BAB III METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini  berlokasi  di  areal  KPH  Balapulang  Kabupaten  Tegal  Jawa Tengah.  Pelaksanaan  penelitian  dilakukan  selama  3  bulan  yang  terdiri  dari  2
tahap, yaitu tahap pengambilan data di lapangan pada bulan Juni 2012 dan tahap pengujian laboratorium untuk menganalisi contoh uji bagian pohon berupa daun,
ranting, cabang, batang utama, dan akar yang dilakukan pada bulan Juni-Agustus 2012  di  Laboratorium  Peningkatan  Mutu  Kayu  dan  Kimia  Hasil  Hutan,
Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah pohon jati yang terdapat di  areal  KPH  Balapulang  sebanyak  30  pohon  yang  terdiri  dari  kisaran  diameter
yang  disesuaikan dengan  kisaran  diameter  pohon  jati  di  lapangan  dan  dapat mewakili kelas  umurnya.  Masing-masing  pohon  diambil  3  contoh  uji  tiap-tiap
bagian pohon mulai dari daun, ranting, cabang, batang utama, dan akar. Alat yang digunakan pada penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu alat yang
digunakan  untuk  pengambilan  data  di  lapangan  berupa  chainsaw,  meteran, kompas,  tongkat  sepanjang  1,3 m,  timbangan,  parang,  tambang,  terpal,  kantong
plastik,  sikat,  kuas,  koran  bekas  dan  alat  tulis.  Peralatan  yang  digunakan  untuk pengujian  contoh  uji  di  laboratorium  berupa  timbangan,  oven  tanur  listrik,
desikator,  cawan  porselen,  alat  penggiling  willey  mill  dan  alat  saring  mesh screen ukuran 40-60 mesh.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  terbagi  menjadi  dua,  yaitu pengumpulan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan
secara  langsung  di  lapangan  yaitu  meliputi  data  diameter  dan  panjang  setiap batang  utama  dan  cabang  serta  berat  basah  dari  daun,  ranting  dan  akar,  dari
pengumpulan pohon-pohon contoh dan pengumpulan data hasil analisis bahan uji di laboratorium, sedangkan pengumpulan data sekunder diperoleh dari:
9
1. Wawancara dengan pihak KPH Balapulang 2.
Kantor daerah setempat 3.
Studi literatur
3.3.1 Metode Pemilihan Pohon Contoh
Jumlah  pohon  contoh yang  diperlukan  dalam  penelitian  ini  sebanyak  30 pohon  yang  dipilih  dari  kelas-kelas  umur  pohon  yang  terdapat  di  lapangan  dan
ditebang dari KPH BalapulangKabupaten Tegal, Jawa Tengah. Kriteria pemilihan pohon jati yang dijadikan pohon contoh adalah sebagai berikut Elias 2010 :
1. Sebaran diameter pohon-pohon jati yang diambil sebagai contoh uji penelitian harus mewakili tiap-tiap kelas umurnya. Sebaran kelas umur pohon jati  yang
dijadikan contoh uji dapat dilihat dalam Tabel 3. 2. Pohon contoh yang dipilih harus sehat dan bentuk pohonnya normal.
3. Pohon  contoh harus  mewakili  kondisi rata-rata  pohon-pohon  jati pada  kelas umur pohon yang bersangkutan.
Tabel 3  Kisaran diameter pohon jati yang dijadikan bahan penelitian
No Kelas Umur
Jumlah Pohon Contoh 1
I 6
2 II
6
3
III 6
4 IV
6
5 V
6
Total Jumlah Pohon Contoh 30
Tiap-tiap  pohon  contoh  diukur  diameternya  pada  ketinggian  1,3  m  dari permukaan tanah dan diberi nomor pohon mulai dari nomor 1 sampai dengan 30.
Kemudian  pohon-pohon  tersebut  ditebang  dan  diukur  volume  batang  utama  dan cabangnya, serta berat basah ranting, daun, dan akar. Setelah pengukuran selesai
dari  masing-masing  pohon  diambil  3  buah  contoh  dari  tiap-tiap  bagian  pohon, yang terdiri dari contoh batang utama, cabang, ranting, daun dan akar.
