Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
54 mengarah pada tujuan kualitas yang lebih baik dengan
partisipasi menyeluruh. STRUKTUR WEWENANG TANGGUNG JAWAB
1. Penanggung jawab
Bertanggung jawab akan keber- hasilan pelaksanaan program, ko-
mitmen. 2. Tim Pengarah
Memberikan pengarahan pada fa- silitatorKBK agar berjalan sesuai
dengan program. 3. Fasilitator
Menyebarluaskan Budaya Kerja, membimbing KBK dan memantau
KBK dan melaporkan kegiatan KBK kepada Tim Pengarah.
4. Ketua Kelompok Memimpin jalannya rapat KBK,
memberi motivasi anggota dan melaporkan kegiatan KBK kepada
Tim Pengarah. 5. Anggota KBK
Partisipasi dalam KBK dan belajar terus agar mampu memecahkan
masalah. Mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
cepatnya arus informasi pelatihan untuk semua tingkat sangat diperlukan dan merupakan suatu kegiatan yang tak terpisahkan
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
55 dengan manajemen dalam rangka antisipasi menghadapi
tantangan masa depan. Program yang pertama-tama dilakukan oleh setiap KBK adalah
menyusun program 5-S yang mencakup 1.
Sort yaitu disusun pekerjaan yang tergolong penting; 2.
Systematize yaitu disusun secara teratur; 3.
Sweep yaitu membersihkan ruangan dan meja; 4.
Standardize yaitu dibuat secara standar agar mudah; 5.
Self-Discipline yaitu mendisiplinkan diri tidak perlu diingatkan.
Program ini sebagai langkah awal yang dapat dijadikan masa uji coba pelaksanaan program, setelah menemukan cara yang
paling cocok baru kemudian melangkah pada upaya pemecahan masalah yang selalu timbul dalam menjalankan proses
manajemen atau administrasi.
B. Komitmen Pimpinan Puncak
Kegagalan program Budaya Kerja sebagian besar disebabkan oleh kurangnya komitmen dari puncak pimpinan, namun tidak
semudah itu menyalahkan pimpinan, karena setiap pemimpin disetiap level mempunyai kuasa mengendalikan suatu proses
kerja, andai kata anda tidak mampu bekerja sesuai dengan strategi jangan disalahkan pemimpin atasannya. Kemungkinan
kesalahan pada anda sendiri, karena tidak mau merubah cara kerja baru dengan nilai-nilai baru.
Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
56 Pemimpin tugasnya adalah memberikan bimbingan dan arahan
serta sudah wajib untuk memberikan komitmen termasuk menanggung resiko dan kepercayaan. Komitmen berarti
memberikan latihan, alat-alat, sumber daya, kekuasaan, tanggung jawab, kebebasan dan dorongan. Hal itu mempunyai
arti mengerjakan sesuatu menurut cara mereka atau cara kita dari pada caranya. Komitmen juga berarti bertanya,
mendengarkan, melakukan
disamping memutuskan,
memberitahukan dan mengarahkan. Kepemimpinan harus menghargai potensi kekuatan orang kerja
secara gotong-royong kolektif dan orang adalah kekuatan ganda yang diperkirakan akan menghasilkan kinerja yang lebih
baik dari pada sebelumnya. Kreativitas mereka tidak boleh diusik, tetapi didorong muncul dengan kepemimpinan yang
kondusif. Langkah pemimpin dalam pelaksanaan program Budaya Kerja
dimulai dari: 1.
Memberi fokus yang sama, dalam visi dan strategi. Karena kesamaan fokus tersebut merupakan perekat untuk
mengendalikan pelaksanaan
secara bersama
dan memberikan dorongan bagi setiap orang untuk melakukan
perubahan. Tanpa kesamaan fokus komitmen, sinergi dan semangat tidak akan menjadi kenyataan;
2. Melaksanakan
penyempurnaan, melakukan
penyem purnaan adalah inti dari program Budaya Kerja, dengan
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
57 perubahan
tersebut organisasi
akan mampu
mempertahankan hidup
dalam persaingan.
Tanpa penyempurnaan masyarakat yang dilayani akan terasa
semakin berat; 3.
Merubah Budaya, kepemimpinan Budaya Kerja harus mampu merubah dirinya sendiri terlebih dahulu. Mereka
mulai dengan
mengidentifikasi bagaimana
mereka memimpin organisasi dan apa yang harus berubah untuk
mendukung visi yang mereka lihat. Pemimpin organisasi harus menerima tanggungjawab untuk perubahan budaya,
proses tersebut terkandung dalam budaya dan tidak mungkin melakukan perubahan tanpa merubah yang lain.
Tanpa perubahan budaya upaya penyempurnaan tidak akan berkelanjutan dan hanya menjadi semboyan omong kosong;
4. Perubahan akan terjadi bertahap, untuk mengerti program
itu memerlukan waktu. Belum tentu pengertian itu dapat merubah sikap seseorang. Juga belum tentu perubahan
sikap seseorang itu otomatis merubah perilakunya. Proses tersebut memerlukan upaya serius agar dapat dihayati,
direnungkan, diyakini dan dibenarkan, kemudian bersedia dengan ikhlas mau melaksanakan. Tahapan tersebut sebagai
berikut: a.
Memberikan suatu fokus yang sama dengan terus- menerus mengkomunikasikan visi yang jelas pada setiap
level; b.
Melaksanakan penyempurnaan dengan membuat suatu model;
Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
58 c.
Diperkirakan akan dikuti oleh yang lain; d.
Merubah budaya dengan terus menerus memberikan kepemimpinan yang jelas dan komitmen;
e. Jangan membuat kesalahan dalam tahapan, pimpinan
harus bertanggung jawab pada situasi setiap tahapan. Suatu kesalahan akan mengakibatkan kerugian bagi
program seperti melemahkan semangat, orang menjadi kecewa atau tidak percaya karena cara kepemimpinan
yang keliru, misalnya memerintah yang seharusnya mengajak,
bukan sistemmanajemen
melainkan kepemimpinan transformational. Dalam sistem tahapan
yang dilalui diperlukan perhatian terfokus pada penciptaan kekuatan kerja lebih baik dengan cara
memberikan pelatihan, keterampilan dan semangat. Program Budaya Kerja berorientasi pada proses yang
bermanfaat untuk mendapat gambaran yang jelas pada sistem kerja. Membantu secara terpusat dan holistik
terhadap masalah dan lebih mudah mencari penyebabnya, mudah mencegah agar permasalahan tidak terjadi lagi.
C. Komunikasi