Faktor Produksi Perusahaan TINJAUAN PUSTAKA

Operasi intermitten dapat diterapkan dalam produksi barang-barang yang tidak distandarisasi atau volume produksinya rendah. 3. Proyek Proses produksi digunakan untuk memproduksi produk-produk khusus atau unik, seperti kapal, pesawat terbang, peluru, jembatan, gedung, pekerjaan seni, peralatan-peralatan khusus, dan sebagainya. 4. Proses produksi untuk pesanan Memproduksi barang dan jasa-jasa atas dasar permintaan atau pesanan tertentu langganan akan suatu produk. 5. Produksi untuk persediaan Produksi digunakan untuk persediaan barang dan untuk memenuhi permintaan yang tidak pasti dan merencanakan kebutuhan kapasitas.

2.4. Faktor Produksi Perusahaan

Perusahaan merupakan suatu organisasi yang membeli dan merekrut sumber daya inputfaktor produksi dan menjualnya sebagai barang dan jasa. Bagi setiap perusahaan, tujuan utama dalam seluruh kegiatannya adalah menjaga kontinuitas usaha sekaligus memaksimalkan keuntungan serta menghindari kerugian. Produksi merupakan serangkaian kegiatan menggunakan sumber daya input guna menghasilkan barang atau jasa. Proses produksi dimulai dengan adanya permintaan barang atau jasa, penyediaan input yang mendukung, proses transformasi dan terciptanya hasil produksi berupa barang dan jasa. Dalam pelaksanaanya diperlukan suatu wadah untuk menyatukan semua aktivitas di atas, sehingga menghasilkan output, atau dikenal dengan istilah manajemen produksi dan operasi. Menurut Handoko 2000 yang dimaksud dengan manajemen produksi dan operasi adalah usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan faktor-faktor produksi, tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa. Proses transformasi faktor-faktor produksi atau input menjadi hasil produksi atau output dapat dijelaskan dengan suatu rumusan matematik. Rumusan yang dimaksud adalah fungsi produksi dimana di dalamnya terdapat hubungan antara jumlah output yang dihasilkan dengan jumlah input yang digunakan. Maksudnya seberapa banyak input yang akan digunakan untuk menghasilkan satu-satuan output. Menurut Teken dan Asnawi 1997, yang dimaksud dengan fungsi produksi adalah hubungan fisik atau hubungan teknik antara faktor-faktor produksi yang dipakai dengan jumlah produksi yang dihasilkan per satuan waktu tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga faktor produksi yang dipakai maupun harga produksi yang dihasilkan. Banyaknya produksi yang dihasilkan tergantung pada faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi bersangkutan. Besarnya produksi yang dicapai dan tingkat harga output yang berlaku akan mempengaruhi pula pendapatan yang diperoleh. Dari pendapat-pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan fungsi produksi adalah kombinasi terbaik dari penggunaan input untuk menghasilkan output, guna memaksimalkan keuntungan perusahaan. Menurut Nicholson 1995, penentuan kombinasi produksi yang optimum dapat dijelaskan melalui kurva kemungkinan produksi KKP dimana kurva ini menunjukkan semua kombinasi keluaran output yang dapat dihasilkan oleh satuan ekonomi tertentu dengan menggunakan sumber daya tertentu. Gambaran keadaan di atas dapat diformulasikan ke dalam kurva penerimaan maksimum Gambar 4. Kurva ini merupakan perpaduan antara kurva kemungkinan produksi Gambar 2 dengan kurva peneriman Gambar 3. Y Y Y 1 Y 2 X X 2 X 1 X Keterangan : X : Jumlah Produk X pada titik 0 X 1 : Jumlah Produk X pada titik 1 X 2 : Jumlah Produk X pada titik 2 Y : Jumlah Produk Y pada titik 0 Y 1 : Jumlah Produk Y pada titik 1 Y 2 : Jumlah Produk Y pada titik 2 X P 3 P 2 Y P 1 Keterangan : P 1 : Kurva penerimaan pada titik 1 P 2 : Kurva penerimaan pada titik 2 P 3 : Kurva penerimaan pada titik 3 Gambar 2. Kurva kemungkinan produksi Sudarsono, 1989 Di mana titik potong sumbu Y menggambarkan kuantitas maksimal produk yang dapat dihasilkan oleh perusahaan seandainya