Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
64
E. Lingkungan Kerja
Untuk melakukan program Budaya Kerja diperlukan persiapan yang berupa penciptaan lingkungan kerja dengan paradigma
yang disepakati untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu kita sedikit
menengok pada diri kita sendiri sebagai SDM, yang oleh Prof. Dr. Kusnadi Hardjasumantri mantan Rektor Universitas Gajah
Mada menyatakan bahwa kekuatan SDM itu bukan pada jasmani atau jiwa yang dimiliki, namun kekuatan tersebut
terletak pada semangat dan kemampuan kerja. Karena kerjasama tersebut akan mampu meningkatkan mutu dan
kualitas yang telah dicapai secara terus menerus, dipertahankan dan dikembangkan akan menjadi Budaya Kerja yang dimiliki
oleh kelompok yang bersangkutan. Nilai-nilai kerjasama tersebut banyak diungkapkan oleh ajaran
agama, bahkan ada yang ekstrim menyatakan bahwa siapapun yang tidak mau kerjasama, mereka tergolong temannya setan.
Nilai tradisional juga terungkap dalam pepatah ataupun peribahasa seperti Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh ,
Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul”. Selanjutnya oleh Isaken, S.G. Dorval K.B. Treffinger, D.J.
dalam bukunya CREATIVE APPROACHES TO PROBLEM SOLVING mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
lingkungan yang kondusif meliputi beberapa dimensi seperti:
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
65 1.
Tantangan, keterlibatan dan kesungguhan; 2.
Kebebasan mengambil keputusan; 3.
Waktu yang tersedia untuk memikirkan ide-ide baru; 4.
Member peluang untuk mencoba ide-ide baru; 5.
Tinggi rendahnya tingkat konflik; 6.
Keterlibatan dalam tukar pendapat; 7.
Kesempatan humor, bercanda dan bersantai; 8.
Tingkat saling kepercayaan dan keterbukaan; 9.
Keberanian menanggung resikoboleh gagal. Dengan dimensi lingkungan kerja seperti tersebut di atas,
memberi peluang semua unsur manajemenadministrasi dapat berfungsi seperti apa yang diharapkan, lebih-lebih nilai-nilai
budaya dapat teraktualisasi dengan kerja berkelompok.
F. Kerjasama Melalui Kelompok
Kerjasama merupakan suatu nilai-nilai sangat penting dalam manajemen, khususnya manajemen serba sasaran ataupun
manajemen partisipasi. Kata lain untuk kerjasama adalah partisipasi atau juga gotong-royong, konsekuensi dan nilai-nilai
tersebut mendasari karakteristik suatu manajemen di mana partisipasi
itu dimungkinkan
berperan dalam
setiap pengambilan keputusan manajemen.
Partisipasi pada sebagian besar orang mempunyai pengaruh mendalam pada kualitas kerja, penerimaan perubahan, tingkat
Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
66 moral, kesetiaan dan produktifitas. Secara psikologis dan
mental terlihat dalam pekerjaan mereka memainkan tingkat identifikasi yang lebih besar dengan organisasi beserta
tujuannya. Oleh karena itu mereka berhasil menciptakan iklim yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan tersebut secara
vital mempengaruhi perkembangan organisasi dan usahanya. Upaya untuk mencapai tingkat optimal keberhasilan mencapai
tujuan organisasi oleh Tannembaum dan Masarik dikatakan bahwa bawahan harus secara psikologis terlibat dalam aktivitas
partisipasional, artinya mereka harus juga memiliki kecerdasan dan kehendak untuk melakukan hal itu. Dalam kegiatan yang
bersifat gotong-royong tersebut mereka menjadi lebih kreatif, munculnya prakarsa lebih banyak dan semakin menjadi lebih
bertanggungjawab. Oleh karena itu perlu diciptakan sasaran partisipasi tersebut pada setiap organisasi adalah sifat dan
bentuk yang variatif tergantung pada kebutuhan dan jenis kerjanya.
Dalam praktek kepemimpinan partisipatif eksekutif atau penyelia harus mengakui bahwa orang-orangnya memiliki
keterampilan dan kemampuan selain dari apa yang dapat mereka kerjakan dengan tangan. Mereka harus mengakui
bahwa bawahannya mempunyai kemam puan untuk berfikir menciptakan ide-ide baru, memprakarsai prosedur baru serta
cara-cara kerja mutakhir.
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
67 Pimpinan eksekutif dalam manajemen partisipatif ini harus
yakin benar bahwa partisipasi tersebut bukan hanya diperlukan, namun juga bersifat hakiki. Artinya pimpinan dan semua lini
wajib memberikan komitmen dalam arti yang benar, sehingga sikap dan perilakunya selalu mendukung dan mendorong serta
terjun secara aktif membantu jalannya kelompok partisipatif tersebut. Sehingga partisipasi dapat disebut sebagai stabilitator
mental untuk mengurangi konflik antar pribadi maupun kelompok pada lingkungan yang tidak pasti.
Manajemen partisipatif umumnya cenderung untuk: 1.
Meningkatkan derajat perasaan anggota atau kesatuan yang memiliki partisipan dalam organisasi;
2. Mendorong partisipan berfikir dalam kerangka organisasi
secara menyeluruh tidak terbatas pada lingkup bagiannya yang sempit;
3. Menurunkan tingkat konflik, permusuhan dan persaingan
diantara partisipan; 4.
