IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Perkembangan Perusahaan PT. Pismatex Pekalongan merupakan sebuah perusahaan berbentuk
PT tertutup yang bergerak dalam bidang industri tekstil kain sarung pelekat, dimana saham atau modal yang dimiliki adalah milik keluarga.
PT Pismatex didirikan pada tahun 1971 oleh H. Ghozi Salim sebagai pemilik perusahaan dan pada tahun 1972 mulai memproduksi kain sarung
pelekat merek Gajah Duduk. Sejalan dengan perkembangan penggunaan teknologi dalam industri tekstil, maka sarung Gajah Duduk diproduksi
dengan berbagai tingkatan mutu, antara lain mutu 4.000 benang, 5.000 benang dan 7.000 benang.
Pada awal didirikannya, PT Pismatex menggunakan proses produksi kain sarung dengan alat tenun bukan mesin ATBM. Penggunaan
teknologi yang semakin berkembang dalam industri tekstil menuntut perusahaan mengadopsi perkembangan teknologi dalam proses
produksinya. Oleh karena itu, pada tahun 1973 perusahaan melakukan pembaharuan teknologinya dengan mengganti penggunaan ATBM
menjadi alat tenun mesin ATM. Penggantian penggunaan mesin dalam proses produksi kain sarung atas pertimbangan perusahaan berikut :
meningkatnya daya beli masyarakat, tingkat produktivitas yang tinggi dan mutu kain sarung yang lebih baik.
PT Pismatex merupakan perusahaan PMDN Penanaman Modal Dalam Negeri, ijin perusahaan No. 28DJAIIUTIIINON PMA-
PMDN1998. Tanggal 26 Januari 1988. SIUP No. 40II.03PBIII1994. Proses produksi sarung Gajah Duduk terbagi dalam lima unit produksi,
yaitu unit pencelupan dyeing, unit persiapan preparation, unit
pertenunan weaving, unit penyempurnaan finishing dan unit jahit sarung sewing.
2. Lokasi Perusahaan Penentuan lokasi perusahaan yang strategik dapat ditinjau dari
beberapa faktor, yaitu bahan baku, tenaga kerja, transportasi, pasar potensial, dukungan pemerintah, persediaan air yang cukup, keadaan
iklim dan fasilitas bank. Pada awalnya, perusahaan tekstil PT Pismatex didirikan di desa
Klego Pekalongan. Kemudian, mengingat lokasi perusahaan yang kurang memadai untuk perkembangan perusahaan, sedangkan penggunaan
teknologi tekstil makin berkembang, maka pabrik di desa Klego dipindah ke desa Sapugarut Buaran Pekalongan, dengan luas lahan 2.073 m
2
. Pemilihan lokasi ini oleh Pemimpin Perusahaan didasarkan atas
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : a. Tanah yang tersedia cukup luas untuk pengembangan usaha.
b. Lokasi tidak di tengah-tengah kota seperti yang dianjurkan oleh pemerintah, agar tidak tercampur dengan pemukiman penduduk.
c. Harga tanah di daerah ini pada waktu itu cukup murah dibandingkan dengan harga di daerah perkotaan.
d. Mudah mendapatkan tenaga kerja, karena di desa tersebut banyak home industry bidang tekstil.
e. Arus transportasi ke pabrik cukup mudah. Sejalan dengan perkembangan perusahaan dari awal didirikannya
PT Pismatex sampai sekarang ini memiliki dua kantor cabang, yaitu di Jakarta dan Surabaya, serta kantor pusat perusahaan terletak di jalan
Teratai No.2 Kelurahan Klego Pekalongan. 3. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
PT Pismatex Pekalongan mempunyai visi, yaitu membantu pemerintah di dalam penyerapan tenaga kerja di Pekalongan. Misi
perusahaan adalah : a. Pemenuhan kebutuhan sandang, khususnya wilayah Pekalongan.
b. Meningkatkan industri kerajinan, khususnya kerajinan kain sarung. c. Mencari keuntungan.
PT Pismatex
mempunyai tujuan
dalam mengembangkan
perusahaannya. Tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan adalah : a. Ditinjau dari segi ekonomi, yaitu mencari laba.
b. Ditinjau dari segi sosial ekonomi, yaitu memberikan kesempatan kerja.
c. Ditinjau dari segi pembangunan, yaitu membantu pemerintah dalam memenuhi kebutuhan sandang dan meningkatkan industri kerajinan,
khususnya kerajinan kain sarung. Peranan perusahaan dalam mensukseskan pembangunan ekonomi,
baik regional maupun nasional, antara lain menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin dari
daerah sekitar sesuai kebutuhan dan
menggunakan suku cadang buatan dalam negeri, serta ikut menambah pemasukan devisa bagi negara.
