Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
38 d.
Bertahan lama serta dapat diperpanjang, serta mampu melanggengkan hubungan-hubungan;
e. Mudah dikomunikasikan dan dapat diingat yang
memadukan tujuan organisasi tersebut dan janjinya pada pelanggan;
f. Sederhana;
g. Didasari oleh nilai-nilai, dengan mana anggota-
anggotanya dapat mengacu; h.
Mudah diterjemahkan menjadi spesifik. Dari misi yang baik anggota harus tahu apa yang harus
dilakukannya berbeda dan lainnya, atau aktivitas apa yang harus dikerjakannya berbeda;
i. Berbeda dapat diingat, dan baru, tidak hanya
mengarahkan anggota-anggotanya ke arah yang sama, melainkan juga menyegarkan, menggetarkan, dan
memberi; j.
Kredibel namun
tidak mendukungmenguasai
kompetensi-kompetensi yang diperlukan organisasi; k.
Menarik bersama-sama sumber daya dan berbagai bagian organisasi;
l. Misi yang menciptakan pasar harus mengaitkan
kemanusiaan dan fungsi analitas.
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
39
B. Organisasi Pemerintah
Pengertian organisasi dalam arti statis adalah merupakan wadah yang berupa strukturbagan organisasi, tempat berkumpulnya
orang-oranganggota yang melaksanakan tugas dalam mencapai tujuan organisasi. Sedangkan dalam arti dinamis organisasi
merupakan suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan. Pembatasan tugas dan tanggung jawab serta wewenang,
hubungan kerja, sehingga memungkinkan orang-oranganggota dapat berinteraksi dalam pelaksanaan tugas secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian organisasi terdapat 2 aspek, yaitu:
1. Aspek struktur organisasi yang meliputi: pengelompokan
orang secara formal dan bagan organisasi; 2.
Aspek proses perilaku yang meliputi: komunikasi, pembuatan keputusan, motivasi dan kepemimpinan.
Dalam operasionalnya organisasi Pemerintah dapat dibedakan dalam Departemen dan Lembaga Pemerintah Non Departemen
LPND. Adapun bentuk organisasi Pemerintah merupakan gabungan dari unsur lini, unsur staf dan fungsional.
C. Perubahan
Perubahan itu sangat penting dalam pelaksanaan program Budaya Kerja, sehingga masalah Budaya Kerja itu terletak pada
diri kita masing-masing dan musuh Budaya Kerjapun adalah diri kita sendiri. Oleh karena itu kita harus memiliki komitmen
Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
40 yang kuat untuk melakukan perubahan berdasar pada empat
potensi kemampuan umat manusia karunia Tuhan YME, menurut Stephen Covey dalam bukunya “ First Thing First”:
1 Kesadaran diri, yang membuat kita mampu mengambil jarak terhadap diri sendiri dan menelaah pemikiran kita, motif-
motif kita, sejarah kita, naskah hidup kita, tindakan kita, maupun kebiasaan dan kecenderungan kita. Hal ini
memungkinkan kita menjadi sadar akan nilai-nilai sosial psikis dari program-program yang ada dalam diri kita untuk mencari
peluang antara rangsangan dan tanggapan; 2 hati nurani mampu menghubungkan kita dengan perkembangan jaman dan
bisikan hati. Hal itu merupakan alat pemberi arah dalam hati kita, yang memungkinkan untuk memahami ketika kita
bertindak atau merenungkan sesuatu yang tidak sejalan dengan prinsip. Di samping itu juga hati nurani memberi kita
pemahaman akan bakat-bakat khusus dan misi kita; 3 kehendak bebas memberikan kemampuan pada kita untuk
bertindak, memberikan kekuatan untuk mengatasi paradigma- paradigma kita, untuk berenang melawan arus, untuk menulis
kembali sejarah hidup kita, untuk bertindak atas dasar prinsip dan bukannya reaksi atas dasar emosi dan lingkungan sekitar
kita. Kita memiliki kekuatan untuk bertindak berdasarkan kesadaran diri, hati nurani dan visi; 4 Imajinasi kreatif
memberikan kemampuan untuk meneropong keadaan di masa yang akan datang, untuk menciptakan sesuatu dibenak kita, dan
memecahkan persoalan kita secara sinergik. Dengan imajinasi kreatif tersebut kita mampu menyatakan misi pribadi,
menetapkan tujuan, atau merencanakan suatu pertemuan,
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
41 bahkan untuk menerapkan prinsip-prinsip dalam berbagai
situasi baru secara efektif. Anugerah empat kemampuan umat manusia dari Tuhan YME tersebut kalau tidak dibina dan
dilatih tidak akan muncul, potensi tersebut tidur terus dan terbangun bilamana kondisi lingkungan telah memungkinkan.
