Deskripsi perilaku bullying di kalangan siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 dan implikasinya pada usulan program bimbingan kelompok.

(1)

ABSTRAK

DESKRIPSI PERILAKUBULLYINGDI KALANGAN SISWA KELAS VIII SMP STRADA SANTA MARIA 1 TANGERANG TAHUN AJARAN

2015/2016 DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK

Rosalia Yuly Sriyani Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang beberapa hal mengenai perilaku bullyingdi SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 dan membuat usulan program bimbingan kelompok.

Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 168 siswa. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang mengungkap beberapa hal mengenai perilaku

bullying. Teknik analisis data yang digunakan adalah kategorisasi. Terdapat lima kategori perilaku bullyingsiswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 yaitu: amat sering, sering, beberapa kali, satu kali, tidak pernah.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: ada 168 (100%) siswa yang pernah mengalami perilaku bullying di sekolahnya; ada 168 (100%) siswa yang pernah mengalami perilakubullying lebih dari satu kali dan tidak ada (0%) siswa yang pernah mengalami perilaku bullying satu kali; ada 168 (97%) siswa mengalami perilaku bullying yang dilakukan oleh teman siswa, ada 5 (3%) siswa mengalami perilaku bullying yang dilakukan oleh guru dan tidak ada (0%) siswa yang mengalami perilakubullyingyang dilakukan oleh karyawan sekolah lainnya; ada 35 (76%) perilaku bullying yang tidak pernah dialami oleh siswa, ada 10 (22%) perilaku bullying yang satu kali dialami oleh siswa, ada 1 (2%) perilaku

bullying yang beberapa kali dialami oleh siswa, dan tidak ada 0 (0%) perilaku

bullyingyang sering atau amat sering dialami oleh siswa.

Berdasarkan item-item kuesioner yang menunjukkan perilaku bullying

yang termasuk beberapa kali dan satu kali dialami oleh siswa, peneliti mengusulkan program bimbingan kelompok yang sesuai untuk membantu siswa yang mengalami perilaku bullyingdi kalangan siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang.


(2)

ABSTRACT

THE DESCRIPTION OF BULLYING BEHAVIOR AMONG THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF STRADA SANTA MARIA 1 JUNIOR

HIGH SCHOOL IN TANGERANG ACADEMIC YEAR 2015/2016 AND ITS IMPLICATIONS ON GROUP GUIDANCE PROGRAM PROPOSAL

Rosalia Yuly Sriyani Sanata Dharma University

2016

This research aims to obtain a picture about bullying behavior at Strada Santa Maria 1 Junior High School in Tangerang Academic Year 2015/2016 and to propose a group counseling program.

The research subject is 168 eighth grade students at Strada Santa Maria 1 Junior High School in Tangerang Academic Year 2015/2016. The research instrument in the form of questionnaire reveals some things about bullying behavior. The data analysis technique is categorization. The bullying behavior among the eighth grade students of Strada Santa Maria 1 Junior High School in Tangerang Academic Year 2015/2016 was classified into five (5) categories, namely: very frequent, frequent, occasional, once, never.

Research result showed that 168 students (100%) were target of bullying in their school, 168 students (100%) were target of bullying more than once and none (0%) of the students were bullied just once. 168 students (97%) were bullied by their peers, 5 students (3%) were bullied by teachers, and none of the students (0%) was bullied by school employees. There were 35 bullying behaviors (76%) which were never experienced by the students, 10 bullying behaviors (22%) were experienced once, 1 bullying behavior (2%) was experienced several times, and none of the bullying behavior (0%) was experienced frequent or very frequent by the students.

Based on the items of the questionnaire showing bullying behaviors experienced occasionally and once by the students, the researcher proposed a group counseling program which was suitable to help students who experienced bullying among the eighth grade students of Strada Santa Maria 1 Junior High School in Tangerang.


(3)

DESKRIPSI PERILAKU BULLYING DI KALANGAN SISWA

KELAS VIII SMP STRADA SANTA MARIA 1 TANGERANG

TAHUN AJARAN 2015/2016 DAN IMPLIKASINYA PADA

USULAN PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Rosalia Yuly Sriyani NIM: 111114030

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

i

DESKRIPSI PERILAKU BULLYING DI KALANGAN SISWA

KELAS VIII SMP STRADA SANTA MARIA 1 TANGERANG

TAHUN AJARAN 2015/2016 DAN IMPLIKASINYA PADA

USULAN PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Rosalia Yuly Sriyani NIM: 111114030

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(5)

(6)

(7)

iv

MOTTO DAN PERSEBAHAN

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan

Yeremia 29:11

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya Pengkotbah 3:11

Bukan bahagia yang menjadikan kita bersyukur tetapi dengan bersyukur akan menjadikan hidup kita bahagia.

Skripsi ini kupersembahkan kepada: Tuhan Yesus Kristus Kedua orang tuaku tercinta; ibu Antonia Mimin dan bapak Ignatius Sundara Adikku tersayang Maria Yosa Srianggun Program Studi Bimbingan dan Konseling USD Teman-teman BK 2011 SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang


(8)

(9)

(10)

vii

ABSTRAK

DESKRIPSI PERILAKU BULLYING DI KALANGAN SISWA KELAS VIII SMP STRADA SANTA MARIA 1 TANGERANG TAHUN AJARAN

2015/2016 DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK

Rosalia Yuly Sriyani Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang beberapa hal mengenai perilaku bullying di SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 dan membuat usulan program bimbingan kelompok.

Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 168 siswa. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang mengungkap beberapa hal mengenai perilaku bullying. Teknik analisis data yang digunakan adalah kategorisasi. Terdapat lima kategori perilaku bullying siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 yaitu: amat sering, sering, beberapa kali, satu kali, tidak pernah.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: ada 168 (100%) siswa yang pernah mengalami perilaku bullying di sekolahnya; ada 168 (100%) siswa yang pernah mengalami perilaku bullying lebih dari satu kali dan tidak ada (0%) siswa yang pernah mengalami perilaku bullying satu kali; ada 168 (97%) siswa mengalami perilaku bullying yang dilakukan oleh teman siswa, ada 5 (3%) siswa mengalami perilaku bullying yang dilakukan oleh guru dan tidak ada (0%) siswa yang mengalami perilaku bullying yang dilakukan oleh karyawan sekolah lainnya; ada 35 (76%) perilaku bullying yang tidak pernah dialami oleh siswa, ada 10 (22%) perilaku bullying yang satu kali dialami oleh siswa, ada 1 (2%) perilaku bullying yang beberapa kali dialami oleh siswa, dan tidak ada 0 (0%) perilaku bullying yang sering atau amat sering dialami oleh siswa.

Berdasarkan item-item kuesioner yang menunjukkan perilaku bullying yang termasuk beberapa kali dan satu kali dialami oleh siswa, peneliti mengusulkan program bimbingan kelompok yang sesuai untuk membantu siswa yang mengalami perilaku bullying di kalangan siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang.


(11)

viii ABSTRACT

THE DESCRIPTION OF BULLYING BEHAVIOR AMONG THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF STRADA SANTA MARIA 1 JUNIOR

HIGH SCHOOL IN TANGERANG ACADEMIC YEAR 2015/2016 AND ITS IMPLICATIONS ON GROUP GUIDANCE PROGRAM PROPOSAL

Rosalia Yuly Sriyani Sanata Dharma University

2016

This research aims to obtain a picture about bullying behavior at Strada Santa Maria 1 Junior High School in Tangerang Academic Year 2015/2016 and to propose a group counseling program.

The research subject is 168 eighth grade students at Strada Santa Maria 1 Junior High School in Tangerang Academic Year 2015/2016. The research instrument in the form of questionnaire reveals some things about bullying behavior. The data analysis technique is categorization. The bullying behavior among the eighth grade students of Strada Santa Maria 1 Junior High School in Tangerang Academic Year 2015/2016 was classified into five (5) categories, namely: very frequent, frequent, occasional, once, never.