faktor produksi misal, modal dan tenaga kerja digunakan untuk memproduksi produk Y. Sebaliknya dengan titik potong kurva kemungkinan produksi dengan sumbu X yang merupakan pencerminan keadaan seandainya semua tenaga kerja dan modal yang dimiliki perusahaan digunakan untuk memproduksi produk X saja Sudarsono, 1989. Untuk mengetahui berapa kombinasi produk yang dapat dijual produsen untuk memberikan penerimaan tertentu ditunjukkan oleh kurva iso-revenue. Gambar 3. Kurva isorevenue Sudarsono, 1989 Berdasarkan Gambar 3, titik Y adalah penerimaan yang dapat diperoleh seandainya hanya memproduksi barang Y. Titik X adalah penerimaan yang diperoleh seandainya hanya memproduksi barang X sedangkan P adalah penerimaan yang tidak berubah jumlahnya. Dari kedua kurva, kurva kemungkinan produksi dan kurva isorevenue, diperoleh titik persinggungan yang merupakan titik optimal pendapatan produsen Gambar 4. Gambar 4. Kurva penerimaan maksimum Sudarsono, 1989 Berdasarkan Gambar 4, diasumsikan perusahaan memproduksi dua jenis barang, yaitu X dan Y dengan sumber daya yang ada. Kurva kemungkinan produksi antara X dan Y, serta batas kemungkinan produksi yang dapat dicapai dan yang tidak dapat dicapai dibatasi oleh kurva UV. Batas kemungkinan produksi yang dapat dicapai tanpa menghabiskan sumber daya yang tersedia terletak di sebelah kiri bawah kurva. Sedangkan batas kemungkinan produksi yang tidak dapat dicapai terletak di sebelah kana atas kurva. Diasumsikan terjadi perubahan harga dari P 1 ke P 2 . Dari gambar tersebut diperoleh dua titik ekuilibrium pada titik persinggungan antara kurva isorevenue dan kurva kemungkinan produksi. Pada titik E 1 perusahaan memproduksi barang X 1 dan Y 1 , akibat dari adanya perubahan harga, maka titik ekuilibrium bergeser ke titik E 2 . Produksi produk X akan mengalami pergeseran dari X 1 ke X 2 atau mengalami penurunan produksi tetapi produksi produk Y mengalami peningkatan dari Y 1 ke Y 2 . Bentuk kurva kemungkinan Keterangan : X 1 : Jumlah Produk X pada titik 1 X 2 : Jumlah Produk X pada titik 2 Y 1 : Jumlah Produk Y pada titik 1 Y 2 : Jumlah Produk Y pada titik 2 UV : Kurva kemungkinan produksi P 1 : Kurva isorevenue pada titik 1 P 2 : Kurva isorevenue pada titik 2 E 1 : Titik equilibrium pada titik 1 E 2 : Titik equilibrium pada titik 1 X 2 X 1 V X Y U Y 2 Y 1 P 1 P 2 produksi yang cembung menggambarkan biaya peluang opportunity cost, yaitu nilai yang hilang apabila memilih alternatif produksi lain. Dalam kurva kemungkinan produksi, terdapat batas-batas kemungkinan perusahaan dapat berproduksi karena adanya keterbatasan sumber daya yang ada yang ditunjukkan oleh batas lereng miring ke bawah. Menurut Lipsey 1994, batas kemungkinan produksi mengutarakan tiga konsep : 1. Kelangkaan scarcity merupakan kombinasi yang tidak dapat dicapai melebihi batas. 2. Pilihan choice berdasarkan kebutuhan memilih dari sejumlah titik-titik alternatif yang bisa dicapai sepanjang batas. 3. Biaya peluang berdasarkan kemiringan batas tersebut ke kanan bawah. Menurut tiga konsep di atas dapat disimpulkan bahwa keterbatasan sumber daya, mengakibatkan adanya kelangkaan, dimana pada saat ini tingkat produksi yang diharapkan tidak melebihi keterbatasan sumber daya yang ada. Selanjutnya perusahaan yang mengalami kelangkaan ini akan melakukan pemilihan atas pilihan-pilihan alternatif yang ada dan dapat dicapai sepanjang batas kemungkinan produksi. Adanya pemilihan ini menimbulkan biaya peluang yang berarti seberapa besar biaya yang dikorbankan atas pemilihan salah satu alternatif yang mungkin dibandingkan alternatif lainnya. Menurut Sudarsono 1989, yang dimaksud dengan biaya peluang adalah biaya altenatif, dimana nilainya sama dengan besar nilai produk lain yang tidak jadi diproduksi, karena sumber ekonominya digunakan untuk memproduksi barang tertentu tersebut.

2.5. Profitabilitas Perusahaan