Pada tingkat diri pribadi mungkin lebih mudah munculnya potensi tadi menjadi perilaku nyata, akan tetapi pada tingkat
berkelompok akan lebih sulit aktualisasi potensi tadi. Perlu kondisi tertentu agar potensi itu bisa menjadi kenyataan
perilaku antara lain: a pembentukan karakter yang memuat kekuatan integritas, sifat kedewasaan dan kepedulian sosial; b
pemberian keterampilan
yang mencakup
komunikasi, perencanaanpengorganisasian dan perilaku sinergistik; c
penanaman tingkat kepercayaan yang baik untuk mencapai tujuan dan sasaran kelompok atau organisasi; d mawas diri
kesadaran mengukur kemampuan diri, belajar dan sadar untuk bisa memberikan yang lebih baik; e tanggung jawab kelompok
di mana masing-masing individu menempatkan diri dalam fungsi atau peran dan tanggung jawab kelompok, sehingga me-
mungkinkan semua fungsi manajemen dapat berjalan; f penciptaan struktur dan sistim yang kondusif, agar faktor a sd e
dapat berjalan dengan mulus perlu diformalkan pembagian tugas dan wewenang serta tanggung jawab dengan pedoman
pelaksanaan.
Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
42
Apa yang terkandung dalam Budaya Kerja adalah strategi untuk mencapai keberhasilan masa depan dalam membangun SDM
dan organisasi melalui pelatihan alami, seperti apa yang dinyatakan oleh Elaine Biech dalam bukunya Deming
Management at Work semuanya mempunyai arti proses panjang yang terus menerus disempurnakan sesuai dengan
tuntutan dan kemampuan SDM itu sendiri sesuai dengan prinsip pedoman yang diakui, karena tanpa pedoman manajemen akan
mengalami banyak
perilaku yang
salah, yang
akan menimbulkan pemborosan dan kerugian.
Kekuatan nilai-nilai yang tersembunyi berupa kemampuan untuk menyempurnakan atau memperbaiki semua aspek
administrasimanajemen menjadi lebih baik atau pas proper dalam upaya menghadapi tantangan. Kekuatan tersembunyi
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
43 tersebut dapat menjadi kenyataan bilamana: 1 tujuan dirinci
menjadi perilaku nyata yang dapat menghasilkan, berarti upaya tersebut berupa tindakan yang bermutu. 2 tindakan bermutu
tersebut dikembangkan, dipertahankan dan dibina terus menerus sehingga menjadi budaya. 3 tindakan manajemen
atau administrasi harus dapat mengukur perilaku kerja dan menyelesaikan pekerjaan; kepemimpinan berasaskan pada
keteladanan pembinaan-pelatihan. Potensi kekuatan Budaya dalam manajemen dapat dilihat dari
beberapa aspek seperti: KEKUATAN
: Individu yang menduduki posisi penting atau kunci dalam organisasi ing-ing-tut;
PERAN : Pilar-pilar spesialisasi atau keterampilan
yang berinteraksi melalui uraian jabatan prosedur, peraturan dan sistim profesional;
TUGAS : Mendorong dinamika dengan melakukan
penelitian dan pengembangan semangat dinamik;
PRIBADI : Individual dalam struktur kolektif untuk
menentukan gotong-royong; KETEPATAN
: Bilamana kita mampu mempertemukan Budaya dengan tuntutan eksternal dan
hambatan internal selaras-serasi-seimbang. Budaya Kerja merupakan suatu komitmen yang luas dalam
upaya untuk membangun SDM, proses kerja dan hasil kerja
Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
44 yang lebih baik. Untuk mencapai tingkat kualitas yang lebih
baik diharapkan bersumber dari setiap individu yang terkait dalam organisasi kerja itu sendiri. Setiap fungsi atau proses
kerja mempunyai perbedaan cara kerja, yang mengakibatkan berbeda nilai-nilai yang cocok untuk diambil dalam kerangka
kerja organisasi. Seperti nilai-nilai apa yang sepatutnya setiap orang akan mempengaruhi kerja mereka, kemudian falsafah
yang dianutnya seperti Budaya Kerja merupakan suatu proses tanpa akhir atau terus menerus.
Bagaimana cara memasukkan gagasan Budaya Kerja ke dalam manajemen merupakan suatu tantangan yang cukup serius untuk
ditelaah secara mendalam, karena menyangkut berbagai hal yang perlu diketahui oleh semua SDM yang terlibat dalam
program seperti Visi, Misi, Strategi, nilai-nilai, asas-asas, pedoman, alasan yang kuat, maksud dan tujuan, falsafah,
kepercayaan dan pernyataan aspirasi. Untuk itu perlu ungkapan dan ucapan para pemimpin yang
konsisten dan
konsekuen agar
mampu menimbulkan
kepercayaan bagi semua karyawan yang mampu mendorong komitmen. Oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut: 1.
