Tabel 4. 17 Perhitungan hidrograf satuan masing-masing Sub DAS, a Sub DAS
Garang, b Sub DAS Kreo, c Sub DAS Kripik
a b
c Dengan mengkombinasikan perhitungan hidrograf sintetik Gama-1 dengan
distribusi curah hujan rancangan dan distribusi hujan jam-jaman, didapat debit banjir rencana periode ulang 100 tahun dengan nilai debit sebesar 1.412,88
m³detik dengan rincian debit banjir di Sub DAS Garang sebesar 578,74 m³detik, debit banjir di Sub DAS Kreo sebesar 462,54 m³detik dan debit banjir
di SubDAS Kripik sebesar 371,60 m³detik.
4.2 Kajian Hidrolika
4.2.1 Geomorfologi Sungai yang Dikaji
Obyek penelitian ini adalah DAS Garang dimana sungai utamanya terdiri dari Sungai Garang, Sungai Kreo dan Sungai Kripik. Ketiga sungai tersebut bertemu
tjam Qt
- -
1 1.3737
2 2.7473
3 4.1210
3.38 4.6416
4 3.9818
5 3.1106
6 2.4300
7 1.8984
8 1.4830
9 1.1585
10 0.9051
11 0.7070
12 0.5523
13 0.4315
14 0.3371
15 0.2633
16 0.2057
17 0.1607
18 0.1255
19 0.0981
20 0.0766
21 0.0599
22 0.0468
23 0.0365
24 0.0285
tjam Qt
- -
1 1.6556
2 3.3111
2.4126 3.9942
3 3.3867
4 2.5574
5 1.9312
6 1.4583
7 1.1012
8 0.8316
9 0.6280
10 0.4742
11 0.3581
12 0.2704
13 0.2042
14 0.1542
15 0.1164
16 0.0879
17 0.0664
18 0.0501
19 0.0379
20 0.0286
21 0.0216
22 0.0163
23 0.0123
24 0.0093
tjam Qt
- -
1 1.7379
2 3.4759
1.6429 2.8553
3 2.0678
4 1.6302
5 1.2853
6 1.0133
7 0.7989
8 0.6298
9 0.4965
10 0.3915
11 0.3086
12 0.2433
13 0.1918
14 0.1512
15 0.1192
16 0.0940
17 0.0741
18 0.0584
19 0.0461
20 0.0363
21 0.0286
22 0.0226
23 0.0178
24 0.0140
di Tugu Suharto dengan nama Sungai Garang. Setelah melewati Bendung Simongan, nama sungai tersebut berubah menjadi Banjir Kanal Barat yang
meruapak kanal buatan. Konsep pengendalian banjir pada penelitian ini adalah menahan debit banjir di baguan hulu DAS melalui penyediaan penampungan-
penampungan air berupa waduk. Bila potensi-potensi waduk yang ada tidak mencukupi untuk pengendalian banjir periode ulang 100 tahun, maka diperlukan
normalisasi sungai di bagian hilir, yang aplikasinya dapat berupa pelebaran sungai, peninggian tanggul dan atau pembuatan kolam detensi di bagian hilir.
Untuk itu, kajian hidraulik sungai pada penelitian ini dititikberatkan pada Sungai Garang bagian hulu dan pertemuan Sungai Kreo dan Sungai Kripik di
Sungai Alang, kemudian mangarah di pertemuan Sungai Garang dan Sungai Alang di Tugu Suharto hingga muara Banjir Kanal Barat.
4.4.2 Pengolahan Data
Data yang digunakan dalam analisis hidraulik di dalam penelitian ini adalah data geomorfologi Sungai Garang dari Tugu Suharto hingga muara Banjir Kanal
Barat. Data topografi didapat dari desain Normalisasi Sungai GarangBanjir Kanal Barat yang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum melalui
Balai Besar Wilayah Sungai Pemali-Juana dari tahun 2010 hingga tahun 2012. Sebagaimana telah dijelaskan di Bab 2, hasil pelaksanaan kegiatan normalisasi
tersebut dianggap sebagai kondisi eksisting, sehingga data topografi sungai yang digunakan adalah gambar detail desain Normalisasi Sungai GarangBanjir Kanal
Barat. Data geomorfologi masukan untuk analisis hidraulik pada penelitian ini adalah :
kekasaran permukaan k :
Sungai Garang : 0,035
Banjir Kanal Barat : 0,025
kemiringan dasar saluran I :
Tugu Suharto - muara BKB : 0.000936
Sungai Alang -Tugu Suharto : 0.003742
Garang hulu - Tugu Suharto : 0.018616
Luas Penampang Sungai :
bervariasi di masing-masing sesuai dengan desain Normalisasi Sungai GarangBanjir Kanal Barat, sehingga permodelannya menggunakan permodelan
aliran tidak tetap unsteady flow. Secara umum lebar dasar sungai di masing- masing kelompok ruas sebagai berikut :
Sungai Garang hulu : 25 meter
Sungai Alang : 20 meter
Tugu Suharto - Bendung Simongan : 40 meter panjang 3,8 km
Bendung Simongan - Jemb. Nasional : 50 meter panjang 1,2 km
Jemb. Nasional - Jemb. Lingkar Utara : 150 meter panjang 3,2 km
Jemb. Lingkar Utara - Muara BKB : 300 meter panjang 1 km
5.1.2 Perhitungan Kapasitas Sungai Garang dan Banjir Kanal Barat