Research result showed that 168 students (100%) were target of bullying in their school, 168 students (100%) were target of bullying more than once and none (0%) of the students were bullied just once. 168 students (97%) were bullied by their peers, 5 students (3%) were bullied by teachers, and none of the students (0%) was bullied by school employees. There were 35 bullying behaviors (76%) which were never experienced by the students, 10 bullying behaviors (22%) were experienced once, 1 bullying behavior (2%) was experienced several times, and none of the bullying behavior (0%) was experienced frequent or very frequent by the students.

Based on the items of the questionnaire showing bullying behaviors experienced occasionally and once by the students, the researcher proposed a group counseling program which was suitable to help students who experienced bullying among the eighth grade students of Strada Santa Maria 1 Junior High School in Tangerang.


(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas pertolongan, hikmat, dan penyertaan-Nya dalam persiapan, pelaksanaan serta penyelesaian skripsi ini. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dari program studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Peneliti menyadari bahwa terselesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M. Si., sebagai Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

2. Drs. R. H. Dj. Sinurat, M. A., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar dan tulus telah memberikan waktu, motivasi, masukan, dan banyak pembelajaran berharga kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membekali peneliti dengan berbagai ilmu pengetahuan yang berguna bagi peneliti.

4. Keluarga besar SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

5. Para siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 atas kesediannya dalam mengisi kuesioner dari peneliti.

6. Orang tuaku tercinta ibu Antonia Mimin dan bapak Ignatius Sundara, serta adikku tersayang Maria Yosa Srianggun atas doa, dukungan, perhatian, dan kasih sayang yang sudah diberikan selama ini.

7. Sahabat-sahabatku dan seseorang spesialku (mama Constan, mas Carol, Caroline, Danty, Grace, Thia, Agnes, Radit, Kibo, Mita, Evan, Kris, Irvan, Angela, Maria, Teh Jeny, Seruni, Emil, Asri, Oliv, Ana, Elga, Anak-anak Kos Legi) atas dukungan dan semua cerita kita yang tidak akan terlupakan.


(13)

(14)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGATAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR DIAGRAM ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

G. Definisi Operasional Istilah-istilah Pokok ... 8

BAB II. LANDASAN TEORI ... 9

A. Siswa SMP Sebagai Remaja ... 9

1. Definisi Remaja ... 9

2. Karakteristik Aspek-aspek Perkembangan Remaja ... 10


(15)

xii

b. Aspek intelektual ... 11

c. Aspek emosi ... 12

d. Aspek sosial ... 12

e. Aspek kepribadian ... 13

f. Aspek kesadaran beragama ... 14

3. Perkembangan Sosial Remaja ... 14

a. Perkembangan individuasi dan identitas ... 15

b. Perkembangan hubungan dengan orang tua ... 16

c. Perkembangan hubungan teman sebaya ... 17

B. Perilaku Bullying ... 18

1. Pengertian Perilaku Bullying ... 18

2. Bentuk-bentuk Perilaku Bullying ... 20

a. Fisik ... 21

b. Non-fisik ... 21

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Bullying ... 23

a. Faktor internal ... 23

b. Faktor eksternal ... 23

4. Pelaku, Korban, dan Saksi Perilaku Bullying ... 24

a. Pelaku bullying ... 24

b. Korban bullying ... 25

c. Saksi bullying ... 25

5. Dampak Perilaku Bullying ... 26

a. Bagi pelaku bullying ... 26

b. Bagi korban bullying ... 26

c. Bagai saksi bullying ... 27

C. Program Bimbingan Kelompok ... 28

D. Kajian Penelitian yang Relevan ... 30

E. Kerangka Pikir ... 31

BAB III. METODE PENELITIAN ... 33


(16)

xiii

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

1. Tempat Penelitian ... 33

2. Waktu Penelitian ... 34

C. Subjek Penelitian ... 34

D. Instrumen Penelitian ... 35

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 38

1. Validitas ... 38

2. Reliabilitas ... 41

F. Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV. HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK ... 44

A. Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang Tahun Ajaran 2015/2016 yang Pernah Mengalami Perilaku Bullying di Sekolahnya ... 44

B. Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang Tahun Ajaran 2015/2016 yang Pernah Mengalami Perilaku Bullying Satu Kali dan Pernah Mengalami Lebih dari Satu Kali ... 44

C. Jumlah Pelaku Bullying (Teman Siswa, Guru, Karyawan Sekolah Lainnya) yang Pernah Melakukan Perilaku Bullying Kepada Siswa Kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang Tahun Ajaran 2015/2016 di Sekolahnya ... 45

D. Perilaku Bullying yang Sering Dialami Oleh Siswa Kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang Tahun Ajaran 2015/2016 di Sekolahnya ... 47

E. Pembahasan ... 49

F. Program Bimbingan Kelompok ... 51

BAB V. PENUTUP ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Keterbatasan Penelitian ... 55


(17)

xiv

DAFTAR PUSTAKA ... 57 LAMPIRAN ... 60


(18)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perubahan Fisik Masa Remaja ... 11

Tabel 2. Tahap Perkembangan Sosial Erikson ... 16

Tabel 3. Jadwal Kegiatan ... 34

Tabel 4. Rincian Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 ... 35

Tabel 5. Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Strada Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 yang Menjadi Responden ... 35

Tabel 6. Kisi-kisi Instrumen Perilaku Bullying ... 37

Tabel 7. Rincian Jumlah Item yang Valid dan Tidak Valid ... 40

Tabel 8. Hasil Perhitungan Reliabilitas ... 41

Tabel 9. Kriteria Guilford ... 42

Tabel 10. Norma Kategorisasi ... 43

Tabel 11. Jumlah Pelaku Bullying (Teman Siswa, Guru, Karyawan Sekolah Lainnya) yang Pernah Melakukan Perilaku Bullying Kepada Siswa Kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang Tahun Ajaran 2015/2016 di Sekolahnya ... 46

Tabel 12. Kategori Perilaku Bullying yang Sering Dialami Oleh Siswa Kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang Tahun Ajaran 2015/2016 di Sekolahnya ... 48

Tabel 13. Program Bimbingan Kelompok untuk Membantu Siswa yang Mengalami Perilaku Bullying di Kalangan Siswa Kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang Tahun Ajaran 2015/2016 ... 52


(19)

xvi

DAFTAR GAMBAR


(20)

xvii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1. Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang Tahun Ajaran 2015/2016 yang Pernah Mengalami Perilaku Bullying Satu Kali dan Pernah Mengalami Lebih dari Satu Kali ... 45 Diagram 2. Jumlah Pelaku Bullying (Teman Siswa, Guru, Karyawan Sekolah

Lainnya) yang Pernah Melakukan Perilaku Bullying Kepada Siswa Kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang Tahun Ajaran 2015/2016 di Sekolahnya ... 46


(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Perilaku Bullying ... 61 Lampiran 2. Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas ... 67 Lampiran 3. Tabulasi Data Penelitian ... 74


(22)

1

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional istilah-istilah pokok yang digunakan dalam penelitian ini.

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan salah satu tempat siswa bertumbuh dan berkembang. Sebagian besar waktu siswa dihabiskan untuk beraktivitas di sekolah. Sekolah yang seharusnya menjadi tempat bagi siswa untuk menimba ilmu dan membantu membentuk karakter pribadi yang positif ternyata ada yang menjadi tempat tumbuhnya praktik bullying (Wiyani, 2012: 7). Saat ini praktik bullying yang terjadi di sekolah membuat dunia pendidikan sangat memprihatinkan. Adalah termasuk tugas para pendidik untuk mengatasi kasus-kasus bullying.

