sendiri atau sekelompok. Pelaku bullying tidak hanya kuat dalam ukuran fisik, tetapi bisa juga kuat secara mental. Karena itu, korban bullying
tidak mampu membela atau mempertahankan dirinya karena lemah baik secara fisik maupun mental Amini, 2008: 2. Wiyani 2012: 15
mendefinisikan bullying dalam konteks school bullying sebagai perilaku agresif dan negatif seseorang atau sekelompok siswa secara berulang kali
untuk ingin menunjukkan kekuatan atau kekuasaan dengan tujuan
menyakiti targetnya korban secara mental atau secara fisik di sekolah.
Menurut Olweus Wiyani, 2012: 12 bullying adalah perilaku negatif yang mengakibatkan seseorang dalam keadaan tidak nyaman atau
terluka dan
biasanya terjadi
berulang-ulang. Dan
Olweus mengidentifikasikan dua subtipe perilaku bullying, yaitu bullying secara
langsung Direct bullying, misalnya penyerangan secara fisik dan bullying secara tidak langsung Indirect bullying, misalnya pengucilan
secara sosial.
Dapat disimpulkan bahwa perilaku bullying adalah perilaku kekerasan yang dilakukan oleh pelaku secara sendirian atau kelompok
kepada orang lain dan biasanya berdampak negatif terhadap orang yang menjadi sasaran; perilaku itu dilakukan secara langsung atau tidak
langsung dan berulang-ulang.
2. Bentuk-bentuk Perilaku Bullying
Terdapat beberapa bentuk perilaku bullying menurut banyak tokoh. Astuti 2008: 22 mengkategorisasikan bentuk perilaku bullying ke dalam
dua kategori yaitu fisik dan non-fisik. Yang non-fisik terbagi dalam bentuk verbal dan non-verbal. Yang verbal dan non-verbal terbagi lagi
menjadi langsung dan tidak langsung. Masing-masing bentuk perilaku bullying dapat menimbulkan akibat atau dampak tersendiri. Akan tetapi,
bentuk-bentuk perilaku bullying kerap merupakan kombinasi untuk menciptakan serangan yang lebih kuat. Bentuk-bentuk perilaku bullying
terbagi ke dalam dua tipe, yaitu bullying fisik dan bullying non-fisik. a.
Fisik
Bullying fisik merupakan bentuk bullying yang kasat mata dan mudah teridentifikasi. Tindakan dan akibat dari bullying fisik dapat
dilihat secara jelas, karena dalam bullying fisik terjadi sentuhan fisik antara pelaku dan korban. Bullying fisik antara lain memukul,
mencekik, menyikut, menonjok, menendang, menggigit, mencakar,
menampar, mendorong, menjambak.
b.
Non-fisik Bullying non-fisik terbagi dalam dua bentuk, yaitu:
1
Verbal
Bullying verbal merupakan tindakan bullying yang berupa kata-kata. Bentuk bullying verbal terbagi menjadi dua, yaitu:
a Tidak langsung adalah tindakan bullying verbal yang
dilakukan oleh pelaku kepada korban melalui media perantara, seperti mengejek di media sosial, memaki di
telepon, meneror melalui SMS.
b Langsung adalah tindakan bullying verbal yang dilakukan
oleh pelaku kepada korban tanpa media perantara, seperti mengancam, berkata jorok, berkata kasar, menghina,
menakuti, memaksa, menyindir, memberi nama julukan,
menyebarkan rumor.
2
Non-verbal
Bullying non-verbal tidak dilakukan dengan kata-kata dan tidak ada kontak fisik antara pelaku dengan korban. Bullying ini
berbahaya juga karena tidak mudah terindetifikasi dan akibat dari bullying ini tidak terlihat dengan jelas. Bentuk bullying non-
verbal terbagi menjadi dua, yaitu:
a Tidak langsung adalah tindakan bullying non-verbal yang
dilakukan oleh pelaku melalui orang lain, seperti mengasingkan, tidak mengikutsertakan, mengabaikan,
menghasut orang lain.
b Langsung adalah tindakan bullying non-verbal yang
dilakukan dengan adanya kontak atau tatap muka antara pelaku
dengan korban,
seperti memandang
sinis, menunjukkan jari tengah, membuang muka, meludahi,
menjulurkan lidah, melototi, melempari dengan benda,
menyembunyikan barang.
Perlu ditekankan bahwa bullying fisik tidak bisa dipisahkan dengan bullying non-verbal. Contohnya, jika siswa dipukul bullying fisik luka
dapat sembuh tetapi sakit hatinya masih tetap bullying non-verbal.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Bullying