Definisi Operasional Penelitian Yang Relevan

1.7 Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalah pahaman beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka penelitian ini merumuskan definisi operasional : 1.7.1.1 Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang digunakan selama proses pembelajaran. 1.7.1.2 Prestasi rendah adalah prestasi yang bernilai lebih rendah dari standar yang telah ditentukan 7 BAB BB LANDASAN TEORB Dalam bab ini diuraikan kajian teori yang akan digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini. Pembahasan tentang kajian teori ini terdiri dari empat bagian, yaitu landasan teori, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Strategi Pembelajaran Istilah strategi pada mulanya digunakan dalam dunia militer. Kata strategi berasal dari bahasa Yunani strategos yang berarti jenderal atau panglima Hamruni, 2012:2. Strategi adalah siasat, kiat, atau rencana Supriyadi, 2013:59. Kemudian strategi muncul di dalam dunia pendidikan dan diartikan sebagai sebuah perencanaan, metode, atau serangkaian kegiatan yang dirancang untuk tujuan tertentu. Pengertian strategi dalam dunia pendidikan tentunya berbeda dengan makna kata strategi yang ada di dalam dunia militer. Strategi di dalam dunia pendidikan merupakan perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu Hamruni, 2012:2. Arah dari penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan, sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar, semuanya diarahkan dalam pencapaian tujuan Majid, 2013:8. Pada dasarnya pembelajaran merupakan kegiatan terencana yang mengkondisikanmerangsang seseorang agar bisa belajar dengan baik agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu konsep dari dua dimensi kegiatan belajar dan mengajar yang harus direncanakan dan diaktualisasikan, serta diarahkan pada pencapaian tujuan atau penguasaan sejumlah kompetensi dan indikatornya sebagai gambaran hasil belajar Majid, 2013:5. Aqib 2013:66 mengungkapkan bahwa proses belajar-mengajar pembelajaran adalah upaya secara sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Berbeda menurut Majid dan Aqib, UU SPN No.20 tahun 2003 dalam Majid, 2013:4 pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Berdasarkan penjelasan para peneliti tentang pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah kegiatan belajar-mengajar yang direncanakan untuk mewujudkan proses pembelajaran agar berjalan efektif dan efisien. Pembelajaran diarahkan untuk mencapai tujuan, oleh karena itu pembelajaran merupakan kegiatan yang harus direncanakan. Interaksi antara peserta didik dan pendidik merupakan hal yang penting dalam pembelajaran. Pembelajaran erat hubungannya dengan strategi pembelajaran. Sanjaya 2006:126 mengungkapkan strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Suyono 2014:20 mengemukakan strategi pembelajaran adalah rangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran yang terkait dengan pengelolaan siswa, pengelolaan guru, pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan lingkungan belajar, sumber belajar dan penilaian assesment agar pembelajaran lebih efektif dan efisien sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Hal yang sama diungkapkan pula oleh Majid 2013:6 strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran. Namun, Aqib 2013:71 mengungkapkan strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Berdasarkan pendapat para peneliti tentang strategi pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah rencana kegiatan yang dipilih untuk memberikan bantuan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Rencana kegiatan dapat berupa cara-cara yang akan digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan dari strategi pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik Majid, 2013:6.

