tahun karena dapat menimbulkan pengobatan yang berlebihan akibat gambaran sel abnormal yang bersifat sementara. Pasien dianjurkan untuk tidak melakukan
hubungan seksual 2-3 hari sebelum pemeriksaan, kemudian dianjurkan untuk tidak menggunakan pengobatan melalui vagina atau mencuci vagina dengan cairan seperti
spermicidal foams, creams dan jellies. Hal ini perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan Pap smear. Setelah pemeriksaan Pap smear, pasien
dapat langsung kembali mengerjakan aktivitas -aktivitasnya sehari-hari Schoendstadt, 2006. Menurut rekomendasi terbaru dari American College of Obstetricans and
Gynecologist dan The American Cancer Society , pemeriksaan Pap smear dianjurkan untuk diulang setahun sekali secara teratur seumur hidup. Bila pemeriksaan tahunan
tiga kali berturut-turut hasilnya normal, pemeriksaan selanjutnya dilakukan dengan frekuensi yang lebih jarang atas kebijakan dokter Hillegas, 2005. Bila hasil
pemeriksaan menunjukkan tanda -tanda abnormal maka dilakukan pengobatan lanjutan dengan pemanasan sinar laser, atau dengan cone biopsy . Dan apabila terjadi
prekanker maka tindakan yang dilakukan adalah dengan operasi dan radioterapi Price dan Wilson, 2005.
2.2.5. Interpretasi Hasil Pap Smear
Terdapat banyak sistem dalam menginterpretasikan hasil pemeriksaan Pap smear, sistem Papanicolaou, sistem Cervical Intraepithelial Neoplasma CIN, dan
sistem Bethesda. Klasifikasi Papanicolaou membagi hasil pemeriksaan menjadi 5 kelas Saviano,
1993, yaitu: a. Kelas I : tidak ada sel abnormal.
b. Kelas II : terdapat gambaran sitologi atipik, namun tidak ada indikasi adanya keganasan.
c. Kelas III : gambaran sitologi yang dicurigai keganasan, displasia ringan sampai sedang.
d. Kelas IV : gambaran sitologi dijumpai displasia berat.
Universitas Sumatera Utara
e. Kelas V : keganasan.
Sistem CIN pertama kali dipublikasikan oleh Richart RM tahun 1973 di Amerika Serikat. Pada sistem ini, pengelompokan hasil uji Pap smear terdiri dari Feig, 2001:
a. CIN I merupakan displasia ringan dimana ditemukan sel neoplasma pada kurang dari sepertiga lapisan epitelium.
b. CIN II merupakan displasi a sedang dimana melibatkan dua pertiga epitelium. c. CIN III merupakan displasia berat atau karsinoma in situ yang dimana telah
melibatkan sampai ke basement membrane dari epitelium. Daignosis neoplasma pada serviks masi dianggap sulit, oleh karena itu
berbagai institusi yang bergerak dibidang sitologi patologi dan ginekologi merancang sebuah sistem terminologi yang disebut dengan sistem bethesda diharapkan
komunikasi antara pihak laboratorium dengan pihak klinisi akan lebih efektif.
The 2001 Bethesda System Abridged SPECIMEN ADEQUACY
Satisfactory for evaluation note presenceabsence of endocervical transformation zone component
Unsatisfactory for evaluation . . . specify reason Specimen rejectednot processed specify reason
Specimen processed and examined, but unsatisfactory for evaluation of epithelial abnormality because of specify reason
GENERAL CATEGORIZATION Optional
Negative for intraepithelial lesion or malignancy Epithelial cell abnormality
INTERPRETATIONRESULT Negative for Intraepithelial Lesion or Malignancy
Organisms Trichomonas vaginalis
Fungal oganisms morphologically consistent with Candida species
Universitas Sumatera Utara
Shift in flora suggestive of bacterial vaginosis Bacteria morphologically consistent with Actinomyces species
Cellular changes consistent with herpes simplex virus Other non-neoplastic findings Optional to report; list not comprehensive
Reactive cellular changes associated with inflammation includes typical repair
radiation intrauterine contraceptive device
Glandular cells status posthysterectomy Atrophy
Epithelial Cell Abnormalities
Squamous cell Atypical squamous cells ASC
of undetermined significance ASC -US cannot exclude HSIL ASC -H
Low-grade squamous intraepithelial lesion LSIL encompassing: human papillomavirusmild dysplasiacervical
intraepithelial neoplasia CIN 1 High-grade squamous intraepithelial lesion HSIL
encompassing: moderate and severe dysplasia, carcinoma in situ; CIN 2 and CIN 3
Squamous cell carcinoma Glandular cell
Atypical glandular cells AGC specify endocervical, endometrial, or not otherwise specified
Atypical glandular cells, favor neoplastic specify endocervical or not otherwise specified
Endocervical adenocarcinoma in situ AIS Adenocarcinoma
Universitas Sumatera Utara
Other List not comprehensive
Endometrial cells in a woman _40 years of age
AUTOMATED REVIEW AND ANCILLARY TESTING Include as
appropriate EDUCATIONAL NOTES AND SUGGESTIONS
Optional American Medical
Association, 2009.
2.2.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pap Smear Dipara Ibu