Selain itu, PT Pismatex juga berpartisipasi dalam bidang pendidikan, diantaranya :
a. Dengan adanya sistem ganda dual system, perusahaan memberikan kesempatan bagi para pelajar untuk magang di perusahaan.
b. Memberikan kesempatan bagi para pelajar dan mahasiswa untuk mengadakan penelitian di perusahaan.
4. Struktur Organisasi Struktur organisasi Lampiran 1 yang diterapkan PT. Pismatex
adalah struktur organisasi garis, dimana kekuasaan dan tanggungjawab berjalan dari puncak pimpinan tertinggi yang dipegang oleh Direksi.
Pimpinan tertinggi perusahan adalah Direksi yang dibantu oleh seorang General Manager dalam melaksanakan kebijakan perusahaan. Untuk
lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut : a. Direksi membawahi secara langsung seorang General Manager dan
mengawasi Internal Control
perusahaan dan kesekretariatan perusahaan.
b. General Manager membawahi empat manajer, antara lain Manajer Produksi, Manajer Pemasaran, Manajer Keuangan, Manajer SDM dan
Umum. c. Manajer Produksi membawahi delapan Kepala Bagian KB unit
produksi, antara lain KB Pencelupan, KB Persiapan, KB Pertenunan I, IV V, KB Pertenunan II III, KB Spare Part, KB Finishing, KB
Teknik dan KB PPC. d. Manajer Pemasaran membawahi
empat Kepala Bagian KB Pemasaran, yaitu : KB Penjualan dan Distribusi, KB Promosi, KB
Jahit atau Kemas dan KB Desaigner yang membawahi dan mengawasi staff gudang warna.
e. Manajer Keuangan membawahi Kepala Bagian KB Accounting, KB Pembelian dan Kasir.
f. Manajer SDM dan Umum membawahi Kepala Bagian KB
Personalia, KB Umum, dan KB MIS. Berdasarkan struktur organisasi PT. Pismatex, maka tugas dan
tanggungjawab dari masing-masing bagian atau jabatan sebagai berikut : a. Direksi bertugas memimpin semua kegiatan baik di dalam maupun di
luar perusahaan secara keseluruhan dan membawahi seorang General Manager secara langsung.
b. General Manager bertugas untuk membantu direksi dalam
mengkoordinir kegiatan-kegiatan
perusahaan sesuai
dengan bidangnya masing-masing.
c. Manajer Pemasaran bertugas untuk mengkoordinir kegiatan pemasaran barang dan jasa, serta melakukan kegiatan penagihan
terhadap piutang perusahaan. d. Manajer Keuangan bertugas untuk mengkoordinir penyelenggaraan
administrasi dan keuangan perusahaan, serta mengkoordinasi pemasukan dan pengeluaran perusahaan.
e. Manajer Personalia bertugas untuk mengawasi semua kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian, pengupahan, keamanan dan
hubungan dengan pihak luar, serta membawahi bagian keamanan.
f. Manajer Produksi bertugas untuk mengkoordinir semua kegiatan
produksi perusahaan, baik untuk dyeing, preparation, weaving, finishing dan sewing.
g. Bagian Pembukuan Accounting, bertugas menyusun laporan pembukuan yang bersifat rutin, memeriksa, menyimpan dan mencatat
bukti transaksi perusahaan. h. Kepala Bagian KB Pencelupan, KB Persiapan, KB Pertenunan, KB
Penyempurnaan dan KB Jahit Sarung, bertugas mengawasi
pelaksanaan proses produksi dan rencana produksi, serta membuat laporan mengenai pelaksanaan proses produksi dan hasil produksi
masing-masing. i.
