Definisi Klasifikasi Pemeriksaan Pap Smear Manfaat Pemeriksaan Pap Smear

b. Pemeriksaan sitologi cairan Liquid-base cytologyLBC Dikenal juga dengan Thin Prep atau monolayer. Tujuan metode ini adalah mengurangi hasil negatif palsu dari pemeriksaan Tes Pap konvensional dengan cara optimalisasi teknik koleksi dan preparasi sel. Pada pemeriksaan metode ini sel dikoleksi dengan sikat khusus yang dicelupkan ke dalam tabung yang sudah berisi larutan fiksasi. Keuntungan penggunaan teknik monolayer ini adalah sel abnormal lebih tersebar dan mudah t ertangkap dengan fiksasi monolayer sehingga mudah dikenali. Kerugiannya adalah butuh waktu yang cukup lama untuk pengolahan slide dan biaya yang lebih mahal Mannos, 2009. 2. Metode pemeriksaan DNA -HPV Deteksi DNA HPV dapat dilakukan dengan metode hibridisasi berbagai cara mulai dari cara Southern Blot yang dianggap sebagai baku emas, filter in situ, Dot Blot, hibridisasi in situ yang memerlukan jaringan biopsi, atau dengan cara pembesaran, seperti pada PCR Polymerase Chain Reaction yang amat sensitif Cuzick, 1995.

2.1.11. Prognosis

Kehamilan tidak mempengaruhi luaran dari perempuan dengan kanker serviks. Prognosis kemungkinan lebih buruk dari pada perempuan yang diagnosis kanker serviks ditegakkan pada periode 12 bulan pasca persalinan dibandi ngkan yang ditegakkan selama kehamilan Prawirohardjo dan Wiknjosastro, 2008.

2.2. Pap Smear

2.2.1. Definisi

Pap smear adalah suatu test yang aman dan murah yang telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan -kelainan yang ada di sel-sel leher rahim. Tes ditemukan pertama kali oleh Dr. George Papanicoloau sehingga dinamakan Pap smear Test. Pap smear Test adalah suatu metode pemeriksaan sel -sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk Universitas Sumatera Utara melihat perubahan-perubahan yang terjadi dari sel -sel tersebut. Perubahan-perubahan yang terdeteksi secara dini akan menurunkan kejadian kanker serviks. Pap smear dapat mendeteksi dini kanker serviks dengan melihat penemuan perkembangan sel - sel abnormal serviks Brunner Suddarth, 2001.

2.2.2. Klasifikasi Pemeriksaan Pap Smear

Pemeriksaan cytologis dari smear sel-sel yang diambil dari serviks, untuk melihat perubahan-perubahan sel yang mengindikasikan terjadinya inflamasi, displasia atau kanker. Klasif ikasi pemeriksaan Pap smear, sistem Bethesda Price dan Wilson, 2005 adalah : a. Atypical Squamous Cell of Undetermined Significance ASC -US yaitu sel skuamosa atipikal yang tidak dapat ditentukan secara signifikan. Sel skuamosa adalah datar, tipis yang membentuk permukaan serviks. b. Low-grade Squamous Intraephitelial Lesion LSIL , yaitu tingkat rendah berarti perubahan dini dalam ukuran dan bentuk sel. Lesi mengacu pada daerah jaringan abnormal, intraepitel berarti sel abnormal hanya terdapat pada per mukaan lapisan sel-sel. c. High-grade Squamosa Intraepithelial HSIL berarti bahwa terdapat perubahan yang jelas dalam ukuran dan bentuk abnormal sel -sel prakanker yang terlihat berbeda dengan sel-sel normal. d. High-grade Squamosa Intraepithelial atypi cal glandular cel HSIL AGC e. Adenocarsinoma in situ AIS

2.2.3. Manfaat Pemeriksaan Pap Smear

Pemeriksaan Pap smear berguna sebagai pemeriksaan penyaring skrining dan pelacak adanya perubahan sel ke arah keganasan secara dini sehingga kelainan prakanker dapat terdeteksi serta pengobatannya menjadi lebih mudah dan murah Price dan Wilson, 2005. Universitas Sumatera Utara Manfaat Pap smear dapat dijabarkan secara rinci sebagai berikut: a. Diagnosis dini keganasan Pap smear berguna dalam mendeteksi kanker serviks, kanker korpus endometrium, keganasan tuba fallopi, dan mungkin keganasan ovarium. b. Perawatan ikutan dari keganasan Pap smear berguna sebagai perawatan ikutan setelah operasi dan setelah mendapatkan kemoterapi dan radiasi. c. Interpretasi hormonal wanita Pap smear bertujuan untuk mengikuti siklus menstruasi dengan ovulasi atau tanpa ovulasi, menentukan maturitas kehamilan, dan menentukan kemungkinan keguguran pada hamil muda. d. Menentukan proses peradangan Pap smear berguna untuk menentukan proses peradangan pada berbagai infeksi bakteri atau jamur Manuaba, 2005.

2.2.4 Prosedur Pemeriksaan Pap Smear

Dokumen yang terkait

Gambaran Faktor-faktor Perilaku Ibu Dalam Pemeriksaan Pap Smear Di Poli Ginekologi RSUD Dr Pirngadi Medan Tahun 2012

3 49 142

Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu Tentang Pap Smear Sebagai Salah Satu Langkah Deteksi Awal Kanker Serviks Di Kelurahan Padang Bulan

1 44 73

Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah Tengah Tahun 2009

1 61 56

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kanker Serviks dengan Perilaku Ibu dalam Melakukan Tes Pap Smear Di Kelurahan Tugu Utara Pada Tahun 2013

0 9 79

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG PAP SMEAR DI DESA KAUMAN Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pap Smear Di Desa Kauman Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen.

0 1 15

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG PAP SMEAR DI DESA KAUMAN Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pap Smear Di Desa Kauman Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen.

0 1 11

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KAN KER SERVIKS DENGAN PARTISIPASI IBU MELAKUKAN PAP SMEAR DI KELURAHAN TARAMAN SRAGEN.

0 0 3

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Kanker Serviks Dengan Partisipasi Ibu Melakukan Pap Smear Di Kelurahan Taraman Sragen BAB I

0 0 4

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI PUSKESMAS UMBULHARJ0 1 YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kanker Serviks dengan Perilaku Pemeriksaan PAP Smear

0 0 14

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI PUSKESMAS UMBULHARJO II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kanker Serviks dengan Perilaku Pemeriksaan Pap

0 1 11