Perilaku bullying di sekolah merupakan perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seseorang atau sekelompok siswa yang membutukan kekuasaan terhadap siswa/siswi lain yang lebih lemah dengan tujuan menyakitinya (Wiyani, 2012: 7). Perilaku bullying yang biasa terjadi di sekolah adalah kekerasan fisik dan kekerasan verbal yang dilakukan oleh siapa saja yang ada di sekolah, seperti teman siswa, guru, dan karyawan sekolah. Salah satu contoh kasus bullying yang pernah menjadi pembicaraan hangat di SMAN 9 Ciputat Tangerang adalah kasus siswi yang berusia 16 tahun yang mengalami tindakan kekerasan/bullying dari kakak kelasnya. Tindakan kekerasan yang


(23)

terjadi adalah pelaku membuka baju korban secara paksa dan mencoret seragam korban. Kasus ini menunjukkan bahwa di sekolah tersebut terdapat tindakan bullying yang dilakukan oleh kakak kelas kepada adik kelasnya (korban) yang berdampak serius. Pihak sekolah memberikan sanksi kepada pelaku bullying, tetapi pihak sekolah belum dapat menghapus tindakan kekerasan di sekolahnya (www.news.liputan6.com).

Perilaku bullying di sekolah tidak hanya dilakukan oleh kakak kelas kepada adik kelasya tetapi juga dilakukan oleh temannya sendiri. Peneliti menduga ada perilaku bullying di SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang dan sebagian besar siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 pernah mengalami perilaku bullying baik hanya satu kali maupun yang lebih dari satu kali, seperti memukul, mengatai, dan berkata kasar.

Tindakan bullying dapat terjadi karena ada ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku yang lebih kuat dan target (korban) yang lebih lemah. Pelaku yang cenderung melakukan bullying mungkin berasal dari lingkungan yang mempengaruhi kepribadiannya menjadi agresif dan kurang mampu mengendalikan emosi. Keadaan lingkungan yang dimaksudkan antara lain menyangkut pola asuh dalam keluarga, kondisi keluarga, kondisi sosial sekitar serta teknologi media informasi.

Bullying dapat berdampak besar bagi kehidupan korban dan pelaku di kemudian hari. Korban dapat menjadi cenderung menghindari lingkungan sekolah, anti sosial, minder, stres, dan bahkan bunuh diri. Selain itu korban


(24)

bullying juga berpotensi menjadi pelaku bullying sebagai bentuk pelampiasan atas apa yang telah diterimanya. Pelaku bullying merupakan seseorang yang akan cenderung membutuhkan kekuasaan dan tumbuh menjadi pribadi yang agresif, kurang mampu mengelola emosi dan mudah menjadi pelaku tindakan kriminal di masa mendatang.

Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat beberapa hal mengenai perilaku bullying di kalangan siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016: yang pernah mengalami perilaku bullying, frekuensi siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 yang mengalami perilaku bullying, pelaku perilaku bullying di kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016, perilaku bullying mana yang sering dialami oleh siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 di sekolahnya. Kalau ternyata perilaku bullying sering dialami oleh siswa, peneliti akan membuat usulan program bimbingan kelompok untuk membantu siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi berbagai masalah yang berkaitan dengan perilaku bullying, seperti yang disajikan berikut ini: 1. Apakah terjadi perilaku bullying di SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang


(25)

2. Berapa banyak siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 yang pernah mengalami perilaku bullying di sekolahnya?

3. Berapa banyak siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 yang pernah mengalami perilaku bullying satu kali dan berapa yang pernah mengalami lebih dari satu kali?

4. Berapa banyak teman siswa, guru, dan karyawan sekolah lainnya yang pernah melakukan perilaku bullying di SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang?

5. Perilaku bullying manakah yang sering dialami oleh siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 di sekolahnya? 6. Apa penyebab timbulnya perilaku bullying di SMP Strada Santa Maria 1

Tangerang tahun ajaran 2015/2016?

7. Apa akibat dari perilaku bullying di SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016?

8. Siswa manakah yang lebih sering mengalami perilaku bullying, pria atau wanita?

9. Usulan program bimbingan kelompok yang manakah yang sesuai untuk membantu siswa yang mengalami perilaku bullying di kalangan siswa SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang dan untuk mencegah terjadinya perilaku bullying?


(26)

C. Pembatasan Masalah

Yang menjadi fokus perhatian dalam penelitian ini, yaitu:

1. Jumlah siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 yang pernah mengalami perilaku bullying di sekolahnya. 2. Jumlah siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun

ajaran 2015/2016 yang pernah mengalami perilaku bullying satu kali dan yang pernah mengalami lebih dari satu kali.

3. Jumlah teman siswa, guru, dan karyawan sekolah lainnya yang pernah melakukan perilaku bullying di SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang. 4. Perilaku bullying yang sering dialami oleh siswa kelas VIII SMP Strada

Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 di sekolahnya.

5. Usulan program bimbingan kelompok yang sesuai untuk membantu siswa yang mengalami perilaku bullying di kalangan siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yakni:

1. Berapa banyak siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 yang pernah mengalami perilaku bullying di sekolahnya?

2. Berapa banyak siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 yang pernah mengalami perilaku bullying satu kali dan berapa yang pernah mengalami lebih dari satu kali?


(27)

3. Berapa banyak teman siswa, guru, dan karyawan sekolah lainnya yang pernah melakukan perilaku bullying di SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang?

4. Perilaku bullying manakah yang sering dialami oleh siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 di sekolahnya? 5. Usulan program bimbingan kelompok yang manakah yang sesuai untuk

membantu siswa yang mengalami perilaku bullying di kalangan siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini , yakni:

1. Mengetahui jumlah siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 yang pernah mengalami perilaku bullying di sekolahnya.

2. Mengetahui jumlah siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 yang pernah mengalami perilaku bullying satu kali dan yang pernah mengalami lebih dari satu kali.

3. Mengetahui jumlah teman siswa, guru, dan karyawan sekolah lainnya yang pernah melakukan perilaku bullying di SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang.

4. Mendeskripsikan perilaku bullying yang sering dialami oleh siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 di sekolahnya.


(28)

5. Membuat usulan program bimbingan kelompok yang sesuai untuk membantu siswa yang mengalami perilaku bullying di kalangan siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai perilaku bullying di sekolah dan untuk pengembangan pengetahuan di bidang bimbingan dan konseling.

2. Manfaat praktis a. Bagi guru BK

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada guru BK mengenai perilaku bullying di sekolah dan juga dapat menjadi sumber inspirasi bagi guru BK untuk menentukan apa yang perlu dilakukan untuk membantu siswa.

b. Bagi peneliti

Peneliti memperoleh pengalaman dalam mengadakan penelitian, khususnya dalam hal yang berkaitan dengan perilaku bullying di sekolah.

c. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber inspirasi atau bahan pembanding untuk mengembangkan penelitian mengenai perilaku bullying di sekolah.


(29)

d. Bagi pembaca

Peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca tentang perilaku bullying di sekolah dan mengajak pembaca untuk turut memikirkan upaya yang sesuai untuk menangani dan untuk mencegahnya.

G. Definisi Operasional Istilah-istilah Pokok

1. Perilaku bullying adalah perilaku kekerasan yang dilakukan oleh pelaku secara sendirian atau kelompok kepada orang lain dan biasanya berdampak negatif terhadap orang yang menjadi sasaran; perilaku itu dilakukan secara langsung atau tidak langsung dan berulang-ulang, seperti yang dimaksudkan dalam butir-butir kuesioner yang digunakan.

2. Program bimbingan kelompok adalah topik-topik yang diusulkan untuk dibahas oleh pembimbing guna membantu siswa yang mengalami perilaku bullying di sekolah.


