Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
60 terbuka, maka jalan menuju kerjasama dan koordinasi dalam
manajemen menjadi lebih mudah, karena setiap orang tidak lagi mementingkan dirinya sendiri, rasa saling ketergantungan
meningkat yang berarti tingkat kepercayaan satu dengan yang lainnya sangat tinggi.
Kondisi semacam itu merupakan kekuatan program Budaya Kerja dalam menggerakkan sumberdaya dan berjalannya
fungsi-fungsi manajemen dengan benar, sehingga akan menjadi tangguh dalam menghadapi tantangan apapun. Disamping itu
komunikasi yang baik memerlukan persiapan dalam mencari bagaimana cara menyampaikan yang efektif dan efisien. Ajaran
agama mengingatkan agar dalam penyampaian ajaran- ajarannya hendaknya mempergunakan bahasa yang dimengerti
oleh umatnya. Selanjutnya oleh Dr. Stanley Meath dalam bukunya Psikologi
yang Sebenarnya mengemukakan bahwa kreativitas seseorang itu dapat muncul bilamana melatih otak sebelah kanan. Otak
sebelah kiri sudah terlatih melalui pendidikan di sekolah sehingga mampu menanggapi pengetahuan yang bersifat logis
dan sistematik seperti bahasa dan matematika. Otak sebelah kanan umumnya kurang terlatih, padahal sangat diperlukan
dalam Budaya Kerja, karena mempunyai sifat cepat bertindak, langsung, merupakan sumber kreativitas, obyektif, dan intuitif,
yang mampu melihat, merekam ruang dan kreativitas sebagai sarana untuk mencapai tingkat sinergi yang sangat diperlukan
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
61 dalam upaya menyesuaikan diri terhadap perubahantantangan
lingkungan eksternal maupun internal. KOMUNIKASI UNTUK KEBERHASILAN
D. Motivasi
Motivasi merupakan salah satu komponen penting dalam meraih keberhasilan suatu proses kerja, karena memuat unsur
pendorong bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan sendiri maupun berkelompok. Suatu dorongan dapat berasal dari dalam
dirinya sendiri, yang berupa kesadaran diri untuk bekerja lebih baik atau memberikan yang terbaik bagi kelompok dengan
berbagai macam alasan yang baik dan luhur. Namun tidak
Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
62 semudah itu setiap orang mempunyai dorongan yang positif,
mereka perlu dibantu oleh orang lain yang berperan sebagai pemimpin atau atasan.
Dalam memberikan motivasi, atasan tidak sekedar mendorong sebisanya, akan tetapi mereka harus mempergunakan strategi
agar apa yang dilakukan itu dapat menghasilkan yang lebih baik secara optimal. Beberapa faktor yang diperlukan untuk strategi
antara lain, seperti tujuan, cara kerja, teknologi, masyarakat dan pelanggan, budaya SDM dan sumberdaya lainnya. Dengan
mengenal faktor-faktor tersebut akan dapat disusun suatu langkah bagaimana membuka peluang keberhasilan melalui
pintu internal hati nurani SDM untuk merubah sikap dan perilaku baru yang kondusif terhadap tantangan yang
dihadapinya. Banyak para ahli meneliti sikap dan perilaku SDM yang
berkaitan dengan motivasi dan menghasilkan teori-teori mengenai bagaimana memberikan motivasi pada karyawan atau
pegawai pada suatu organisasi, antara lain seperti Mc Gregor memberikan teori X yang menganggap bahwa setiap pekerja itu
malas, maka gaya kepemimpinan harus keras; selanjutnya dia mengoreksi teorinya dengan teori y, di mana ia memandang
setiap orang baik dan rajin bekerja, sehingga pemimpin lebih banyak mempercayai mereka. Teori Abraham Maslow lebih
banyak meneliti motivasi dan segi urutan prioritas kebutuhan SDM terutama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, di mana
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
63 yang
paling mendasar
adalah kebutuhan
fisiologis kelangsungan hidup, sandangpanganpapan, rasa aman, rasa
memiliki, harga diri dan aktualisasi diri secara pyramidal. Terakhir muncul teori Z dan William G. Ouchi, di mana
motivasi dapat lebih berhasil melalui cara kerja kelompok model Jepang dipadukan dengan budaya Amerika Serikat
seperti sifat rasional dan individualistik. Sebenarnya motivasi itu tidak bisa dilepaskan dan kehidupan
manusia sehari-hari, orang yang tidak mempunyai motivasi kerja secara alami akan kalah bersaing dengan mereka yang
bermotivasi kerja tinggi. Motivasi kerja walaupun telah dimiliki bukan merupakan jaminan akan mampu bersaing. Mereka harus
cerdik memanfaatkan motivasi yang semakin lebih baik dalam mencapai kualitas SDM, kualitas kerja dan hasil kerja.
Motivasi yang digerakkan oleh pemimpin akan memberi bentuk dalam gaya manajemen. Banyak gaya manajemen yang bisa
ditaklukan sesuai dengan kondisi lingkungan kerja dan tantangan yang dihadapi serta alat yang dimilikinya.
Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
64
E. Lingkungan Kerja