Kajian Optimasi Untuk Meningkatkan Profitabilitas Pada PT. Pismatex, Pekalongan

(1)

Disusun Oleh :

FARIS ANDINOVA YULIAWAN

H24051223

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

Profitabilitas Pada PT. Pismatex, Pekalongan. Di bawah bimbingan H. Musa Hubeis.

Dalam proses produksi, PT. Pismatex menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan produk. Sumber daya ini sifatnya terbatas, untuk itu perusahaan harus mengalokasikan penggunaannya secara efisien agar tidak terjadi pemborosan. Dalam hal ini perusahaan perlu melakukan optimasi untuk mencapai tujuannya, yaitu mencapai keuntungan maksimum. Optimasi yang mungkin dilakukan adalah dengan memaksimalkan produksi atau dengan minimisasi biaya.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui jumlah produk yang dihasilkan agar mencapai keuntungan optimal, (2) Mengidentifikasi keterbatasan yang dihadapi PT. Pismatex dalam proses produksinya dan (3) Mengkaji perubahan keuntungan yang mungkin terjadi setelah dilakukan optimasi pada perusahaan PT. Pismatex.

Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, studi literatur, dan dokumentasi perusahaan. Data yang digunakan meliputi data penjualan aktual tahun 2008, tingkat produksi tahun 2008 dan jumlah tenaga kerja tahun 2009. Data yang diperoleh diformulasikan ke dalam model Linear Programming dan diolah dengan bantuansoftwareLINDO.

PT. Pismatex memproduksi busana muslim, akan tetapi produk yang diteliti hanya sebatas produk sarung, karena produk ini merupakan produk unggulan perusahaan. Selain itu, produk yang lain baru diproduksi beberapa tahun belakangan, maka masih bersifat pengembangan. Sarung yang diproduksi PT. Pismatex terdiri dari 28 jenis. Dalam penelitian ini, produk sarung dikategorikan menjadi lima kelompok berdasarkan kesamaan jenis benang yang digunakan dan kemiripan harga jualnya. Tujuan pengelompokkan produk adalah memudahkan formulasi model.

Formulasi model terdiri dari fungsi tujuan, yaitu memaksimalkan keuntungan perusahaan dan fungsi kendala, yaitu kendala bahan baku (kebutuhan benang), kendala jam tenaga kerja langsung, kendala jam mesin dan kendala permintaan. Berdasarkan hasil optimasi pada model, PT. Pismatex dapat mencapai keuntungan Rp 47.701.230.000. Angka ini melebihi keuntungan yang dicapai perusahaan pada kondisi aktualnya (Rp 42.946.352.240).

Hasil optimasi pada penggunaan seluruh sumber daya menunjukkan masih terdapat sumber daya yang belum termanfaatkan sepenuhnya. Hal ini terlihat dari adanya nilai pada slack/surplus, yang menunjukkan masih terdapat sisa pada pemakaian sumber daya. Namun demikian, pada kendala bahan baku dan permintaan terdapat beberapa nilai slack/surplus 0, artinya terdapat nilai positif pada reduced cost yang menunjukkan penambahan tingkat keuntungan sebesar nilaireduced cost.


(3)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh:

FARIS ANDINOVA YULIAWAN H24051223

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(4)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

KAJIAN OPTIMASI UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT. PISMATEX, PEKALONGAN

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh:

Faris Andinova Yuliawan H24051223

Menyetujui, September 2009

Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono Mintarto Munandar, M. Sc Ketua Departemen


(5)

iii

Penulis dilahirkan di Pekalongan pada tanggal 18 Juli 1987. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara pasangan Mu’Anas Budi

Setyono,SH dan Noviyanti.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Muhammadyah III Pekajangan pada tahun 1999, kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di SLTP Muhammadyah Pekajangan. Pada tahun 2002, Penulis kembali melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 2 Pekalongan. Selanjutnya pada tahun 2005, Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) dengan sistem Mayor Minor dan diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), IPB.

Selama duduk di bangku perkuliahan penulis aktif dalam organisasi, diantaranya adalah Organisasi Mahasiswa Daerah Ikatan Mahasiswa Pekalongan-Batang (OMDA Imapeka) sebagai ketua umum pada tahun kepengurusan 2007-2008 dan Centre of Management atau lebih dikenal COM@ sebagai Direktur Finance pada tahun kepengurusan 2008-2009. Selain itu penulis juga aktif mengikuti acara-acara seminar yang diadakan di IPB dan pernah berpartisipasi dalam kepanitian.


(6)

iv

Alhamdulillaahi Rabbil’aalamiin, segala puji dan syukur hanya milik

Allah SWT, karena atas segala rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Kajian Optimasi Untuk Meningkatkan Profitabilitas Pada PT. Pismatex, Pekalongan” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis dibantu oleh banyak pihak baik secara moril maupun materil dan secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA sebagai dosen

pembimbing yang telah meluangkan waktu, memberikan arahan, petunjuk, saran, motivasi dan kemudahan kepada penulis.

2. Bapak Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M.Ec dan Ibu Farida Ratnadewi, SE, MM

selaku dosen penguji yang telah banyak memberi masukan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Papa dan Mamaku tercinta yang telah dengan tulus ikhlas mendidik dan merawatku hingga aku mampu berdiri sendiri.

4. Mas Alen dan Adek-adekku tersayang (Nopan dan Ita) yang telah memberikan indahnya rasa persaudaraan serta kasih sayangnya.

5. Maulisa Dwi Haryaning yang seringkali menemani dan membantuku dalam penyusunan skripsi.

6. Bapak Ricsa yang telah mengijinkan dilakukannya penelitian di PT. Pismatex, Pak Bambang, Bu Ijah, Mas Slamet dan Mas Lukman yang telah membantu dalam proses pengambilan data.

7. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manejemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB.

8. Levi, Feri, Heni, Try, Rara, Riri, Anggi, Tawang, Dewi (The Crew). 9. Fandy, Momon, Galih, Iqbal, Wibi, Eko, Sandi (Pobsi).

10. Lutfan, Epe, Nope, Nina, Indri, Lonik, Dinda, Furi, Yeyen, Uti, Ka Duta (SePS).


(7)

v

12. Teman-Teman seperjuangan Manajemen 41, 43 dan 44.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan teman-teman semua.

Penulis sangat menyadari masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam skripsi ini, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa mendatang, agar bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, 31 Agustus 2009


(8)

vi

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sarung... 5

2.2. Industri Manufaktur... 7

2.3. Sistem Produksi ... 7

2.4. Faktor Produksi Perusahaan ... 9

2.5. Profitabilitas Perusahaan ... 13

2.6. Optimasi Produksi... 15

2.7. Model Optimasi ... 16

2.8. Linear Programming ... 17

2.9. Analisis Sensitivitas ... 21

2.10. Lindo ... 21

2.11. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 22

III.METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran... 23

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

3.3. Pengumpulan Data ... 25

3.4. Pengolahan dan Analisis Data ... 26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 32

4.2 Perumusan Model Linear Programming ... 42

4.3 Hasil Optimasi Fungsi Tujuan ... 54

4.4 Hasil Optimasi Penggunaan Sumber Daya... 58

4.5 Analisis Sensitivitas ... 62


(9)

vii

2. Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA... 72 LAMPIRAN... 74


(10)

viii

No. Halaman

1. Data penjualan produk sarung pada tahun 2008... 3

2. Tenaga kerja PT. Pismatex ... 40

3. Jam kerja pihak manajemen PT. Pismatex, Pekalongan ... 40

4. Sistemshiftingkaryawan unit produksi PT. Pismatex, Pekalongan... 41

5. Peubah keputusan ... 43

6. Kontribusi keuntungan kelompok produk... 44

7. Pemakaian bahan baku... 46

8. Pembagian jumlah tenaga kerja pershift... 48

9. Ketersediaan jam tenaga kerja langsung ... 48

10. Koefisien kebutuhan jam tenaga kerja langsung ... 49

11. Ketersediaan jam mesin ... 51

12. Tingkat produksi sarung dalam kondisi aktual dan optimal di PT. Pismatex pada tahun 2008 ... 54

13. Keuntungan penjualan aktual sarung pada tahun 2008... 57

14. Hasil optimasi penggunaan benang ... 59

15. Hasil optimasi penggunaan jam tenaga kerja langsung ... 59

16. Hasil optimasi penggunaan jam mesin... 60

17. Hasil optimasi penggunaan jumlah permintaan... 61

18. Analisis sensitivitas nilai koefisien fungsi tujuan... 63

19. Selang kepekaan ketersediaan bahan baku... 65

20. Selang kepekaan ketersediaan jam TKL ... 66

21. Selang kepekaan ketersediaan jam mesin ... 66


(11)

Disusun Oleh :

FARIS ANDINOVA YULIAWAN

H24051223

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(12)

Profitabilitas Pada PT. Pismatex, Pekalongan. Di bawah bimbingan H. Musa Hubeis.

Dalam proses produksi, PT. Pismatex menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan produk. Sumber daya ini sifatnya terbatas, untuk itu perusahaan harus mengalokasikan penggunaannya secara efisien agar tidak terjadi pemborosan. Dalam hal ini perusahaan perlu melakukan optimasi untuk mencapai tujuannya, yaitu mencapai keuntungan maksimum. Optimasi yang mungkin dilakukan adalah dengan memaksimalkan produksi atau dengan minimisasi biaya.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui jumlah produk yang dihasilkan agar mencapai keuntungan optimal, (2) Mengidentifikasi keterbatasan yang dihadapi PT. Pismatex dalam proses produksinya dan (3) Mengkaji perubahan keuntungan yang mungkin terjadi setelah dilakukan optimasi pada perusahaan PT. Pismatex.

Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, studi literatur, dan dokumentasi perusahaan. Data yang digunakan meliputi data penjualan aktual tahun 2008, tingkat produksi tahun 2008 dan jumlah tenaga kerja tahun 2009. Data yang diperoleh diformulasikan ke dalam model Linear Programming dan diolah dengan bantuansoftwareLINDO.

PT. Pismatex memproduksi busana muslim, akan tetapi produk yang diteliti hanya sebatas produk sarung, karena produk ini merupakan produk unggulan perusahaan. Selain itu, produk yang lain baru diproduksi beberapa tahun belakangan, maka masih bersifat pengembangan. Sarung yang diproduksi PT. Pismatex terdiri dari 28 jenis. Dalam penelitian ini, produk sarung dikategorikan menjadi lima kelompok berdasarkan kesamaan jenis benang yang digunakan dan kemiripan harga jualnya. Tujuan pengelompokkan produk adalah memudahkan formulasi model.

Formulasi model terdiri dari fungsi tujuan, yaitu memaksimalkan keuntungan perusahaan dan fungsi kendala, yaitu kendala bahan baku (kebutuhan benang), kendala jam tenaga kerja langsung, kendala jam mesin dan kendala permintaan. Berdasarkan hasil optimasi pada model, PT. Pismatex dapat mencapai keuntungan Rp 47.701.230.000. Angka ini melebihi keuntungan yang dicapai perusahaan pada kondisi aktualnya (Rp 42.946.352.240).

