Petunjuk Lembar Observasi Tujuan Sumber-sumber Bahan dan Bahan Bacaan

Lampiran 3 LEMBAR OBSERVASI KINERJA PESERTA PELATIHAN

A. Petunjuk

1. Amati kinerja peserta pelatihan selama sesi berlangsung. 2. Beri tanda centang √ pada kolom yang bersesuaian dengan kinerja setiap peserta untuk aspek-aspek berikut dengan ketentuan: 4 = AMAT BAIK 3 = BAIK 2 = CUKUP 1 = KURANG

B. Lembar Observasi

Nama sesi : ... Hari, tanggal : ... Pukul : ... Instruktur : ... No. Nama Peserta Aspek Penilaian Rerata Kedisiplinan Partisipasi Kerja sama Gagasan Nilai 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 1 2

3 4

5 6 7 Keterangan: 1. Kedisiplinan: ketaatan terhadap kontrak tata-tertib pelatihan 2. Partisipasi : keaktifan dan kesungguhan dalam mengikuti sesi 3. Kerja sama : kemampuan menyelesaikan tugas bersama-sama dengan peserta lain 4. Gagasan : keberterimaan, kekayaan, dan kebaruan gagasan Instruktur, _________________ 56 UNIT 3 ANALISIS MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

A. Tujuan

Setelah mengikuti sesi ini, peserta pelatihan dapat: 1. menjelaskan pengertian dan langkah-langkah pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik; 2. menjelaskan pengertian dan langkah-langkah Problem-based Learning; 3. menjelaskan pengertian dan langkah-langkah Project-based Learning; 4. menjelaskan pengertian dan langkah-langkah Inquiry Learning; 5. menjelaskan pengertian dan langkah-langkah Discovery Learning; dan 6. menerapkan pendekatan dan model-model pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar.

B. Uraian Materi

Proses pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah untuk pelaksanaan Kurikulum 2013 diatur melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 beserta lampirannya Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam lampiran Peraturan Menteri tersebut dinyatakan tentang konsep dasar mengenai proses pembelajaran yaitu bahwa peserta didik dipandang sebagai subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Sejalan dengan pandangan tersebut, pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Selanjutnya, agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya. Berdasarkan konsep dasar tersebut sejumlah prinsip pembelajaran dirumuskan sebagai berikut: a. peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu; b. peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar; c. proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah; d. pembelajaran berbasis kompetensi; e. pembelajaran terpadu; f. pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi; g. pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif; h. peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan soft- skills; i. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; j. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan ing ngarsa sung tuladha, membangun kemauan ing madya mangun karsa, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran tut wuri handayani; k. pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; 57 l. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; m. pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik; dan n. suasana belajar menyenangkan dan menantang. Sejalan dengan konsep dasar dan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut, pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Selain itu dapat diterapkan model-model pembelajaran lainnya, antara lain discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning. 1. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Dalam Permendikbud No. 103 Tahun 2014 dinyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik terdiri atas lima langkah kegiatan belajar yakni mengamati observing, menanya questioning, mengumpulkan informasimencoba experimenting, menalar atau mengasosiasi associating, mengomunikasikan communicating yang dapat dilanjutkan dengan mencipta. Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik tersebut mengikuti langkah-langkah pada metode ilmiah. Berikut ini langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

a. Mengamati. Siswa menggunakan panca inderanya untuk mengamati fenomena yang

relevan dengan apa yang dipelajari. Fenomena yang diamati pada mata pelajaran satu dan lainnya berbeda. Misalnya, untuk mata pelajaran IPA, siswa mengamati pelangi, untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, siswa mendengarkan percakapan, untuk mata pelajaran bahasa Indonesia siswa membaca teks, untuk prakarya siswa mencicipi iga bakar, dan untuk mata pelajaran IPS siswa mengamati banjir. Siwa dapat mengamati fenomena secara langsung maupun melalui media audio visual. Hasil yang diharapkan dari langkah pembelajaran ini adalah siswa menemukan masalah, yaitu gap of knowledge, apapun yang belum diketahui atau belum dapat dilakukan terkait dengan fenomena yang diamati. Pada langkah ini guru dapat membantu siswa menginventarisasi segala sesuatu yang belum diketahui gap of knowledge tersebut. Agar kegiatan mengamati dapat berlangsung dengan baik, sebelum pembelajaran dimulai guru perlu menemukanmempersiapkan fenomena yang diamati siswa dan merancang kegiatan pengamatan untuk siswa menemukan masalah.