3.3.2 Metode Pengumpulan Data Pohon Contoh
Metode  pengumpulan  data  pohon  contoh melalui  tahap  sebagai  berikut Elias 2010 :
1. Pengukuran Diameter Pohon Contoh Setelah pohon contoh terpilih masing-masing pohon contoh diukur diameter
setinggi dada 1,3 m di atas permukaan tanah dengan menggunakan pita keliling
10
dan  tongkat  setinggi  1,3 m.  Hasil  pengukuran  dicantumkan  dalam tally  sheet sesuai dengan nomor pohonnya.
2. Persiapan Sebelum Penebangan Pohon Contoh Persiapan sebelum penebangan yang dimaksud adalah :
a. Menyiapkan  peralatan  berupa chainsaw
untuk  pemangkasan  cabang, penebangan  dan  pemotongan  batang  utama.  Parang  untuk  pemangkasan
ranting  dan  daun,  sedangkan  penggalian  tunggak  dan  akar  menggunakan cangkul dan dibersihkan dengan kuas.
b. Menyiapkan  wadah  dari  terpal  di  atas  permukaan  tanah  di  sekitar  pohon contoh.
c. Menyiapkan  pita  keliling  untuk  pengukuran  diameter  batang  utama  dan cabang serta timbangan untuk menimbang berat basah cabang, ranting, daun,
akar dan tunggak. d. Menyiapkan tali tambang untuk menahan cabang pohon yang dipangkas agar
tidak  terjatuh  langsung  ke  atas  tanah,  sehingga  tidak  terjadi  kerusakan  dan kehilangan bagian-bagian pohon contoh.
3. Pemangkasan Cabang Sebelum  perebahan  batang  utama  pohon  penebangan terlebih  dahulu
dilakukan  pemangkasan  cabang-cabang  pohon.  Pemangkasan  cabang  dilakukan dengan  cara  memanjat  pohon  contoh dan  dilakukan  pemotongan  cabang-cabang
di atas pohon. Cabang yang telah dipotong diturunkan secara berhati-hati ke atas permukaan  tanah  dengan  menggunakan  penahan  tali  tambang  yang  telah
disiapkan  sebelumnya.  Cabang,  ranting  dan  daun-daun  hasil  pemangkasan dikumpulkan dan disimpan di atas wadah terpal yang telah disiapkan.
4. Penebangan Batang Utama Penebangan  batang  utama  pohon contoh dilakukan  setelah  pemangkasan
cabang  selesai.  Dalam  rangka  menjaga  keselamatan  kerja  dalam  penebangan, perebahan  batang  utama  pohon  contoh yang  berdiameter  besar  20  cm
dilakukan dengan membuat takik rebah dan takik balas pada tunggak pohon yang diusahakan sedekat  mungkin  dengan  permukaan  tanah.  Tunggak  yang  terjadi
setelah penebangan, maka bagian di atas permukaan tanah tersebut harus dipotong setelah penggalian tunggak dan akar, dan disatukan dengan batang utama pohon.
11
5. Penggalian Tunggak dan Akar Pohon Contoh Penggalian  tunggak  dan  akar  pohon  harus  dilakukan  dengan  hati-hati  agar
semua bagian-bagian akar dapat digali dari dalam tanah. Bagian tunggak dan akar yang  masih  terdapat  tanah  dibersihkan  dengan  parang,  sikat  dan  kuas  hingga
bersih dari kotoran dan tanah. 6. Pemisahan Bagian-bagian Pohon
Bagian-bagian  pohon  dipisahkan  kedalam  kelompoknya  masing-masing yaitu sebagai berikut:
a. Kelompok batang utama : dari pangkal bagian tunggak sampai ujung batang utama berdiameter 10 cm.
b. Kelompok cabang : bagian batang cabang yang berdiameter  5 cm. c. Kelompok ranting : bagian cabang dan ranting yang berdiameter ≤ 5 cm.
