afungsi ginjal IIIA
Tumor melibatkan 13 bawah vagina dan infiltrasi parametrium, tidak tertdapat pertuasan ke dinding pelvis.
T3a
IIIb Tumor meluas kedinding pelvis danatau menyebabkan
hidronefrosis atau afungsi ginjal T3b
IVA Tumor menginvasi mukosa kandung kencing atau rektum
danatau meluas ke pelvis T4
IVb Metastasis jauh
M1 Dikutip dari: Pecorelli S.Ngan H.Y.S Hacher N.F, Staging Classifications and
Clinical Practice Guidelines for Gynaecological cancar, A collaboration between FIGO dan IGCS, third edition , November 2006, hal: 37 -57.
2.1.6. Histopatologi
Suatu kasus baru dapat dikatakan sebagai karsinoma serviks bila pertumbuhan primernya memang terjadi di serviks. Termasuk semua tipe histopatologinya.
Grading dengan berbagai metode lebih baik dilakukan tapi tidak digunakan sebagai basis untuk memodifikasi pengelompokkan berdasarkan stadi um. Penemuan
histopatologi dapat memeberikan staging patologik pada kasus yang bersangkutan Quinn et al., 2006.
Lesi Prakanker Lesi prakanker umumnya ditemukan pada deteksi dini dengan Pap smearthin prep,
karena lesi prakanker tanpa gejala dan dapat dilihat dengan mata telanjang. Diagnosis, lesi prakanker berdasarkan pemeriksaan histopatologi spesimen biopsi
terserah dengan bimbingan kolposkopi Andrijono, 2007.
Lesi Kanker Invasif Kasus diklasifikasi sebagai kanker serviks jika per tumbukan primer pada serviks dan
dibuktikan dari hasil patalogi anatomi Andrijono, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Adapun tipe histopatologi kanker serviks adalah :
Neoplasia intraepitelial serviks, Grade III
Karsinoma sel skuamosa in situ
Karsinoma sel skuamosa : keratinizing, non-keratinizing, verukosa
Adenokarsinoma in situ
Adenomakarsinoma in situ, tipe endoserviks
Adenokarsinoma endometrioid
Adenokarsinoma clear cell
Karsinoma adenoskuamosa
Karsinoma adenoid kistik
Karsinoma small cell
Undifferentiated carcinoma
Sedangkan grade histopatologi kanker serviks terdiri dari :
Gx- Grade tidak bisa ditentukan
G1- Diferensiasi baik
G2- Diferensiasi sedang
G3- Diferensiasi buruk Andrijono, 2007 dan Pecorelli, 2006.
2.1.7. Pemeriksaan Sitologi Vagina
Untuk pemeriksaan sitologik, bahan diambil dari dinding vagina atau dari serviks endo- dan ektoserviks dengan spatel Ayre dari kayu atau dari plastik.
Pemeriksaan sitologi sekarang paling banyak dan teratur berkala misalnya ½ - 1 tahun sekali dilakukan untu k kepentingan diagnosis ini karsinoma servisis uteri
dan karsinoma korporis uteri. Karena Papanicolaou dalam tahun 1928 yang menganjurkan cara pemeriksaan ini, maka sekarang sudah lazim penggunaan istilah
Pap’ smear.
Universitas Sumatera Utara
Selain untuk diagnosis dini tumor gana s, pemeriksaan sitologi vagina dapat dipakai juga secara tidak langsung mengetahui fungi hormonal karena pengaruh
estrogen dan progesteron menyebabkan perubahan -perubahan khas pada sel -sel selaput lendir vagina.
Untuk deteksi tumor ganas bahan diambil den gan spatel Ayre atau dengan kapas lidi dari dinding samping vagina dan dari serviks. Kemudiaan dibuat sediaan
apus dikaca benda yang bersih dan segera dimasukkan kedalam botol khusus cuvette berisi etilalkohol 95. Diisi formulir dengan keterangan -keterangan
seperlunya. Setelah kira-kira satu jam, kaca benda dikeluarkan dan dalam keadaan kering dikirim ke laboratorium sitologi bersama -sama dengan formulir yang telah di
isi. Dilaboratorium sediaan dipulas menurut Papanicolaou atau menurut Harris - schorr.
Semua penderita dengan hasil pemeriksaan kelas III,IV, dan V perlu diperiksa ulang. Biasanya juga dibuat biopsi atau konisasi guna pemeriksaan histologik.
Dalam diagnostik hormonal oleh laboratorium dilaporkan pengaruh estrogen danatau pengaruh progesteron . Untuk mengetahui apakah ada ovulasi atau tidak dan
pada amenorea, dilakukan pemeriksaan berkala serial smear setiap minggu sampai 3-4 kali.
Peradangan dapat mengganggu penilaian diagnostik. Dalam hal demikian, peradangan harus diobati lebih dahulu dan
pemeriksaan sitologik diulang Wiknjosastro, 2008.
2.1.8. Faktor Resiko