b. Menanya. Siswa merumuskan pertanyaan tentang apa saja yang tidak diketahui atau

belum dapat lakukan terkait dengan fenomena yang diamati. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat mencakup pertanyaan-pertanyaan yang menghendaki jawaban berupa pengetahuan faktual, konseptual, maupun prosedural, sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Hasil kegiatan ini adalah serangkaian pertanyaan siswa yang relevan dengan indikator-indikator KD. Guru Membantu siswa merumuskan pertanyaan berdasarkan daftar hal-hal yang perluingin diketahui agar dapat melakukanmenciptakan sesuatu.

c. Mengumpulkan informasimencoba. Siswa mengumpulkan data melalui berbagai

teknik, misalnya melakukan eksperimen, mengamati obyekkejadianaktivitas, wawancara dengan nara sumber, membaca buku pelajaran, dan sumber lain di antaranya buku referensi, kamus, ensiklopedia, media massa, atau serangkaian data statistik. Guru menyediakan sumber-sumber belajar, lembar kerja worksheet, media, alat peragaperalatan eksperimen, dan sebagainya. Guru juga membimbing dan mengarahkan siswa untuk mengisi lembar kerja, menggali informasi tambahan yang dapat dilakukan 58 secara berulang-ulang sampai siswa memperoleh informasi atau data yang dibutuhkan. Hasil kegiatan ini adalah serangkaian data atau informasi yang relevan dengan pertanyaan-pertanyaan yang siswa rumuskan.

d. Menalarmengasosiasi. Siswa menggunakan data atau informasi yang sudah

dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mereka rumuskan. Pada langkah ini guru mengarahkan agar siswa dapat menghubung-hubungkan datainformasi yang diperoleh untuk menarik kesimpulan. Hasil akhir dari tahap ini adalah simpulan- simpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan yang dirumuskan pada langkah menanya.

e. Mengomunikasikan. Siswa menyampaikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan

mereka ke kelas secara lisan danatau tertulis atau melalui media lain. Pada tahapan pembelajaran ini siswa dapat juga memajangmemamerkan hasilnya di ruang kelas, atau mengunggah upload di blog yang dimiliki. Guru memberikan umpan balik, meluruskan, memberikan penguatan, serta memberikan penjelasaninformasi lebih luas. Guru membantu peserta didik untuk menentukan butir-butir penting dan simpulan yang akan dipresentasikan, baik dengan atau tanpa memanfaatkan teknologi informasi.