Hasil optimasi pada penggunaan seluruh sumber daya menunjukkan masih terdapat sumber daya yang belum termanfaatkan sepenuhnya. Hal ini terlihat dari adanya nilai pada slack/surplus, yang menunjukkan masih terdapat sisa pada pemakaian sumber daya. Namun demikian, pada kendala bahan baku dan permintaan terdapat beberapa nilai slack/surplus 0, artinya terdapat nilai positif pada reduced cost yang menunjukkan penambahan tingkat keuntungan sebesar nilaireduced cost.


(13)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh:

FARIS ANDINOVA YULIAWAN H24051223

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(14)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

KAJIAN OPTIMASI UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT. PISMATEX, PEKALONGAN

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh:

Faris Andinova Yuliawan H24051223

Menyetujui, September 2009

Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono Mintarto Munandar, M. Sc Ketua Departemen


(15)

iii

Penulis dilahirkan di Pekalongan pada tanggal 18 Juli 1987. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara pasangan Mu’Anas Budi

Setyono,SH dan Noviyanti.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Muhammadyah III Pekajangan pada tahun 1999, kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di SLTP Muhammadyah Pekajangan. Pada tahun 2002, Penulis kembali melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 2 Pekalongan. Selanjutnya pada tahun 2005, Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) dengan sistem Mayor Minor dan diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), IPB.

Selama duduk di bangku perkuliahan penulis aktif dalam organisasi, diantaranya adalah Organisasi Mahasiswa Daerah Ikatan Mahasiswa Pekalongan-Batang (OMDA Imapeka) sebagai ketua umum pada tahun kepengurusan 2007-2008 dan Centre of Management atau lebih dikenal COM@ sebagai Direktur Finance pada tahun kepengurusan 2008-2009. Selain itu penulis juga aktif mengikuti acara-acara seminar yang diadakan di IPB dan pernah berpartisipasi dalam kepanitian.


(16)

iv

Alhamdulillaahi Rabbil’aalamiin, segala puji dan syukur hanya milik

Allah SWT, karena atas segala rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Kajian Optimasi Untuk Meningkatkan Profitabilitas Pada PT. Pismatex, Pekalongan” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis dibantu oleh banyak pihak baik secara moril maupun materil dan secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA sebagai dosen

pembimbing yang telah meluangkan waktu, memberikan arahan, petunjuk, saran, motivasi dan kemudahan kepada penulis.

2. Bapak Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M.Ec dan Ibu Farida Ratnadewi, SE, MM

selaku dosen penguji yang telah banyak memberi masukan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Papa dan Mamaku tercinta yang telah dengan tulus ikhlas mendidik dan merawatku hingga aku mampu berdiri sendiri.

4. Mas Alen dan Adek-adekku tersayang (Nopan dan Ita) yang telah memberikan indahnya rasa persaudaraan serta kasih sayangnya.

5. Maulisa Dwi Haryaning yang seringkali menemani dan membantuku dalam penyusunan skripsi.

6. Bapak Ricsa yang telah mengijinkan dilakukannya penelitian di PT. Pismatex, Pak Bambang, Bu Ijah, Mas Slamet dan Mas Lukman yang telah membantu dalam proses pengambilan data.

7. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manejemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB.

8. Levi, Feri, Heni, Try, Rara, Riri, Anggi, Tawang, Dewi (The Crew). 9. Fandy, Momon, Galih, Iqbal, Wibi, Eko, Sandi (Pobsi).

10. Lutfan, Epe, Nope, Nina, Indri, Lonik, Dinda, Furi, Yeyen, Uti, Ka Duta (SePS).


(17)

v

12. Teman-Teman seperjuangan Manajemen 41, 43 dan 44.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan teman-teman semua.

Penulis sangat menyadari masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam skripsi ini, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa mendatang, agar bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, 31 Agustus 2009


(18)

vi

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sarung... 5

2.2. Industri Manufaktur... 7

2.3. Sistem Produksi ... 7

2.4. Faktor Produksi Perusahaan ... 9

2.5. Profitabilitas Perusahaan ... 13

2.6. Optimasi Produksi... 15

2.7. Model Optimasi ... 16

2.8. Linear Programming ... 17

2.9. Analisis Sensitivitas ... 21

2.10. Lindo ... 21

2.11. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 22

III.METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran... 23

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

3.3. Pengumpulan Data ... 25

3.4. Pengolahan dan Analisis Data ... 26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 32

4.2 Perumusan Model Linear Programming ... 42

4.3 Hasil Optimasi Fungsi Tujuan ... 54

4.4 Hasil Optimasi Penggunaan Sumber Daya... 58

4.5 Analisis Sensitivitas ... 62


(19)

vii

2. Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA... 72 LAMPIRAN... 74


(20)

viii

No. Halaman

1. Data penjualan produk sarung pada tahun 2008... 3

2. Tenaga kerja PT. Pismatex ... 40

3. Jam kerja pihak manajemen PT. Pismatex, Pekalongan ... 40

4. Sistemshiftingkaryawan unit produksi PT. Pismatex, Pekalongan... 41

5. Peubah keputusan ... 43

6. Kontribusi keuntungan kelompok produk... 44

7. Pemakaian bahan baku... 46

8. Pembagian jumlah tenaga kerja pershift... 48

9. Ketersediaan jam tenaga kerja langsung ... 48

10. Koefisien kebutuhan jam tenaga kerja langsung ... 49

11. Ketersediaan jam mesin ... 51

12. Tingkat produksi sarung dalam kondisi aktual dan optimal di PT. Pismatex pada tahun 2008 ... 54

13. Keuntungan penjualan aktual sarung pada tahun 2008... 57

14. Hasil optimasi penggunaan benang ... 59

15. Hasil optimasi penggunaan jam tenaga kerja langsung ... 59

16. Hasil optimasi penggunaan jam mesin... 60

17. Hasil optimasi penggunaan jumlah permintaan... 61

18. Analisis sensitivitas nilai koefisien fungsi tujuan... 63

19. Selang kepekaan ketersediaan bahan baku... 65

20. Selang kepekaan ketersediaan jam TKL ... 66

21. Selang kepekaan ketersediaan jam mesin ... 66


(21)

ix

No. Halaman

1. Manufaktur sebagai prosesinput-output... 7

2. Kurva kemungkinan produksi ... 11

3. Kurvaisorevenue... 11

4. Kurva penerimaan maksimum... 12


(22)

x

No. Halaman

1. Struktur organisasi PT. Pismatex ... 75 2. Flow chartproduksi sarung ... 76 3. Rincian peubah keputusan... 77 4. Daftar harga produk ... 78 5. Jumlah dan hari kerja produksi ... 80 6. Persentase produksi tiap produk ... 81 7. Data rincian penjualan produk ... 83 8. Formulasi model ... 85 9. Hasil optimasi... 88


(23)

1.1. Latar Belakang

Saat ini permasalahan yang menjadi perhatian banyak perusahaan adalah masalah optimasi, karena perusahaan kecil maupun perusahaan yang sudah memiliki nama di mata masyarakat sekalipun memiliki permasalahan yang sama, yaitu masalah pengalokasian sumber daya. Optimasi bertujuan untuk mencapai suatu kondisi terbaik dari berbagai alternatif-alternatif yang mengandung kendala-kendala. Kondisi yang diharapkan perusahaan adalah tercapainya keuntungan maksimum, sedangkan kendalanya adalah keterbatasan sumber daya yang dimilikinya (Soekartawi, 1992).

Salah satu cara untuk mempertahankan kelangsungan perusahaan adalah semakin efisien dalam menggunakan sumber daya, tetapi menghasilkan keuntungan yang sama besar atau lebih besar. Banyak keputusan manajemen perusahaan berkaitan dengan usaha untuk menggunakan ketersediaan sumber daya dengan cara yang paling efektif. Sumber daya yang dibutuhkan perusahaan tersebut biasanya meliputi bahan baku, mesin-mesin, tenaga kerja, modal usaha dan waktu. Penggunaan sumber daya secara tepat dan efisien dapat meningkatkan keuntungan perusahaan, karena selain meminimumkan pemborosan dalam arti meminimumkan biaya produksi, perusahaan juga dapat memaksimalkan jumlah produk yang dapat dihasilkan.

PT. Pismatex adalah salah satu perusahaan yang berusaha memaksimalkan keuntungannya. Perusahaan ini bergerak di bidang industri tekstil (sarung) dengan kapasitas produksi 7.184.794 unit sarung/tahun (PT. Pismatex, 2008). Dalam upaya meningkatkan keuntungannya, pemilik telah berusaha memilih lokasi strategik, membangun unit bisnis yang memproduksi kebutuhan bahan baku utamanya, yaitu perusahaan benang, mendirikan kantor-kantor di beberapa kota yang berfungsi sebagai agen pemasaran perusahaan, bahkan terdapat agen yang berlokasi di pelabuhan untuk keperluan ekspor ke negara lain.


(24)

Perusahaan tekstil ini memiliki keuntungan lokasi, yaitu dekat dengan sumber bahan baku, tersedianya pasar tenaga kerja murah, dan pasar konsumen. Perusahaan ini berlokasi di Jl. Raya Buaran, Pekalongan, di mana lokasi tersebut merupakan lokasi yang ditetapkan pemerintah untuk digunakan sebagai kawasan industri. Namun demikian, penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan harus direncanakan secara tepat, agar perusahaan dapat mencapai tujuannya. Keterbatasan jumlah sumber daya ini membuat perusahaan perlu melakukan optimasi, yaitu mengefisienkan sumber daya untuk menghasilkan produknya dalam jumlah lebih banyak.

PT. Pismatex telah menjangkau hampir seluruh wilayah Indonesia, diantaranya adalah Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Sumatera, Riau dan Bengkulu. Selain itu PT. Pismatex telah memperluas jangkauan pasarnya ke luar negeri, yaitu Malaysia, Brunai, Pilipina, Singapura dan Timur Tengah (PT. Pismatex, 2006). Sejauh ini perusahaan mampu memenuhi permintaan konsumen tanpa banyak kendala. Namun demikian, dengan digunakannya metode optimasi, tentunya perusahaan akan lebih baik dalam menjalankan operasional perusahaan dan tentunya tingkat keuntungan perusahaan akan semakin meningkat.

1.2. Perumusan Masalah

Setiap perusahaan tentunya memiliki tujuan yang sama, yaitu mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya dengan biaya seminimal mungkin. Namun dalam mencapai hal tersebut, tentunya keterbatasan-keterbatasan akan muncul sebagai kendala yang menghadang tujuan dari perusahaan. Umumnya perusahaan yang berproduksi lebih dari satu jenis produk akan kesulitan dengan ketersediaan sumber daya yang terbatas, dengan terbatasnya sumber daya menuntut adanya alokasi sumber daya yang cermat dan seefisien mungkin untuk dapat menghasilkan tingkat produksi tertentu. Untuk itu diperlukan optimasi agar sumber daya yang tersedia dapat digunakan secara optimal, agar diperoleh tingkat produksi optimal dan biaya produksi yang dikeluarkan dapat ditekan.

PT. Pismatex merupakan perusahaan memproduksi pakaian muslim. Jenis produk yang dihasilkan perusahaan ini adalah kain sarung, baju koko


(25)

dan busana wanita. Namun dalam penelitian ini dititikberatkan pada produk sarungnya, karena merupakan produk unggulan (jumlah produksi dan volume penjualan paling besar diantara produk yang lain) perusahaan. Selain itu, produk baju koko dan busana muslim masih bersifat pengembangan.