2.1.2 Jenis-Jenis strategi pembelajaran

Pembelajaran membutuhkan strategi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Banyak strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran menurut Majid 2013:11-12, antara lain: 2.1.2.1 Strategi Pembelajaran Langsung direct instruction Strategi pembelajaran langsung merupakan strategi yang kadar berpusat pada gurunya paling tinggi, dan paling sering digunakan pada strategi ini termasuk didalamnya metode-metode ceramah, pertanyaan didaktik, pengajaran eksplisit, praktek dan latihan, serta demonstrasi. Strategi pembelajaran langsung efektif digunakan untuk memperluas informasi atau mengembangkan keterampilan langkah demi langkah 2.1.2.2 Strategi Pembelajaran Tidak Langsung indirect instruction Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan bentuk keterlibatan siswa yang tinggi dalam melakukan observasi, penyelidikan, penggambaran inferensi berdasarkan data, atau pembentukan hipotesis. Dalam pembelajaran tidak langsung, peran guru beralih dari penceramah menjadi fasilitator, pendukung dan sumber personal resource person. Guru merancang lingkungan belajar, memberikan kesempatan siswa untuk terlibat, dan jika memungkinkan memberikan umpan balik kepada siswa ketika mereka melakukan inkuiri. Strategi pembelajaran tidak langsung mensyaratkan digunakannya bahan-bahan cetak, non cetak dan sumber-sumber manusia 2.1.2.3 Strategi Pembelajaran Interaktif interactive instruction Strategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk diskusi dan saling berbagi diantara peserta didik. Seaman dan Fellenz 1989 mengemukakan bahwa diskusi dan saling berbagi akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan reaksi terhadap gagasan, pengalaman, pandangan, dan pengetahuan guru atau kelompok, serta mencoba alternatif dalam berpikir. Strategi pembelajaran interaktif dikembangkan dalam rentang pengelompokkan dan metode-metode interaktif. Di dalamnya terdapat bentuk-bentuk diskusi kelas, diskusi kelompok kecil, atau pengajaran tugas berkelompok dan kerja sama siswa secara berpasangan. 2.1.2.4 Strategi Pembelajaran Melalui Pengalaman experimental learning Strategi belajar melalui pengalaman menggunakan bentuk sekuens induktif, berpusat pada siswa dan berorientasi pada aktifitas. Penekanan dalam strategi belajar melalui pengalaman adalah pada proses belajar, bukan hasil belajar. Guru dapat menggunakan strategi ini baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Sebagai contoh, didalam kelas dapat digunakan metode simulasi, sedangkan di luar kelas dapat dikembangkan metode observasi untuk memperoleh gambaran pendapat umum. 2.1.2.5 Strategi Pembelajaran Mandiri Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri. Fokusnya adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru. Belajar mandiri juag bisa dilakukan dengan teman atau sebagai bagian dari kelompok kecil. Berbeda dengan pendapat Majid, Colin Marsh mengutip Duck 2000 dalam Suyono, 2014:21 mengatakan bahwa hanya ada dua strategi pembelajaran yang pokok yaitu pembelajaran berpusat kepada guru teacher-centered teaching dan pembelajaran berpusat pada siswa student-centered teaching. Strategi pembelajaran yang digunakan sebagai indikator dalam penelitian ini adalah strategi teacher-centered dan strategi student-centered yang telah dirangkum menjadi 5 indikator strategi pembelajaran. Dalam kedua strategi pembelajaran tersebut terdapat sejumlah teknik pembelajaran, seperti tampak pada tabel 2.1 sebagai berikut ini : Tabel 2.1 Strategi Pembelajaran dengan Berbagai TeknikMetode Pembelajarannya No . Strategi Teacher- ientered Strategi Student-ientered 1. Ceramah Inkuiri 2. Praktik Keterampilan Riset Kajian Pustaka 3. Pertanyaan Terarah Permainan Simulasi 4. Tugas Membaca Bermain Peran Sosial Drama 5. Diskusi Kelas Pusat Pojok Belajar 6. Demonstrasi Belajar dengan Bantuan Komputer 7. Prestasi Berbasis Media Belajar Bebas 8. Kegiatan Konstruksi Kontruktivisme 9. Eksperimen Keindahan Pembelajaran Kooperatif 10. Kegiatan dengan Peta dan Globe 11. Karyawisata 12. Pembicara tamu Berdasarkan strategi yang dikemukakan oleh Colin Marsh mengutip Duck 2000 dalam Suyono 2014:21, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran yang lebih efektif digunakan adalah strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa Strategi Student-Centered. Strategi yang berpusat pada siswa ini bertujuan untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.2 di bawah ini : Tabel 2.2 Strategi Pembelajaran Efektif No. Strategi Indikator Kategori 1. Strategi pembelajaran tidak langsung Inkuiri Riset Kajian Pustaka Sangat efektif 2. Strategi pembelajaran interaktif Pusat pojok belajar Pembelajaran kooperatif Diskusi kelas Efektif 3. Strategi pembelajaran melalui pengalaman Permainan simulasi Bermain peran sosial drama Konstruktivisme Kegiatan konstruksi Eksperimen keindahan Cukup efektif 4. Strategi pembelajaran langsung Belajar dengan bantuan komputer Ceramah Praktik ketrampilan Pertanyaan terarah Demonstrasi Prestasi berbasis media Kurang efektif 5. Strategi pembelajaran mandiri Belajar bebas Tugas membaca Kegiatan dengan peta globe Tidak efektif

