Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
58 c.
Diperkirakan akan dikuti oleh yang lain; d.
Merubah budaya dengan terus menerus memberikan kepemimpinan yang jelas dan komitmen;
e. Jangan membuat kesalahan dalam tahapan, pimpinan
harus bertanggung jawab pada situasi setiap tahapan. Suatu kesalahan akan mengakibatkan kerugian bagi
program seperti melemahkan semangat, orang menjadi kecewa atau tidak percaya karena cara kepemimpinan
yang keliru, misalnya memerintah yang seharusnya mengajak,
bukan sistemmanajemen
melainkan kepemimpinan transformational. Dalam sistem tahapan
yang dilalui diperlukan perhatian terfokus pada penciptaan kekuatan kerja lebih baik dengan cara
memberikan pelatihan, keterampilan dan semangat. Program Budaya Kerja berorientasi pada proses yang
bermanfaat untuk mendapat gambaran yang jelas pada sistem kerja. Membantu secara terpusat dan holistik
terhadap masalah dan lebih mudah mencari penyebabnya, mudah mencegah agar permasalahan tidak terjadi lagi.
C. Komunikasi
Dalam melaksanakan program Budaya Kerja keterampilan komunikasi merupakan faktor penting dalam upaya men-
ciptakan lingkungan yang kondusif agar nilai-nilai luhur dapat teraktualisasi dalam sikap dan perilaku organisasi. Keberhasilan
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
59 program tersebut berdasar pada tingkat kepercayaan dalam
interaksi individu yang terkait, sehingga tempat tingkat kepercayaan itu pada kualitas kerja sama. Makin tinggi tingkat
kepercayaan, makin baik kualitas kerjasamanya. Kondisi semacam itu harus semakin dapat terwujud agar tingkat sinergi
bisa dicapai, sehingga hasil output program menjadi semakin berkualitas.
Dengan kata lain, bahwa fungsi manajemen dalam setiap organisasi dari pengambilan keputusan sampai sikap dan nilai-
nilai menciptakan dukungan untuk melakukan operasi yang efektif dan efisien. Pengambilan keputusan terletak dalam suatu
kerjasama yang kompleks, saling ketergantungan satu sama lain dan juga saling mempercayai dan keakraban yang tumbuh
melalui kebersamaan. Sifat Budaya Kerja adalah kemampuan mengelola proses
perubahan, karena
berdasar pada
nilai-nilai kebersamaanintegritas, sehingga sedikit demi sedikit sikap
perilaku yang negatif akan terkikis dan munculnya nilai-nilai baru yang lebih baik untuk mendorong manajemen menjadi
lebih optimal. Peran komunikasi dalam Program Budaya Kerja tidak lain adalah upaya membuka benteng-benteng birokrasi
yang selama ini membuat SDM itu terkotak-kotak, sehingga komunikasi terhambat, yang berarti penyebaran informasi tidak
mencapai sasaran dan menimbulkan kesulitan dalam upaya partisipasi pengambilan keputusan. Dengan komunikasi yang
Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
60 terbuka, maka jalan menuju kerjasama dan koordinasi dalam
manajemen menjadi lebih mudah, karena setiap orang tidak lagi mementingkan dirinya sendiri, rasa saling ketergantungan
meningkat yang berarti tingkat kepercayaan satu dengan yang lainnya sangat tinggi.
Kondisi semacam itu merupakan kekuatan program Budaya Kerja dalam menggerakkan sumberdaya dan berjalannya
fungsi-fungsi manajemen dengan benar, sehingga akan menjadi tangguh dalam menghadapi tantangan apapun. Disamping itu
komunikasi yang baik memerlukan persiapan dalam mencari bagaimana cara menyampaikan yang efektif dan efisien. Ajaran
agama mengingatkan agar dalam penyampaian ajaran- ajarannya hendaknya mempergunakan bahasa yang dimengerti
oleh umatnya. Selanjutnya oleh Dr. Stanley Meath dalam bukunya Psikologi
yang Sebenarnya mengemukakan bahwa kreativitas seseorang itu dapat muncul bilamana melatih otak sebelah kanan. Otak
sebelah kiri sudah terlatih melalui pendidikan di sekolah sehingga mampu menanggapi pengetahuan yang bersifat logis
dan sistematik seperti bahasa dan matematika. Otak sebelah kanan umumnya kurang terlatih, padahal sangat diperlukan
dalam Budaya Kerja, karena mempunyai sifat cepat bertindak, langsung, merupakan sumber kreativitas, obyektif, dan intuitif,
yang mampu melihat, merekam ruang dan kreativitas sebagai sarana untuk mencapai tingkat sinergi yang sangat diperlukan
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
61 dalam upaya menyesuaikan diri terhadap perubahantantangan
lingkungan eksternal maupun internal. KOMUNIKASI UNTUK KEBERHASILAN
D. Motivasi