(30)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan uraian tentang siswa SMP sebagai remaja, perilaku bullying, program bimbingan kelompok, kajian penelitian yang relevan, dan kerangka pikir.

A. Siswa SMP Sebagai Remaja 1. Definisi Remaja

Hurlock (1990: 206) berpendapat bahwa masa remaja sering pula disebut adolescence. Istilah adolescence berasal dari kata Latin yaitu adolescere. Tidak terdapat batas yang jelas mengenai masa remaja. Permulaan masa remaja juga disebut masa pubertas. Masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama.

Calon (Monks, 2002: 260) mengatakan bahwa masa remaja jelas menunjukkan sifat-sifat masa transisi atau peralihan, karena remaja belum memperoleh status orang dewasa tetapi tidak lagi memiliki status kanak-kanak. Desmita (2009: 37) juga menjelaskan bahwa masa remaja (12-21 tahun) merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering dikenal dengan masa pencarian jati diri (ego identity).


(31)

2. Karakteristik Aspek-aspek Perkembangan Remaja

Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan siswa, dan merupakan masa transisi dari masa anak ke masa dewasa (Konopka dalam Pikunas, 1976; Kaczman dan Riva, 1996 dalam Yusuf, 2009: 9). Beberapa karakteristik aspek-aspek perkembangan remaja (Yusuf, 2009: 10) diuraikan pada bagian berikut ini:

a. Aspek fisik

Masa remaja ditandai dengan matangnya organ-organ seksual. Remaja pria mengalami pertumbuhan organ testis, penis, dan kelenjar prostat. Matangnya organ-organ tersebut memungkinkan remaja pria mengalami mimpi basah. Sementara remaja wanita ditandai dengan tumbuhnya rahim, vagina, dan ovarium. Matangnya organ-organ seksual wanita tersebut memungkinkan remaja wanita mengalami menarche (menstruasi/haid pertama). Perubahan fisik masa remaja lainnya (Yusuf, 2009: 11) dapat dilihat dalam tabel 1.


(32)

Tabel 1

Perubahan Fisik Masa Remaja Jenis

Kelamin Usia Pertumbuhan Fisik

Wanita 8-13 tahun 8-14 tahun 9,5-14,5 tahun 10-16,5 tahun 10-16 tahun 10-16 tahun

Tumbuhnya buah dada Tumbuhnya bulu di sekitar kemaluan

Pertumbuhan badan Menstruasi pertama Tumbuhnya bulu ketiak Minyak dan keringat

mengahasilkan kelenjar (jerawat terjadi ketika kelenjar tersumbat) Pria 10-13,5 tahun

10-15 tahun 10,5-16 tahun 11-14,5 tahun 11-14,5 tahun 12-17 tahun 12-17 tahun

Tumbuhnya testes dan kantung buah pelir

Tumbuhnya bulu di sekitar kemaluan

Pertumbuhan badan Tumbuhnya penis

Perubahan suara (tumbuhnya pangkal tenggorokan)

Tumbuhnya kumis dan bulu ketiak

Minyak dan peluh menghasilkan kelenjar

b. Aspek intelektual (kognitif)

Masa remaja sudah mencapai tahap perkembangan berpikir operasional formal. Tahap ini ditandai dengan kemampuan berpikir abstrak (seperti memecahkan persamaan aljabar), idealistik (seperti berpikir tentang ciri-ciri ideal dirinya, orang lain, dan masyarakat), dan logis (seperti menyusun rencana untuk memecahkan masalah). Tahap berpikir operasional formal ini ditandai dengan ciri-ciri: 1) cara berpikir yang tidak hanya sebatas disini dan sekarang, tetapi juga terkait dengan dunia kemungkinan atau masa depan (world


(33)

possibilities), 2) kemampuan berpikir hipotetik, yaitu kemampuan kognitif untuk mengembangkan hipotesis (dugaan-dugaan terbaik) tentang cara-cara memecahkan masalah dan mengambil keputusan, 3) kemampuan melakukan eksplorasi dan ekspansi pemikiran, horizon berpikirnya semakin luas (seperti menyangkut aspek-aspek sosial, moralitas-agama, dan keadilan).

c. Aspek emosi

Masa remaja merupakan puncak emosionalitas. Pertumbuhan organ-organ seksual mempengaruhi emosi atau perasaan-perasaan baru yang belum dialami sebelumnya, seperti rasa cinta, rindu dan keinginan untuk berkenalan lebih intim dengan lawan jenis. Pada usia siswa SLTP, perkembangan emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan reaktif (kritis) yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi sosial; emosinya sering bersifat negatif dan temperamental (mudah tersinggung/marah, atau mudah sedih/murung). Kondisi ini sering dialami oleh remaja, terutama remaja yang hidup di lingkungan (terutama keluarga) yang tidak harmonis.

d. Aspek sosial

Pada masa ini berkembang “Social Cognition”, yaitu kemampuan

memahami orang lain. Kemampuan ini mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial dengan teman sebaya. Masa ini juga


(34)

yaitu cenderung untuk meniru, mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran (hobby), atau keinginan orang lain. Perkembangan konformitas ini dapat berdampak positif atau negatif bagi remaja sendiri, tergantung kepada siapa atau kelompok mana remaja yang bersangkutan melakukan konformitas.

e. Aspek kepribadian

Masa remaja merupakan saat berkembangnya self-identity

(kesadaran akan identitas atau jati dirinya). Remaja yang berhasil memahami dirinya, peran-perannya dalam kehidupan sosial, dan memahami makna hidup beragama, maka remaja akan menemukan jati dirinya, dalam arti remaja akan memiliki kepribadian yang sehat. Sebaliknya jika gagal, remaja akan mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion), sehingga remaja yang bersangkutan cenderung memiliki kepribadian yang tidak sehat (maladjustment) seperti adanya perilaku yang menyimpang (delinquent), kriminalitas, atau menutup diri (mengisolasi diri) dari masyarakat. Perilaku menyimpang pada remaja dapat dipicu oleh beberapa faktor, antara lain:

1) Orang tua tidak memberikan teladan dalam berperilaku mulia atau pengalaman ajaran agama,

2) Orang tua bersikap permisif (memberi kebebasan berperilaku) atau bersikap otoriter,


(35)

3) Pola pergaulan kurang baik, yaitu bergaul dengan teman sebaya yang berperilaku buruk, dan

4) Sering menonton tayangan-tayangan film atau DVD porno, atau kekerasan.

f. Aspek kesadaran beragama

William Kay (Yusuf, 2009: 17) berpendapat bahwa tugas utama

perkembangan remaja adalah memperoleh kematangan sistem moral untuk membimbing perilakunya. Pendapat tersebut menunjukkan pentingnya remaja memiliki landasan hidup yang kokoh, yaitu nilai-nilai moral, terutama yang bersumber dari agama. Kehidupan beragama remaja mengalami proses yang cukup panjang untuk mencapai kesadaran beragama yang diharapkan. Kualitas kesadaran beragama remaja sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan atau pengalaman keagamaan yang diterima sejak usia dini, terutama di lingkungan keluarga.

3. Perkembangan Sosial Remaja

Pada masa remaja terjadi perubahan-perubahan yang dramatis, seperti perubahan dalam bidang fisik dan perubahan dalam bidang kognitif. Perubahan-perubahan secara fisik dan kognitif ternyata berpengaruh terhadap perubahan dalam perkembangan sosial remaja. Beberapa aspek perkembangan sosial yang penting selama masa remaja (Desmita, 2009: 210), adalah:


(36)

a. Perkembangan individuasi dan identitas

Masing-masing remaja memiliki ide tentang identitas diri sendiri. Meskipun demikian, untuk merumuskan sebuah definisi yang memadai tentang identitas tidaklah mudah. Hal ini disebabkan karena identitas masing-masing orang merupakan suatu hal yang kompleks, yang mencakup banyak kualitas dan dimensi yang berbeda-beda, yang lebih ditentukan oleh pengalaman subjektif daripada pengalaman objektif, serta berkembang atas dasar eksplorasi sepanjang proses kehidupan (Dusek, 1991 dalam Desmita, 2009: 210).