2. Pembelajaran Berbasis Masalah Problem-based Learning

Pembelajaran Berbasis Masalah adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari otentik yang bersifat terbuka open-ended untuk diselesaikan oleh peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar mandiri, dan membangun atau memperoleh pengetahuan baru. Pembelajaran ini berbeda dengan pembelajaran konvensional yang jarang menggunakan masalah nyata atau menggunakan masalah nyata hanya di tahap akhir pembelajaran sebagai penerapan dari pengetahuan yang telah dipelajari. Pemilihan masalah nyata tersebut dilakukan atas pertimbangan kesesuaiannya dengan pencapaian kompetensi dasar. Berikut adalah langkah-langkah PBM yang diadaptasi dari pendapat Arends 2012 dan Fogarty 1997. Tabel 1. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah Tahap Deskripsi Tahap 1 Orientasi terhadap masalah Guru menyajikan masalah nyata kepada peserta didik. Tahap 2 Organisasi belajar Guru memfasilitasi peserta didik untuk memahami masalah nyata yang telah disajikan, yaitu mengidentifikasi apa yang mereka ketahui, apa yang perlu mereka ketahui, dan apa yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Peserta didik berbagi perantugas untuk 59 Tahap Deskripsi menyelesaikan masalah tersebut. Tahap 3 Penyelidikan individual maupun kelompok Guru membimbing peserta didik melakukan pengumpulan datainformasi pengetahuan, konsep, teori melalui berbagai macam cara untuk menemukan berbagai alternatif penyelesaian masalah. Tahap 4 Pengembangan dan penyajian hasil penyelesaian masalah Guru membimbing peserta didik untuk menentukan penyelesaian masalah yang paling tepat dari berbagai alternatif pemecahan masalah yang peserta didik temukan. Peserta didik menyusun laporan hasil penyelesaian masalah, misalnya dalam bentuk gagasan, model, bagan, atau Power Point slides. Tahap 5 Analisis dan evaluasi proses penyelesaian masalah Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses penyelesaian masalah yang dilakukan. Berikut adalah beberapa contoh masalah nyata yang dapat digunakan dalam Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. a. Di beberapa tempat perbuatan mencoral-coret dinding tembok dengan menggunakan kata-kata yang tidak sopan sering dijumpai. Hal tersebut merusak pemandangan kampung dan menjadikan wilayah tersebut terkesan kumuh. Bagaimanakah menyelesaikan masalah tersebut? b. Perilaku membuang sampah di saluran air atau di sungai seolah-olah menjadi perilaku yang biasa saja. Padahal di Indonesia memiliki undang-undang tentang lingkungan hidup. Bagaimana penyelesaian masalah perilaku membuang sampah sembarangan tersebut ditinjau dari undang-undang lingkungan hidup atau peraturan perundang- undangan yang lain? c. Wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal dari NKRI berbatasan dengan negara-negara tetangga. Pembangunan di wilayah tersbut belum memadai dan warga yang tinggal di wilayah tersebut merasa tidak diperhatikan oleh Pemerintah RI. Bagaimana sebaiknya wilayah tersebut dikembangankan dan dibangun?

3. Pembelajaran Berbasis Projek Project-based Learning

Pembelajaran Berbasis Projek PBP adalah kegiatan pembelajaran yang menggunakan projekkegiatan sebagai proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivias peserta didik untuk menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata. Produk yang dimaksud adalah hasil projek dalam bentuk desain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologiprakarya, dan lain-lain. Pendekatan ini memperkenankan pesera didik untuk bekerja secara mandiri maupun berkelompok dalam menghasilkan produk nyata. 60 Tabel 2. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Projek Langkah-langkah Deskripsi Langkah -1 Penentuan projek Guru bersama dengan peserta didik menentukan tematopik projek Langkah -2 Perancangan langkah-langkah penyelesaian projek Guru memfasilitasi Peserta didik untuk merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian projek beserta pengelolaannya Langkah -3 Penyusunan jadwal pelaksanaan projek Guru memberikan pendampingan kepada peserta didik melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancangnya Langkah -4 Penyelesaian projek dengan fasilitasi dan monitoring guru Guru memfasilitasi dan memonitor peserta didik dalam melaksanakan rancangan projek yang telah dibuat Langkah -5 Penyusunan laporan dan presentasipublikasi hasil projek Guru memfasilitasi Peserta didik untuk mempre- sentasikan dan mempublikasikan hasil karya Langkah -6 Evaluasi proses dan hasil projek Guru dan peserta didik pada akhir proses pembe- lajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas projek