2.1.3 Prestasi Rendah

Prestasi belajar berasal dari penggabungan dua kata yakni prestasi dan belajar. Arifin 2009:12 mengemukakan bahwa prestasi berasal dari Bahasa Belanda prestatie, yang dalam bahasa Indonesia berasti hasil usaha. Belajar menurut Mulyasa 2007:189 pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan individu untuk memenuhi kebutuhan, yang menghasilkan perubahan dalam dirinya. Arifin 2009:12 mengatakan bahwa, prestasi belajar achievement berbeda dengan hasil belajar learning outcome. Prestasi belajar pada umumnya meliputi aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak siswa. Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007:895 mengungkapkan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb. Slameto 2010:2 mengungkapkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sependapat dengan Slameto, Syah mengungkapkan 2013:90 secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Suyono Hariyanto 2014:9 megungkapkan belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku sikap, dan mengokohkan kepribadian. Sukmadinata dalam Suyono Hariyanto 2014:11 mengatakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan. Berdasarkan berbagai pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang di dalamnya terjadi perubahan tingkah laku untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, menumbuhkan kebiasaan yang baik, memiliki kepribadian yang kokoh serta mampu bersosialisasi dengan baik di lingkungan. Belajar dipandang sebagai proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Faktor yang mempengaruhi belajar salah satunya adalah faktor intelegensi dimana faktor intelegensi sebagai bagian dari faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Prestasi belajar menurut Ridwan 2008:55 diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Tohirin 2006:151 mengatakan bahwa prestasi belajar adalah apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa adalah kemampuan yang dicapai oleh siswa sebagai bukti penguasaan pengetahuan dalam belajar. Untuk mencapai prestasi belajar harus diikuti dengan adanya usaha agar mendapatkan prestasi yang baik. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi. Salah satu faktornya adalah faktor intelegensi. Yang dimaksud dengan faktor intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis, yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi baru dengan cepat dan efektif, mengetahui dan menggunakan konsep- konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat Slameto, 2010:56 Intelegensi berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, karena dalam proses belajar siswa, faktor intelegesi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi belajar siswa, namun perlu diingat bahwa siswa yang memiliki intelegensi yang tinggi belum tentu berhasil dalam prestasi belajarnya, karena faktor intelegensi bukan satu-satunya penentu tingkat prestasi siswa, dalam hal ini proses belajar siswa juga berpengaruh terhadap prestasi siswa. Jadi bisa dikatakan bahwa siswa yang memiliki intelegensi tinggi belum tentu sukses dalam prestasi belajarnya. Syah 2001:132 mengemukakan secara global faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sebagai berikut: 1 Faktor internal meliputi: bakat, kecerdasan, minat, motivasi, usia, jenis kelamin, pengalaman, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani, dan kondisi kesehatan rohani 2 Faktor eksternal meliputi: kualitas guru dalam penguasaan materi, fasilitas mengajar, lingkungan yang mendukung, dan stimulasi belajar 3 Faktor pendekatan belajar meliputi strategi dan metode. Dalam penelitian ini yang akan dilihat adalah faktor pendekatan belajar, dimana metode yang dipakai dapat meningkatkan prestasi belajar. Syah 2013:150 mengungkapkan bahwa angka terendah yang menyatakan kelulusan atau keberhasilan belajar passing grade skala 0-10 adalah 5,5 atau 6, sedangkan untuk skala 0-100 adalah 55 atau 60. Jika siswa dapat melampaui keberhasilan belajar dikatakan siswa mampu mengikuti KBM dengan baik sesuai dengan perencanaan guru. Sedangkan siswa yang tidak dapat melampaui keberhasilan belajar maka siswa dikatakan memiliki prestasi rendah.