Dalam konteks psikologi perkembangan, pembentukan identitas merupakan tugas utama dalam perkembangan kepribadian yang diharapkan tercapai pada akhir masa remaja. Menurut Josselson (Seifert & Hoffnung, 1994 dalam Desmita, 2009: 211) proses pencarian identitas merupakan proses di mana seorang remaja mengembangkan suatu identitas personal atau sense of self yang unik, yang berbeda dan terpisah dari orang lain dapat disebut dengan individuasi (individuation). Dalam teori sosialnya, Erikson membagi perkembangan manusia ke dalam delapan tahap perkembangan. Kedelapan tahap perkembangan sosial Erikson (Desmita, 2009: 213) tersebut dapat dilihat pada tabel 2.


(37)

Tabel 2

Tahap Perkembangan Sosial Erikson

Tahap Perkembangan Sosial Usia Kira-kira

Kepercayaan vs. ketidakpercayaan (trust vs. mistrust)

Otonomi vs. rasa malu dan ragu-ragu (autonomy vs. shame and doubt) Inisiatif vs. rasa bersalah

(initiative vs. guilt)

Ketekunan vs. rasa rendah diri (industry vs. inferiority)

Identitas dan kebingungan peran (ego identity vs. role confusion) Keintiman vs. isolasi

(intimacy vs. isolation) Generativitas vs. stagnasi (generativity vs. stagnation) Integritas ego vs. keputusan (ego integrity vs. despair)

Lahir-1 tahun (masa bayi) 1-3 tahun (masa kanak-kanak) 4-5 tahun (masa pra-sekolah) 6-11 tahun

(masa sekolah dasar) 12-20 tahun

(masa remaja) 20-24 tahun

(masa awal dewasa) 25-65 tahun

(masa pertengahan dewasa) 65 tahun-mati

(masa akhir dewasa)

Berdasarkan teori Erikson ini subjek penelitian ini sedang mencari identitas diri.

b. Perkembangan hubungan dengan orang tua

Perubahan fisik, kognitif, dan sosial yang terjadi dalam perkembangan remaja mempunyai pengaruh yang besar terhadap relasi orang tua-remaja. Salah satu ciri utama dari remaja yang mempengaruhi relasinya dengan orang tua adalah perjuangan untuk memperoleh otonomi, baik secara fisik dan psikologis. Hal tesebut disebabkan karena remaja meluangkan lebih sedikit waktunya


(38)

bersama orang tua dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk saling berinteraksi dengan dunia yang lebih luas, sehingga remaja menghadapi macam-macam nilai dan ide-ide. Seiring dengan perubahan kognitif selama masa remaja, perbedaan ide-ide yang dihadapi remaja sering mendorongnya untuk melakukan pemeriksaan terhadap nilai dan pelajaran-pelajaran yang berasal dari orang tua.

Akibat dari remaja yang melakukan pemeriksaan, remaja mulai mempertanyakan dan menentang pandangan-pandangan orang tua serta mengembangkan idenya sendiri. Supaya orang tua tidak lagi dipandang sebagai otoritas yang serba tahu, maka faktor keterikatan yang kuat antara orang tua dan remaja dalam menentukan arah perkembangan remaja senantiasa harus menjaga dan mempertahankan keterikatan ini. Untuk mempertahankan keterikatan orang tua dan anak, orang tua harus membiarkan mereka bebas untuk berkembang dalam bidang dimana remaja dapat mengambil keputusan yang masuk akal. Selain memberikan kebebasan orang tua terus memberikan bimbingan untuk mengambil keputusan yang masuk akal pada bidang dimana pengetahuan anak remaja masih terbatas.

c. Perkembangan hubungan teman sebaya

Perkembangan kehidupan sosial remaja ditandai dengan gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupannya.


(39)

Sebagaian besar waktu remaja dihabiskan untuk berhubungan atau bergaul dengan teman-teman sebaya. Berbeda halnya dengan masa anak-anak, hubungan teman sebaya remaja lebih didasarkan pada hubungan persahabatan.

Hartup (Hightower, 1990 dalam Desmita, 2009: 220), menjelaskan bahwa pengaruh teman sebaya memberikan fungsi-fungsi sosial dan psikologis yang penting bagi remaja. Bahkan ditemukan bahwa hubungan teman sebaya yang harmonis selama masa remaja, berkorelasi dengan kesehatan mental yang positif pada usia setengah baya. Kalau anak dan remaja ditolak atau diabaikan oleh teman sebayanya, anak dan remaja yang bersangkutan dapat mengalami pengaruh yang negatif, misalnya mengalami perasaan kesepian atau permusuhan. Teman sebaya juga dapat memperkenalkan remaja pada alkohol, narkoba, kenakalan, dan berbagai bentuk perilaku yang dipandang orang dewasa sebagai maladaptif (Santrock, 1998 dalam Demita, 2009: 221).

B. Perilaku Bullying

1. Pengertian Perilaku Bullying

Kata bullying berasal dari Bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti banteng yang senang menyeruduk kesana kemari. Negara lain seperti Norwegia, Finlandia dan Denmark menyebutkan bullying dengan istilah mobbing atau mobbning. Istilah aslinya berasal dari Bahasa Inggris, yaitu mob yang menekankan bahwa biasanya mob adalah


(40)

kelompok orang yang anonim (tanpa nama) dan berjumlah banyak serta, cenderung melakukan tindakan kekerasan. Dalam Bahasa Inggris kata bully berarti penggertak, orang yang mengganggu orang lemah. Untuk istilah bullying dalam Bahasa Indonesia bisa digunakan menyakat (berasal dari kata sekat) dan pelakunya (bully) disebut penyakat. Menyakat berarti menggangu, mengusik, dan merintangi orang lain (Wiyani, 2012: 11).

Perilaku bullying terjadi jika ada perasaan yang tidak enak atau perasaan terintimidasi pada seserang yang telah mengalami perlakuan tertentu dari orang lain. Bila seseorang yang dicubit tak merasa terintimidasi, maka tindakan tersebut belum dikatakan bullying. Bila seseorang yang dipuji merasa hal tersebut penindasan, maka perilaku bullying telah terjadi. Jadi hal tersebut kembali lagi pada persepsi seseorang yang telah mengalami perlakuan dari orang lain (Wiyani, 2012: 2).

Berbagai definisi bullying dikemukakan oleh banyak ahli, Ken Rigby (Astuti, 2008: 3) misalnya mengartikan bullying sebagai hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan ke dalam aksi, dan membuat orang lain menderita. Aksi ini dilakukan secara langsung oleh seseorang atau kelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang, dan dilakukan dengan perasaan senang.

Bullying merupakan salah satu bentuk perilaku negatif yang dilakukan oleh pelaku untuk mencari kekuasaan atau kekuatan secara


(41)

sendiri atau sekelompok. Pelaku bullying tidak hanya kuat dalam ukuran fisik, tetapi bisa juga kuat secara mental. Karena itu, korban bullying tidak mampu membela atau mempertahankan dirinya karena lemah baik secara fisik maupun mental (Amini, 2008: 2). Wiyani (2012: 15) mendefinisikan bullying dalam konteks school bullying sebagai perilaku agresif dan negatif seseorang atau sekelompok siswa secara berulang kali untuk ingin menunjukkan kekuatan atau kekuasaan dengan tujuan menyakiti targetnya (korban) secara mental atau secara fisik di sekolah.

