kegiatan dan informasi dari kepemimpinan dan pengevaluasian setiap kinerja karyawan.
Kepuasan menurut kamus adalah merasa senang, lega, gembira. Jika dikaitkan dengan supervisi, maka kepuasan terhadap supervisi merupakan
suatu perasaan yang menyenangkan dirasakan individu terhadap proses pemantauan dan pengawasan yang terbentuk melalui kualitas hubungan
antara supervisor dan karyawan Anastasia, 2008. Sedangkan Sutraningtiyas 2008 menyatakan kepuasan terhadap supervisi atau atasan adalah
sekumpulan emosi, perasaan individu baik senang maupun tidak senang serta sikap umum seseorang terhadap gaya pengawasan atau kepemimpinan yang
ditunjukkan atasan. Berdasarkan
penjelasan diatas,
maka kepuasan
terhadap supervisipengawasan pemimpin adalah rasa suka atau tidak suka maupun
senang dan tidak sedang yang dirasakan karyawan terhadap gaya kepemimpinan atasannya yang dilihat dari kemampuan atasan dalam
memberikan perhatian, motivasi dan pujian serta kemampuan dan pengetahuan atasan tentang pekerjaan.
2. Aspek-Aspek Kepuasan Terhadap Supervisi
Locke dalam Munandar, 2001, menjelaskan dua jenis hubungan atasan bawahan serhubungan dengan kepuasan, yaitu hubungan fungsional
yang menggambarkan sejauh mana penyelia membantu tenaga kerja, untuk memuaskan nilai-nilai pekerjaan yang penting bagi tenaga kerja dan
Universitas Sumatera Utara
hubungan keseluruhan yang didasarkan pada ketertarikan antar pribadi yang mencerminkan sikap dasar dan nilai-nilai yang serupa. Tingkat kepuasan
yang paling besar dengan atasan menurut Locke adalah jika kedua jenis hubungan adalah positif. Sejalan dengan pernyataan di atas dinyatakan bahwa
kepuasan terhadap atasan dapat dibagi menjadi komponen hubungan personal
, yaitu bagaimana kemampuan atasan dalam menjalin hubungan
interpersonal dan kemampuan teknis, yaitu bagaimana kemampuan atau
keahlian atasan menyangkut segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan Spector, 1997.
Dari penjelasan diatas, dapat dilihat bahwa aspek-aspek dari kepuasan terhadap supervisiatasan yang dikemukakan oleh spector 1997 adalah
aspek hubungan personal dan kemampuan teknik. 3.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan terhadap Supervisi
Luthans 2005
menyatakan terdapat
dua dimensi
gaya pengawasansupervisi yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu:
a. Gaya pengawasan berpusat pada karyawan Employee-centeredness hal
ini dilihat
dari tingkat
bagaimana pengawassupervisi
memperlihatkan ketertarikan personal dan kepedulian terhadap karyawan, yang biasanya ditunjukkan pemimpin dengan cara
memeriksa untuk melihat seberapa baik pekerjaan yang dilakukan bawahan, memberikan saran, motivasi dan bantuan pada bawahan, dan
melakukan komunikasi personal dengan menganggap bawahan sebagai rekan sekerja yang setara.
Universitas Sumatera Utara
b. Partisipasi atau pengaruh Participation or influence dimensi ini ditunjukkan dengan atasan yang memperbolehkan anggotanya ikut
berpartisipasi dan terlibat dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan mereka.
Kedua faktor yang mempengaruhi kepuasan terhadap supervisi diatas erat hubungannya dengan gaya kepemimpinan atasan. Kepemimpinan
menurut Mangunsong 2009 dapat dipengaruhi oleh peran jenis kelamin pemimpin. Maskulin dan Feminim adalah dua perilaku yang dapat dimiliki
oleh laki-laki maupun perempuan dan perilaku tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap gaya kepemimpinan yang akan diterapkan oleh setiap
individu baik laki-laki maupun perempuan Herachwati dan Basuki, 2012. Dari penjelasan ini dapat dilihat bahwa jenis kelamin pemimpin
mempengaruhi gaya kepemimpinan seseorang, sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin pemimpin dapat mempengaruhi kepuasan terhadap
supervisi. Berdasarkan hasil uraian dan penjelasan mengenai definisi kepuasan
terhadap supervisi, faktor-faktor yang mempengaruhi serta aspek-aspek dari kepuasan kerja, maka peneliti menyimpulkan kepuasan terhadap
supervisipengawasan merupakan suatu penilaian karyawan baik suka maupun tidak suka terhadap sikap pemimpin secara umum dan bentuk
pengawasan atau kepemimpinan yang ditunjukkan. Pengertian ini didasarkan
pada komponen kepuasan terhadap atasan yaitu hubungan personal dan kemampuan teknis
Spector, 1997
Universitas Sumatera Utara
Perilaku dari atasan juga merupakan faktor utama kepuasan. Sejumlah riset pada umumnya menemukan bahwa kepuasan meningkat bila penyelia
langsung memahami dan lebih bersahabat, memberi pujian atas kinerja yang baik, mendengarkan pendapat karyawan dan menunjukkan minat pribadi
terhadap mereka.
B. JENIS KELAMIN GENDER DAN KEPEMIMPINAN