Alasan yang kuat, terhadap program Budaya Kerja, sehingga merupakan kekuatan pendorong agar program
dapat dilaksanakan dengan baik dan mendapat dukungan dari semua pihak. Diperlukan dialog dengan pihak-pihak
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
45 yang berkepentingan untuk menganalisis tantangan
manajemen baik eksternal maupun internal, biarkan muncul kritik dan saran yang membangun;
2. Visi, menggambarkan maksud dan tujuan organisasi yang
seharusnya dilakukan dan menjadi kerangka kerja dalam pengambilan keputusan yang memberikan arah pada proses
kerja. Hal ini penting, karena biasanya orang lupa visi bilamana telah sibuk kerja, sehingga tujuan memuaskan
masyarakat yang dilayani tertinggalkan; 3.
Tujuan yang akan dicapai, harus bisa diukur melalui target organisasi, bisa juga menerangkan mengapa anda bekerja
disini; 4.
Strategi untuk mencapai tujuan, bagaimana mencapai tujuan organisasi.
Kadar kemampuan menangkap maksud dan tujuan organisasi tersebut tergantung pada tingkat kemampuan berkomunikasi
para pemimpin dan fasilitator budaya kerja menterjemahkan dengan kata-kata operasional pada setiap level SDM sesuai
dengan struktur organisasi. Selanjutnya Stephen Covey dalam bukunya The 7 Habits of
Highly Effective People menyatakan bahwa Visi dan Nilai- nilai akan muncul dari orang-orang dalam organisasi, sehingga
akan memberi arah untuk pengambilan keputusan yang lebih baik dan mengurangi fungsi pengawasan. Hal itu akan
membentuk prinsip kepemimpinan Pancasila seperti: Ing Ngarso sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri
Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
46 Handayani Ing-Ing-Tut atau prinsip 5 L Listen-Learn-Live--
Lead-Let seperti yang dikemukakan oleh Elaine Biech dalam bukunya TQM for Training.
Selanjutnya upaya penanaman nilai-nilai budaya dalam manajemenadministrasi dapat dilakukan melalui:
1. Struktur
Organisasi yang
benar sesuai
dengan tuntutantujuan dan sebagai strategi;
2. Melakukan manajemen secara horizontal, lebih banyak
yang bersifat kerjasamakoordinasi; 3.
Memberikan pelayanan atas dasar strategi yang baik; 4.
Interaksi atau pergaulan atas dasar silih asih, asah dan asuh; 5.
Membuang budaya yang negatif dan memasukkan nilai- nilai baru;
6. Orientasi kerja pada peningkatan kualitas;
7. Mengembangkan upaya kemitraanpartnership;
8. Melakukan gaya kepemimpinan dengan keteladanan ing-
ing-tut; 9.
Manajemenadministrasi dengan
melakukan penyempurnaan terus menerus.
Untuk itu Prof. Edward Deming dalam bukunya “Out of Crisis”, berpesan:
1. Tanamkan komitmen pimpinan dalam hal kesetiaan
terhadap tujuan perbaikan produk, baik barang ataupun jasa;
2. Serap dan gunakan pendekatan baru yang relevan;
3. Hentikan memberikan penghargaan terhadap prestasi
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
47 pegawaikaryawan dalam bentuk uang;
4. Hentikan pengawasan hanya diakhir proses untuk
mewujudkan mutu produk; 5.
Sempurnakan secara periodik dan terus menerus proses perencanaan, produksi, dan pelayanan;
6. Sediakan dan lakukan pelatihan disekitar lokasi kerja;
7. Kembangkan pengetahuan dan latihan kepemimpinan
partisipatif; 8.
Kembangkan iklim kerja yang positif, merangsang inovasi, jangan mengancam dan menakut-nakuti, kembangkan rasa
saling percaya antar pegawai karyawan, atasan dan bawahan;
9. Jangan menciptakan batas-batas birokratis antara staf dan
karyawanpegawai; 10.
Singkirkan kebijaksanaan mengecam pegawai bawahan; 11.
Pelajari dan terapkan metode perbaikan dan hindari Quota Numerik dalam memacu produksi;
12. Jangan meremehkan keterampilan pegawai atau karyawan,
tetapi berikan, tanamkan kebanggaan akan keterampilan kerja yang dimilikinya;
13. Laksanakan program pendidikan dan pelatihan atau Diklat
secara rutin periodik pada setiap pegawaikaryawan; dan 14.
Libatkan setiap orang yang berada di organisasi dalam perubahan dan penyempurnaan.
D. Cara Kerja Birokrasi