Perancangan Software Pengujian Pressure Drop

24  Mikrokontroler DT-51 Petrafuzz ver 3.3 Program yang digunakan untuk sistem pengendalian akan diinput kedalam mikrokontroler. Lalu mikrokontroler akan mengolah nilai yang terukur pada sensor suhu dan RH dan mengolahnya menjadi nilai suhu dan RH yang terbaca dengan persamaan 9 dan 10 serta mengolah nilai suhu dan RH tersebut menjadi nilai kadar air kesetimbangan Me.  Rangkaian LCD dan keypad Nilai RH dan suhu yang telah diolah oleh mikrokontroler akan ditampilkan didalam LCD untuk proses pengambilan data nilai suhu dan RH yang terdeteksi sensor selama proses pengeringan. Rangkaian LCD terhubung dengan mikrokontroler.  Rangkaian Catu daya dan Supply Catu daya yang digunakan adalah travo CT 3A yang kemudian dihubungkan pada rangkaian power supply untuk membagi tegangan yang dibutuhkan untuk rangkaian lain.  Rangkaian Pengaturan Kecepatan Putar kipas zero crossing Rangkaian pengaturan kecepatan putar kipas AC terdiri dari IC LM339, BTA41, IC MOC 3021 yang berfungsi mendeteksi zerocrossing kondisi dimana perubahan dari „1‟ ke „0‟ atau sebaliknya pada gelombang, pembangkit gelombang segiempat dan waktu delay.  Mikrokontroler DT-51 Low cost micro sistem ver 2.2 Mikrokontroler ini bertugas untuk mendeteksi terjadinya zerocrossing dimana tegangannya ditahan dengan nilai „0‟ atau „1‟ selama waktu tertentu tergantung keluaran yang diinginkan.  Sensor Sensor yang akan digunakan pada sistem kendali untuk pegeringan jagung pipilan ini adalah SHT75 karena memiliki keakurasian yang tinggi dalam pembacaan suhu dan kelembaban udara.

b. Perancangan Software

Rancangan logika untuk sistem pengendalian pada kontoler yang dibuat terdiri atas : beberapa perbaikan pada algoritma dari penelitian Simbolon 2011 dan perubahan logika pengendalian disesuaikan dengan kadar air bahan. Algoritma dibuat empat tingkatan kecepatan putar kipas yang berdasarkan dari perbandingan Me. Jika Me lingkungan lebih kecil dari Me tumpukan bahan jagung lapisan bawah maka kipas akan berputar maksimal, sebaliknya jika Me lingkungan lebih besar dari Me tumpukan jagung lapisan atas maka kipas tidak akan berputar. Sedangkan jika Me tumpukan jagung lapisan bawah lebih rendah dari Me lingkungan lebih rendah dari Me tumpukan jagung lapisan atas maka kipas akan berputar pada tingkat kecepatan 1 sampai 4 sesuai dengan hasil perbandingan dari ketiga nilai Me tersebut serta nilai suhu dan kelembabannya. Nilai kadar air keseimbangan diperoleh dari persamaan 4 dimana nilai suhu dan kelembaban relatif yang digunakan diperoleh dari pembacaan SHT75 ini dapat telihat pada Gambar 15. Penulisan program sistem kendali ini disusun dalam bahasan C yang terdiri dari tiga modul subprogram. Modul pertama adalah modul akuisisi data, dimana modul ini digunakan untuk penulisan dan pembacaan sensor SHT75. Modul kedua adalah modul yang digunakan untuk menghitung Me berdasarkan persamaan 7 dan penetuan lebar pulsa sebagai tingkat kecepatan putaran kipas. Sedangkan modul ketiga adalah modul yang digunakan untuk sistem pengendalian kipas berdasarkan lebar pulsa yang telah ditentukan ada modul kedua. Secara umum modul pertama dan kedua disebut bagian akuisisi data sedangkan modul ketiga disebut bagian pengendalian. 25 Gambar 12. Strategi Pengendalian Pengeringan 26 Gambar 12. Strategi Pengendalian pengeringan lanjutan

c. Pengujian Pressure Drop

Pressure Drop adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penurunan tekanan dari satu titik dalam pipa atau titik lainnya. Pressure Drop adalah hasil dari gaya gesek pada fluida ketika mengalir melalui tabung. Gaya gesek yang disebabkan oleh resistensi terhadap aliran. Penentu utama resistensi terhadap aliran fluida adalah kecepatan fluida melalui pipa dan viskositas fluida. Karena pada saat kadar air tinggi dibutuhkan laju aliran yang tinggi juga, maka harus dapat menghitung potensi udara yang digunakan dalam pengeringan dan debit udara dengan menggunakan pressure drop. Pada penentuan dari besarnya pressure drop pada jagung dengan kadar air yang berbeda maka dilakukan langkah - langkah sebagai berikut :  Pengering ini memiliki kapasitas pengeringan maksimum 65 kgbatch, tetapi kondisi optimum adalah pada pengumpanan 50 kgbatch.  Memasukan jagung pipil dengan kadar air 26 b.b. ke dalam pengering.  Pengecekan Pengering pada setiap sambungan nya agar tidak terjadi kebocoran.  Persiapkan manometer dan katup samping dalam keadaan baik.  Alat ukur yang digunakan Anemometer dan Digital grain moisture meter.  Nyalakan blower, baca tekanan yang terbaca pada manometer,  Pengukuran kecepatan dibagi 5, kecepatan udara dari blower.  Pada setiap tingkat kadar air diberikan kecepatan udara inlet : 5ms, 6.5ms, 8ms, 9.5ms, 11ms, dan 12.5ms.  Pengukuran dilakukan pada kadar air jagung 26b.b.  Setiap pengujian tekanan, jagung dikeluarkan lalu di jemur hingga kadar air berikutnya dari , 23, 20, 17, dan 14 b.b.  Kemudian langkah diatas diulangi kembali. 27 Pengujian dengan debit : Pada masing – masing kadar air.  Di uji dimulai dari input udara ke blower diatur range kecepatan angin  Ukur kecepatan udaranya dengan anemometer debit  Tekanan dengan menggunakan manometer. Gambar 13. Letak titik –titik pengukuran data Pressure Drop 28

d. Pengujian Sistem Pengering