Menurut Olweus (Wiyani, 2012: 12) bullying adalah perilaku negatif yang mengakibatkan seseorang dalam keadaan tidak nyaman atau terluka dan biasanya terjadi berulang-ulang. Dan Olweus mengidentifikasikan dua subtipe perilaku bullying, yaitu bullying secara langsung (Direct bullying), misalnya penyerangan secara fisik dan bullying secara tidak langsung (Indirect bullying), misalnya pengucilan secara sosial.

Dapat disimpulkan bahwa perilaku bullying adalah perilaku kekerasan yang dilakukan oleh pelaku secara sendirian atau kelompok kepada orang lain dan biasanya berdampak negatif terhadap orang yang menjadi sasaran; perilaku itu dilakukan secara langsung atau tidak langsung dan berulang-ulang.

2. Bentuk-bentuk Perilaku Bullying

Terdapat beberapa bentuk perilaku bullying menurut banyak tokoh. Astuti (2008: 22) mengkategorisasikan bentuk perilaku bullying ke dalam


(42)

dua kategori yaitu fisik dan non-fisik. Yang non-fisik terbagi dalam bentuk verbal dan non-verbal. Yang verbal dan non-verbal terbagi lagi menjadi langsung dan tidak langsung. Masing-masing bentuk perilaku bullying dapat menimbulkan akibat atau dampak tersendiri. Akan tetapi, bentuk-bentuk perilaku bullying kerap merupakan kombinasi untuk menciptakan serangan yang lebih kuat. Bentuk-bentuk perilaku bullying terbagi ke dalam dua tipe, yaitu bullying fisik dan bullying non-fisik.

a. Fisik

Bullying fisik merupakan bentuk bullying yang kasat mata dan mudah teridentifikasi. Tindakan dan akibat dari bullying fisik dapat dilihat secara jelas, karena dalam bullying fisik terjadi sentuhan fisik antara pelaku dan korban. Bullying fisik antara lain memukul, mencekik, menyikut, menonjok, menendang, menggigit, mencakar, menampar, mendorong, menjambak.

b. Non-fisik

Bullying non-fisik terbagi dalam dua bentuk, yaitu: 1) Verbal

Bullying verbal merupakan tindakan bullying yang berupa kata-kata. Bentuk bullying verbal terbagi menjadi dua, yaitu:

a) Tidak langsung adalah tindakan bullying verbal yang dilakukan oleh pelaku kepada korban melalui media perantara, seperti mengejek di media sosial, memaki di telepon, meneror melalui SMS.


(43)

b) Langsung adalah tindakan bullying verbal yang dilakukan oleh pelaku kepada korban tanpa media perantara, seperti mengancam, berkata jorok, berkata kasar, menghina, menakuti, memaksa, menyindir, memberi nama julukan, menyebarkan rumor.

2) Non-verbal

Bullying non-verbal tidak dilakukan dengan kata-kata dan tidak ada kontak fisik antara pelaku dengan korban. Bullying ini berbahaya juga karena tidak mudah terindetifikasi dan akibat dari bullying ini tidak terlihat dengan jelas. Bentuk bullying non-verbal terbagi menjadi dua, yaitu:

a) Tidak langsung adalah tindakan bullying non-verbal yang dilakukan oleh pelaku melalui orang lain, seperti mengasingkan, tidak mengikutsertakan, mengabaikan, menghasut orang lain.

b) Langsung adalah tindakan bullying non-verbal yang dilakukan dengan adanya kontak atau tatap muka antara pelaku dengan korban, seperti memandang sinis, menunjukkan jari tengah, membuang muka, meludahi, menjulurkan lidah, melototi, melempari dengan benda, menyembunyikan barang.

Perlu ditekankan bahwa bullying fisik tidak bisa dipisahkan dengan bullying non-verbal. Contohnya, jika siswa dipukul (bullying fisik) luka dapat sembuh tetapi sakit hatinya masih tetap (bullying non-verbal).


(44)

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Bullying

Kartini Kartono (2005: 109) menyebutkan dua faktor yang mempengaruhi perilaku bullying, yaitu:

a. Faktor internal

Faktor internal atau faktor endogen berlangsung lewat proses internalisasi yang keliru oleh anak-anak remaja dalam menanggapi lingkungan di sekitarnya dan semua pengaruh dari luar. Tingkah laku mereka itu merupakan reaksi yang salah atau irasional dari proses belajar, dalam bentuk ketidakmampuan mereka melakukan adaptasi terhadap lingkungan sekitar. Anak-anak remaja itu melakukan mekanisme pelarian diri dan tidak irasional dalam berbagai wujud, seperti:

1) Balas dendam 2) Mencari perhatian 3) Ingin diakui 4) Ingin terkenal

5) Menutupi kekurangan diri

6) Ingin menunjukkan eksistensi diri b. Faktor eksternal

Faktor eksternal atau faktor eksogen dikenal pula sebagai pengaruh alam sekitar, faktor sosial atau faktor sosiologis yaitu semua perangsang dan pengaruh luar yang menimbulkan tingkah laku tertentu pada anak remaja atau siswa/siswi, misalnya:


(45)

1) Faktor keluarga

a) Keluarga tidak harmonis

b) Sering mendapat perlakuan kasar di rumah 2) Faktor lingkungan sekitar

a) Sering berkelahi b) Bermusuhan c) Ikut-ikutan teman 3) Faktor lingkungan sekolah

a) Sering mendapat perlakuann kasar di sekolah b) Siswa menunjukkan senioritas

4) Media

a) Pengaruh tayangan televisi yang negatif b) Membaca media cetak

4. Pelaku, Korban dan Saksi Perilaku Bullying

Perilaku bullying terjadi ketika tiga karakter bertemu di suatu tempat, yaitu pelaku, korban dan saksi bullying. Kita dapat memahami terjadinya perilaku bullying dengan mengenali tiga karakter tersebut seperti di bawah ini (Amini, 2008: 14):

a. Pelaku bullying

Pelaku bullying merupakan aktor utama dalam perilaku bullying karena dia aggressor, provokator, sekaligus inisiator dalam situasi bullying. Pelaku bullying umumnya seseorang yang berfisik besar dan kuat, memiliki kekuatan dan kekuasaan, memiliki dominasi


(46)

psikologis yang besar di antara kalangan teman-temannya. Seseorang menjadi pelaku bullying karena adanya kepuasaan dalam diri jika memiliki kekuasaan untuk menindas anak yang lebih lemah. Pelaku bullying biasanya memiliki sikap temperamental dan memiliki kepercayaan diri yang begitu tinggi. Perilaku bullying yang dilakukan oleh pelaku boleh jadi disebabkan karena adanya tindakan kekerasan yang pernah dialaminya, sehingga pelaku meniru tindakan tersebut kepada temannya yang lebih lemah.

b. Korban bullying

Korban bullying adalah seseorang yang menjadi sasaran penganiayaan dan penindasan oleh pelaku bullying. Korban bullying memiliki fisik yang kecil dan lemah, sulit bergaul, memiliki kepercayaan diri yang rendah, sehingga korban tidak memiliki kekuatan untuk membela diri dan korban merasa terintimidasi ketika pelaku menindas dirinya.

c. Saksi bullying

Saksi bullying dapat menjadi penonton sekaligus pemeran dalam sebuah situasi bullying. Para saksi bullying berperan serta dalam dua cara, yaitu aktif menyoraki dan mendukung pelaku bullying atau diam dan bersikap acuh tak acuh. Saksi bullying yang berperan aktif dapat menjadi anggota kelompok dan ikut serta dalam melakukan perilaku bullying sedangkan saksi bullying yang tidak berperan aktif lebih memilih diam karena takut akan keselamatan dirinya.