2.2 Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Panditasari 2013 dengan judul “Dominasi Belajar Siswa Kelas IX Santo Mikael Sleman Tahun Ajaran 20122013 Yang Berprestasi Belajar Rendah Dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Belajar” diperoleh hasil yaitu gaya belajar yang dominan dari siswa kelas XI SMA Santo Mikael Sleman yang berprestasi belajar rendah Tahun Ajaran 20122013 adalah gaya belajar kinestetik dengan presentase 41,7. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa belum mengoptimalkan gaya belajar yang mereka miliki dalam belajar. Optimalisasi gaya belajar siswa kelas XI SMA Santo Mikael Sleman yang berprestasi belajar rendah Tahun Ajaran 20122013 dengan menggunakan usulan topik-topik bimbingan belajar yang telah disusun. Kristina 2012 dalam penelitian berjudul “Pengelolaan Waktu Siswa Siswi Kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Dengan Prestasi Belajar Rendah Dan Implikasinya Untuk Usulan Topik-Topik Bimbingan Belajar Tahun Ajaran 20102011 “ diperoleh hasil yaitu ada perbedaan pengelolaan waktu pada siswa siswi kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta yang berprestasi rendah Tahun Ajaran 20102011, dimana rata-rata jam belajar siswa lebih pendek sekitar 1 jam per hari dari pada rata-rata jam belajar siswa. Adapun usulan-usulan topik bimbingan belajar bagi siswa kelas VII SMP SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 20102011 disusun berdasarkan kenyataan tentang pengelolaan waktu siswa. Naben 2011 dalam penelitian berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Pengumuman Menggunakan Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Cancangan Tahun Pelajaran 20102011” diperoleh hasil yaitu menunjukkan bahwa keterampilan menulis pada siklus I ada 14 orang siswa 70 memperoleh nilai menulis pengumuman menggunakan strategi berbasis proyek diatas KKM 65 dan yang memperoleh nilai dibawah KKM 5 ada 6 siswa 30 dengan rata-rata 72,75. Hasil evaluasi pada siklus II menunjukkan bahwa 17 orang siswa 85 memperoleh nilai diatas KKM dan 3 orang siswa 15 memperoleh nilai dibawah KKM. Dari hasil evaluasi pada siklus II diperoleh nilai rata-rata menulis pengumunan SD Negeri Cancangan yaitu 83,77. Sunhaji 2008 dalam jurnal yang berjudul “Strategi Pembelajaran: Komponen Dan Aplikasinya” mengungkapkan bahwa strategi pembelajaran adalah sebagai daya upaya guru dalam menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan siswa belajar atau pilihan pola perbuatan guru siswa dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Walaupun terdapat pendapat yang berbeda tentang makna strategi, tetapi perbedaan itu hanya terletak pada aksentuasinya saja, ada yang berpendapat strategi sebagai pemikiran abstrak konsepsional yakni pemikiran tentang berbagai hal yang akan dilaksanakan guna dalam meningkatkan hasil pembelajarannya, dan ada yang mengatakan strategi sebagai operasionalisasinya yang terdiri dari 3 kegiatan yakni pra- instruksional, instruksional, dan evaluasi. Menurut penelitian yang telah dijabarkan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa strategi pembelajaran merupakan daya upaya guru dalam menciptakan sistem lingkungan belajar yang memungkinkan siswa atau pilihan pola perbuatan guru dan siswa dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Strategi belajar yang diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran mempengaruhi prestasi yang akan diperoleh siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat diperoleh kesimpulan bahwa prestasi rendah siswa dipengaruhi oleh waktu belajar siswa yang kurang dari satu jam dan gaya belajar siswa.

2.3 Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

STRATEGI MENGATASI PROBLEM BELAJAR (LEARNING PROBLEM) PADA SISWA YANG BERPRESTASI RENDAH)

0 3 2

PERSEPSI GURU KELAS RENDAH TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM 2013 DI SD Persepsi Guru Kelas Rendah Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013 di SD Negeri Se-Kelurahan Ngringo Kecamatan Jaten Karanganyar.

0 2 16

PENDAHULUAN Persepsi Guru Kelas Rendah Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013 di SD Negeri Se-Kelurahan Ngringo Kecamatan Jaten Karanganyar.

0 2 5

PERSEPSI GURU KELAS RENDAH TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM 2013 DI SD Persepsi Guru Kelas Rendah Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013 di SD Negeri Se-Kelurahan Ngringo Kecamatan Jaten Karanganyar.

0 2 16

STUDI TENTANG KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SD NEGERI SE-KECAMATAN BINJAI UTARA.

0 1 18

ANALISIS ASESMEN YANG DIGUNAKAN GURU PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SMA SE-KECAMATAN MEDAN HELVETIA.

0 5 30

FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA BERPRESTASI RENDAH DI KELAS IV SD NEGERI SE-KECAMATAN NGEMPLAK.

0 25 151

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS RENDAH SD NEGERI BALEKERTO KECAMATAN KALIANGKRIK.

0 1 246

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS RENDAH SD NEGERI BALEKERTO KECAMATAN KALIANGKRIK.

0 0 246

K8408059 Skripsi Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi - Antropologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

0 0 60