BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Jati Tectona grandis Linn. f
Jati Tectona  grandis Linn.  f termasuk  kelompok  tumbuhan  yang  dapat menggugurkan  daunnya  sebagaimana  mekanisme  pengendalian  diri  terhadap
keadaan defisiensi  selama  musim  kemarau.  Jati  termasuk  dalam  famili Verbenaceae.  Daerah  penyebaran  tumbuhan  ini  meliputi  India,  Bima,  Thailand,
dan  Vietnam.  Di  Indonesia  tanaman  ini  tumbuh  di  pulau  Jawa,  Maluku,  dan Lampung. Nama daerah untuk kayu ini adalah Jahe, Jatos, Kulidawa Jawa, dan
Dodolan. Jati  tergolong  jenis  kayu  berdaun  lebar  dengan  bentuk  batang  umumnya
bulat  dan  lurus  dengan  percabangannya  yang  tinggi,  warna  kulit  agak  kelabu muda,  agak  tipis  beralur  memanjang  agak  dalam.  Tinggi  pohon  dapat  mencapai
45  m  dengan  panjang  batang  bebas  cabang  15-20  m,  diameternya  mencapai  220 cm.  Jati  Tectona  grandis Linn.  f tumbuh  paling  baik  di  daerah-daerah  rendah
dan  panas  di  pulau  Jawa  terutama  pada  tanah-tanah  rendah  dan  berbukit-bukit, kurang  air,  yang  terdiri  dari  formasi  tua  dan  mengalit.  Jati  terdapat  juga  pada
tanah-tanah  vulkanis  muda.  Selain  itu  tanaman  ini  juga  tumbuh  di  daerah  yang memiliki musim kering yang nyata 3-5 bulan kering, curah hujan rata-rata 1250-
2500mmtahun dengan ketinggian kurang dari 700m dpl dan temperatur rata-rata 22-26 °C Khaerudin 1994.
Menurut Sastrosumarto dan Hendi  1985, di daerah penyebaran alamnya di India,  Burma,  dan  Thailand,  Jati  terdapat  pada  daerah-daerah  tertentu  sampai
elevasi 1300 m, sedangkan di Indonesia terutama di Jawa, dijumpai pada elevasi di bawah 700 m dpl.
2.2 Biomassa
Biomassa  didefinisikan  sebagai  jumlah  total  bahan  organik  hidup  di  atas tanah  pada  pohon  termasuk  daun,  ranting,  cabang,  batang  utama  dan  kulit  yang
dinyatakan dalam berat kering oven ton per unit area Brown 1997. Menurut Kusmana 1993, biomassa dapat dibedakan ke dalam dua kategori
yaitu,  biomassa  tumbuhan  di  atas  permukaan  tanah above  ground  biomass dan
4
biomassa  di  bawah  permukaan  tanah below  ground  biomass. Lebih  lanjut dikatakan biomassa di atas permukaan tanah adalah berat bahan unsur organik per
unit luas pada waktu tertentu yang dihubungkan ke suatu fungsi sistem produksi, umur tegakan hutan dan distribusi organik.
Biomassa tumbuhan bertambah karena tumbuhan menyerap CO
2
dari udara dan  mengubah  zat  tersebut  menjadi  bahan  organik  melalui  proses  fotosintesis.
Laju  pengikatan biomassa  disebut  produktivitas primer  bruto.  Hal  ini  tergantung pada luas daun yang terkena sinar matahari, intensitas penyinaran, suhu, dan ciri-
ciri jenis tumbuhan masing-masing Anwar et al. 1984. Biomassa  menunjukkan  jumlah  potensial  karbon  yang  dapat  dilepas  ke
atmosfer  sebagai  karbondioksida  ketika  hutan  dibakar.  Sebaliknya,  melalui penaksiran  biomassa  dapat  dilakukan  perhitungan  jumlah  karbondioksida  yang
dapat  dipindahkan  dari  atmosfer  dengan  cara  melakukan  reboisasi  atau  dengan penanaman Brown 1997.
Berdasarkan  cara  perolehan  data,  Brown  1997  mengemukakan  ada  dua pendekatan  yang digunakan untuk menduga biomassa dari pohon,  yakni pertama
berdasarkan pendugaan volume kulit sampai batang bebas cabang yang kemudian dikonversi  menjadi  biomassa  total  tonha.  Sedangkan  pendekatan  kedua  secara
langsung dengan menggunakan persamaan regresi biomassa. Pendugaan biomassa pada  pendekatan  pertama  menggunakan  persamaan:    biomassa  di  atas  tanah =
VOBxWDxBEF, dimana VOB  menyatakan  volume  bebas  cabang  dengan  kulit m
3
ha. Wood  Density WD  adalah  kerapatan  kayu  dan Biomass  Expansion Factor BEF adalah perbandingan total biomassa pohon kering oven di atas tanah
dengan biomassa kering oven hasil inventarisasi hutan.
2.3 Karbon