Aspek Penerimaan Orang tua

menjadi tiga tahap, yaitu masa remaja awal 11-12 hingga 14 tahun, masa remaja pertengahan 14 hingga 16 tahun, masa remaja akhir 16 hingga 18 tahun.

2. Perkembangan Remaja Akhir

Perkembangan individu merupakan pola perubahan yang terus berlangsung selama masa hidup. Tugas-tugas perkembangan remaja akhir yaitu memperluas hubungan antarpribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan teman sebaya, memperoleh peran sosial, menerima kebutuhannya dan menggunakannya dengan efektif, memperoleh kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya, mencari kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri, memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan, mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga, membentuk sistem nilai moral dan falsafah hidup Havingrust dalam Gunarsa Gunarsa, 2009. Perkembangan pada masa remaja akhir dapat dilihat dari tiga hal yaitu perkembangan fisikbiologis, kognitif dan sosial. a. Perkembangan FisikBiologis Masa pubertas merupakan awal penting yang menandai masa remaja. Pubertas adalah sebuah periode dimana kematangan fisik berlangsung pesat, yang melibatkan perubahan hormonal dan tubuh. Perubahan yang paling terlihat jelas pada masa pubertas adalah adanya tanda-tanda kematangan seksual, pertambahan tinggi dan berat tubuh Santrock, 2012. Perubahan pada masa remaja tersebut dapat meningkatkan rasa ingin tahu remaja. Remaja merupakan masa eksplorasi dan eksperimen seksual. Remaja memiliki rasa ingin tahu dan seksualitas yang hampir tidak dapat dipuaskan Santrock, 2012. Dampak dari hal tersebut yaitu remaja akan mencoba mencari informasi tentang seksualitas sehingga remaja rentan untuk mencoba melakukan seks bebas. b. Perkembangan Kognitif Menurut teori perkembangan kognitif Piaget, remaja berada pada tahap perkembangan kognitif yang terakhir yaitu tahap operasional formal. Pemahaman remaja tidak lagi terbatas pada pengalaman-pengalaman yang konkret, namun remaja sudah mampu untuk berpikir abstrak, lebih idealis dan logis Santrock, 2012. Selain itu, pengambilan perspektif perspective taking merupakan hal yang penting terkait perkembangan remaja. Pengambilan perspektif perspective taking adalah kemampuan untuk mempertimbangkan sudut pandang orang lain serta memahami pikiran dan perasaannya Santrock, 2007. Pengambilan perspektif dapat meningkatkan pemahaman diri remaja dan kualitas persahabatan di antara teman sebaya Selman Adalbjarnardottir, 2000; Selman Schultz, 1999 dalam Santrock, 2007. Remaja yang kompeten dalam pengambilan perspektif juga lebih dapat memahami kebutuhan dan kebersamaan mereka dengan orang lain sehingga mereka juga dapat berkomunikasi secara lebih efektif. Kemampuan mengambil perspektif tersebut dapat membantu seseorang untuk dapat asertif. Selain itu, terdapat pula egosentrisme remaja. Menurut Piaget Berk, 2012, pada remaja muncul egosentrisme baru dimana remaja sulit membedakan antara perspektif sendiri dan perspektif orang lain. Menurut David Elkind Santrock, 2012, egosentrisme remaja mengandung dua komponen utama yaitu imaginary audience dan personal fable. Imaginary audience adalah keyakinan remaja bahwa orang lain berminat pada dirinya sebagaimana ia berminat pada dirinya sendiri, termasuk juga tingkah laku menarik perhatian berusaha untuk diperhatikan dan terlihat. Personal fable adalah bagian dari egosentrisme remaja yang menganggap bahwa dirinya unik dan tak terkalahkan. Remaja juga beranggapan bahwa tidak seorangpun yang dapat memahami mereka. c. Perkembangan Sosial Pada perkembangan sosial, hubungan remaja dengan orang lain merupakan hal yang penting. Jersild, Brook dan Brook dalam Ali dan Asrori, 2009 mengatakan bahwa pada masa anak-anak, mereka masih memiliki ketergantungan kepada orang tua dan masih sangat dipengaruhi