Hasil akhir dari suatu proses produksi adalah produk atau output. Dalam proses produksi, langkah awal yang dilakukan adalah perencanaan produksi yang sesuai dengan permintaan pasar dan sumber daya tersedia. Namun dalam pelaksanaannya cukup sulit dengan adanya biaya-biaya produksi yang selalu meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah produksi.

Perbedaan tingkat produksi berperan terhadap penggunaan sumber daya tiap bulannya, terutama untuk penggunaan sumber daya yang relatif konstan seperti tenaga kerja dan tenaga mesin. Produksi meningkat biasanya terjadi menjelang hari-hari besar, sedangkan produksi normal biasanya terjadi selain hari-hari besar. Untuk lebih memperjelas keadaan, pada Tabel 1 disajikan data penjualan PT. Pismatex pada tahun 2008.

Tabel 1. Data penjualan produk sarung pada tahun 2008

Bulan Jumlah Penjualan Produk (Unit)

Januari 598.866

Februari 606.466

Maret 687.948

April 560.592

Mei 499.912

Juni 712.133

Juli 574.129

Agustus 700.606

September 383.182

Oktober 369.202

November 539.239

Desember 409.704

Sumber : PT. Pismatex Pekalongan, 2008.

Perusahaan dihadapkan pada permasalahan untuk memenuhi permintaan pasar fluktuatif dengan keterbatasan sumber daya yang ada. Keterbatasan sumber daya yang dimaksud adalah hal yang membatasinya, yaitu kekurangan ataupun kelebihannya. Sebagai contoh, sumber daya tenaga kerja pada kondisi produksi rendah, perusahaan melakukan pengalokasian


(26)

tenaga kerja yang berlebih ke divisi yang lain dan menghadapi kondisi produksi meningkat, perusahaan mengambil keputusan menambah tenaga kerja dengan sistem kontrak.

Dampak yang diakibatkan oleh pasar fluktuatif akan mempengaruhi penggunaan sumber daya. Perusahaan mengharapkan adanya kesesuaian antara sumber daya terpakai dan tersedia, agar tercapai kondisi optimal, sehingga tujuan perusahaan dalam meningkatkan keuntungannya dapat terwujud. Pencapaian kondisi optimal perusahaan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu memaksimalkan jumlah produksi atau meminimalkan biayanya.

Permasalahan di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Seberapa banyak produksi yang harus dilakukan PT. Pismatex untuk mencapai keuntungan optimal ?

2. Kendala apakah yang harus diperhatikan dalam optimasi produksi PT. Pismatex ?

3. Apakah keuntungan perusahaan masih dapat ditingkatkan setelah dilakukan proses optimasi ?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui jumlah produk yang dihasilkan untuk mencapai keuntungan optimal.

2. Mengidentifikasi keterbatasan yang dihadapi PT. Pismatex dalam proses produksinya.

3. Mengkaji perubahan keuntungan yang mungkin terjadi setelah dilakukan optimasi pada perusahaan PT. Pismatex.


(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sarung

Sarong atau sarung adalah lembaran kain yang besar, seringkali dibelitkan pada pinggang dan dipakai sebagai rok oleh pria dan wanita di hampir seluruh negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara, semenanjung Afrika dan kepulauan Pasifik. Kain ini seringkali berwarna mencolok atau dicetak dengan pola yang rumit, seringkali menggambarkan binatang atau tumbuhan, pola petak-petak persegi atau geometris, atau menyerupai hasil dari celupan ikat. Sarung juga dipakai sebagai hiasan tembok dan bentuk-bentuk lain dari pakaian, seperti syal, gendongan bayi, baju lengkap atau busana untuk badan bagian atas.

Sarung merupakan bagian busana yang penting di Indonesia, dan dipakai oleh pria, wanita dan anak-anak. Sarung merupakan pakaian yang sederhana dan nyaman dipakai pada saat cuaca sedang panas dan lembab. Sebagai aturan umum, sarung pelekat katun, dengan desain kotak-kotak persegi, merupakan pilihan para pria, sementara para wanita seringkali memakai katun yang dicetak mesin dengan desain batik (batik adalah istilah umum untuk merujuk pada teknik pencelupan kain ke dalam lilin; tulis adalah nama batik bermutu tinggi yang dikerjakan dengan tangan, dimana

pengerjaannya menggunakan kuas lilin panas yang dikenal sebagai “canting”. Desain dengan blok tangan disebut cap dan merupakan kain batik yang umum dan diproduksi secara massal). Pengerjaan sarung tulis yang terbaik dapat memakan waktu sembilan bulan atau lebih dan ini menunjukkan kekayaan, derajat sosial dan gaya.

Bergerak ke utara, seluruh pantai utara Jawa dikenal sebagai pasisir, sebuah istilah dalam Bahasa Indonesia yang berarti “area pesisir”. Perniagaan antara pelabuhan pada pesisir ini, India dan China dimulai pada awal abad kelima dan meningkat pesat dari tahun 1400, ketika pedagang Arab muslim dari Gujarat dan pantai Coromandel di India, maupun dari China,


(28)

membangun pelabuhan perdagangan yang lebih permanen. Seperti halnya Selat Malaka di dekatnya, pantai utara Jawa secara ideal diposisikan untuk mengambil bagian dalam perdagangan rempah-rempah yang menghubungkan kepulauan Indonesia dengan Timur Tengah , India, China dan Eropa.

Dimulai pada awal tahun 1500, perdagangan rempah-rempah menarik perhatian Portugis, Belanda dan belakangan, British East India Company. Ada tujuh pelabuhan perdagangan pesisir utama : Cirebon, Pekalongan, Semarang, Demak (tempat kelahiran Islam di Jawa pada akhir abad 15), Lasem, Gresik, dan Surabaya. Pada pasar-pasar ini, sarung batik terbaik dari Jawa Tengah sebagaimana sarung pelekat, biasanya diimpor dari India, ditukar dengan cengkeh, pala dan bumbu-bumbu lain dari Maluku. Sarung pelekat sangat terkenal dan segera dipakai sebagai pakaian sehari-hari oleh pelaut pedagang pada masa itu. Berdasarkan Hobson Jobson : The Anglo-Indian Dictionary, sarung pelekat mendapatkan namanya dari Pulicat, kepemilikan Belanda pertama di pantai Coromandel di India Selatan, di sebelah utara Madras, dari mana pabrik katun Belanda mengekspor sarung kotak-kotak dan persegi ke pesisir dan tempat-tempat lain di Asia Tenggara pada awal tahun 1611.

Percampuran budaya sepanjang pesisir pada akhirnya menuntun pada corak sarung batik regional khusus yang berkembang dari kurang lebih tahun 1800 sampai pertengahan tahun 1940. Peleburan desain Islam, Jawa, China, Belanda dan Indo-Eropa, telah membuat sarung pesisir menggunakan warna lebih bebas, sebagaimana juga motif baru, tata letak dan pola, termasuk desain wallpaper Eropa, dimana kesemuanya kontras dengan pola klasik formal dan kaku. Pusat dari sarung batik pesisir adalah Pekalongan. Pada tahun 1880an, bengkel-bengkel Indo-Eropa seperti Eliza Van Zuylen bereksperimen dengan pewarna kimia baru aniline yang dikombinasikan dengan pewarna tradisional dari tumbuh-tumbuhan; sarung terbaru ini diperdagangkan di seluruh Asia Tenggara dan pada akhirnya menjadi bagian dari corak mode Indonesia-Malaysia-China (http://www.gajahduduk.com/i-sarong.htm, 2009).


(29)

Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Proses Operasi Manufaktur

Keluaran Produk Jadi Masukan

Bahan Baku

2.2. Industri Manufaktur

Manufaktur berasal dari kata manufacture yang berarti membuat dengan tangan (manual) atau dengan mesin, sehingga menghasilkan sesuatu barang (Prawirosentono, 2007). Secara umum, manufaktur menurut Prawirosentono (2007) adalah kegiatan memproses suatu barang atau beberapa bahan menjadi barang lain yang mempunyai nilai tambah yang lebih besar atau kegiatan-kegiatan memproses pengolahan input menjadi

output. Contoh industri manufaktur adalah industri tekstil, industri obat, industri semen, industri alat-alat rumah tangga, industri perkayuan dan industrian makan.

Proses manufaktur dapat dijabarkan dalam kerangka masukan-keluaran seperti terlihat pada Gambar 1. Masukannya berupa bahan baku; selanjutnya bahan baku dikonversi (dengan bantuan peralatan, waktu, keahlian, uang, manajemen, dan sebagainya) menjadi keluaran yang disebut sebagai produk akhir. Pengendalian produksi berkepentingan dengan peramalan atau perkiraan keluaran, penentuan input yang dibutuhkan, perencanaan dan pengolahan bahan baku berdasarkan urutan produksi atau konversi yang dibutuhkan.

Gambar 1. Manufaktur sebagai proses input-output (Biegel dalam Kusuma, 2004)

2.3. Sistem Produksi

Produksi adalah proses penciptaan barang dan jasa (Heizer dan Render, 2005). Menurut Baroto (2002), produksi adalah proses pengubahan bahan baku menjadi produk jadi. Produksi adalah pembuatan atau penambahan arti,


(30)

bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi, sehingga lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia.

Sistem produksi menurut Baroto (2002) adalah :

1. Suatu sistem yang membuat produk (merubah bahan baku menjadi barang) yang melibatkan fungsi manajemen (bersifat abstrak) untuk merencanakan dan mengendalikan proses pembuatan tersebut.

2. Suatu teknik untuk merencanakan dan mengendalikan produksi (bersifat abstrak) dan tidak membahas proses pembuatan produk.

Menurut Assauri (2004), proses produksi dapat diartikan sebagai cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana). Komponen atau unsur struktural yang membentuk sistem produksi terdiri dari : bahan (material), mesin dan peralatan, tenaga kerja, modal, energi, informasi dan tanah. Sedangkan komponen atau elemen fungsional terdiri dari supervise, perencanaan, pengendalian, koordinasi dan kepemimpinan yang semuanya berkaitan dengan manajemen dan organisasi.

Proses produksi terdiri dari beberapa sub proses produksi, misalkan proses pengolahan bahan baku menjadi komponen, perakitan komponen menjadi sub assembly dan proses perakitan sub assembly menjadi produk jadi.

Beberapa tipe proses produksi menurut Handoko (2000) adalah : 1. Aliran Garis

Proses produksi dari bahan mentah sampai menjadi produk akhir dan urutan-urutan operasi yang digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa selalu tetap. Terdiri dari produksi massa (mass production) dan produksi terus menerus (continuous production). Produksi massa kumpulan produk dalam jumlah besar dengan mengikuti serangkaian operasi yang sama dengan kumpulan produk sebelumnya.

2. AliranIntermitten(job shop)

Proses produksi dalam kumpulan-kumpulan atau kelompok-kelompok barang yang sejenis pada interval-interval waktu yang terputus-putus.


(31)

Operasiintermitten dapat diterapkan dalam produksi barang-barang yang tidak distandarisasi atau volume produksinya rendah.

