Rerata X = 1,87
Standar Deviasi Sd = 0,23
D Maks. = 0,48
N = 11
Derajat kepercayaan =   5
D kritis = 0,3910
Ternyata  D Maks  D Kritis  ---- Distribusi Frekuensi Ditolak
Berdasarkan  uji  Smirnov-Kolmogorov,  hasilnya  masing-masing  direkap tersebut  di  bawah,  sehingga  disimpulkan  bahwa  distribusi  curah  hujan  yang
digunakan adalah Metode Gumbel.
Tabel 4. 13 Rekap Uji Smirnov-Kolmogorof
4.1.3 Analisis Pengaruh Tata Guna Lahan
Tata  guna  lahan  pada  DAS  Garang  memberi  pengaruh  pada  debit  banjir  yang terjadi di sungai karena, sebagian air hujan  yang turun sebagian menjadi  aliran
permukaan,  sebagian  lagi  meresap  dan  terinfiltrasi  ke  dalam  tanah.  Tutupan lahan yang berupa ruang terbuka hijau menyumbang infiltrasi yang cukup besar.
Tabel 4. 14 Koefisien C Tata Guna Lahan di DAS Garang
No. Metode Distribusi
Nilai X2hitung Nilai X2Kritis
Keterangan 1
Distribusi Gumbel Tipe I 0.1852
0.3910 Memenuhi
2 Distribusi Log Normal 2 Parameter
0.9262 0.3910
Tidak Memenuhi 3
Distribusi Log Pearson Tipe III 0.9028
0.3910 Tidak Memenuhi
4 Distribusi Frechet
0.4778 0.3910
Tidak Memenuhi Sumber : Hasil Perhitungan
C Nilai C
C.lahan
Pegunungan 0.75 - 0.90
0.75 0.105
Pegunungan tersier 0.70 - 0.80
0.70 0.084
Tanah ber-relief berat dan berhutan kayu 0.50 - 0.75
0.52 0.094
Daratan pertanian 0.45 - 0.60
0.48 0.043
Dataran sawah irigasi 0.70 - 0.80
0.76 0.046
Sungai di pegunungan 0.75 - 0.85
0.75 0.023
Sungai di dataran rendah 0.45 - 0.75
0.45 0.135
Sungai besar yang sebagian alirannya berada di d0.50 - 0.75 0.50
0.040 Rerata
0.569 100
9 6
3 30
8
Kondisi DAS Prosentase Lahan
14 12
18
4.1.4 Perhitungan Distribusi Hujan Jam-jaman Berdasarkan Hasil Pengukuran
Distribusi  Jam-jaman  diperoleh  dengan  melakukan  kalibrasi  distribusi  hujan jam-jaman  karakteristik  hujan  di  DAS  Garang  dengan  stasiun  curah  hujan
otomatis  terdekat.  Mengingat  tidak  diperolehnya  data  curah  hujan  jam-jaman yang  berada  di  DAS  Garang,  maka  diambil  stasiun  curah  hujan  otomatis  di
Bandara Ahmad Yani sebagai yang terdekat. Data yang digunakan adalah hujan yang  terjadi  pada  tanggal  1  Oktober  2010  hingga  31  Desember  2010  dengan
data curah hujan harian terlampir.
