Berdasarkan penjelasan tentang gender dan kepemimpinan diatas, dapat disimpulkan bahwa gender pemimpin adalah perbedaan yang tampak
dari laki-laki dan perempuan dalam melakukan peran-perannya sebagai seorang pemimpin dalam mempengaruhi dan mengarahkan anggotanya untuk
mencapai tujuan dari organisasi.
3. Kepemimpinan Laki-laki dan Perempuan
Laki-laki dan perempuan berbeda secara psikologi pada cara mereka bertindak, dari gaya mereka berkomunikasidimana mereka mencoba untuk
mempengaruhi orang lain. Perbedaan terbesar antara laki-laki dan perempuan dalam gaya komunikasi mereka terlihat pada laki-laki dan wanita yang
melihat tujuan percakapan secara berbeda. Perempuan menggunakan komunikasi sebagai alat untuk meningkatkan hubungan sosial dan
menciptakan suatu hubungan, sedangkan laki-laki menggunakan bahasa untuk mengerahkan dominasi dan mencapai hasil yang nyata Mason, 1994.
Wanita, secara keseluruhan lebih ekspresif, tentatif, dan sopan dalam percakapan, sedangkan pria lebih tegas, dan haus kekuasaan. Pria dan wanita
juga berbeda dalam hubungan mereka terhadap orang lain dalam masyarakat. Wanita berusaha untuk menjadi lebih sosial dalam interaksi mereka dengan
orang lain, laki-laki menghargai kemerdekaan mereka Eagly, 1987, dalam Merchant, 2012. Laki-laki melihat percakapan sebagai cara untuk
membangun dan mempertahankan status dan dominasi dalam hubungan, perempuan melihat tujuan percakapan untuk menciptakan dan membina
Universitas Sumatera Utara
ikatan intim dengan pihak lain dengan berbicara tentang masalah dan isu-isu yang dihadapi Gray, 1992, dalam Tannen, 1990
Secara umum kepemimpinan perempuan tidak jauh berbeda dengan kepemimpinan
pada umumnya,
yang membedakan
hanya gaya
kepemimpinannya Paramita, 2008. Eagly dan Johnson 1990 telah menemukan bahwa
“ bukti terkuat yang membedakan gender dalam gaya kepemimpinan adalah kecenderungan bagi perempuan untuk mengadopsi gaya
yang lebih partisipatif dan laki-laki mengadopsi gaya yang lebih direktif”
Dari pernyataan ini disimpulkan bahwa dalam gaya kepemimpinan wanita lebih cenderung melakukan pendekatan yang mengajak bawahan
untuk ikut maju berkembang dalam pemikiran dan pemimpin ikut terjun didalam melaksanakan tugas agar mencapai tujuan, sedangkan berbeda
dengan kaum laki-laki yang memiliki gaya kepemimpinan yang cenderung hanya hubungan atasan dan bawahan yang dimana bawahan melakukan apa
yang diperintahkan oleh atasan tanpa adanya pendekatan emosional antara bawahan dan atasan. Selain itu Eagly dan Johnson 1990 juga
menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan perempuan cenderung lebih demokratis dibandingkan laki-laki.
Menurut penelitian yang dilakukan Krotz, beberapa keunggulan kepemimpinan
seorang perempuan dibandingkan
dengan laki-laki,
diantaranya adalah : a. Perempuan lebih cepat memotivasi kelompok dan bawahannya.
b. Perempuan lebih terbuka dan lebih dapat menerima masukan.
Universitas Sumatera Utara
c. Perempuan lebih cepat tanggap terhadap bawahannya. d. Perempuan lebih memiliki toleransi, sehingga lebih mudah
mengantisipasi adanya perbedaan. e. Perempuan lebih cepat mengidentifikasi masalah dan akurat dalam
penyelesaiannya. f. Perempuan lebih cepat mendefinisikan harapan kerja dan dalam
menghasilkan umpan balik. Studi terhadap sejumlah literatur oleh Robbins dalam Sudarmo, sehubungan
dengan isu gender dan kepemimpinan menghasilkan dua kesimpulan. Pertama, penyamaan antara laki-laki dan wanita cenderung mengabaikan
perbedaan diantara keduanya. Kedua, bahwa apa yang menjadi perbedaan antara wanita dan laki-laki adalah bahwa wanita memiliki gaya
kepemimpinan yang lebih democratic. sedangkan laki-laki merasa lebih nyaman dengan gaya yang bersifat directive menekankan pada cara-cara
yang bersifat perintah. Hal ini diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Dugger dalam Situmorang, 2011 yang menyatakan bahwa
wanita lebih demokratis dan partisipastis, sedangkan laki-laki lebih otoriter dan direktif
“Gibson 1995 has suggested that it may be useful to think of gender differences as displaying two types of qualities: communal and
agentic. The communal quality ofmanagers represents a concern for the welfare for others, while the agentic dimension of behaviour
exhibits an assertive, goal-directed, and controlling tendency. A number of studies have supported the notions that, in general, females
have communal qualities more often and males agentic qualities. Gibson 1995 has found that men were more likely to emphasise the
goal-setting dimension while women more often emphasised the
interaction facilitation one.”
Universitas Sumatera Utara
Dari pernyataan diatas Gibson menunjukkan bahwa sebagian besar perempuan memiliki dimensi perilaku communal yang cenderung
memikirkan kesejahteraan bawahan dan lebih menekankan interaksi dan memfasilitasi bawahan, sedangkan kaum laki-laki lebih cenderung memiliki
dimensi agentic yang mana didalam dimensi perilaku ini bersifat tegas, berorientasi pada tujuan dan cenderung bersifat menguasai.
Loden 1985, dalam Situmorang, 2011 melakukan penelitian untuk menganalisa gender dan kepemimpinan yang menghasilkan kesimpulam
bahwa wanita memiliki gaya kepemimpinan feminim dan pria memiliki gaya kepemimpinan maskulin. Menurut Lenon 1985, gaya kepemimpinan
maskulin memiliki ciri kompetitif, otoritas, kontrol tinggi, tidak emosional dan melakukan analisa sebelum membuat keputusan. Sedangkan gaya
kepemimpinan feminim memiliki ciri koperatif, kolaborasi dengan manajer dan bawahan, kontrol rendah dan cenderung menggunakan intuisi dan empati
dalam mengatasi masalah.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.Ciri-ciri Feminis dan Maskulin
Feminis Maskulin
Tidak agresif Sangat agresif
Tergantung Tidak tergantung
Emosional Tidak emosional
Sangat subjektif Sangat objektif
Mudah terpengaruh Tidak mudah terpengaruh
Pasif Aktif
Tidak kompetitif Sangat kompetitif
Sulit mengambil keputusan Mudah mengambil keputusan
Tidak mandiri Mandiri
Mudah tersinggung Tidak mudah tersinggung
Tidak suka spekulasi Sangat suka spekulasi
Kurang percaya pada diri sendiri Sangat percaya pada diri sendiri
Membutuhkan rasa aman Tidak sangat membutuhkan rasa
aman Sangat memperhatikan
penampilan Tidak terlalu memperhatikan
penampilan
C. PERBEDAAN KEPUASAN TERHADAP SUPERVISI DITINJAU DARI