3. Proyek

Proses produksi digunakan untuk memproduksi produk-produk khusus atau unik, seperti kapal, pesawat terbang, peluru, jembatan, gedung, pekerjaan seni, peralatan-peralatan khusus, dan sebagainya.

4. Proses produksi untuk pesanan

Memproduksi barang dan jasa-jasa atas dasar permintaan atau pesanan tertentu langganan akan suatu produk.

5. Produksi untuk persediaan

Produksi digunakan untuk persediaan barang dan untuk memenuhi permintaan yang tidak pasti dan merencanakan kebutuhan kapasitas.

2.4. Faktor Produksi Perusahaan

Perusahaan merupakan suatu organisasi yang membeli dan merekrut sumber daya (input/faktor produksi) dan menjualnya sebagai barang dan jasa. Bagi setiap perusahaan, tujuan utama dalam seluruh kegiatannya adalah menjaga kontinuitas usaha sekaligus memaksimalkan keuntungan serta menghindari kerugian.

Produksi merupakan serangkaian kegiatan menggunakan sumber daya (input) guna menghasilkan barang atau jasa. Proses produksi dimulai dengan adanya permintaan barang atau jasa, penyediaan input yang mendukung, proses transformasi dan terciptanya hasil produksi berupa barang dan jasa.

Dalam pelaksanaanya diperlukan suatu wadah untuk menyatukan semua aktivitas di atas, sehingga menghasilkan output, atau dikenal dengan istilah manajemen produksi dan operasi. Menurut Handoko (2000) yang dimaksud dengan manajemen produksi dan operasi adalah usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan faktor-faktor produksi, tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa.

Proses transformasi faktor-faktor produksi atau input menjadi hasil produksi atau output dapat dijelaskan dengan suatu rumusan matematik.


(32)

Rumusan yang dimaksud adalah fungsi produksi dimana di dalamnya terdapat hubungan antara jumlahoutputyang dihasilkan dengan jumlahinput

yang digunakan. Maksudnya seberapa banyak input yang akan digunakan untuk menghasilkan satu-satuanoutput.

Menurut Teken dan Asnawi (1997), yang dimaksud dengan fungsi produksi adalah hubungan fisik atau hubungan teknik antara faktor-faktor produksi yang dipakai dengan jumlah produksi yang dihasilkan per satuan waktu tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga faktor produksi yang dipakai maupun harga produksi yang dihasilkan. Banyaknya produksi yang dihasilkan tergantung pada faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi bersangkutan. Besarnya produksi yang dicapai dan tingkat harga

outputyang berlaku akan mempengaruhi pula pendapatan yang diperoleh. Dari pendapat-pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan fungsi produksi adalah kombinasi terbaik dari penggunaan

input untuk menghasilkan output, guna memaksimalkan keuntungan perusahaan. Menurut Nicholson (1995), penentuan kombinasi produksi yang optimum dapat dijelaskan melalui kurva kemungkinan produksi (KKP) dimana kurva ini menunjukkan semua kombinasi keluaran (output) yang dapat dihasilkan oleh satuan ekonomi tertentu dengan menggunakan sumber daya tertentu.

Gambaran keadaan di atas dapat diformulasikan ke dalam kurva penerimaan maksimum (Gambar 4). Kurva ini merupakan perpaduan antara kurva kemungkinan produksi (Gambar 2) dengan kurva peneriman (Gambar 3).


(33)

Y

Y0

Y1

Y2

X X2

X1

X0

Keterangan :

X0: Jumlah Produk X pada titik 0 X1: Jumlah Produk X pada titik 1 X2: Jumlah Produk X pada titik 2 Y0: Jumlah Produk Y pada titik 0 Y1: Jumlah Produk Y pada titik 1 Y2: Jumlah Produk Y pada titik 2

X P3

P2

Y

P1

Keterangan :

P1: Kurva penerimaan pada titik 1 P2: Kurva penerimaan pada titik 2 P3: Kurva penerimaan pada titik 3 Gambar 2.Kurva kemungkinan produksi(Sudarsono, 1989)

Di mana titik potong sumbu Y menggambarkan kuantitas maksimal produk yang dapat dihasilkan oleh perusahaan seandainya faktor produksi (misal, modal dan tenaga kerja) digunakan untuk memproduksi produk Y. Sebaliknya dengan titik potong kurva kemungkinan produksi dengan sumbu X yang merupakan pencerminan keadaan seandainya semua tenaga kerja dan modal yang dimiliki perusahaan digunakan untuk memproduksi produk X saja (Sudarsono, 1989). Untuk mengetahui berapa kombinasi produk yang dapat dijual produsen untuk memberikan penerimaan tertentu ditunjukkan oleh kurvaiso-revenue.


(34)

Berdasarkan Gambar 3, titik Y adalah penerimaan yang dapat diperoleh seandainya hanya memproduksi barang Y. Titik X adalah penerimaan yang diperoleh seandainya hanya memproduksi barang X sedangkan P adalah penerimaan yang tidak berubah jumlahnya. Dari kedua kurva, kurva kemungkinan produksi dan kurva isorevenue, diperoleh titik persinggungan yang merupakan titik optimal pendapatan produsen (Gambar 4).

Gambar 4.Kurva penerimaan maksimum(Sudarsono, 1989)

Berdasarkan Gambar 4, diasumsikan perusahaan memproduksi dua jenis barang, yaitu X dan Y dengan sumber daya yang ada. Kurva kemungkinan produksi antara X dan Y, serta batas kemungkinan produksi yang dapat dicapai dan yang tidak dapat dicapai dibatasi oleh kurva UV. Batas kemungkinan produksi yang dapat dicapai tanpa menghabiskan sumber daya yang tersedia terletak di sebelah kiri bawah kurva. Sedangkan batas kemungkinan produksi yang tidak dapat dicapai terletak di sebelah kana atas kurva.

Diasumsikan terjadi perubahan harga dari P1 ke P2. Dari gambar

tersebut diperoleh dua titikekuilibriumpada titik persinggungan antara kurva

isorevenue dan kurva kemungkinan produksi. Pada titik E1 perusahaan

memproduksi barang X1 dan Y1, akibat dari adanya perubahan harga, maka

titik ekuilibrium bergeser ke titik E2. Produksi produk X akan mengalami

pergeseran dari X1ke X2atau mengalami penurunan produksi tetapi produksi

produk Y mengalami peningkatan dari Y1ke Y2. Bentuk kurva kemungkinan

Keterangan :

X1 : Jumlah Produk X pada titik 1 X2 : Jumlah Produk X pada titik 2 Y1 : Jumlah Produk Y pada titik 1 Y2 : Jumlah Produk Y pada titik 2 UV : Kurva kemungkinan produksi P1 : Kurvaisorevenuepada titik 1 P2 : Kurvaisorevenuepada titik 2 E1 : Titik equilibrium pada titik 1 E2 : Titik equilibrium pada titik 1

X2 X1 V X

Y

U Y2 Y1


(35)

produksi yang cembung menggambarkan biaya peluang (opportunity cost), yaitu nilai yang hilang apabila memilih alternatif produksi lain.

Dalam kurva kemungkinan produksi, terdapat batas-batas kemungkinan perusahaan dapat berproduksi karena adanya keterbatasan sumber daya yang ada yang ditunjukkan oleh batas lereng miring ke bawah.

Menurut Lipsey (1994), batas kemungkinan produksi mengutarakan tiga konsep :

1. Kelangkaan (scarcity) merupakan kombinasi yang tidak dapat dicapai melebihi batas.

2. Pilihan (choice) berdasarkan kebutuhan memilih dari sejumlah titik-titik alternatif yang bisa dicapai sepanjang batas.

3. Biaya peluang berdasarkan kemiringan batas tersebut ke kanan bawah. Menurut tiga konsep di atas dapat disimpulkan bahwa keterbatasan sumber daya, mengakibatkan adanya kelangkaan, dimana pada saat ini tingkat produksi yang diharapkan tidak melebihi keterbatasan sumber daya yang ada. Selanjutnya perusahaan yang mengalami kelangkaan ini akan melakukan pemilihan atas pilihan-pilihan alternatif yang ada dan dapat dicapai sepanjang batas kemungkinan produksi. Adanya pemilihan ini menimbulkan biaya peluang yang berarti seberapa besar biaya yang dikorbankan atas pemilihan salah satu alternatif yang mungkin dibandingkan alternatif lainnya.

Menurut Sudarsono (1989), yang dimaksud dengan biaya peluang adalah biaya altenatif, dimana nilainya sama dengan besar nilai produk lain yang tidak jadi diproduksi, karena sumber ekonominya digunakan untuk memproduksi barang tertentu tersebut.

2.5. Profitabilitas Perusahaan

Profit atau laba merupakan suatu ukuran yang dapat dipakai untuk menilai hubungan antara pendapatan yang diterima dengan biaya-biaya atau beban-beban yang dikeluarkan oleh perusahaan selama periode waktu tertentu. Dengan pencapaian hasil kinerja modal manusia yang efektif, maka akan menghasilkan produktivitas optimal, sehingga dapat meningkatkan


(36)

profitabilitas yang diperoleh perusahaan dari penggunaan modal manusia sesuai kebutuhan perusahaan.

Menurut Komaruddin (1994), pengertian dari profitabilitas perusahaan adalah perhitungan mengenai kemungkinan memperoleh laba dari perusahaan dalam jangka waktu tertentu di masa mendatang. Komaruddin juga mendefinisikan profitabilitas sebagai perhitungan kemungkinan mendapatkan laba dari modal yang ditanamkan dalam jangka waktu tertentu di waktu mendatang.

Profitabilitas merupakan hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan (Brigham dan Houston, 2001). Rasio profitabilitas menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva dan utang terhadap hasil operasi.

Optimasi profitabilitas (keuntungan) perusahaan dapat dicapai dari dua pendekatan, yaitu peningkatan penjualan dan penurunan biaya total produksi. a. Penjualan

Definisi penjualan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mencari atau mengusahakan agar ada pembeli atau ada permintaan pasar yang cukup baik atau banyak terhadap barang dan jasa yang dipasarkan pada tingkat harga menguntungkan. Dilihat dari sisi fungsi pemasaran, penjualan merupakan salah satu fungsi pemasaran yang sangat penting dan menentukan, karena merupakan sumber pendapatan yang diperlukan untuk menutupi biaya. Ada tidaknya fungsi pemasaran yang lain seperti pembelian, pengangkutan, penyimpanan, standarisasi dan grading, serta penanggungan risiko sangat bergantung dari pelaksanaan penjualan (Manulang, 1991).

b. Biaya

Akuntan mendefinisikan biaya (cost) sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan/dilepaskan untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu biaya biasanya diukur dalam unit uang yang harus dikeluarkan dalam rangka mendapatkan barang/jasa. Biaya dibedakan menjadi biaya aktual (biaya yang sebenarnya terjadi) dan biaya yang dianggarkan.


(37)

Suatu konsep biaya secara khas akan menghitung biaya dalam dua tahap dasar (Horngren dan Datar, 2005), yaitu akumulasi yang kemudian dilanjutkan dengan pembebanan. Akumulasi biaya adalah kumpulan data biaya yang diorganisir dengan sejumlah cara menggunakan sarana berupa sistem akuntansi. Setelah mengakumulasi biaya, manajer membebankan biaya pada suatu obyek biaya yang telah dirancang untuk membantu pengambilan keputusan.