Kepala Bagian KB Pembelian, bertanggungjawab atas persediaan barang atau jasa yang diperlukan setiap unit produksi, menyusun
laporan pembelian secara periodik, bekerjasama dengan KB Spare Part dan Manajer Produksi untuk mengatur pembelian suku cadang
mesin perusahaan dan mengatur pembelian bahan baku dan bahan pembantu dalam proses produksi.
j. Kepala Bagian KB Teknik, bertugas mengawasi jalannya mesin-
mesin produksi saat berproduksi, memelihara keadaan mesin, memeriksa aliran listrik dan memperbaiki peralatan dan mesin yang
rusak. 5. Pemasaran
Dalam proses pemasaran PT. Pismatex Pekalongan menggunakan saluran distribusi dari Pabrik dikirim ke kantor Pusat, kemudian dikirim
ke agen-agen. Setelah itu agen-agen tersebut menyalurkannya ke konsumen maupun pedagang-pedagang atau toko yang lebih kecil.
Daerah pemasaran yang sudah terjangkau adalah Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Sumatera, Riau dan Bengkulu. Perusahaan
melakukan perluasan market share dengan berusaha menjangkau daerah pemasaran seluruh Indonesia dan juga ekspor ke luar negeri, seperti
Malaysia, Brunai, Pilipina, Singapura dan Timur Tengah. 6. Proses Produksi
Proses produksi merupakan sebuah mata rantai, sehingga
kelancaran suatu proses pada salah satu bagian akan sangat mempengaruhi proses produksi di bagian yang lain. Perencanaan
produksi yang baik dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinir dengan departemen terkait. Pengawasan produksi dilaksanakan pada masing-
masing departemen sejak proses awal hingga proses akhir dari penerimaan bahan baku sampai dengan pengiriman ke agen yang
dilaksanakan secara ketat, baik dalam mutu
maupun kuantitas produksinya. Untuk layout pabrik telah diusahakan mengikuti alur proses
produksi flow chart , dapat dilihat pada Lampiran 2. PT Pismatex Pekalongan telah menetapkan suatu system quality
control Pengendalian Mutu Terpadu dalam proses produksi sarung Gajah Duduk, dimana setiap bagian secara aktif mengendalikan produksi
sedini mungkin, agar tidak mengganggu proses selanjutnya. Lembaga secara resmi yang menangani sistem ini dalam perusahaan belum ada,
akan tetapi pelaksanaannya sudah tampak di setiap bagian. Produk akhir selalu diawasi secara ketat, yang lolos dari seleksi merupakan produk
yang baik. Produk yang diklasifikasikan cacat segera dipisah dan diadakan perbaikan, agar dapat tingkat cacatnya tidak berat atau mungkin
diperbaiki agar dapat dikategorikan menjadi produk yang baik. Produk yang baik memiliki kriteria berikut :
a. Ukuran panjang dan lebarnya standar, yaitu panjang 2m dan lebar 1,3m.
b. Corak tidak menyimpang dari rencana. c. Komposisi warna tidak menyimpang.
d. Tenunannya baik, tidak ada lusu terputus, tidak salah warna dan tidak salah nomor benang pakan.
Bagian proses produksi sarung Gajah Duduk terbagi menjadi lima unit produksi,
yaitu Unit Pencelupan Dyeing, Unit Persiapan
Preparation, Unit Pertenunan Weaving, Unit Penyempurnaan Finishing, dan Unit Jahit Sarung Sewing. Keseluruhan proses produksi
tersebut secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Unit Pencelupan Dyeing Pada unit pencelupan terdiri dari dua bagian, yaitu :
1 Bagian Soft Cone, proses mengcover benang cone ex patal dengan standar tension tertentu soft untuk mempermudah dalam
proses pewarnaan. 2 Bagian Pencelupan Cone Dyeing, merupakan proses pemberian
warna benang dengan bahan, temperatur dan tekanan tertentu, agar menghasilkan warna yang tidak luntur dan rata, sesuai
dengan warna yang dikehendaki desaigner. b. Unit Persiapan Preparation
Pada unit persiapan terdiri dari lima bagian, yaitu : 1 Kelos cone winder proses menutupi cone warna dengan standar
isi tertentu dan mengatur kembali jajaran atau gulungan benang untuk memperlancar proses selanjutnya, yaitu proses palet dan
hani. 2 Palet pirn winder merupakan proses mengcover cone warna yang
sudah melalui proses kelos ex kelos menjadi palet dengan isi dan tension tertentu untuk menghasilkan gulungan pakan.
