka pada kondisi tersebut udara lingkungan tidak potensial sehingga udara tidak dialirkan. Pada Gambar 37 menunjukkan hubungan antara kelembaban mutlak terhadap waktu. Gambar 37. Hubungan kelembaban mutlak terhadap waktu selama proses pengeringan dengan sistem kendali 40 50 60 70 80 90 100 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 K e le m b ab an R e latif Waktu Pengeringan Jam RH Tumpukan Atas RH Lingkungan 0.019 0.021 0.023 0.025 0.027 0.029 0.031 0.033 0.035 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 K e le m b ab an m u tlak g u ap kg u .k Waktu pengeringan jam H Tumpukan Lap. Atas H Lingkungan 48 Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa selama proses pengeringan berlangsung cenderung kelembaban mutlak pada lingkungan relatif lebih rendah dibandingkan dengan kelembaban pada tumpukan jagung lapisan atas. Namun terjadi fluktuasi pembasahan dan pengeringan pada saat udara tidak dialirkan. Hal tersebut dikarena kelembaban mutlak pada lingkungan lebih tinggi dibandingkan kelembaban mutlak pada tumpukan jagung lapisan atas.

4.4.2 Hubungan Kadar Air Kesetimbangan Terhadap Putaran Kipas