d. Kelompok tunggak, akar dan akar tunjang : bagian tunggak yang rata dengan tanah, akar tunjang dan akar-akar lainnya.
e. Kelompok daun : bagian tangkai daun dan daun-daun. 7. Pengukuran Volume Batang Utama dan Cabang
Batang  utama  dan  cabang  diberi  tanda  pada  tiap-tiap  segmen  batangnya dengan interval ± 2 m, lalu diukur volumenya. Parameter yang diukur adalah :
a. Panjang batang dari pangkal sampai cabang pertama m. b. Panjang  m  dan  keliling  cm  pangkal  dan  ujung  batang  utama  tiap-tiap
segmen batang dari batang utama. c. Panjang  m  dan  keliling  cm  pangkal  dan  ujung  batang  cabang  tiap-tiap
segmen cabang. 8. Penimbangan Berat Basah  Ranting, Daun, Akar dan Tunggak
Ranting,  daun,  akar  dan  tunggak  yang  telah  dipisahkan  ditimbang  berat basahnya  masing-masing  dengan  alat  timbang  yang  sesuai,  yakni  alat  timbangan
skala  25–100  kg.  Daun,  ranting  dan  akar-akar  berdiameter  kecil  yang  akan ditimbang  masing-masing  dimasukkan  ke  dalam  karung  plastik  yang  telah
diketahui  beratnya,  kemudian  ditimbang  berat  basahnya  dalam  satuan  kilogram kg.  Sedangkan  ranting,  akar  dan  tunggak  berdiameter  besar  masing-masing
diikat dengan tali plastik, kemudian ditimbang berat basahnya dalam satuan kg.
12
3.3.3 Metode Pengambilan Bahan Uji Laboratorium di Lapangan
Contoh bahan uji di laboratorium diambil dari bagian-bagian pohon masing- masing  contoh  pohon,  yakni  dari  bagian  batang  utama,  batang  cabang,  ranting,
daun,  dan  dari  akar.  Contoh  uji  yang  diambil  dari masing-masing  bagian  pohon contoh  adalah  sebanyak  3  kali  ulangan.  Sehingga  jumlah  contoh  bahan  uji  di
laboratorium sama dengan 30 x 5 x 3 buah  atau berjumlah 450 contoh uji,  yang terdiri dari :
1. 90 buah contoh batang utama. 2. 90 buah contoh batang cabang.
3. 90 buah contoh ranting. 4. 90 buah contoh daun.
5. 90 buah contoh akar dan tunggak. Cara  pengambilan  contoh bahan  uji  di  lapangan  adalah  sebagai  berikut
Elias 2010 : 1. Contoh  uji  batang  utama,  diambil  dari  ujung,  pangkal  dan  bagian  tengah
batang utama dengan membuat potongan melintang batang setebal ± 5 cm. 2. Contoh  uji  batang  cabang  diambil  dari  cabang  yang  besar,  sedang  dan  kecil
yang  diameternya    5  cm.  Contoh  diambil  dengan  cara  membuat  potongan melintang batang cabang setebal ± 5 cm.