3 Hani warping membuat jajaran benang lusi pada beam tenun sesuai dengan corak. Proses ini bertujuan menghasilkan gulungan
benang untuk lusi. 4 Kanji sizing merupakan proses melapisi benang yang sudah
digulung terpisah sesuai dengan corak bahan atau obat kanji. Proses pelapisan tersebut bertujuan untuk memperlancar proses
tenun benang. 5 Cucuk reach in yaitu memisahkan helaian benang lusi ex hani
dan kanji, sehingga membentuk mulut lusi untuk jalannya pakan. c. Unit Pertenunan Weaving
Hal ini merupakan proses menganyam atau menyilangkan benang pakan ke dalam mulut lusi, sesuai kartu dan corak yang terpasang
pada mesin dengan standar penyetelan mesin. Tujuan proses ini
adalah untuk memperoleh hasil anyaman sesuai dengan standar corak dan kerataan pick, panjang dan lebar kain agar tidak timbul BS.
d. Unit Penyempurnaan Finishing Pada proses penyempurnaan finishing terdiri dari lima bagian, yaitu:
1 Inspeksi inspection merupakan proses memperbaiki, memisahkan dan mengklasifikasikan produk yang cacat untuk menghindari
tercampurnya dengan produk yang baik dan BS. 2 Bakar Bulu singeing merupakan proses untuk menghilangkan
atau membersihkan bulu atau kapuk yang melekat pada permukaan sarung, agar menghasilkan produk bersih dan tidak
mengapuk. 3 Pencucian
washing merupakan
proses mencuci
atau membersihkan kain sarung karena kotoran dari proses bakar bulu.
Proses ini bertujuan untuk menghasilkan produk bersih dan warna kain cerah.
4 Stenter stentering merupakan proses memperbaiki jajaran benang lusi dan pakan, sehingga tegangan benang rata dan panjang
maupun lebar kain sarung kembali seperti semula pada saat mentah. Proses ini bertujuan agar menghasilkan mutu produk
sesuai standar, bermutu dan kuat. 5 Kalender calendaring yaitu proses memperhalus permukaan kain
sarung, agar mutu kain sarung jadi lebih bermutu dan menarik. e. Unit Jahit Sarung Sewing
Hal ini merupakan proses menghubungkan ujung dan pangkal kain, sehingga terbentuk sarung. Pada unit sewing terdiri dari dua bagian,
yaitu : 1 Lipat folding, yaitu proses melipat kain sarung dengan standar
lipatan untuk menyesuaikan dengan kemasan. 2 Pengemasan packing, proses pemberian logo, cap atau merek,
etiket perusahaan dan membungkusnya dengan rapi, agar produk mudah dikenal oleh konsumen.
7. Tenaga Kerja PT. Pismatex Pekalongan sampai dengan akhir Juni 2009 telah
mempekerjakan 2.709 tenaga kerja yang berasal dari daerah sekitar perusahaan, sehingga memberikan dampak positif kontribusi berupa
perluasan kesempatan kerja disektor formal maupun informal. Jumlah tenaga kerja PT. Pismatex sampai dengan akhir Juni 2009 dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Tenaga kerja PT. Pismatex Posisi
Jumlah orang
Personalia 36
Desainer 29
PPC 28
MIS 4
Warehouse Sparepart 10
Umum 37
Akunting 7
Pembelian 3
Unit Pencelupan 130
Unit Persiapan 600
Unit Pertenunan 1.215
Unit Finishing 230
Unit Jahit Kemas 350
Teknik 30
Total 2.709
Sumber : PT. Pismatex Pekalongan, 2009. PT. Pismatex memproduksi sarung Gajah Duduk 24 jam selama 7
hari berturut-turut. Perusahaan menetapkan jam kerja kantor dan jam kerja pabrik secara berbeda. Pekerja kantor hanya bekerja selama enam
hari Senin-Sabtu dengan jam kerja seperti terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jam kerja pihak manajemen PT. Pismatex Pekalongan Pihak Manajemen
Staff Senin sd
Kamis Jumat
Sabtu
Jam Kerja 08.00-12.00
08.00-11.30 08.00-12.00
Istirahat 12.00-13.00
11.30-12.45 Kembali Kerja
13.00-16.00 12.45-16.00
Sumber : PT. Pismatex Pekalongan, 2009. Pekerja pabrik dibagi menjadi lima shift yang bekerja secara
bergiliran Tabel 4. Dalam sehari jumlah shift yang mendapat giliran kerja sebanyak tiga shift, sedangkan dua shift lainnya bekerja pada
keesokan harinya dengan ditambah satu shift dari kelompok shift yang telah mendapat giliran pertama pada hari sebelumnya.
