3. Data Tambahan
a. Kategorisasi Skor kepuasan terhadap supervisi
Kategorisasi skor intensi untuk menyampaikan keluhan dapat diperolehmelalui uji signifikansi perbedaan antara mean skor empiris
dan mean teoritik Azwar, 2005. Skala kepuasan terhadap supervisi dalam penelitian berjumlah
49 item yang bergerak dari 1 sampai 5. Dari skala tersebut maka diperoleh nilai minimum penelitian adalah 49 dan nilai maksimum
adalah 245, sehingga rentang anatar nilai minimum dan maksimum adalah 196.
Dengan demikian satuan deviasi standar bernilai σ=1963 = 65, dan mean teoritiknya adalah µ=49x3 = 147.
Tabel 8. Perbandingan mean empirik dan hipotetik
Variabel Empirik
Hipotetik
Kepuasan Terhadap
Supervisi
Min Max Mean SD Min Max Mean SD
111 213
175 22
9 245
147 65
Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa mean empirik mean hipotetik, dapat dikatakan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
memiliki nilai kepuasan terhadap supervisi yang lebih besar daripada nilai kepuasan terhadap supervisi pada populasi.
Selanjutnya dengan mean hipotetik sebesar 147 dan standar deviasi sebesar 65 dapat dibuat kategorisasi kepuasan kerja terhadap
atasan seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 9. Kategorisasi Data Subjek
Kategorisasi Rumus
Nilai X
Tinggi X ≥ µ + σ
X 212 Sedang
µ - σ X ≤ µ + σ
82 X ≤ 212
Rendah X
≤ µ - σ X
≤ 82
Kemudian peneliti membagi sampel menjadi dua kelompok yaitu kelompok sampel yang memiliki pemimpin laki-laki dan
kelompok sampel yang memiliki pemimpin perempuan. Hasil kategorisasi pada masing-masing kelompok dapat dilihat pada tabel
berikut ini. Tabel 10. Frekuensi tingkat kepuasan terhadap supervisi
Jenis Kelamin
Pemimpin Kategori 1
Tinggi Kategori 2
Sedang Kategori 3
Rendah Jumlah
Laki-Laki 40
40 100
100
Perempuan 39
1 40
97,5 2,5
100
Dari tabel 11, dapat dilihat bahwa pada subjek yang memiliki pemimpin laki-laki, kepuasan terhadap supervisi pada kategori tinggi
tidak ada. Sedangkan subjek yang memiliki kepuasan terhadap
Universitas Sumatera Utara
supervisi pada kategori sedang sebanyak 40 orang 100, dan pada kategori rendah juga tidak ada.
Sedangkan pada subjek yang memiliki pemimpin perempuan, kepuasan terhadap supervisi pada kategori tidak ada. Sedangkan subjek
yang memiliki kepuasan terhadap supervisi pada kategori sedang sebanyak 39 orang 97,5, dan pada kategori rendah sebanyak 1 orang
2,5. Dan berdasarkan data pada tabel diatas maka mean empirik pada variabel kepuasan terhadap supervisi berada pada kategori sedang.
Tabel 11. Frekuensi tingkat kepuasan terhadap supervise berdasarkan dinas
Dinas Kategori 1
Tinggi Kategori 2
Sedang Kategori 3
Rendah Jumlah
Dinas KBPP -
22 orang -
22 orang 100
Dinas Pendapatan
Daerah -
17 orang 1 orang
18 orang
94 6
Dinas Kebersihan dan
Pertamanan -
24 orang -
24 orang 100
Dinas Pendidikan dan
Pengajaran -
16 orang -
16 orang 100
Universitas Sumatera Utara
Dari table 12 dapat dilihat bahwa tingkat kepuasan terhadap supervisi pada semua subjek di dinas KBPP, dinas Kebersihan dan
Pertamanan, dan Dinas pendidikan dan Pengajaran berada pada kategori sedang. Sedangkan pada dinas Pendapatan daerah ada 1 subjek 6
yang memiliki tingkat kepuasan terhadap supervisi yang berada pada kategori rendah, selebihnya berada pada kategori sedang.
C. PEMBAHASAN
Sesuai dengan hasil analisa diatas, diperoleh t hitung = 1,551 dan t table = 1,999, p = 0,125, p 0,05, maka terlihat bahwa tidak ada perbedaan
tingkat kepuasan terhadap supervisi ditinjau dari gender pemimpin. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesa awal yang diajukan yaitu ada perbedaan tingkat
kepuasan terhadap supervisi ditinjau dari gender pemimpin. Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan sebelumnya ditolak.
Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan oleh Bass 1990 jenis kelamin dapat mempengaruhi kepemimpinan. Dijelaskan bahwa ada
perbedaan antara laki-laki dan perempuan dimana perbedaan ini akan menyebabkan perbedaan gaya kepemimpinan laki-laki dan perempuan serta
menimbulkan persepsi yang berbeda bagi bawahan terhadap kepemimpinan laki-laki dan kepemimpinan perempuan pada suatu perusahaan, dan
pernyataan tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian. Dengan ditolaknya hipotesis penelitian yang diajukan, peneliti
berasumsi ada faktor lain yang menyebabkan hal tersebut dapat terjadi. Deutch
Universitas Sumatera Utara