BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi dan Hasil Ekstraksi
Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan di Laboratorium Herbarium Medanense MEDA Universitas Sumatera Utara, dipastikan bahwa sampel
tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ipomoea batatas L Famili Convolvulaceae yang dikenal masyarakat dengan nama Ubi jalar Lampiran 3,
halaman 74. Ekstrak yang diuji dalam penelitian ini diperoleh dari ekstraksi bertingkat
dengan cara maserasi dari serbuk simplisia daun ubi jalar sebanyak 1500 g. Dari proses ekstraksi diperoleh ekstrak n-heksana, ekstrak etilasetat, ekstrak etanol
yang kemudian dipisahkan dari pelarutnya dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 40
o
Masing-masing ekstrak dilakukan karakterisasi yang meliputi pemeriksaan kadar air, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam, kadar sari larut dalam air
dan sari larut dalam etanol, perhitunga hasil dapat dilihat di lampiran delapan. Hasil karakterisasi dapat dilihat pada Tabel 4.1.
C sehingga diperoleh ekstrak kental yang kemudian dikeringkan dengan menggunakan freeze dryer, sehingga diperoleh 43 g En-
HDUJ, 49 g EEADUJ, dan 123 g EEDUJ.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Karakterisasi ekstrak
Parameter En-HDUJ
EEADUJ EEDUJ
Persyaratan Kadar air
1,99 7,98
9,96 10
Kadar abu total 1,26
1,59 1,44
Kadar abu tak larut asam
0,24 0,43
0,32 -
Kadar sari larut etanol 36,49
31,4 11,2
- Kadar sari larut air
2,05 4,43
41,61 -
= Persyaratan berdasarkan Monograph of Indonesian Medicinal Plant Extracts
2004
Selanjutnya hasil penapisan fitokimia terhadap EnHDUJ, EEADUJ dan EEDUJ dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil penapisan fitokimia EnHDUJ,EEADUJ dan EEDUJ
Ekstrak Alkaloid Flavonoid Antrakuinon Saponin Tanin
Steroid Triterpen
EnHDUJ -
- -
- -
- EEADUJ
- +
- +
+ -
EEDUJ -
+ -
+ +
-
4.2 Hasil Uji Pendahuluan
Mencit sehat yang sudah diaklimatisasi dipuasakan selama 18 jam kemudian ditimbang berat badan dan diukur kadar glukosa darahnya. Mencit
dibagi lima kelompok masing–masing kelompok lima ekor. Kelompok 1 diberi larutan SCMC 0,5, kelompok 2 SMet 65 mgkg bb, kelompok 3 diberi larutan
SEn-HDUJ 200 mgkg bb, kelompok 4 diberi SEEADUJ 200 mgkg bb dan kelompok 5 diberi SEEDUJ 200 mgkg bb. Satu jam kemudian masing–masing
Universitas Sumatera Utara
kelompok diberi glukosa 10 dosis 1 gkg bb, pada menit ke 15, menit 30, 45, 60, 90 dan menit ke 120 diukur KGD mencit.
Berdasarkan perhitungan statistik terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan dan untuk mengetahui perbedaan signifikan antar perlakuan dilakukan
uji beda rata-rata Duncan. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4.1 yang menunjukkan bahwa SEEDUJ dan SEEADUJ lebih besar khasiatnya
dibandingkan SEn-HDUJ.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1
Grafik pengukuran KGD dengan perlakuan tes toleransi glukosa oral setelah perl
akuan pada α = 0,05; n =5; Rata-rata ± SD.
Universitas Sumatera Utara
Pada tes toleransi glukosa oral, semua perlakuan menunjukkan penurunan kadar glukosa darah mencit yang berbeda-beda. Penurunan KGD yang terbesar
berturut-turut ditunjukkan oleh pemberian SEEDUJSEEADUJSMetSEn- HDUJSCMC. Berdasarkan hasil tersebut maka untuk pengujian selanjutnya
dilakukan terhadap dua suspensi yang mempunyai kemampuan menurunkan KGD lebih besar. Kedua suspensi tersebut adalah SEEDUJ dan SEEADUJ.
4.3 Hasil Uji aktivitas antidiabetes SEEADUJ dan SEEDUJ