Manajemen membebankan biaya pada obyek biaya untuk berbagai tujuan. Biaya yang dibebankan pada suatu departemen membantu keputusan tentang tingkat efisiensi departemen. Biaya yang dibebankan pada produk membantu keputusan penetapan harga-harga untuk menganalisis bagaimana tingkat profitabilitas produk yang berbeda. Biaya yang dibebankan pada konsumen membantu manajer untuk memahami laba yang dihasilkan dari setiap konsumen dan untuk membuat keputusan bagaimana cara mengalokasi sumber daya konsumen yang berbeda. Pembebanan biaya adalah istilah umum yang terdiri atas menelusuri akumulasi biaya yang mempunyai hubungan langsung dengan objek biaya dan mengalokasikan akumulasi biaya yang mempunyai hubungan tidak langsung dengan obyek biaya.

Sistem penelusuran biaya mencatat biaya dari sumber daya yang digunakan serta menelusuri bagaimana sumber daya tersebut digunakan. Biaya variabel secara total berubah proporsional mengikuti perubahan tingkat aktivitas/volume terkait. Biaya tetap tidak akan berubah secara total untuk jangka waktu tertentu, sekalipun terjadi perubahan yang besar atas tingkat aktivitas/volume terkait. Biaya dikatakan tetap/variabel jika dikaitkan dengan suatu obyek biaya/jangka waktu tertentu.

2.6. Optimasi Produksi

Manajemen produksi pada suatu perusahaan akan selalu berusaha untuk mengatur dan merencanakan penggunaan faktor-faktor produksinya agar mampu berproduksi dengan biaya minimum dengan mencapai keuntungan pada tingkat tertentu. Tujuan perusahaan dalam memaksimalkan keuntungan


(38)

ataupun meminimumkan biaya produksi dapat tercapai melalui perencanaan optimasi produksi.

Optimasi merupakan pencapaian suatu keadaan yang terbaik, yaitu pencapaian suatu solusi masalah yang diarahkan pada batas maksimum dan minimum (Soekartawi, 1992). Persoalan optimasi meliputi optimasi tanpa kendala dan optimasi dengan kendala. Dalam optimasi tanpa kendala, faktor-faktor yang menjadi kendala terhadap suatu fungsi tujuan diabaikan sehingga dalam menentukan nilai maksimum atau minimum tidak terdapat batasan untuk berbagai pilihan peubah yang tersedia. Pada optimasi dengan kendala, faktor-faktor yang menjadi kendala pada fungsi tujuan diperhatikan dan ikut menentukan titik maksimum dan minimum fungsi tujuan (Nicholson,1995).

Supranto (1988) menyatakan bahwa optimasi dengan kendala pada dasarnya merupakan persoalan dalam menentukan nilai peubah-peubah suatu fungsi menjadi maksimum atau minimum dengan memperhatikan keterbatasan-keterbatasan yang ada. Keterbatasan tersebut meliputi semua faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi seperti lahan, tenaga kerja dan modal.

Salah satu dari teknik optimasi yang dapat dipakai untuk menyelesaikan masalah optimasi berkendala adalah teknik Linear Programming (LP) yang dapat diselesaikan dengan komputer untuk menghasilkan solusi cepat dan akurat yang bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Pada teknik optimasi harus dibentuk suatu formulasi model yang mampu menjelaskan kompleksitas dan ketidakpastian pengambilan keputusan. Model yang dibentuk akan membantu dalam menganalisa pengambilan keputusan menuju arah kerangka yang logik secara menyeluruh.

2.7. Model Optimasi

Optimasi adalah suatu pendekatan normatif untuk mengidentifikasikan suatu penyelesaian terbaik dalam pengambilan keputusan suatu permasalahan. Dalam optimasi ini, permasalahan akan diselesaikan untuk mendapatkan hasil terbaik sesuai dengan batasan yang diberikan (Maarif dalam Luthfiyanti, 2003).


(39)

Optimasi memiliki tiga unsur dasar :

1. Fungsi obyektif yang akan dimaksimumkan atau minimumkan. Sebagai contoh dalam proses produksi dapat dimaksimalkan keuntungan atau meminimalkan biaya.

2. Peubah yang akan mempengaruhi nilai dari fungsi obyektif. Dalam permasalahan produksi, peubah yang mungkin muncul ialah jumlah dari berbagai jenis sumber daya yang digunakan atau waktu yang dihabiskan untuk setiap aktifitas.

3. Kendala yang memungkinkan peubah untuk mendapat nilai tertentu, namun mengecualikan yang lain. Dalam proses produksi, dapat dibatasi jumlah jenis sumber daya yang digunakan, membatasi modal yang tersedia, atau membatasi penggunaan lahan.

Teknik optimasi digunakan untuk fungsi yang berkendala dan tidak berkendala. Penyelesaian permasalahan dapat berbentuk persamaan dan ketidaksamaan. Unsur penting dalam masalah optimasi adalah fungsi tujuan, yang sangat bergantung pada sejumlah berhingga peubah masukan. Peubah-peubah ini dapat tidak saling bergantung atau saling bergantung melalui satu atau lebih kendala (Bronson dalam Luthfiyanti, 2003).

2.8. Linear Programming

LP merupakan suatu teknik riset operasi yang penggunaannya sangat luas. Penemu LP adalah George B. Dantzig. Penerapan awal LP terutama di bidang militer (logistik dan transportasi), setelah itu berkembang pada permasalahan pemerintah dan bisnis.

Beneke and Winterboer (1973) menyatakan bahwa LP merupakan suatu metode perencanaan yang sangat bermanfaat untuk membantu dalam pengambilan keputusan memilih beberapa alternatif yang ada. Menurut Mulyono (2004), LP merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang langka untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya. Sedangkan Nasendi dan Anwar (1985) menekankan bahwa LP merupakan suatu teknik perencanaan yang bersifat analisis dengan menggunakan metode matematika,


(40)

guna menemukan beberapa kombinasi alternatif pemecahan masalah untuk kemudian memilih alternatif terbaik.

Subagyo, dkk (2000) mendefinisikan LP sebagai suatu model umum yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara optimal. Masalah tersebut timbul apabila seseorang diharuskan untuk memilih atau menentukan tingkat setiap kegiatan yang akan dilakukannya, dimana masing-masing kegiatan membutuhkan sumber daya yang sama, sedangkan jumlahnya terbatas. LP mencakup perencanaan kegiatan-kegiatan untuk mencapai suatu hasil yang optimal, yaitu suatu hasil yang mencerminkan tercapainya sasaran tertentu yang paling baik (menurut model matematis) di antara alternatif-alternatif yang mungkin, dengan menggunakan fungsi linear.

Model LP adalah bentuk matematik dari perumusan masalah umum pengalokasian sumber daya untuk berbagai kegiatan. Model LP ini menyajikan bentuk dan susunan dari masalah-masalah yang akan dipecahkan dengan teknik LP. Fungsi dalam model LP meliputi dua macam fungsi, yaitu fungsi tujuan dan fungsi kendala. Fungsi tujuan adalah fungsi yang menggambarkan tujuan/sasaran di dalam permasalahan LP yang berkaitan dengan pengaturan secara optimal sumber daya, untuk memperoleh keuntungan maksimal atau biaya minimal. Umumnya nilai yang akan dioptimalkan dinyatakan sebagai Z, sedangkan fungsi kendala merupakan bentuk penyajian secara matematik batasan ketersediaan kapasitas yang akan dialokasikan secara optimal ke berbagai kegiatan.

Asumsi dasar yang melandasi model matematik dari LP (Subagyo, dkk, 2000) adalah :

1. Proporsionalitas

Apabila peubah pengambil keputusan berubah, maka dampak peubahnya akan menyebar dalam proporsi tertentu terhadap fungsi tujuan dan fungsi kendala.

2. Aditivitas

Nilai koefisien pengambil keputusan fungsi tujuan merupakan jumlah dari nilai individu-individu dalam model LP tersebut.


(41)

3. Divisibilitas

Peubah pengambil keputusan dapat dibagi ke dalam pecahan-pecahan apabila diperlukan. Maksudnya peubah pengambil keputusan tidak harus berupa bilangan integer (0 dan 1), atau bulat.

4. Deterministik

Semua parameter yang terdapat dalam model LP adalah tetap, diketahui dan dapat diperkirakan dengan pasti.

5. Linearitas

Perbandingan antara input yang satu dengan input lainnya, atau untuk suatu input dengan output besarnya tetap dan tidak bergantung pada tingkat produksi.

Taha (1996) menyatakan bahwa program linear dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Fungsi tujuan... : Maks / Min Z = C1X1+ C2X2+ … +CjXj...(1)

2. Fungsi kendala : a11X1+ a12X2+ a13X3+ … + a1jXj≤

bj

. . .

ai1X1+ ai2X2+ ai3X3+ … + aijXj≤ bj

X1≥ 0, X2≥ 0, …, Xj≥ 0... (2)

Dimana :

Z : Nilai yang dioptimalkan (maksimum atau minimum). Cj : Koefisien fungsi tujuan tiap kegiatan ke-j.

Xj : Aktivitas ke-j yang dilaksanakan.

aij : Banyaknya sumber daya i yang diperlukan untuk menghasilkan setiap

unit keluaran ke-j.

bj : Sumber daya i yang tersedia untuk dialokasikan.

i : Macam-macam batasan sumber daya yang tersedia. j : Macam-macam kegiatan alternatif keputusan.


(42)

Nasendi dan Anwar (1985) menyatakan bahwa menyusun dan merumuskan suatu permasalahan yang dihadapi ke dalam model LP, diperlukan lima syarat yang harus dipenuhi. Kelima syarat tersebut adalah : 1. Tujuan

Tujuan adalah permasalahan yang ingin dipecahkan dan dicari jalan keluarnya. Fungsi tujuan dapat berupa dampak positif seperti keuntungan yang ingin dimaksimalkan, atau dampak negatif seperti risiko-risiko dan biaya-biaya yang ingin diminimumkan.

2. Adanya alternatif

Harus ada alternatif yang ingin diperbandingkan, misalnya kombinasi antara waktu tercepat dan biaya tertinggi dengan waktu terlambat dan biaya rendah.

3. Sumber daya

Sumber daya yang dianalisis berada dalam keadaan terbatas, misalnya keterbatasan waktu, biaya, bahan, lahan, dan lain-lain. Keterbatasan dalam sumber daya dinamakan kendala.

4. Keterkaitan Peubah

Peubah yang membentuk fungsi tujuan dan fungsi kendala harus memiliki hubungan fungsional atau hubungan keterkaitan. Hubungan keterkaitan dapat diartikan hubungan yang saling mempengaruhi, hubungan interaksi, interpedensi, timbal-balik dan saling menunjang.

5. Perumusan Kuantitatif

Fungsi tujuan dan fungsi kendala harus dapat dirumuskan secara kuantitatif dalam model matematik.

