Perkolasi Dekoktasi Refluks Digesti Pengaturan Kadar Glukosa Dalam Darah

phenolnya. Namun pendekatan ini tidak cocok dengan senyawa-senyawa yang sensitif terhadap panas.

b. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang umunya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya penetesan atau penampungan ekstrak, terus menerus sampai diperoleh ekstrak perkolat.

2.3.1.2 Cara Panas a. Infundasi

Infundasi adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus diatas penangas air mendidih, temperatur terukur 90 o

a. Dekoktasi

C selama 15 menit. Cara ini biasa digunakan untuk zat yang akan diekstraksi tahan pemanasan. Jika tidak ada ketentuan lain infus biasanya disaring panas. Dekoktasi adalah sama dengan infundasi pada waktu yang lebih lama ≥ 30 menit. b. Soxhletasi Soxhletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru dilakukan dengan alat soklet sehingga terjadi ekstraksi berkelanjutan dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Keuntungan cara ini adalah pelarut yang digunakan lebih sedikit dan pelarut murni sehingga dapat menarik senyawa dalam simplisia lebih banyak dalam waktu lebih singkat Universitas Sumatera Utara dibanding dengan maserasi atau perkolasi. Kerugian cara ini adalah tidak dapat digunakan untuk senyawa-senyawa termo labil Harborne, 1987.

c. Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umunya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali.

d. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukkan kontinyu pada temperatur ruangan kamar.

2.4 Pengaturan Kadar Glukosa Dalam Darah

Pengaturan kadar glukosa dalam darah dipengaruhi oleh organ-organ tertentu yang paling penting adalah pankreas dan hati. a. Pankreas Pankreas adalah suatu organ lonjong kira-kira 15 cm, yang terletak dibelakang lambung dan sebagian di belakang hati. Organ ini terdiri dari jaringan eksokrin dan endokrin. Sel endokrin mensekresikan beberapa jenis hormon. Jenis hormon yang paling banyak dijumpai adalah sel- α mensekresikan hormon glukagon, sel-ß mensekresikkan hormon insulin, sel-D memproduksi somatostatin, dan sel yang bekerja memproduksi pankreas polipeptida Tan dan Raharja, 2002. Hormon yang berperan paling penting dalam pengaturan glukosa darah adalah glukagon dan insulin. Fungsi utama insulin adalah menurunkan Universitas Sumatera Utara kadar glukosa darah, sedangkan glukagon bekerja meningkatkan glukosa darah dengan cara mengubah glikogen menjadi glukosa Faigin, 2001. b. Hati Hati merupakan organ utama yang menstabilkan keseimbangan glukosa antara absorbsi dan penimbunannya sebagai glikogen Tan dan Raharja, 2002. Pada keadaan setelah makan, sebanyak dua pertiga glukosa yang diabsorbsi dari usus segera disimpan di hati dalam bentuk glikogen. Jika glukosa tidak memasuki tubuh selama beberapa jam, glikogen hati diubah atas perintah glukagon yang mengaktifkan enzim pengubah glikogen, phosporilase. Degradasi glikogen menghasilkan glukosa, yang kemudian dilepaskan kedalam aliran darah sehingga konsentrasi dalam darah meningkat. Sebagai reaksi dari kegiatan glukagon yang menaikkan glukosa darah, insulin diproduksi untuk membawa glukosa yang baru saja dilepaskan kedalam aliran darah menuju sel-sel tubuh. Hal ini mempercepat turunnya glukosa darah, jika masukan karbohidrat ditiadakan, aksi hormon- hormon ini secara perlahan menghilang karena glikogen hati habis Faigin, 2001. c. Insulin. Insulin merupakan protein kecil yang mengandung dua rantai polipeptida yang dihubungkan oleh ikatan disulfida. Disintesis sebagai protein perkusor yang mengalami pemisahan proteolik untuk membentuk insulin dan peptida C keduanya disekresi oleh sel β-pankreas. Sekresi insulin diatur tidak hanya oleh kadar glukosa darah tetapi juga oleh hormon lain dan mediator Universitas Sumatera Utara autonomik sekresi insulin dipacu karena kadar glukosa dalam darah meningkat dan di fosfolirasi dalam sel β-pankreas. Gejala hipoglikemia merupakan reaksi samping yang paling serius dan umum dari kelebihan dosis insulin. Diabetes jangka lama sering tidak memproduksi sejumlah hormon yang menghalangi pengaturan insulin glukagon, epineprin, kortisol dan hormon pertumbuhan yang secara normal memberikan pertahanan efektif terhadap hipoglikemia reaksi samping lainnya berupa klipoodistrofi dan reaksi alergi Price dan Wilson, 2006.

2.5 Diabetes melitus