Tabel 4. 15 Jumlah Hujan Tiap Jam per hari terbesar dari tanggal 1 September 2010
hingga 31 Desember 2010
1 2
3 4
5 6
7 1
17.20 22.80
50.00 7.10
1.30 0.60
0.20 2
47.40 0.10
- -
- -
- 3
35.50 37.40
17.80 6.90
5.70 5.80
5.10 4
35.70 0.80
1.00 -
- -
- 5
12.00 29.50
1.20 3.10
- -
- 6
1.00 25.20
0.10 -
- -
- 7
18.60 25.00
1.60 1.80
1.20 0.50
0.30 8
25.00 6.40
- -
- -
- 9
0.20 24.10
0.10 -
- -
- 10
21.20 18.00
0.10 -
- -
-
Rata-rata
21.38 18.93
8.99 4.73
2.73 2.30
1.87 35.09
31.07 14.75
7.76 4.49
3.78 3.06
Data
Curah hujan jam ke-
a
b
Gambar 4. 3 Hasil Pencatatan karakteristik hujan pada stasiun Ahmad Yani dari
tanggal 1 Oktober 2010 hingga 31 Desember 2010 a dan Hasil perhitungan distribusi
curah hujan jam-jaman di Stasiun Ahmad Yani b
4.1.5
Perhitungan Debit Q 100 dengan Metode Gama-1
Berdasarkan referensi-referensi yang telah dikaji di dalam Bab 2 pada penelitian ini.  Metode  yang  digunakan  dalam  menghitung  debit  banjir  adalah
menggunakan  metode  Gama-1  dengan  dengan  langkah-langkah  perhitungan sebagai berikut :
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00 14.00
16.00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Hasil Pengukuran Curah Hujan Jam- jaman
y =
x = jam
y =
x = jam
1  Luas DAS A 2  Luas DAS sebelah hulu Au
3  Panjang sungai utamaL 4  Panjang sungai orde tingkat 1 L1
5  Panjang sungai orde semua tingkat Ln 6  Jumlah pertemuan sungai JN
7  Lebar daerah pengaliran sungai pada 34 L Wu = 0,75 L 8  Lebar daerah pengaliran sungai pada 14 L WL = 0,25 L
9  Jumlah sungai tingkat 1 P1 10 Jumlah sungai semua tingkat Pn
11 Kemiringan sungai I
Tabel 4. 16 Tabel parameter geomorfologi sungai dan Gama-1
Dimana parameter-parameter hidrografnya sebagai berikut : a  Faktor sumber
SF = L1Ln b  Frekuensi sumber
SN = P1Pn c  Kerapatan jaringan
D   = LnA d  Faktor lebar
WF = WuWL
No. Nama Sub DAS A m²
Au m² L m
L1 m Ln m
JN P1
Pn
Garang 94,563,700
60,171,262 35,156.41
116,012 238,378
79 79
227 Kreo
64,667,800 32,160,407
32,434.54 133,951
268,485 61
61 236
Kripik 37,502,200
18,275,230 14,064.00
43,407 112,047
30 30
194
No. Nama Sub
DAS WU
WL I
SF SN
D WF
RUA SIM
Garang 8,270.07
2,893.77 0.0578
0.4867 0.3480
2.5208 2.8579
0.6363 1.8185
Kreo 4,633.86
2,416.78 0.0626
0.4989 0.2585
4.1518 1.9174
0.4973 0.9535
Kripik 2,519.38
3,797.11 0.0595
0.3874 0.1546
2.9877 0.6635
0.4873 0.3233
TR QP
TB K
f Qb
Garang
3.3790 4.6416
17.78 4.05
10.49088 21.31
Kreo
2.4126 3.9942
12.67 3.56
10.49080 26.70
Kripik 1.6429
2.8553 8.21
4.21 10.49083
13.78
e  perbandingan hulu-hilir Rua = AuA
f  Faktor Simetri SIM = Rua x WF
Waktu Naik Hidrograf
TR  = 0,43 L100SF³ + 1,0665 SIM + 1,2775
Debit Puncak Hidrograf
Qp  = 0,1836 A
0,5886
TR
-0,4008
JN
0,2381
Waktu Dasar
TB  = 27,4132 TR
0,1457
S
-0.0986
SN
0,7344
RUA
0,2574
Koefisien Pengaliran
K  = 0,5617 A
0,1798
S
-0,1446
SF
-1,0897
D
0,0452
Indeks Phi
f = 10,4903 - 3,859.10
-8
A² + 1,6985.10
-13
ASN
4
Aliran Dasar
Qb  = 0,4751 A
0,6444
D
0.9430
Aliran pada Sisi Resesi
Qp x tTR persamaan untuk lengkung naik Qp x e
-tK
persamaan untuk lengkung resesi
Dari hasil perhitungan rumus-rumus di atas, ditabelkan sebagai berikut : Dari  parameter-paremeter  tersebut,  peneliti  dapat  membuat  hidrograf  satuan
sintetik Gama-1 berdasarkan data geomorfologi sungai.
Tabel 4. 17 Perhitungan hidrograf satuan masing-masing Sub DAS, a Sub DAS
Garang, b Sub DAS Kreo, c Sub DAS Kripik
a b
c Dengan  mengkombinasikan  perhitungan  hidrograf  sintetik  Gama-1  dengan
distribusi  curah  hujan  rancangan  dan  distribusi  hujan  jam-jaman,  didapat  debit banjir  rencana  periode  ulang  100  tahun  dengan  nilai  debit  sebesar  1.412,88
m³detik  dengan  rincian  debit  banjir  di  Sub  DAS  Garang  sebesar  578,74 m³detik, debit banjir di Sub DAS Kreo sebesar 462,54 m³detik dan debit banjir
di SubDAS Kripik sebesar 371,60 m³detik.
4.2 Kajian Hidrolika