4. Pembelajaran Inkuiri

Inkuiri merupakan proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuaan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Belajar pada dasarnya merupakan proses mental seseorang yang tidak terjadi secara mekanis. Melalui proses mental itulah, diharapkan peserta didik berkembang secara utuh baik intelektual, mental, emosi, maupun pribadinya. Oleh karena itu dalam proses perencanaan pembelajaran, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. Pembelajaran adalah proses memfasilitasi kegiatan penemuan inquiry agar peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri bukan hasil mengingat sejumlah fakta. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri adalah pembelajaranyang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan yang meliputi sikap, pengetahuan,dan keterampilan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki sesuatubenda, manusiaatau peristiwa, secara sistematis, kritis, logis, dan analitis. Karakteristik dari Pembelajaran Inkuiri: a. Menekankan kepada proses mencari dan menemukan. b. Pengetahuan dibangun oleh peserta didik melalui proses pencarian. c. Peran guru sebagai fasilitator dan pembimbing peserta didik dalam belajar. d. Menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk merumuskan kesimpulan. 61 Tabel 3. Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri Tahap Deskripsi Tahap 1 Orientasi Guru mengondisikan agar peserta didik siap melaksanakan proses pembelajaran, menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai oleh peserta didik, menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai tujuan, menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar, hal ini dapat dila- kukan dalam rangka memberikan motivasi belajar peserta didik. Tahap 2 Merumuskan masalah Guru membimbing dan memfasilitasi peserta didik untuk merumuskan dan memahami masalah nyata yang telah disajikan. Tahap 3 Merumuskan hipotesis Guru membimbing peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berhipotesis dengan cara menyampaikan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong peserta didik untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. Tahap 4 Mengumpulkan data Guru membimbing peserta didik dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong peserta didik untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. Tahap 5 Menguji hipotesis Guru membimbing peserta didik dalam proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan peserta didik atas jawaban yang diberikan. Tahap 6 Merumuskan kesimpulan Guru membimbing peserta didik dalam proses mendes- kripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebiknya guru mempu menunjukkan pada peserta didik data mana yang relevan.

5. Pembelajaran Penemuan DiscoveryLearning

Pembelajaran penemuan Discovery Learning adalah pembelajaran untuk menemukan konsep, makna, dan hubungan kausal melalui pengorganisasian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik. Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu: 1 mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; 2 berpusat pada peserta didik; 3 kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada. 62 Karakteristik dari Discovery Learning: a. Peran guru sebagai pembimbing; b. Peserta didik belajar secara aktif sebagai seorang ilmuwan; c. Bahan ajar disajikan dalam bentuk informasi dan peserta didik melakukan kegiatan menghimpun, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, serta membuat kesimpulan. Tabel 4. Langkah-langkah Discovery Learning Tahap Deskripsi Tahap 1 Persiapan Guru Menentukan tujuan pembelajaran, identifikasi karakteristik peserta didik kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya Tahap 2 Stimulasipemberian rangsangan Guru dapat memulai kegiatan PBM dengan menga- jukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta didik dalam mengeksplorasi bahan Tahap 3 Identifikasi masalah Guru Mengidentifikasi sumber belajardan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengiden- tifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis jawaban sementara atas pertanyaan masalah Tahap 4 Mengumpulkan data Guru Membantu peserta didik mengumpulan dan mengeksplorasi data. Tahap 5 Pengolahan data Guru membimbing peserta didik dalam kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya Tahap 6 Pembuktian Guru membimbing peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil Tahap 7 Menarik kesimpulan Guru membimbing peserta didik merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya. 63

6. Model Pembelajaran Khas Mata Pelajaran PPKn a. Praktik Belajar Kewarganegaraan

Dalam praktik belajar kewarganegaraan, secara klasikal peserta didik difasilitasi untuk merancang dan mengembangkan kegiatan pemecahan masalah terkait kebijakan publik dengan menerapkan langkah-langkah: pemilihan masalah, pemilihan alternatif kebijakan publik, pengumpulan data dan penyusunan portofolio, dan diakhiri dengan simulasi dengar pendapat dengan pejabat terkait. Sintaksprosedur dalam pembelajaran praktik belajar kewarganegaraan sebagai berikut. 1 Peserta didik mengamati tayangan videofilm dan atau membaca dari berbagai sumber tentang kebijakan publik. 2 Peserta didik dibagi menjadi enam kelompok dan masing-masing kelompok mengidentifikasi dan pemilihan masalah dan pemilihan alternatif kebijakan publik dengan mengajukan pertanyaan 3 Peserta didik mengumpulkan data dari berbagai sumber secara bekerja sama dalam kelompok, menganalisis dan menyimpulkan hasil dengar pendapat dengan pejabat terkait tentang kebijakan publik sesuai alternatif yang dipilih. 4 Peserta didik menyajikan hasil analisis dan menyusun portofolio tentang kebijakan publik.