Tabel 4. System shifting karyawan unit produksi PT. Pismatex
Pekalongan
System Shefting
Unit Dyeing
Unit Prepara-
tion Unit
Weaving Unit
Finishing Unit
Sewing
Shift Pagi
06.00- 14.00
06.00- 14.00
06.00- 14.00
06.00- 14.00
06.00- 14.00
Shift Siang
14.00- 22.00
14.00- 22.00
14.00- 22.00
14.00- 22.00
14.00- 22.00
Shift Malam
22.00- 06.00
22.00- 06.00
22.00- 06.00
22.00- 06.00
22.00- 06.00
Sumber : PT. Pismatex Pekalongan, 2009. 8. Pengupahan
Perusahaan wajib memberikan upah atau gaji kepada karyawannya, karena karyawan telah memberikan jasa berupa pekerjaan yang telah
ditentukan oleh perusahaan. Oleh karena itu, pemberian upah atau gaji kepada karyawan merupakan hak karyawan yang harus dipenuhi oleh
perusahaan. Sistem pengupahan yang diberlakukan di PT. Pismatex sudah sesuai dan mengacu pada Peraturan Pemerintah PP, yaitu sesuai dengan
Upah Minimum Sektoral Regional UMSR Kabupaten Pekalongan. PT. Pismatex memberikan upah kepada karyawan pabrik setiap
satu bulan sekali biasanya diberikan pada hari Kamis dan besarnya disesuaikan dengan posisi masing-masing karyawan di perusahaan.
Sedangkan upah staff administrasi dan umum diberikan setiap bulan sekali, serta besarnya disesuaikan dengan jabatan atau posisi masing-
masing karyawan. 9. Kesejahteraan Sumber Daya Manusia
Kesejahteraan sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang juga harus diperhatikan oleh perusahaan. Dengan memperhatikan
kesejahteraan karyawan akan berdampak positif bagi perusahaan, yaitu motivasi karyawan untuk menjadi lebih disiplin dalam bekerja.
PT. Pismatex memperhatikan kesejahteraan karyawannya yang disiplin dan berprestasi dengan memberikan kenaikan gaji, bonus, insentif
bagi karyawan lembur, tunjangan hari raya, transportasi antar jemput
karyawan dengan menggunakan bus perusahaan bagi staff yang menggunakan kendaraan sendiri maka perusahaan akan memberikan
uang bensin, koperasi, jaminan kesehatan dan pengobatan perusahaan, jaminan kecelakaan kerja.
Kenaikan gaji diberikan berdasarkan penilaian atas kerajinan dan kedisiplinan kerja karyawan setiap 6 bulan sekali. Besarnya kenaikan gaji
tersebut disesuaikan dengan jabatan dan tanggungjawabnya. Kenaikan gaji juga diberikan perusahaan, apabila karyawan tersebut telah
dipromosikan untuk jabatan baru dan besarnya disesuaikan dengan tugas dan jabatan baru. Pemberian bonus diberikan apabila produktivitas dan
penjualan perusahaan mengalami peningkatan pada bulan tersebut, dengan pemberian bonus 7 dari gaji pokok karyawan. Tunjangan hari
raya diberikan perusahaan selambat-lambatnya 1 minggu sebelum hari raya, besarnya nilai tunjangan yang diberikan sebesar 1 kali gaji pokok
karyawan tersebut. Pemberian kain sarung juga diberikan perusahaan sebagai bingkisan hari raya. Selain itu, perusahaan memberikan promosi
jabatan bagi karyawan yang telah memiliki pengalaman kerja di bidang tertentu dan mempunyai kerajinan, serta kedisiplinan kerja yang bagus,
keputusan tentang promosi didasarkan atas kebijakan dari pimpinan perusahaan.
10. Jamsostek Perusahaan memberikan jaminan dan perlindungan kepada setiap
karyawannya dengan Jamsostek Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Setiap karyawan selalu menghadapi risiko-risiko sakit, kecelakaan kerja, cacat,
hari tua dan meninggal dunia baik yang sangat merugikan secara fisik maupun finansial. Oleh karena itu, perusahaan perlu menanggulangi
secara terencana dan teratur. Program jamsostek yang diikuti oleh karyawan meliputi jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan hari
tua, serta jaminan kelahiran bagi karyawan wanita.
4.2. Perumusan Model Linear Programming