Menurut Soekarwati (1992), LP memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan LP adalah :

1. Mudah dilaksanakan, terutama jika menggunakan alat bantu komputer. 2. Dapat menggunakan banyak peubah, sehingga berbagai kemungkinan

untuk memperoleh pemanfaatan sumber daya yang optimal tercapai. 3. Fungsi tujuan dapat difleksibelkan sesuai tujuan penelitian atau data yang


(43)

Kekurangannya adalah untuk pemecahan persoalan dengan banyak peubah harus menggunakan komputer karena hampir tidak mungkin dikerjakan secara manual. Untuk persoalan dengan sedikit peubah, program linear dapat dikerjakan dengan bantuan metode simpleks.

2.9. Analisis Sensitivitas

LP merupakan teknik perkiraan sementara, dengan kata lain dalam batas-batas tertentu, yaitu batas maksimum dan minimum yang diperbolehkan dari koefisien fungsi tujuan maupun kapasitas sumber daya yang tersedia, maka nilai fungsi tujuan yang telah diperoleh tidak akan berubah. Tetapi dengan berubahnya waktu, kondisi dan fluktuasi kendala-kendala yang ada maka alokasi dari solusi optimal yang telah diperoleh tidak sesuai lagi. Untuk menjawab hal-hal seperti itu, maka digunakan analisis sensitivitas.

Menurut Supranto (1988), analisis sensitivitas adalah suatu cara untuk memperbaiki solusi optimal yang telah dicapai sebagai akibat berfluktuasinya faktor-faktor kendala yang ada tanpa harus memformulasikan kembali masalah tersebut dari awal. Tujuannya adalah menghindari ulang bila terjadi perubahan satu atau beberapa koefisien model pada saat penyelesaian optimal telah tercapai.

Analisis sensitivitas menunjukkan selang kepekaan nilai-nilai koefisien fungsi tujuan yang dapat mempertahankan kondisi optimal. Selang kepekaan ditunjukkan oleh batas maksimum yang menggambarkan batas kenaikan nilai aktivitas atau kendala yang tidak merubah fungsi tujuan dan ditunjukkan oleh batas minimum nilai koefisien fungsi tujuan yang menggambarkan batas penurunan nilai aktivitas atau kendala yang tidak merubah fungsi tujuan. Selain itu, selang kepekaan juga ditunjukkan oleh nilai ruas kanan yang menggambarkan seberapa besar perubahan ketersediaan sumber daya dapat ditolerir sehingga nilai dual tidak berubah (Soekartawi, dkk, 1986).

2.10. Lindo

Linear Integrated Discret Optimizer (Lindo) adalah program komputer yang digunakan untuk aplikasi LP, yaitu suatu pemodelan matematik yang


(44)

digunakan untuk mengoptimalkan suatu tujuan dengan berbagai kendala yang ada. LP merupakan bagian dari management science atau penelitian operasional. Program Lindo ini diciptakan oleh Profesor Linus Scrage dari

Graduate School of Business, Chicago.

Dari sudut pandang teori sistem, program ini menghendaki masukan model matematik LP dengan format standar. Masukan tersebut akan diolah dengan proses tertentu, agar menghasilkan keluaran. Hasil olahan program sebagai keluaran sistem, dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu format lindo dan format simpleks. Format simpleks di lain pihak, merupakan hasil olahan program yang masih mentah dan masih merupakan keluaran langsung dari program yang perlu dikembangkan lagi agar lebih bermanfaat dalam proses pembuatan keputusan manajerial. Selama peubah-peubah dalam program sasaran linear juga mengikuti sifat linear, maka Lindo dapat digunakan (Siswanto dalam Luthfiyanti, 2003)

2.11. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian optimasi produk pasta pada PT Indofood (Doloksaribu, 2004) dengan Lindo sebagai alat pengolahan datanya, diperoleh hasil dengan memaksimumkan fungsi tujuan yang dihadapkan pada kendala bahan baku, mesin dan peralatan produksi, jam tenaga kerja produksi, kapasitas gudang hasil produksi, kapasitas gudang penyimpanan bahan baku dan permintaan pasar diperoleh kondisi optimal perusahaan dengan memproduksi 16 dari 20 jenis pasta yang ada.

Pada kondisi optimal keuntungan yang diperoleh lebih besar dibandingkan kondisi aktualnya. Hasil optimal dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa sebagian sumber daya yang digunakan masih belum optimal karena masih terdapat nilaislack. Sumber daya tersebut adalah bahan baku, jam mesin pasta dan kapasitas gudang penyimpanan bahan baku. Perubahan keuntungan yang diperoleh pada selang tertentu yang masih diijinkan perlu mempertahankan harga pokok produk dari masing-masing pasta, sedangkan perubahan ketersediaan sumber daya pada selang tertentu yang masih diijinkan adalah yang memperhatikan nilai dual price pada


(45)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Banyak perusahaan yang ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Akan tetapi dalam proses produksinya tentu saja perusahaan-perusahaan tersebut dihadapkan pada sejumlah kendala. Kendala yang paling utama adalah terbatasnya sumber daya yang dimiliki perusahaan. Perusahaan harus cermat dalam menggunakan sumber daya yang terbatas, agar dapat berproduksi secara efisien, sehingga keuntungan optimal dapat tercapai.

Merencanakan penggunaan sumber daya dipengaruhi oleh dua hal, yaitu dari segi permintaan produk dan ketersediaan sumber daya. Permintaan produk didasarkan atas pesanan, dimana nilai permintaan tiap bulannya tidak tetap atau fluktuatif. Dari segi ketersediaan sumber daya, PT. Pismatex menetapkan dalam memproduksi produk diperlukan beberapa sumber daya, diantaranya adalah benang dan zat pewarna. Disini perusahaan dihadapkan pada persoalan-persoalan pemenuhan sumber daya yang optimal dan ekonomis.

Persoalan-persoalan di atas dapat dipecahkan dengan menggunakan LP sebagai alat analisis. LP itu sendiri sebenarnya merupakan metode penghitungan untuk perencanaan metode terbaik diantara kemungkinan-kemungkinan tindakan yang dapat dilakukan guna mencapai tujuan spesifik pada sumber daya terbatas (Soekartawi, 1992).


(46)

Gambar 5.Kerangka pemikiran penelitian

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Pismatex yang beralamat di Jl. Raya Buaran, Pekalongan selama bulan Mei sampai Juli 2009. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposif), yaitu memperhatikan perusahaan di bidang manufaktur yang membutuhkan sumber daya alam sebagai bahan baku produksinya.

Permintaan Produk Sarung Ketersediaan Sumber daya

Penggunaan Sumber daya (Input)

Optimasi Proses Poduksi

Hasil Produksi Optimal (Output)

Keuntungan Optimal PT. Pismatex

Linear Programming:

 Fungsi Tujuan : Maksimasi Keuntungan  Fungsi Kendala :

1. Kendala Bahan Baku 2. Kendala Jam TKL 3. Kendala Jam Mesin 4. Kendala Permintaan


(47)

3.3. Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer yang digunakan berupa hasil wawancara dengan pihak perusahaan, terutama yang terkait dengan bagian produksi dan akuntansi. Data sekunder merupakan data pelengkap yang didapatkan dari pihak-pihak terkait dengan penelitian ini, diantaranya adalah dokumen-dokumen perusahaan yang relevan untuk penelitian ini.

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah :

a. Data gambaran umum perusahaan meliputi sejarah, lokasi, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, pemasaran dan proses produksi.

b. Data historis pemasaran, yaitu harga jual, jumlah permintaan dan volume penjualan.

c. Data historis produksi perusahaan, yaitu kebutuhan bahan baku, jam kerja langsung, jam kerja mesin, kapasitas mesin dan jam kerja mesin produksi. Pengumpulan data berupa kegiatan survai lapangan, wawancara, dokumentasi dan penelitian pustaka. Pengumpulan data dilakukan sebagai berikut :

a. Studi Literatur

Data yang diperlukan dan dikumpulkan dengan cara membaca dan mempelajari buku literatur, serta sumber-sumber yang sesuai dengan permasalahan.

b. Wawancara

Wawancara merupakan pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak bersangkutan, diantaranya dengan pihak produksi, akuntansi, dan pemasaran.

c. Dokumentasi

Metode ini merupakan cara mengumpulkan data dengan menggunakan dokumen-dokumen perusahaan yang relevan dengan penelitian.


(48)

3.4. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan secara kualitatif dilakukan secara deskriptif, meliputi gambaran dan kondisi perusahaan. Pengolahan data secara kuantitatif dilakukan untuk mencari tingkat produksi optimal. Data kuantitatif berupa harga jual tiap produk, jumlah penerimaan penjualan tiap produk, biaya produksi, laba, jumlah permintaan dan ketersediaan sumber daya perusahaan.

Data diolah dengan software LINDO yang merupakan salah satu program komputer untuk aplikasi LP, yaitu suatu pemodelan matematik yang digunakan untuk mengoptimalkan suatu tujuan dengan berbagai kendala yang ada. LINDO terdiri atas inputberupa fungsi tujuan dan fungsi kendala, serta

outputberupa penyelesaian optimal.

Langkah-langkah pengolahan data adalah : a. Merumuskan masalah dalam kerangka LP

Untuk merumuskan masalah dengan kerangka LP, maka perlu diketahui beberapa hal berikut :

1) Peubah keputusan

Peubah keputusan adalah peubah yang menguraikan secara lengkap keputusan-keputusan yang akan dibuat.

2) Fungsi tujuan

Fungsi tujuan merupakan fungsi persamaan linear yang mencakup peubah keputusan yang akan dimaksimumkan (pendapatan atau keuntungan) atau diminimumkan (biaya atau sumber daya).

3) Pembatas/kendala

Kendala yang dimaksud adalah segala keterbatasan yang dimiliki atau situasi yang kurang mendukung operasional perusahaan.

b. Menuliskan dalam persamaan matematik LP

Setelah mengidentifikasi permasalahan, maka rumusannya dapat ditransformasi ke dalam persamaan matematik. Pertama, peubah keputusan disimbolkan dengan huruf-huruf tertentu. Setelah itu tujuan dapat ditransformasikan ke dalam simbol matematik yang disebut fungsi


(49)

tujuan. Kendala-kendala juga harus ditransformasi dalam persamaan matematik atau disebut fungsi kendala.

Berdasarkan langkah ini, LP dapat dirumuskan ke dalam dua fungsi, yaitu :

1) Fungsi Tujuan

Fungsi yang menggambarkan sasaran atau tujuan dalam permasalahan LP yang berkaitan dengan penggunaan secara optimal sumber-sumber untuk memperoleh keuntungan maksimal atau biaya minimal.

2) Fungsi Kendala

Bentuk penyajian secara matematik kendala-kendala keputusan yang terbatas untuk dialokasikan secara optimal ke berbagai tujuan.