(47)

5. Dampak Perilaku Bullying

a. Bagi pelaku bullying

National Youth Violence Prevention (www.psychologymania.com) ngemukakan bahwa pelaku bullying pada umumnya memiliki rasa percaya diri dan harga diri yang tinggi. Pelaku bullying juga cenderung bersifat agresif, berwatak keras, mudah marah dan implusif, serta toleransi yang rendah terhadap frustrasi. Para pelaku bullying ini memiliki kebutuhan yang kuat untuk mendominasi orang lain dan kurang berempati terhadap tergetnya (korban), sehingga pelaku tidak dapat mengembangkan hubungan yang sehat, kurang cakap untuk memandang dari perspektif lain, tidak memiliki empati, dapat melakukan perilaku kriminal lainnya, dan dapat menganggap bahwa dirinya kuat serta disukai sehingga mempengaruhi pola hubungan sosialnya di masa yang akan datang.

b. Bagi korban bullying

Amini (2008: 9), menjelasakan pada tahun 2002-2005 terdapat lima kasus tindakan percobaan bunuh diri di kalangan anak dan remaja yang menjadi korban akibat tindakan bullying. Akibat dari perilaku bullying selain menyebabkan korban bunuh diri, terdapat korban yang mengalami luka batin, siswa menjadi stres, dan adanya tindakan membolos yang dilakukan oleh para siswa karena perilaku diskriminatif di sekolah. Duane Alexander, M.D., Direktur Institut Nasional Kesehatan Anak dan Perkembangan Manusia atau National


(48)

Institute for Children and Human Development (NICHD) di Amerika Serikat, menjelaskan di tahun 2001, bullying adalah masalah kesehatan publik yang patut mendapat perhatian. Orang-orang yang menjadi korban bullying semasa kecil, kemungkinan besar akan menderita depresi dan kurang percaya diri dalam masa dewasanya.

c. Bagi saksi bullying

Saksi bullying adalah anggota ketiga dan peran pendukung dalam peristiwa bullying. Keterlibatan aktif saksi bullying dalam mendukung pelaku bullying dapat menambah perasaan tertekan pada korban. Rasa percaya diri dan harga diri para saksi bullying terkikis saat mengalahkan perasaan takut karena telah terlibat dan mengabaikan dengan tidak melakukan apa-apa ketika perilaku bullying terjadi, dalam arti tanggung jawab moral para saksi bullying kepada teman-teman sebaya yang menjadi target bullying (korban) telah hilang. Adapun dampak bagi para saksi bullying (Putri, 2009: 45), antara lain:

1) Menjadi tidak peka terhadap kekejaman yang terjadi di sekeliling

2) Berpotensi besar untuk menjadi pelaku bullying


(49)

4) Dapat mengintimidasi aktivitas-aktivitas yang dilakukan pelaku bullying jika saksi bullying menganggap pelaku sebagai model yang popular, kuat dan berani.

5) Menjadi pribadi yang responsif

6) Sulit mengembangkan perasaan empati, belas kasih dan pengambilan perspektif (dapat menempatkan diri pada sudut pandang orang lain)

7) Tumbuh menjadi pribadi yang apatis.

C. Program Bimbingan Kelompok

Menurut Winkel dan Hastuti (2010: 91) program bimbingan yaitu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu, misalnya satu tahun ajaran. Bimbingan kelompok merupakan suatu kegiatan pemberian bantuan dari konselor atau guru BK kepada siswa untuk membantu perkembangan diri siswa dengan optimal secara berkelompok (Yusuf, 2009: 79). Bimbingan kelompok dapat diartikan sebagai suatu kegiatan bantuan untuk para siswa secara kelompok selama waktu tertentu untuk membantu tumbuh kembang siswa dengan optimal. Bimbingan kelompok dapat bermanfaat baik bagi tenaga bimbingan maupun bagi para siswa (Winkel dan Hastuti, 2010: 565). Manfaat bimbingan kelompok bagi tenaga bimbingan, yaitu:

1. Mendapat kesempatan untuk berkontak langsung dengan banyak siswa, sehingga menjadi dikenal oleh para siswa.


(50)

2. Dapat menghemat waktu dan tenaga dalam kegiatan yang dilakukan secara kelompok ketika memberikan informasi yang dibutuhkan oleh semua siswa.

3. Dapat memperluas ruang geraknya, jika tenaga pembimbingannya satu atau dua orang.

Bagi para siswa manfaat bimbingan kelompok, yaitu:

1. Menjadi lebih sadar akan tantangan yang dihadapi, sehingga para siswa memutuskan untuk berwawancara secara pribadi dengan konselor atau guru BK.

2. Lebih rela menerima dirinya sendiri, setelah menyadari bahwa teman-temannya sering menghadapi persoalan, kesulitan dan tantangan yang kerap kali sama.

3. Lebih berani mengemukakan pandangannya sendiri bila berada dalam kelompok.

4. Siswa diberi kesempatan untuk mendiskusikan suatu hal secara bersama. 5. Siswa lebih bersedia menerima suatu pandangan atau pendapat untuknya

yang dikemukakan oleh seorang teman.

6. Siswa tertolong untuk mengatasi suatu masalah yang dirasa sulit untuk dibicarakan secara langsung dengan konselor atau guru BK.

Program bimbingan kelompok sangat diperlukan di sekolah untuk

mencegah timbulnya perilaku bullying dan / atau untuk membantu siswa yang mengalami perilaku bullying. Isi program tersebut antara lain didasarkan pada bentuk-bentuk perilaku bullying yang mungkin terjadi atau sering terjadi.


(51)

Mencegah timbulnya perilaku bullying, siswa-siswa perlu dilatih agar memiliki sikap toleran dan menguasai keterampilan komunikasi antarpribadi yang efektif di kalangan siswa.

D. Kajian Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian yang sejalan dengan penelitian ini. Pertama, Nugraha (2013) dalam penelitiannya untuk skripsinya, mendeskripsikan perilaku bullying siswa SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun ajaran 2012-2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 4 siswa (3,00%) yang sering melakukan perilaku bullying, 34 siswa (25,40%) kadang-kadang melakukan perilaku bullying, dan 96 siswa (71,60%) jarang melakukan perilaku bullying.

Kedua, Widagdo (2014) dalam penelitian skripsinya, mendeskripsikan perilaku bullying pada siswa kelas VIII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 2 (2%) siswa yang sangat sering mengalami perilaku bullying, 10 (12%) siswa sering mengalami perilaku bullying, dan sisanya sebanyak 73 (86%) siswa kadang-kadang mengalami perilaku bullying.

Ketiga, Maharani (2013) dalam penelitian skripsinya, mendeskripsikan intensitas korban bullying pada siswa SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 93 (70,5%) siswa tidak pernah mengalami perilaku bullying, 22 (16,7%) siswa kadang-kadang mengalami perilaku bullying, 11 (8,3%) siswa sering


(52)

mengalami perilaku bullying, 6 (4,6%) siswa sangat sering mengalami perilaku bullying.

E. Kerangka Pikir

Gambar 1 Kerangka Pikir

Perilaku bullying merupakan tindakan negatif yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok kepada orang yang lebih lemah dan biasanya berulang-ulang. Perilaku bullying terjadi karena ada dua hal yang mempengaruhi, yaitu dari dalam diri (faktor internal), seperti ketidakmampuan dalam beradaptasi, sedangkan dari lingkungan sekitar (faktor eksternal) yang tidak harmonis, seperti lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah, dan media informasi saat ini.

Perilaku Bullying

Hal-hal yang mempengaruhi perilaku bullying: 1. Dari dalam diri (faktor

internal).

2. Lingkungan sekitar (faktor eksternal).

Akibat perilaku bullying:

1. Bagi korban bullying, dapat mengalami luka batin, stres, membolos, depresi, kurang percaya diri, hingga bunuh diri.

2. Bagi pelaku bullying, akan terlibat tindak kriminal di kemudian hari.

3. Bagi saksi bullying, menjadi tidak peka, pribadi yang responsif, pribadi yang apatis, berpotensi menjadi pelaku dan sasaran bullying, sulit mengembangkan perasaan empati dan belas kasih.