b. Klarifikasi Nilai

Pembelajaran klarifikasi nilai dilaksanakan dengan cara peserta didik difasilitasi secara dialogis untuk mengkaji suatu isu nilai, mengambil posisi terkait nilai itu, dan menjelaskan mengapa ia memilih posisi nilai itu. Adapun sintaksprosedur dalam pemebelajaran klarifikasi nilai sebagai berikut. 1 Guru membangun dialog dengan peserta didik tentang isu nilai yang sedang berkembang atau yang akan dibelajarkan. 2 Peserta didik dibagi dalam berberapa kelompok dengan mengambil posisi terkait nilai itu. Guru menjelaskan kategori nilai yang akan digunakan untuk melakukan pembahasan terhadap isu nilai yang dibelajarkan. 3 Peserta didik mengumpulkan data tentang isu nilai dipilih dan menjelaskan mengapa ia memilih posisi nilai itu sesuai dengan kategori nilai yang telah dijelaskan oleh guru. 4 Peserta didik menyajikan tentang isu nilai dan menyampaikan alasan memilih nilai tersebut dalam diskusi kelas. 5 Peserta didik bersama guru menyimpulkan dan mengklasifikasikan nilai-nilai yang dibahas. 64

c. Belajar Demonstrasi Damai

Dalam pembelajaran Belajar Demonstrasi Damai, guru menskenariokan adanya kebijakan publik yang merugikan hajat hidup orang banyak. Kemudian peserta didik difasilitasi secara kelompok untuk melakukan demonstrasi damai kepada pihak pemerintah pusat. Pembelajaran dengan model pembelajaran Belajar Demonstrasi Damai dilaksanakan melalui sintaks prosedur sebagai berikut. 1 Peserta didik mengamati paparan guru tentang adanya kebijakan publik yang merugikan hajat hidup orang banyak. 2 Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok untuk mengumpulkan data sebagai bahan narasi tentang kebijakan publik yang merugikan hajat hidup orang banyak. 3 Peserta didik melakukan demontrasi damai kepada penentu kebijakan yang telah merugikan banyak orang melalui simulasi. 4 Peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan demontrasi damai dan menampilkan nilai- nilai yang diperoleh kegiatan pembelajaran.

d. Kajian Konstitusi

Model pembelajaran Kajian Konstitusi dilakukan dengan cara peserta didik difasilitasi untuk mencari ketentuan di dalam UUD NRI 1945 dan peraturan perundangan di bawahnya mengenai materi pokok suatu peristiwakasus yang bertentangan dengan ketentuan hukum. Secara berkelompok peserta didik diminta untuk menguji konstitusi kesesuaiannya dengan perundang-undangan yang ada dengan diskusi dan penuh argumentasi. Sintaks prosedur dalam model pembelajaran Kajian Konstitusi sebagai berikut. 1 Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok difasilitasi untuk mencari ketentuan di dalam UUD NRI 1945 dan suatu peristiwakasus yang bertentangan dengan ketentuan hukum yang ada. 2 Peserta didik mengumpulkan data dan menganaslisis peristiwakasus berdasarkan UUD NRI 1945 dan peraturan perndang-undangan yang berlaku lainnya. 3 Peserta didik menyajikan hasil analisis kerja kelompok, dan memberikan argumentasi untuk memberikan alasan atas kajian hukum kasus yng dibahas. 4 Peserta didik dengan bimbingan guru mengambil kesimpulan hasil pengujian konstitusi yaitu kesesuaian peristiwakasus dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

