3.11.3 Pembuatan larutan Streptozotocin STZ
Sebanyak 55 mg STZ dilarutkan dengan 10 ml akuabides, kemudian
disuntikkan pada mencit secara intraperitonial dengan dosis 55 mgkg bb. 3.11.4 Pembuatan suspensi EnHDUJ, EEADUJ dan EEDUJ.
Masing- masing ekstrak dibuat suspensi dengan CMC 0,5 dengan dosis yang berbeda, dosis 100 mgkg bb, 200 mgkg bb dan 300 mgkg bb. Masing-
masing dosis ditimbang dan dicampurkan dengan CMC 0,5 sampai homogen hingga volume 10 ml. Perhitungan dosis ekstrak seperti pada Lampiran 12
halaman 95.
3.12 Pengujian Farmakologi 3.12.1 Pengukuran kadar glukosa darah normal mencit
Sebelum diberikan perlakuan, kadar glukosa darah mencit diukur terlebih dahulu, yaitu mencit dipuasakan selama 18 jam. Kemudian berat badan ditimbang
dan kadar glukosa darah KGD puasa diukur dengan cara mengambil darah melalui vena bagian ekor dilukai. darah yang keluar disentuhkan pada Glukostrip
yang sudah dipasangkan pada glukotes. Kemudian angka yang tampil pada layar dicatat sebagai kadar glukosa darah mgdl awal.
3.12.2 Uji pendahuluan
Uji pendahuluan dilakukan dengan metode tes toleransi glukosa oral TTGO yaitu pemberian glukosa 10 dengan dosis 1 gkg bb Vogel,2008.
Mencit sehat yang sudah diaklimatisasi dipuasakan selama 18 jam kemudian ditimbang berat badan dan diukur kadar glukosa darahnya. Mencit dibagi lima
Universitas Sumatera Utara
kelompok masing–masing kelompok lima ekor. Kelompok 1 kontrol negatif diberi CMC 0,5, kelompok 2 kontrol positif SMet 65 mgkg bb, kelompok 3 Sn-
HDUJ 200 mgkg bb, kelompok 4 SEEADUJ 200 mgkg bb dan kelompok 5 SEEDUJ 200 mgkg bb. Satu jam kemudian masing – masing kelompok diberi
glukosa 10 dosis 1 gkg bb, pada menit ke 15, menit 30, 45, 60, 90 dan menit ke 120 diukur KGD mencit. Kemudian dari hasil KGD yang didapat dianalisis dan
diambil dua ekstrak yang efek menurunkan KGD lebih besar digunakan untuk percobaan selanjutnya.
3.12.3 Penginduksian Diabetes hewan uji
Mencit yang akan diinduksi dipuasakan selama 18 jam air minum tetap diberikan, diinjeksi dengan larutan streptozotocin secara intraperitonial dengan
dosis 55 mgkg bb. Sebelum diinduksi berat badan dan kadar glukosa darah mencit diukur dulu untuk mengetahui berat badan awal dan kadar glukosa darah
awal. Hari ke-3 diukur kadar glukosa darah mencit, apabila ≥ 200 mgdl sudah
dianggap diabetes.
3.12.3 Uji aktivitas antidiabetes SEEADUJ dan SEEDUJ
Dari hasil uji pendahuluan diambil dua ekstrak yang lebih besar khasiatnya dan masing-masing ekstrak dibuat 3 dosis yang berbeda, yaitu dosis
100 mgkg bb, 200 mgkg bb dan 300 mgkg bb. Hewan uji yang digunakan dalam percobaan ini mencit yang sudah
diinduksi dibagi dalam 8 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor, yaitu:
a Kelompok I adalah kelompok mencit diberi CMC 0,5 sebagai kontrol negatip.
Universitas Sumatera Utara
b Kelompok II adalah kelompok mencit yang diberi SMet dosis 65 mgkg bb sebagai kontrol positip.
c Kelompok III adalah kelompok uji ekstrak Etil asetat, kelompok yang diberi SEEADUJ dosis 100 mgkg bb.
d Kelompok IV adalah kelompok uji ekstrak Etil asetat, kelompok yang diberi SEEADUJ dosis 200 mgkg bb
e Kelompok V adalah kelompok uji ekstrak Etil asetat, kelompok yang diberi SEEADUJ dosis 300 mgkg bb.
f Kelompok VI adalah kelompok uji ekstrak Etanol, kelompok yang diberi SEEDUJ dosis 100 mgkg bb.
g Kelompok VII adalah kelompok uji ekstrak Etanol, kelompok yang diberi SEEDUJ dosis 200 mgkg bb.
h Kelompok VIII adalah kelompok uji ekstrak Etanol, kelompok yang diberi SEEDUJ dosis 300 mgkg bb.
Pemberian perlakuan dimulai setelah hewan uji positif diabetes, ini merupakan hari ke-1 perlakuan, setiap dua hari dilakukan pengukuran kadar
glukosa darah. Pengujian kelompok hewan tersebut selama 2 minggu, pada hari ke 3, 5, 7, 9, 11, 13 dan 15.
3.13 Metode pengambilan darah