Meningkatkan pengertian antar individu, terutama sifat-sifat toleransi dan kesadaran;
5. Meningkatkan pengungkapan kebebasan individu mengenai
kepribadiannya yang menyebabkan bawahan merasa terikat oleh organisasi, karena kepribadiannya membutuhkan
pengalaman kerja yang menyenangkan; 6.
Mengembangkan iklim kerja yang kreatif dan yang menguntungkan organisasi.
Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
68 Syarat-syarat partisipasi antara lain:
1. Diperlukan banyak waktu sebelum pelaksanaan;
2. partisipasi tidak bakal terjadi dalam keadaan mendadak;
3. Biaya partisipasi tidak boleh melebihi nilai-nilai ekonomi
dan lainnya; 4.
Subyek partisipasi harus relevan dengan organisasi partisipasi sesuatu yang akan menarik perhatian partisipan;
5. Partisipasi harus mempunyai kemampuan, kecerdasan dan
pengetahuan untuk partisipasi secara aktif; 6.
Partisipasi harus mampu berkomunikasi untuk dapat saling tukar informasi atau gagasan;
7. Tidak seorangpun dalam organisasi yang terancam oleh
bentuk peran serta tersebut; 8.
Partisipasi untuk memutuskan arah tindakan pada sebuah organisasi hanya dapat menempati lingkungan kebebasan
kerja kelompok. Sinergi merupakan istilah akademik yang biasa dipakai dalam
ilmu-ilmu sosial, namun perkembangan akhir akhir ini istilah tersebut menjadi populer karena banyak disebut oleh para Pakar
maupun Negarawan. Sinergi mengandung arti kombinasi unsur atau bagian yang dapat menghasilkan keluaran lebih baik atau
lebih besar. Lebih lanjut artian tersebut berkembang yang mem punyai menghasilkan keluaran yang lebih bermutu. Arti sinergi
bersifat kontekstual, tergantung pada sifat sinergistik di lekatkan, seperti kerjasama antar tangan kanan dan tangan kiri,
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
69 campuran beberapa unsur kimia, koordinasi bagian satu dengan
lainnya dan seterusnya. Sinergi dalam manajemen dan administrasi sangat vital, karena
mengandung arti pengerahan seluruh sumber daya organisasi yang selaras, serasi dan seimbang untuk mencapai tujuan angka
optimal dalam arti efektif, efisien dan memuaskan. Bagaimana kita dapat mencapai kondisi selaras-serasi-seimbang, hal itu
merupakan suatu seni, sebab sangat tergantung pada kemampuan kita sendiri atau profesionalisme, tantangan yang
bersifat internal maupun eksternal. Oleh karena itu disebut sebagai suatu seni mempergunakan strategi untuk mencapai
keberhasilan. Secara teknik operasional selaras itu mengandung arti semua orang dalam organisasi paham akan tujuan, falsafah,
misi, visi organisasi yang bersangkutan. Kemudian serasi mempunyai arti setiap orang yang terkait dalam organisasi
tersebut mengatur strategi operasional dalam upaya mencapai tujuan sesuai dengan struktur dan fungsi dalam organisasi
tersebut. Selanjutnya pengertian seimbang dapat diuraikan agar masing-masing orang atau unit bekerja menurut irama prioritas
organisasi secara profesional. Falsafah Pancasila telah memberikan ciri khas sinergistik
masyarakat Indonesia melalui asas kekeluargaan, asas kegotong- royongan,
asas kebersamaan,
integralistik, kesemuanya
mengandung arti kerjasama, koordinasi dan sikap SDM yang terkait dalam suatu organisasi, di mana kondisi tersebut
Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
70 bilamana dilaksanakan secara benar akan menciptakan sinergi
dengan bentuk keluaran yang bermutu tinggi. Stephen R. Covey dalam bukunya Principles Centered
Leadership mengatakan bahwa sinergi adalah dikerjakan bersama lebih baik hasilnya daripada dikerjakan sendiri-sendiri.
Jadi jelas bahwa gabungan beberapa unsur akan menghasilkan suatu produk yang lebih unggul. Sinergi dapat dicapai dengan
kerja secara berencana dan bertahap disesuaikan dengan kondisi, tingkat kemampuan dan nilai-nilai yang dimilikinya. Hal itu
dikaitkan dengan tingkat kepercaayaan dan tingkat kerjasama sebagai akibatnya. Kalau kepercayaannya rendah, berarti tingkat
kerjasama juga rendah, sebaliknya bilamana tingkat kepercayaan tinggi, maka tingkat kerjasama akan mencapai tingkat sinergi
Bilamana tingkat sinergi tersebut dapat dicapai dalam manajemen, dapat diartikan perbaikan mutu telah dicapai
dengan baik. Perlu diyakini bahwa kekuatan SDM itu terletak pada ke-
mampuan kerjasama yang dimiliki dan kerjasama tersebut dapat rnenjadi kenyataan bilamana tingkat kepercayaan masing-
masing individu dalam kelompok dapat ditumbuhkan. Oleh karena itu kualitas kerjasama SDM terletak pada tingkat
kepercayaan yang dapat ditumbuhkan, makin tinggi berarti makin baik.
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
71
G. Disiplin