3. Contoh  uji  ranting,  diambil  dari  ranting-ranting  besar,  ranting  sedang  dan ranting  kecil  yang  panjangnya  dipotong-potong  menjadi  bagian  ranting-
ranting sepanjang ± 20-30 cm. Setiap contoh beratnya ± 1 kg. 4. Contoh uji daun diambil dari daun-daun yang telah dicampur sebanyak ± 1 kg
sebagai contoh. 5. Contoh  uji akar  diambil  dari  akar  besar,  akar  sedang  dan  akar  kecil.  Setiap
contoh beratnya ± 1 kg. Contoh  uji  kemudian  dimasukkan  kedalam  kantong  plastik,  diberi  kode
contoh  dan  diikat  ujung  kantong  plastiknya.  Kode  contoh  pohon  adalah  sebagai berikut :
Batang utama : 1 BU P  Pohon ke-1-Batang utama-Pangkal 1 BU T  Pohon ke-1-Batang utama-Tengah
1 BU U  Pohon ke-1-Batang utama-Ujung
13
Cabang : 1 C B Pohon ke-1-Cabang-Besar
1 C S Pohon ke-1-Cabang-Tengah 1 C K Pohon ke-1-Cabang-Kecil
Ranting : 1 R B Pohon ke-1-Ranting-Besar
1 R S Pohon ke-1-Ranting- Sedang 1 R K Pohon ke-1-Ranting-Kecil
Daun : 1 D Pohon ke-1-Daun
Akar : 1 A B Pohon ke-1-Akar-Besar
1 A S Pohon ke-1-Akar-Sedang 1 A K Pohon ke-1-Akar-Kecil
1 A T Pohon ke-1-Akar-Tunjang
3.3.4 Metode Pengujian Bahan Uji Laboratorium
1. Berat Jenis Kayu Contoh uji berat jenis kayu berukuran 2cm x 2cm x 2cm. Pengukuran berat
jenis kayu dilakukan dengan tahapan kerja sebagai berikut : a. Menimbang contoh uji dalam keadaan basah untuk mendapatkan berat awal.
b. Mengukur  volume  contoh  uji  :  contoh  uji  dicelupkan  dalam  parafin,  lalu dimasukkan  kedalam  tabung  erlenmayer  yang  berisi  air  sampai  contoh  uji
berada  di  bawah  permukaan  air.  Berdasarkan  hukum  Archimedes  volume contoh adalah besarnya volume air yang dipindahkan oleh contoh uji.
c. Kemudian contoh uji dikeringkan dalam tanur selama 24 jam dengan suhu 103 ± 2 °C dan ditimbang untuk mendapatkan berat keringnya.
2. Kadar Air Kayu Contoh uji kadar air dari batang utama, cabang dan akar yang berdiameter
5 cm dibuat dengan ukuran 2cm x 2cm x 2cm. Sedangkan contoh uji dari bagian daun, ranting dan akar kecil berdiameter 5 cm masing-masing ± 300 gr.
Cara pengukuran kadar air contoh uji adalah sebagai berikut : a. Contoh uji ditimbang berat basahnya.
b. Contoh uji dikeringkan dalam tanur 103 ± 2 °C sampai tercapai berat konstan, kemudian dimasukkan ke dalam desikator dan ditimbang berat keringnya.
c. Penurunan  berat  contoh  uji  yang  dinyatakan  dalam  persen  terhadap  berat kering tanur ialah kadar air contoh uji.
14
3. Kadar Zat Terbang Prosedur  penentuan  kadar  zat  terbang  menggunakan American  Society  for
Testing Material ASTM D 5832-98. Prosedurnya adalah sebagai berikut : a. Contoh dari tiap bagian pohon berkayu dipotong menjadi bagian-bagian kecil
sebesar batang korek api, sedangkan contoh bagian daun dicincang. b. Contoh kemudian dioven pada suhu 80 °C selama 48 jam.
c. Contoh kering digiling menjadi serbuk dengan mesin penggiling willey mill. d. Serbuk hasil gilingan disaring dengan alat penyaring mesh screen berukuran
40-60 mesh. e. Serbuk  dengan  ukuran  40-60  mesh  dari  contoh  uji  sebanyak ±  2  gr,
dimasukkan  kedalam  cawan  porselen,  kemudian  cawan  ditutup  rapat  dengan penutupnya dan ditimbang dengan alat timbang.
f. Contoh uji dimasukkan kedalam tanur listrik bersuhu 950 °C selama 2 menit,
kemudian didinginkan dalam desikator dan selanjutnya ditimbang. g. Selisih  berat  awal  dan  berat  akhir  yang  dinyatakan  dalam  persen  terhadap
berat kering contoh uji merupakan kadar zat terbang. 4. Kadar Abu
Prosedur  penentuan  kadar  abu  menggunakan American  Society  for  Testing Material ASTM D 2866-94. Prosedurnya adalah sebagai berikut :
a. Sisa contoh uji dari penentuan kadar zat terbang dimasukkan ke dalam tanur listrik bersuhu 900 °C selama 6 jam.
b. Selanjutnya  didinginkan  didalam  desikator  dan  kemudian  ditimbang  untuk mencari berat akhirnya.
c. Berat  akhir  abu  yang  dinyatakan  dalam  persen  terhadap  berat  kering  tanur contoh uji merupakan kadar abu contoh uji.
