Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
48
1. Cara Kerja Tradisional
Cara Kerja
Tradisional ini
mewarnai kehidupan
manajemen. baik di pemerintahan maupun di masyarakat, cara seperti ini sudah tidak efisien lagi, karena sangat
lamban dan menghambat perubahan. Menurut J.C. Tukiman Taruna pada suatu Seminar yang dimuat di Surat
Kabar MEDIA tanggal 10 April 1994 menyebutkan antara lain
bahwa masyarakat
Indonesia masih
bersifat feodalistik, ketat pada peraturan, lebih menyenangi
tertutup, lebih suka mempersulit pelayanan kepada orang lain, menghadapi orang lain dengan penuh curiga, dalam
keadaan tertentu suka main hakim sendiri, suka membuat peraturan untuk memperkuat diri.
Keadaan seperti itu seharusnya berubah karena tantangan sudah lain dan oleh Prof. Dr. Muladi dari UNDIP pada
Surat Kabar yang sama menyatakan perlu paradigma baru seperti dalam menentukan tujuan itu harus fleksibel,
komunikasi harus terbuka, kebijaksanaan harus rasional dan bersifat partisipatif.
Lebih lanjut dikatakan oleh Dr. Lukman Sutrisno dari UGM bahwa ciri tuntutan masa depan tersebut antara lain
berorientasi pada demokrasi dan hak-hak asasi manusia serta prestasi, menghormati hukum, tidak cepat puas dan
solidaritas sosial tinggi. Menurut Prof. Dr. Warren Bennis keadaan seperti yang
dikemukakan oleh J.C. Tukiman Taruna tersebut disebut
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
49 matinya birokrasi. karena bersifat kaku dan lamban,
sehingga tidak mampu lagi untuk mengakomodasi tuntutan-tuntutan baru yang bersifat cepat dan mendasar.
Disebut mendasar karena menyangkut perubahan sikap dan perilaku SDM dalam upaya merubah perilaku
manajemen baru yang lebih dinamik dan fleksibel. Namun perubahan sikap dan perilaku SDM tersebut memerlukan
proses waktu yang cukup lama agar benar-benar menjadi budaya baru.
2. Cara Kerja Baru
Untuk mengatasi
tantangan globalisasi
diperlukan perubahan cara kerja baru yang lebih efektif dan efisien,
lebih demokratis dan terbuka, lebih rasional dan fleksibel dan lebih bersifat terdesentralisasi. Hal itu dikemukakan
oleh Bapak Presiden RI di depan para Gubernur pada 10 Juni 1993 dengan maksud agar diadakan perubahan
manajemen untuk mengantisipasi pengaruh globalisasi yang akan menerpa semua negara di dunia termasuk
Indonesia. Bilamana perubahan manajemen tersebut dapat dikelola
dengan baik maka akan dipetik keuntungan yang berupa tumbuhnya banyak prakarsa, aneka ragam kreativitas dan
dorongan partisipasi yang makin besar. Pertumbuhan semacam itu akan mendorong terwujudnya kemandirian
yang harus menjadi ciri utama pembangunan dalam rangka
Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
50 menghadapi kehidupan masa depan.
Untuk itu manajemen harus berorientasi pada tujuan agar lebih efektif dan efisiensi, dengan cara seperti:
a. Merumuskan tujuan dan sasaran organisasi secara jelas
dan rinci; b.
Tujuan dan sasaran tersebut dijabarkan dalam bentuk kebijaksanaan dan strategi yang operasional;
c. Dilaksanakan dengan penuh peran serta semua pihak,
baik yang berupa kerjasama maupun koordinasi; d.
Pelaksanaan tersebut terus dikendalikan, temuannya dianalisis, kemudian ditindaklanjuti berupa perbaikan
atau penyempurnaan secara terus menerus. Perubahan tersebut akan dapat terlaksana bilamana
didahului oleh perubahan sikap dan perilaku SDM yang akan menjadi pendukung utama perubahan manajemen
tersebut. Untuk itu diperlukan langkah kegiatan yang berupa
mencari nilai-nilai
baru, kemudian
dimasyarakatkan atau
dilatihkan, dilaksanakan,
disempurnakan terus, menjadi kebiasaan kerja dan akhirnya baru menjadi budaya baru yang dimilikinya.
Unsur yang terkandung dalam upaya perubahan tersebut meliputi kekuatan motivasi, motivasi tidak akan berarti
kalau tidak memiliki keterampilan atau profesional, memiliki motivasi keterampilan kepribadian tidak cukup
kalau bisa berperan atau berbuat; memiliki motivasi keterampilan kepribadian-peran tidak bisa optimal
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
51 bilamana tidak memperhatikan faktor manusiawi berupa
kejenuhan. Oleh karena itu yang dimaksud dengan produktivitas
Budaya Kerja adalah sikap mental yang selalu mencari perbaikan atau penyempurnaan apa yang telah dicapai,
dengan menerapkan teori-teori dan metode-metode baru serta yakin akan kemajuan umat manusia. Dalam hal ini
dapat dilihat kaitan antara kepribadian dan hasil kerja, di mana
kepribadian itu
terkandung unsur
bakat, keterampilan, minat sifat, gairah dan nilai-nilai; kepri-
badian tersebut menjadi sikap, kemudian menjadi perilaku yang mengandung unsur semangat, disiplin, rajin, jujur,
tanggung jawab, hemat, integritas; sehingga hasil kerja akan mencapai kualitas yang tinggi atau memuaskan.
Perilaku manajemen yang menghasilkan produk bermutu tinggi tersebut dapat dinilai dari unsur antara lain
kepemimpinan, perencanaan, pengorganisasian, penentuan prioritas,
pendelegasian, pengendalian,
pemecahan masalah, pengambilan keputusan, komunikasi lisan,
komunikasi tertulis, keterampilan administrasi, hubungan antar
pribadi, pemeliharaan
keselamatan, kerumahtanggaan, ketepatan waktu dan kehadiran.
Hubungan antara KEPRIBADIAN, TINGKAH LAKU dan HASIL KERJA
Budaya Kerja Organisasi Pemerintah