Secara umum, model LP dalam penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut :

1) Fungsi tujuan... :

Keterangan :

Z = Nilai fungsi tujuan / keuntungan optimal (Rp) Cij = Kontribusi keuntungan produk ke-i pada bulan ke-j

Xij = Jumlah produk ke-i yang dihasilkan pada bulan ke-j

i = Kelompok Produk

j = Periode produksi dalam satu tahun (12 bulan)

2) Fungsi kendala :

i. Kendala bahan baku

Keterangan :

Bij = Koefisien penggunaan bahan baku untuk produk ke-i pada

bulan ke-j


(50)

ii. Kendala jam TKL

Keterangan :

Tij = Koefisien kebutuhan jam tenaga kerja langsung untuk

produk ke-i pada bulan ke-j

tij = Ketersediaan jam tenaga kerja langsung untuk produk ke-i

pada bulan ke-j iii. Kendala jam mesin

Keterangan :

Mij = Koefisien kebutuhan jam mesin untuk menghasilkan

produk ke-i pada bulan ke-j

mij = Ketersediaan jam mesin untuk memproduksi produk ke-i

pada bulan ke-j iv. Kendala permintaan

Keterangan :

pij = Jumlah permintaan untuk produk ke-i pada bulan ke-j

c. Menuliskan rumusan ke dalam LINDO

Setelah rumusan LP terbentuk, penulisan rumusannya harus sesuai dengan perintah yang ada pada LINDO. Untuk itu perlu diketahui beberapa perintah yang ada, yaitu :

MAX : Perintah ini dituliskan di awal fungsi tujuan untuk menunjukkan fungsi maksimasi dalam fungsi tujuan.

MIN : Sama dengan perintah MAX, hanya untuk menunjukkan fungsi minimisasi.


(51)

ST : Perintah ini dituliskan setelah penulisan fungsi tujuan, dengan maksud untuk mengawali penulisan fungsi kendala. ST dapat ditulis lengkap sebagai SUBJECT TO.

END : Digunakan untuk mengakhiri penulisan rumusan (setelah penulisan kendala berakhir).

d. Interpretasi keluaran LINDO

Setelah keluar hasilnya, maka langkah selanjutnya menginterpretasikan keluaran. Beberapa hasil keluaran yang dapat diinterpretasikan adalah :

1) Objective Function Value

Objective function value adalah nilai fungsi tujuan optimal yang dihasilkan. Misalkan, fungsi tujuannya memaksimumkan keuntungan, maka itulah nilai keuntungan maksimal yang dihasilkan. Demikian halnya, jika fungsi tujuannya meminimumkan biaya, maka itulah biaya mimimal yang dihasilkan.

2) Variable

Variableadalah peubah keputusan (sesuai dengan simbol yang dibuat dengan huruf-huruf tertentu).

3) Value

Valueadalah nilai optimal untuk masing-masing peubah keputusan.

4) Reduced Cost

Reduced cost menunjukkan besarnya penurunan koefisien fungsi tujuan, agar apabila peubah bernilai nol (berarti tidak masuk dalam solusi) dipaksa untuk positif (berarti masuk dalam solusi). Jika nilai peubah bernilai positif, maka nilai reduced cost pasti akan sama dengan nol. Akan tetapi, jika nilai peubah bernilai nol, maka nilai

reduced cost baru akan positif. Jadi nilai reduced cost yang sama dengan nol, berarti peubah tersebut sudah dalam solusi.

5) Slack or Surplus

Slack or surplus menunjukkan sisa atau kelebihan kapasitas yang akan terjadi pada nilai peubah optimal yang ditunjukkan oleh kolom peubah. Jumlah ini pada kendala lebih kecil sama dengan (≤) disebut


(52)

slack, sedangkan pada kendala lebih besar dari (≥) disebut surplus.

Jika kendala memenuhi kaidah persamaan (nilai sebelah kiri sama dengan nilai sebelah kanan), maka nilai slack or surplus adalah nol. Ini berarti seluruh kapasitas habis terpakai. Kendala dengan nilai

slack or surplussama dengan nol disebut kendala aktif.

Slack or surplus juga dapat bernilai negatif, jika terdapat infeasible solution(solusi tidak layak).

6) Dual Price

Dual price yang ada dalam setiap kendala menunjukkan besarnya kenaikan fungsi tujuan akibat kenaikan satu unit kapasitas kendala.

Dual price sering kali disebut juga sebagai shadow price, karena menunjukkan harga penambahan satu unit sumber daya.

Dari keluaran komputer ini dapat diperoleh beberapa analisis, yaitu analisis primal, analisis dual, analisis sensitivitas dan analisis post optimalitas.

1) Analisis Primal

Analisis primal bertujuan untuk mengetahui kombinasi produk terbaik yang dapat memaksimalkan keuntungan dengan sumber daya terbatas. Dalam analisis primal akan diketahui aktivitas mana yang termasuk dalam skema optimal dan aktivitas mana yang tidak termasuk dalam skema optimal atau menilai reduced cost. Untuk mengetahui apakah aktivitas perusahaan telah optimal atau belum, hasil analisis berupa kombinasi aktivitas terbaik ini akan dibandingkan dengan aktivitas aktual perusahaan.

2) Analisis Dual

Analisisdualdilakukan untuk mengetahui penilaian terhadap sumber daya yang ada dan menilai keputusan sumber daya mana yang masih memungkinkan perusahaan untuk melakukan pembelian. Nilai dual

menunjukkan perubahan yang akan terjadi pada fungsi tujuan, apabila sumber daya berubah sebesar satu satuan.

Sumber daya yang berlebih dan kurang dapat dilihat berdasarkan nilai


(53)

berlebih dan apabila nilai slack/surplus = 0, maka sumber daya bersifat langka. Apabila sumber daya dengan nilai dual > 0, maka sumber daya bersifat langka atau aktif, sedangkan apabila nilaidual≤ 0 maka sumber daya bersifat berlebih atau tidak aktif. Nilai dual

dapat dilihat berdasarkan harga bayangan (shadow price), yaitu batas harga tertinggi suatu sumber daya dimana perusahaan masih dapat melakukan pembelian.

3) Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas diperlukan untuk mengetahui sejauhmana jawaban optimal dapat diterapkan, apabila terjadi perubahan parameter yang membangun model. Perubahan dapat terjadi, karena perubahan koefisien fungsi tujuan, perubahan koefisien fungsi kendala, perubahan nilai sebelah kanan model, serta adanya tambahan peubah keputusan. Analisis ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pemecahan optimum baru yang memungkinkan sesuai dengan parameter perhitungan tambahan minimal.

Analisis sensitivitas menunjukkan selang kepekaan nilai-nilai koefisien fungsi tujuan yang dapat mempertahankan kondisi optimal. Selang kepekaan ditunjukkan oleh batas maksimum yang menggambarkan batas kenaikan nilai aktivitas atau kendala yang tidak merubah fungsi tujuan dan ditunjukkan oleh batas minimum nilai koefisien fungsi tujuan yang menggambarkan batas penurunan nilai aktivitas atau kendala yang tidak merubah fungsi tujuan. Selain itu, selang kepekaan ditunjukkan oleh nilai ruas kanan yang menggambarkan seberapa besar perubahan ketersediaan sumber daya yang dapat ditolerir, sehingga nilai dual tidak berubah.


(54)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perkembangan Perusahaan

PT. Pismatex Pekalongan merupakan sebuah perusahaan berbentuk PT tertutup yang bergerak dalam bidang industri tekstil kain sarung pelekat, dimana saham atau modal yang dimiliki adalah milik keluarga. PT Pismatex didirikan pada tahun 1971 oleh H. Ghozi Salim sebagai pemilik perusahaan dan pada tahun 1972 mulai memproduksi kain sarung pelekat merek Gajah Duduk. Sejalan dengan perkembangan penggunaan teknologi dalam industri tekstil, maka sarung Gajah Duduk diproduksi dengan berbagai tingkatan mutu, antara lain mutu 4.000 benang, 5.000 benang dan 7.000 benang.

Pada awal didirikannya, PT Pismatex menggunakan proses produksi kain sarung dengan alat tenun bukan mesin (ATBM). Penggunaan teknologi yang semakin berkembang dalam industri tekstil menuntut perusahaan mengadopsi perkembangan teknologi dalam proses produksinya. Oleh karena itu, pada tahun 1973 perusahaan melakukan pembaharuan teknologinya dengan mengganti penggunaan ATBM menjadi alat tenun mesin (ATM). Penggantian penggunaan mesin dalam proses produksi kain sarung atas pertimbangan perusahaan berikut : meningkatnya daya beli masyarakat, tingkat produktivitas yang tinggi dan mutu kain sarung yang lebih baik.

PT Pismatex merupakan perusahaan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri), ijin perusahaan No. 28/DJAI/IUT/III/NON PMA-PMDN/1998. Tanggal 26 Januari 1988. SIUP No. 40/II.03/PB/III/1994. Proses produksi sarung Gajah Duduk terbagi dalam lima unit produksi, yaitu unit pencelupan (dyeing), unit persiapan (preparation), unit


(55)

pertenunan (weaving), unit penyempurnaan (finishing) dan unit jahit sarung (sewing).

2. Lokasi Perusahaan

Penentuan lokasi perusahaan yang strategik dapat ditinjau dari beberapa faktor, yaitu bahan baku, tenaga kerja, transportasi, pasar potensial, dukungan pemerintah, persediaan air yang cukup, keadaan iklim dan fasilitas bank.

Pada awalnya, perusahaan tekstil PT Pismatex didirikan di desa Klego Pekalongan. Kemudian, mengingat lokasi perusahaan yang kurang memadai untuk perkembangan perusahaan, sedangkan penggunaan teknologi tekstil makin berkembang, maka pabrik di desa Klego dipindah ke desa Sapugarut Buaran Pekalongan, dengan luas lahan 2.073 m2. Pemilihan lokasi ini oleh Pemimpin Perusahaan didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

a. Tanah yang tersedia cukup luas untuk pengembangan usaha.

b. Lokasi tidak di tengah-tengah kota seperti yang dianjurkan oleh pemerintah, agar tidak tercampur dengan pemukiman penduduk. c. Harga tanah di daerah ini pada waktu itu cukup murah dibandingkan

dengan harga di daerah perkotaan.

d. Mudah mendapatkan tenaga kerja, karena di desa tersebut banyak

home industrybidang tekstil.

e. Arus transportasi ke pabrik cukup mudah.

Sejalan dengan perkembangan perusahaan dari awal didirikannya PT Pismatex sampai sekarang ini memiliki dua kantor cabang, yaitu di Jakarta dan Surabaya, serta kantor pusat perusahaan terletak di jalan Teratai No.2 Kelurahan Klego Pekalongan.

3. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

PT Pismatex Pekalongan mempunyai visi, yaitu membantu pemerintah di dalam penyerapan tenaga kerja di Pekalongan. Misi perusahaan adalah :


(56)

b. Meningkatkan industri kerajinan, khususnya kerajinan kain sarung. c. Mencari keuntungan.

PT Pismatex mempunyai tujuan dalam mengembangkan perusahaannya. Tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan adalah : a. Ditinjau dari segi ekonomi, yaitu mencari laba.

b. Ditinjau dari segi sosial ekonomi, yaitu memberikan kesempatan kerja.

c. Ditinjau dari segi pembangunan, yaitu membantu pemerintah dalam memenuhi kebutuhan sandang dan meningkatkan industri kerajinan, khususnya kerajinan kain sarung.

Peranan perusahaan dalam mensukseskan pembangunan ekonomi, baik regional maupun nasional, antara lain menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin dari daerah sekitar sesuai kebutuhan dan menggunakan suku cadang buatan dalam negeri, serta ikut menambah pemasukan devisa bagi negara.

