Cantuman komprehensif ini harus memiliki semua unsur data yang diperlukan di perpustakaan dan pusat informasi untuk pengawasan bibliografis.
Unsur data ini dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1
Data yang berkaitan dengan kepengarangan. 2
Data yang mendeskripsikan dokumen, termasuk bentuk fisiknya, seperti jumlah halaman, ukuran.
3 Nomor atau kode identifikasi dokumen yang unik, seperti sistem penomoran
internasional. 4
Data yang berkenaan dengan subjek. Upaya dalam mengembangkan pengawasan bibliografis, perpustakaan
nasional sebagai lembaga pengelola informasi harus mempertimbangkan komponen nasional agar menjadi komponen internasional yang disebut sebagai
Universal bibliographic control UBC. Keberhasilan pengawasan bibliografis
tergantung dari unsur dasarnya, yaitu cantuman bibliografi komprehensif untuk tiap dokumen atau rekaman informasi dengan mengunakan standar yang dapat
diterima secara internasional agar dapat diakses secara internasional dengan tujuan akhir menjadi universal bibliographic control. Wellisch, 1980
Universal bibliographic control merupakan program yang diadaptasi oleh Unesco dan IFLA yang berguna dalam pengembangan sistem yang mendunia
untuk pengawasan dan pertukaran bibliografi, seperti yang diungkapkan Wellisch bahwa tujuan UBC adalah pembuatan standar bibliografi yang tepat dan dapat
diterima secara internasional oleh semua negara Wellisch, 1980.
2.2. Konsep Undang-Undang Deposit secara Umum
Undang-undang deposit muncul pertama kali pada pertengahan abad 17 tepatnya pada tahun 1537 di Prancis pada masa pemerintahan Raja Francois I,
pada saat itu raja memerintahkan penerbit dan pencetak untuk menyerahkan secara gratis setiap cetakan barunya ke Royal Library berdasarkan dekrit yang
disebut Ordonance Montpellier. Kerajaan tidak mengijinkan penjualan segala jenis buku kecuali satu salinan terbitan sudah diserahkan pada kerajaan tersebut.
Tujuan raja pada saat itu ingin mengumpulkan karya bangsanya dan dapat
dirasakan hingga masa mendatang. Ketentuan hukum raja Francois ini diterapkan di banyak negara.
Upaya untuk memahami apa itu undang-undang deposit, maka kita harus mengetahui definisi undang-undang deposit itu sendiri. Definisi dari undang-
undang deposit adalah: “Legal deposit is statutory obligation which requires that any
organization, commercial or public, and any individual producing any type of documentation in multiple copies, be obliged to deposit one or
more copies with a recognized institution”. Lariviere, 2000. Hal ini berarti bahwa bahwa undang-undang deposit adalah ketetapan
menurut undang-undang yang mewajibkan penerbit untuk mendepositkan sejumlah eksemplar dari terbitannya ke perpustakaan-perpustakaan negara dimana
mereka menerbitkan terbitannya, maka dapat kita ketahui bahwa undang-undang deposit pada suatu negara dimaksudkan untuk mewajibkan setiap penerbit di suatu
negara menyerahkan secara cuma-cuma kepada satu atau beberapa perpustakaan yang ditunjuk oleh undang-undang tersebut untuk dikelola sebagai koleksi deposit
terbitan nasional suatu bangsa. Keberadaan Undang-Undang Deposit sangat penting untuk kelangsungan
seluruh terbitan karya bangsa itu sendiri, seperti yang dikemukakan Muir bahwa fungsi dari legal deposit adalah mewujudkan pelestarian hasil budaya bangsa agar
dapat diakses dan dimanfaatkan hingga masa mendatang Muir, 2001. Dari pernyataan yang telah diutarakan tersebut, maka tidak diragukan lagi begitu besar
manfaat undang-undang deposit bagi suatu negara. Manfaat dari undang-undang deposit bagi kelangsungan dari hasil karya
bangsa bahwa dengan menyimpan beberapa salinan koleksi nasional secara fisik di perpustakaan nasional bertujuan untuk memberikan perlindungan dari
kehilangan atau kerusakan terbitan
Diberlakukannya undang-undang deposit menguatkan Perpustakaan Nasional untuk melakukan pengumpulan dan pelestarian bahan pustaka yang
diterbitkan di dalam negeri, sehingga tersedia deskripsi bibliografi dalam bentuk fisik dari terbitan tersebut, juga sangat relevan dalam menjalankan fungsinya
untuk mengumpulkan warisan bangsa yang berkesinambungan Lor, 2001. , sehingga kelangsungan dari warisan budaya
bangsa yang berharga ini dapat terjaga hingga masa mendatang.
Beberapa definisi dan tujuan undang-undang deposit yang telah diuraikan sebelumnya, maka secara rinci dapat diketahui bahwa fungsi dari undang-undang
deposit adalah sebagai berikut: 1
Menghimpun, menyimpan dan melestarikan hasil karya intelektual suatu bangsa.
2 Mendokumentasikan hasil karya manusia dalam bentuk bibliografi dan
bentuk fisik dari terbitan tersebut. 3
Menghimpun statistik perkembangan penerbitan di suatu negara. Lor, 2001.
2.3. Objek Undang-Undang Deposit