e. Refleksi Nilai-Nilai Luhur Pancasila

Guru menyeleksi dan membuat daftar nilai-nilai luhur Pancasila. Secara klasikal guru memfasilitasi curah pendapat tentang pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Selanjutnya setiap kelompok peserta didik 2-3 orang menggali apa kandungan nilaimoral yang perlu diwujudkan dalam perilaku sehari-hari 65 Dalam model pembelajaran Refleksi Nilai-Nilai Luhur Pancasila digunakan sintaksprosedur sebagai berikut. 1 Peserta didik mengamati daftar nilai-nilai luhur Pancasila yang selama ini dilupakandiabaikan dalam kehidupan sehari-hari yang ditampilkan oleh guru. 2 Peserta didik mengidentifikasi dan mengajukan pertanyaan dengan menggunakan higher order thinking skills HOTS tentang hal tersebut. 3 Peserta didik dalam setiap kelompok 2-3 orang menggali dari berbagai sumber pembelajaran apa kandungan nilaimoral yang perlu diwujudkan dalam prilaku sehari- hari. 4 Peserta didik menampilkan hasil analisis yang menjadi kandungan nilaimoral Pancasila yang perlu diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. 5 Peserta didik menyimpulkan nilaimoral Pancasila yang perlu diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Contoh Penggunaan Model Pembelajaran Saintifik dalam Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik Aktivitas Pembelajaran Mengamati  Contoh 1 Membaca Buku Siswa tentang Perumusan Pancasila sebagai dasar negara untuk mengidentifikasi materi yang belum dipahami.  Contoh 2 Membaca berita tentang suatu peristiwa atau permasalahan pelanggaran hukum dari surat kabar yang menjadi bahan pertanyaan peserta didik. Menanya  Contoh 1 Menyusun pertanyaan tentang Perumusan Pancasila sebagai dasar negara untuk mengidentifikasi materi yang belum dipahami. Contoh Pertanyaan: 1 Bagaimana BPUPKI dibentuk dan apa tugasnya? 2 Siapa yang mengusulkan dasar negara dalam sidang BPUPKI dan apa yang diusulkan? 66  Contoh 2 Menyusun pertanyaan tentang suatu peristiwa atau permasalahan pelanggaran hukum dari surat kabar. 1 Apa jenis pelanggaran hukum yang diberitakan dalam surat kabar? 2 Adakah ketentuan hukum yang mengatur pelanggaran hukum tersebut dan bagaimana bunyinya? 3 Bagaimana menyelesaikan kasus hukum tersebut berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku? Mengumpulkan informasi mencobamengeksplorasi  Contoh 1 Membaca dengan cermat Buku Siswa dan mendiskusikan dalam kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk menjawab pertanyaan tentang tentang Perumusan Pancasila sebagai dasar negara.  Contoh 2 Mencermati kasus pelanggaran hukum dengan mencari ketentukan hukum yang mengatur pelanggaran tersebut dalam uraian Buku Siswa melalui diskusi kelompok dengan anggota 3-4 orang. Menalarmengasosiasi  Contoh 1 Mendiskusikan dalam kelompok dengan anggota 3-4 orang tentang perumusan Pancasila sebagai dasar negara antara hasil diskusi kelompok dan penjelasan guru.  Contoh 2 Mendiskusikan dalam kelompok dengan anggota 3-4 orang tentang penjelasan pelanggaran hukum yang terdapat di Buku Siswa dengan Undang-Undang No. ... Tahun ... tentang .... Mengkomunikasikan  Contoh 1 Kelompok menyampaikan hasil diskusi dalam diskusi kelas tentang perumusan Pancasila sebagai dasar negara.  Contoh 2 Kelompok menyampaikan hasil diskusi tentang kajian pelanggaran hukum ... melalui paparan yang dipajang di papan tulis dan dibahas dalam diskusi kelas. 67 C. Tahapan dan Kegiatan Sesi Pelatihan Sesi terdiri atas 3 tiga tahapan yaitu Pendahuluan, Inti, dan Penutup. 1. Pendahuluan 5 menit Instruktur memberi salam, memimpin doa, menyampaikan tujuan sesi, cakupan materi, dan aktivitas pelatihan, produk yang diharapkan, dan teknik penilaian. 2. Inti 70 menit a. Tugas 1 LK 2.1.c 1: Membaca dan mengidentifikasi langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik, model Problem-based Learning, Project- based Learning, inkuiri, dan Discovery Learning secara berpasangan yang diikuti dengan penguatan melalui ceramah dan tanya jawab. b. Tugas 2 LK 2.1.c 2: Secara berpasangan pilih KD tertentu dan rancanglah langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik, model Problem-based Learning, Project-based Learning, inkuiri, atau Discovery Learning. Sajikan rancangan tersebut untuk memperoleh umpan balik. Selama sesi berlangsung, instruktur melakukan penilaian proses. 3. Penutup 15 menit a. Peserta menyerahkan produk pelatihan kepada instruktur untuk penilaian. b. Peserta mengerjakan kuis lisan atau tertulis c. Instruktur merekomendasikan kegiatan belajar lanjutan. d. Instruktur memberi salam. D. Penilaian dan Rubrik Selama mengikuti pelatihan, peserta pelatihan Instruktur Nasional, Instruktur Provinsi, Instruktur KabupatenKota, dan sekolah sasaran dinilai kinerjanya. Kinerja yang dimaksud mencakup aspek proses dan produk. Dalam aspek proses, penilaian meliputi kedisiplinan, partisipasi, gagasan, dan kerjasama. Sementara itu, dalam hal produk, penilaian meliputi pengetahuan yang dikuasai oleh peserta pada akhir pelatihan danatau kualitas dokumen- dokumen yang dihasilkan selama pelatihan. Penilaian proses dilakukan dengan teknik observasi dengan menggunakan instrumen berupa lembar observasi lihat Lampiran. Instruktur mengamati dan menilai kinerja setiap peserta selama sesi-sesi pelatihan berlangsung. Penilaian produk dilakukan dengan menggunakan teknik tes, yaitu dengan kuis. Selain itu dokumen-dokumen hasil sesi pelatihan bila ada dinilai dengan menggunakan rubrik penilaian. 68 Instruktur merata-rata hasil penilaian proses dan produk dan memberi nilai kepada setiap peserta pelatihan dengan ketentuan: a. Nilai 86 – 100 : SANGAT BAIK b. Nilai 71 – 85 : BAIK c. Nilai 56 – 70 : CUKUP d. Nilai 56 : KURANG