Selain itu, PT Pismatex juga berpartisipasi dalam bidang pendidikan, diantaranya :

a. Dengan adanya sistem ganda (dual system), perusahaan memberikan kesempatan bagi para pelajar untuk magang di perusahaan.

b. Memberikan kesempatan bagi para pelajar dan mahasiswa untuk mengadakan penelitian di perusahaan.

4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi (Lampiran 1) yang diterapkan PT. Pismatex adalah struktur organisasi garis, dimana kekuasaan dan tanggungjawab berjalan dari puncak pimpinan tertinggi yang dipegang oleh Direksi. Pimpinan tertinggi perusahan adalah Direksi yang dibantu oleh seorang

General Manager dalam melaksanakan kebijakan perusahaan. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Direksi membawahi secara langsung seorang General Manager dan mengawasi Internal Control perusahaan dan kesekretariatan perusahaan.


(1)

MESIN) 244927.390625 0.000000 27) 230981.093750 0.000000 28) 264047.750000 0.000000 29) 291307.812500 0.000000 30) 306619.593750 0.000000 31) 834769.562500 0.000000 32) 293565.593750 0.000000 33) 221157.609375 0.000000 34) 323836.187500 0.000000 35) 195860.343750 0.000000 36) 293156.750000 0.000000 37) 272985.968750 0.000000 DEMAND) 0.000000 12125.000000 39) 0.000000 12125.000000

40) 0.000000 5625.000000

41) 0.000000 12125.000000 42) 0.000000 12125.000000

43) 0.000000 5625.000000

44) 0.000000 8875.000000

45) 0.000000 5625.000000

46) 0.000000 12125.000000 47) 0.000000 12125.000000 48) 0.000000 12125.000000

49) 0.000000 8875.000000

50) 0.000000 9250.000000

51) 0.000000 9250.000000

52) 0.000000 2750.000000

53) 0.000000 9250.000000

54) 0.000000 9250.000000

55) 0.000000 2750.000000

56) 0.000000 6000.000000

57) 0.000000 2750.000000

58) 0.000000 9250.000000

59) 0.000000 9250.000000

60) 0.000000 9250.000000

61) 0.000000 6000.000000

62) 0.000000 6500.000000

63) 0.000000 6500.000000

64) 27847.333984 0.000000

65) 0.000000 6500.000000

66) 0.000000 6500.000000

67) 91856.000000 0.000000

68) 0.000000 3250.000000

69) 8509.000000 0.000000

70) 0.000000 6500.000000


(2)

72) 0.000000 6500.000000

73) 0.000000 3250.000000

74) 0.000000 5250.000000

75) 0.000000 5250.000000

76) 72590.000000 0.000000

77) 0.000000 5250.000000

78) 0.000000 5250.000000

79) 58490.000000 0.000000

80) 0.000000 2000.000000

81) 50040.000000 0.000000

82) 0.000000 5250.000000

83) 0.000000 5250.000000

84) 0.000000 5250.000000

85) 0.000000 2000.000000

86) 0.000000 3250.000000

87) 0.000000 3250.000000

88) 11060.000000 0.000000

89) 0.000000 3250.000000

90) 0.000000 3250.000000

91) 13043.000000 0.000000

92) 13683.666992 0.000000

93) 13273.000000 0.000000

94) 0.000000 3250.000000

95) 0.000000 3250.000000

96) 0.000000 3250.000000

97) 0.000000 3250.000000 NO. ITERATIONS= 57

RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED: OBJ COEFFICIENT RANGES

VARIABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE

COEF INCREASE DECREASE

X101 12125.000000 INFINITY 12125.000000 X102 12125.000000 INFINITY 12125.000000

X103 12125.000000 INFINITY 5625.000000

X104 12125.000000 INFINITY 12125.000000 X105 12125.000000 INFINITY 12125.000000

X106 12125.000000 INFINITY 5625.000000

X107 12125.000000 INFINITY 8875.000000

X108 12125.000000 INFINITY 5625.000000

X109 12125.000000 INFINITY 12125.000000 X110 12125.000000 INFINITY 12125.000000 X111 12125.000000 INFINITY 12125.000000


(3)

X201 9250.000000 INFINITY 9250.000000

X202 9250.000000 INFINITY 9250.000000

X203 9250.000000 INFINITY 2750.000000

X204 9250.000000 INFINITY 9250.000000

X205 9250.000000 INFINITY 9250.000000

X206 9250.000000 INFINITY 2750.000000

X207 9250.000000 INFINITY 6000.000000

X208 9250.000000 INFINITY 2750.000000

X209 9250.000000 INFINITY 9250.000000

X210 9250.000000 INFINITY 9250.000000

X211 9250.000000 INFINITY 9250.000000

X212 9250.000000 INFINITY 6000.000000

X301 6500.000000 INFINITY 6500.000000

X302 6500.000000 INFINITY 6500.000000

X303 6500.000000 2750.000000 1250.000244

X304 6500.000000 INFINITY 6500.000000

X305 6500.000000 INFINITY 6500.000000

X306 6500.000000 2750.000000 1250.000244

X307 6500.000000 INFINITY 3250.000000

X308 6500.000000 2750.000000 1250.000244

X309 6500.000000 INFINITY 6500.000000

X310 6500.000000 INFINITY 6500.000000

X311 6500.000000 INFINITY 6500.000000

X312 6500.000000 INFINITY 3250.000000

X401 5250.000000 INFINITY 5250.000000

X402 5250.000000 INFINITY 5250.000000

X403 5250.000000 1250.000244 INFINITY

X404 5250.000000 INFINITY 5250.000000

X405 5250.000000 INFINITY 5250.000000

X406 5250.000000 1250.000244 INFINITY

X407 5250.000000 INFINITY 2000.000000

X408 5250.000000 1250.000244 INFINITY

X409 5250.000000 INFINITY 5250.000000

X410 5250.000000 INFINITY 5250.000000

X411 5250.000000 INFINITY 5250.000000

X412 5250.000000 INFINITY 2000.000000

X501 3250.000000 INFINITY 3250.000000

X502 3250.000000 INFINITY 3250.000000

X503 3250.000000 3250.000244 INFINITY

X504 3250.000000 INFINITY 3250.000000

X505 3250.000000 INFINITY 3250.000000

X506 3250.000000 3250.000244 INFINITY

X507 3250.000000 2000.000000 3250.000000

X508 3250.000000 3250.000244 INFINITY

X509 3250.000000 INFINITY 3250.000000


(4)

X511 3250.000000 INFINITY 3250.000000 X512 3250.000000 2000.000000 3250.000000

RIGHTHAND SIDE RANGES

ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE

RHS INCREASE DECREASE

BB 242133.000000 INFINITY 17558.250000

3 240496.000000 INFINITY 13071.250000

4 216169.000000 10442.750000 135777.609375

5 235490.000000 INFINITY 25268.000000

6 225746.000000 INFINITY 38279.000000

7 205779.000000 34446.000000 127677.750000

8 210167.000000 5131.375000 48.874996

9 235794.000000 3190.875000 146869.875000

10 227322.000000 INFINITY 79121.250000

11 221788.000000 INFINITY 82924.750000

12 215046.000000 INFINITY 12831.375000

13 218372.000000 6748170.000000 71338.242188 TKL 966570.000000 INFINITY 934224.437500 15 933240.000000 INFINITY 901019.375000 16 999900.000000 INFINITY 968361.062500 17 999900.000000 INFINITY 973269.750000 18 1033230.000000 INFINITY 1006720.750000 19 999900.000000 INFINITY 970165.687500 20 1033230.000000 INFINITY 1007006.312500 21 933240.000000 INFINITY 899250.437500 22 999900.000000 INFINITY 979127.062500 23 699930.000000 INFINITY 679838.437500 24 999900.000000 INFINITY 973602.625000 25 899910.000000 INFINITY 877889.375000 MESIN 424560.000000 INFINITY 244927.390625 27 409920.000000 INFINITY 230981.093750 28 439200.000000 INFINITY 264047.750000 29 439200.000000 INFINITY 291307.812500 30 453840.000000 INFINITY 306619.593750 31 999900.000000 INFINITY 834769.562500 32 439200.000000 INFINITY 293565.593750 33 409920.000000 INFINITY 221157.609375 34 439200.000000 INFINITY 323836.187500 35 307440.000000 INFINITY 195860.343750 36 439200.000000 INFINITY 293156.750000 37 395280.000000 INFINITY 272985.968750 DEMAND 22760.000000 46822.000000 22760.000000 39 32340.000000 34856.667969 32340.000000 40 58523.000000 362073.656250 27847.333984 41 40250.000000 67381.335938 40250.000000


(5)

42 27140.000000 102077.335938 27140.000000 43 60970.000000 340474.000000 60970.000000 44 65978.000000 130.333328 13683.666992 45 77317.000000 391653.000000 8509.000000 46 34321.000000 210990.000000 34321.000000 47 21450.000000 221132.671875 21450.000000 48 33480.000000 34217.000000 33480.000000 49 17300.000000 190235.328125 17300.000000 50 121860.000000 46822.000000 121860.000000 51 121310.000000 34856.667969 121310.000000 52 155854.000000 362073.656250 27847.333984 53 173511.000000 67381.335938 173511.000000 54 99980.000000 102077.335938 99980.000000 55 147300.000000 340474.000000 91856.000000 56 192266.000000 130.333328 13683.666992 57 159814.000000 391653.000000 8509.000000 58 64577.000000 210990.000000 64577.000000 59 49750.000000 221132.671875 49750.000000 60 178600.000000 34217.000000 178600.000000 61 91980.000000 190235.328125 91980.000000 62 381870.000000 46822.000000 381870.000000 63 377750.000000 34856.667969 377750.000000

64 389921.000000 INFINITY 27847.333984

65 282641.000000 67381.335938 282641.000000 66 311170.000000 102077.335938 311170.000000

67 432330.000000 INFINITY 91856.000000

68 268650.000000 130.333328 13683.666992

69 400162.000000 INFINITY 8509.000000

70 247296.000000 210990.000000 247296.000000 71 245050.000000 221132.671875 245050.000000 72 278110.000000 34217.000000 278110.000000 73 250430.000000 190235.328125 250430.000000 74 57240.000000 46822.000000 57240.000000 75 68470.000000 34856.667969 68470.000000

76 72590.000000 INFINITY 72590.000000

77 43688.000000 67381.335938 43688.000000 78 51950.000000 102077.335938 51950.000000

79 58490.000000 INFINITY 58490.000000

80 33421.000000 130.333328 13683.666992

81 50040.000000 INFINITY 50040.000000

82 43754.000000 210990.000000 43754.000000 83 46250.000000 221132.671875 46250.000000 84 38260.000000 34217.000000 38260.000000 85 32380.000000 190235.328125 32380.000000 86 15136.000000 46822.000000 15136.000000 87 6596.000000 34856.667969 6596.000000


(6)

88 11060.000000 INFINITY 11060.000000 89 20502.000000 67381.335938 20502.000000 90 9672.000000 102077.335938 9672.000000

91 13043.000000 INFINITY 13043.000000

92 13814.000000 INFINITY 13683.666992

93 13273.000000 INFINITY 13273.000000

94 5254.000000 210990.000000 5254.000000 95 7802.000000 221132.671875 7802.000000 96 10789.000000 34217.000000 10789.000000 97 17614.000000 172621.328125 17614.000000