5. Kadar Karbon Penentuan  kadar  karbon  contoh  uji  dari  tiap-tiap  bagian  pohon
menggunakan  Standar  Nasional  Indonesia  SNI  06-3730-1995,  dimana  kadar karbon contoh uji merupakan hasil pengurangan 100 terhadap kadar zat terbang
dan kadar abu.
15
3.4 Metode Pengolahan Data
1. Volume menggunakan rumus Smalian : V =
Keterangan :V = Volume cm
3
ᴨ = 3,14 konstanta
Dp = Diameter Pangkal cm Du = Diameter Ujung cm
L = Panjang cm
2. Berat Jenis, rumus yang digunakan : BJ =
Keterangan : BJ = Berat Jenis
V = Volume dalam keadaan basah cm
3
3. Persen Kadar Air, rumus yang digunakan : KA =
x 100 Haygreen dan Bowyer 1982
Keterangan : BBc = Berat Basah Contoh gr
BKc = Berat Kering Contoh gr
KA = Persen Kadar Air
4. Berat Kering, rumus yang digunakan : BK =
[ ]
Haygreen dan Bowyer 1982 Keterangan : BK
= Berat Kering gr BB
= Berat Basah gr KA
= Persen Kadar Air 5. Penentuan Kadar Zat Terbang, rumus yang digunakan :
Kadar Zat Terbang = x 100 ... ASTM 1990a
6. Penentuan Kadar Abu, rumus yang digunakan : Kadar Abu =
100 ... ASTM 1990b 7. Penentuan Kadar Karbon
Kadar karbon tetap ditentukan berdasarkan Standar Nasional Indonesia  SNI 06-3730-1995 sebagai berikut :
Kadar Karbon = 100 - Kadar Zat Terbang – Kadar Abu
16
8. Model hubungan antara biomassa danatau massa karbon akar dengan diameter  pohon.  Fungsi  hubungan  ini  dibangun  melalui  persamaan  regresi
sederhana. Pembuatan model menggunakan minitab 16, dari model tersebut akan diketahui tingkat keeratan hubungan antara biomassa dan atau massa karbon akar
pohon dengan diameter pohon. a. Model hubungan biomassa akar terhadap diameter pohon
B = aD
b
. b. Model hubungan massa karbon akar terhadap diameter pohon
C = aD
b
. B yaitu biomassa akar pohon kgpohon, C adalah massa karbon akar kgpohon,
D adalah diameter cm, dan a,b adalah konstanta. c. Model hubungan biomassa  akar dengan biomassa bagian pohon di atas tanah
dan dengan seluruh pohon di atas tanah. Tabel 4 Model hubungan biomassa akar terhadap biomassa bagian-bagian pohon
Bagian Pohon Model Persamaan
Batang utama BA= aBB
b
Cabang dan ranting BA= aBC
b
Daun BA= aBD
b
Pohon total BA= aBT
b
Keterangan: BA = biomassa  akar kg
BB= biomassa batang utama total kg BC = biomassa cabang dan ranting kg
BD = biomassa daun kg BT= biomassa pohon total kg
d. Model  hubungan  massa  karbon akar  dengan  massa  karbon  bagian-bagian pohon di atas tanah dan dengan seluruh pohon di atas tanah.
Tabel 5 Model hubungan massa karbon akar terhadap massa karbon bagian- bagian pohon
Bagian Pohon Model Persamaan
Batang utama MA= aMB
b
Cabang dan ranting MA= aMC
b
Daun MA= aMD
b
Pohon total MA= aMT
b
keterangan: MA = massa karbon akar kg
MB= massa karbon batang utama total kg
17
MC = massa karbon cabang dan ranting kg MD = massa karbon daun kg
MT = massa karbon pohon total kg
3.5 Analisis Data