E. Sumber-sumber Bahan dan Bahan Bacaan

1. Permendikbud No. 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. 2. Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah. 3. Permendikbud No. 53 Tahun 2015 Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. 4. Permendikbud No. 57 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah Melalui Ujian Nasional dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan Melalui Ujian SekolahMadrasahPendidikan Kesetaraan pada SMPMTs atau yang Sederajat dan SMAMASMK atau yang Sederajat. 5. Panduan Penilaian Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. 6. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 Sekolah Menengah PertamaMadrasah Tsanawiyah. 7. Silabus Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Sekolah Menengah PertamaMadrasah Tsanawiyah. 8. Buku Teks Pelajaran Kurikulum 2013 yang terdiri atas Buku Peserta didik dan Buku Guru untuk masing-masing mata pelajaran. 9. Panduan Penguatan Proses Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama, 2014 10. Seng Tan O. Ed,, 2009, Problem-based Learning and Creativity, Virginia, Gale Cengage Learning LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Lembar Kegiatan 2.1.c 1 2. Lembar Kegiatan 2.1.c 2 3. Lembar Observasi Kinerja Peserta Pelatihan 69 Lampiran 1 Lembar Kegiatan 2.1.c 1 PRAKTIK MENGANALISIS PROSES PEMBELAJARAN 45 menit

A. Tujuan