13
Cabang : 1 C B Pohon ke-1-Cabang-Besar
1 C S Pohon ke-1-Cabang-Tengah 1 C K Pohon ke-1-Cabang-Kecil
Ranting : 1 R B Pohon ke-1-Ranting-Besar
1 R S Pohon ke-1-Ranting- Sedang 1 R K Pohon ke-1-Ranting-Kecil
Daun : 1 D Pohon ke-1-Daun
Akar : 1 A B Pohon ke-1-Akar-Besar
1 A S Pohon ke-1-Akar-Sedang 1 A K Pohon ke-1-Akar-Kecil
1 A T Pohon ke-1-Akar-Tunjang
3.3.4 Metode Pengujian Bahan Uji Laboratorium
1. Berat Jenis Kayu Contoh uji berat jenis kayu berukuran 2cm x 2cm x 2cm. Pengukuran berat
jenis kayu dilakukan dengan tahapan kerja sebagai berikut : a. Menimbang contoh uji dalam keadaan basah untuk mendapatkan berat awal.
b. Mengukur  volume  contoh  uji  :  contoh  uji  dicelupkan  dalam  parafin,  lalu dimasukkan  kedalam  tabung  erlenmayer  yang  berisi  air  sampai  contoh  uji
berada  di  bawah  permukaan  air.  Berdasarkan  hukum  Archimedes  volume contoh adalah besarnya volume air yang dipindahkan oleh contoh uji.
c. Kemudian contoh uji dikeringkan dalam tanur selama 24 jam dengan suhu 103 ± 2 °C dan ditimbang untuk mendapatkan berat keringnya.
2. Kadar Air Kayu Contoh uji kadar air dari batang utama, cabang dan akar yang berdiameter
5 cm dibuat dengan ukuran 2cm x 2cm x 2cm. Sedangkan contoh uji dari bagian daun, ranting dan akar kecil berdiameter 5 cm masing-masing ± 300 gr.
Cara pengukuran kadar air contoh uji adalah sebagai berikut : a. Contoh uji ditimbang berat basahnya.
b. Contoh uji dikeringkan dalam tanur 103 ± 2 °C sampai tercapai berat konstan, kemudian dimasukkan ke dalam desikator dan ditimbang berat keringnya.
c. Penurunan  berat  contoh  uji  yang  dinyatakan  dalam  persen  terhadap  berat kering tanur ialah kadar air contoh uji.
14
3. Kadar Zat Terbang Prosedur  penentuan  kadar  zat  terbang  menggunakan American  Society  for
Testing Material ASTM D 5832-98. Prosedurnya adalah sebagai berikut : a. Contoh dari tiap bagian pohon berkayu dipotong menjadi bagian-bagian kecil
sebesar batang korek api, sedangkan contoh bagian daun dicincang. b. Contoh kemudian dioven pada suhu 80 °C selama 48 jam.
c. Contoh kering digiling menjadi serbuk dengan mesin penggiling willey mill. d. Serbuk hasil gilingan disaring dengan alat penyaring mesh screen berukuran
40-60 mesh. e. Serbuk  dengan  ukuran  40-60  mesh  dari  contoh  uji  sebanyak ±  2  gr,
dimasukkan  kedalam  cawan  porselen,  kemudian  cawan  ditutup  rapat  dengan penutupnya dan ditimbang dengan alat timbang.
f. Contoh uji dimasukkan kedalam tanur listrik bersuhu 950 °C selama 2 menit,
kemudian didinginkan dalam desikator dan selanjutnya ditimbang. g. Selisih  berat  awal  dan  berat  akhir  yang  dinyatakan  dalam  persen  terhadap
berat kering contoh uji merupakan kadar zat terbang. 4. Kadar Abu
Prosedur  penentuan  kadar  abu  menggunakan American  Society  for  Testing Material ASTM D 2866-94. Prosedurnya adalah sebagai berikut :
a. Sisa contoh uji dari penentuan kadar zat terbang dimasukkan ke dalam tanur listrik bersuhu 900 °C selama 6 jam.
b. Selanjutnya  didinginkan  didalam  desikator  dan  kemudian  ditimbang  untuk mencari berat akhirnya.
c. Berat  akhir  abu  yang  dinyatakan  dalam  persen  terhadap  berat  kering  tanur contoh uji merupakan kadar abu contoh uji.
5. Kadar Karbon Penentuan  kadar  karbon  contoh  uji  dari  tiap-tiap  bagian  pohon
menggunakan  Standar  Nasional  Indonesia  SNI  06-3730-1995,  dimana  kadar karbon contoh uji merupakan hasil pengurangan 100 terhadap kadar zat terbang
dan kadar abu.
15
3.4 Metode Pengolahan Data