Program bimbingan kelompok yang membantu siswa


(53)

Perilaku bullying tersebut memberikan dampak bagi korban, pelaku dan saksi bullying. Dampak bagi korban bullying, antara lain mengalami luka batin, siswa menjadi stres, tindakan membolos, mengalami depresi, kurang percaya diri hingga bunuh diri. Dampak bagi pelaku bullying, antara lain akan terlibat dalam tindakan kriminal pada masa yang akan mendatang, sedangkan bagi saksi bullying, antara lain dapat menjadi tidak peka terhadap kekejaman yang terjadi di sekelilingnya, berpotensi menjadi pelaku dan sasaran bullying selanjutnya, menjadi pribadi yang respontif dan apatis, sulit mengembangkan perasaan empati dan belas kasih. Oleh karena itu, perlu adanya penangan yang dilakukan oleh guru BK, yaitu dengan merancang program bimbingan yang sesuai untuk membantu siswa yang mengalami perilaku bullying, seperti melakukan bimbingan kelompok.


(54)

33

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan uraian tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas instrumen, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mengungkap fakta suatu

kejadian, objek, aktivitas, proses, dan manusia secara “apa adanya” pada

waktu sekarang atau jangka waktu yang masih memungkinkan dalam ingatan responden (Prastowo, 2014: 203). Yang mau dideskripsikan dalam penelitian ini adalah beberapa hal mengenai perilaku bullying di kalangan siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang yang terletak di jalan Daan Mogot No.44 Rt. 02/08, Kelurahan Sukarasa Kota Tangerang 15111.


(55)

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama sembilan bulan yang dimulai sejak bulan Mei sampai dengan bulan Januari 2016. Adapun jadwal kegiatan disajikan dalam tabel 3.

Tabel 3 Jadwal Kegiatan

C. Subjek Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian populasi karena keseluruhan anggota populasi dijadikan subjek penelitian. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 174 siswa yang terbagi dalam 4 kelas. Rincian jumlah siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 ada pada tabel 4.


(56)

Tabel 4

Rincin Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016

No. Kelas Siswa Laki-laki

Siswa Perempuan

Jumlah Siswa

1. VIII A 19 siswa 25 siswa 44 siswa 2. VIII B 19 siswa 25 siswa 44 siswa 3. VIII C 19 siswa 24 siswa 43 siswa 4. VIII D 19 siswa 24 siswa 43 siswa

Total 76 siswa 98 siswa 174 siswa

Sumber: SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang

Sedangkan jumlah siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5. Mereka rata-rata berumur 12 tahun.

Tabel 5

Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Strada Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 yang Menjadi Responden

No. Kelas Jumlah Siswa yang Absen

Jumlah Siswa yang Hadir

1. VIII A 2 siswa 42 siswa

2. VIII B - 44 siswa

3. VIII C 3 siswa 40 siswa

4. VIII D 1 siswa 42 siswa

Total 6 siswa 168 siswa

D. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan kuesioner yang disusun sendiri oleh penulis. Instrumen penelitian disusun berdasarkan bentuk-bentuk perilaku bullying seperti yang dikemukakan oleh Astuti (2008). Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup dengan lima pilihan alternatif jawaban yang berupa skala dengan mengikuti skala Likert.


(57)

Skala dalam penelitian ini memiliki lima alternatif jawaban sebagai berikut: Amat Sering (AS), Sering (S), Beberapa Kali (BK), Satu Kali (SK), dan Tidak Pernah (TP). Pemberian skor untuk item-item instrumen, sebagai berikut: Amat Sering (AS) diberi skor 5, Sering (S) diberi skor 4, Beberapa Kali (BK) diberi skor 3, Satu Kali (SK) diberi skor 2, dan Tidak Pernah (TP) diberi skor 1. Untuk melengkapi informasi mengenai perilaku bullying yang sering terjadi, peneliti menambah beberapa pertanyaan (rumusan masalah 1-3), yaitu:

1. Pernahkah Anda mengalami perilaku bullying di sekolah ini?

Ya Tidak

2. Kalau ya, berapa kali Anda mengalami perilaku bullying? Satu Kali Lebih dari Satu Kali

3. Kalau Anda pernah mengalami perilaku bullying, siapakah yang pernah melakukan perilaku bullying?

Teman siswa Guru Karyawan Sekolah Lainnya Kisi-kisi instrumen perilaku bullying dapat dilihat dalam tabel 6.


(58)

Tabel 6

Kisi-kisi Instrumen Perilaku Bullying

No. Bentuk-bentuk

Perilaku Bullying Indikator No. Item

1. Fisik

1. Memukul 1, 2 2

2. Mencekik 3, 4 2

3. Menyikut 5, 6 2

4. Menonjok 7, 8 2

5. Menendang 9 1

6. Menggigit 11 1

7. Mencakar 12 1

8. Menampar 13 1

9. Mendorong 14, 30 2

10. Menjambak 15, 31 2

2.

Non-fisik Verbal a. Tidak langsung

1. Mengejek di media sosial 19, 37 2

2. Memaki di telepon 22 1

3. Meneror melalui SMS 23 1

b. Langsung

1. Mengancam 24 1

2. Berkata jorok 25 1

3. Berkata kasar 17 1

4. Menghina 26 1

5. Menakuti 27 1

6. Memaksa 28, 45 2

7. Menyindir 29, 46 2

8. Memberi nama julukan 33 1

9. Menyebarkan rumor 34 1

Non-verbal

a. Tidak langsung

1. Mengasingkan 21, 35 2

2. Tidak Mengikutsertakan 18, 38 2

3. Mengabaikan 32, 39 2

4. Menghasut 41 1

b. Langsung

1. Memandang sinis 42 1

2. Menunjukkan jari tengah 43 1

3. Membuang Muka 20 1

4. Meludahi 44 1

5. Menjulurkan lidah 36 1

6. Melototi 40 1

7. Melempari dengan benda 16 1 8. Menyembunyikan barang 10 1


(59)

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas

Menurut Arikunto (2010: 211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen yang diperiksa adalah validitas isi. Suatu instrumen yang valid atau sahih mengukur hal yang mau diukur tinggi. Uji validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus product moment (Arikunto, 2010: 213).

r

xy

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi skor dari setiap soal kuesioner dan jumlah skor dari soal-soal kuesioner

N = jumlah subjek

X = skor dari setiap soal kuesioner Y = jumlah dari skor soal-soal kuesioner

XY = hasil dari perkalian antara skor X dan skor Y

Pengujian validitas menggunakan patokan 0,30. Jadi, apabila koefisien korelasi item instrumen sama dengan 0,30 atau lebih dari 0,30 (paling kecil 0,30), maka item instrumen tersebut dinyatakan valid. Namun apabila koefisien item instrumen kurang dari 0,30 maka butir instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Proses perhitungan taraf validitas dilakukan dengan cara memberi skor pada setiap item instrumen dan mentabulasi data dengan menggunakan Microsoft office excel 2007.


(60)

Data yang telah ditabulasi, dimasukkan ke dalam SPSS 16.0 untuk menghitung validitas tiap butir item instrumen.

Berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen uji coba diperoleh 12 item instrumen yang nilai koefisiennya kurang dari 0,30 atau item tidak valid, sedangkan item instrumen yang valid ada 34. Item instrumen yang tidak valid tetap digunakan, setelah diperiksa dan diperbaiki perumusannya sehingga jumlah item tetap 46. Rincian jumlah item yang valid dan tidak valid dapat dilihat pada tabel 7.


(61)

Tabel 7

Rincian Jumlah Item yang Valid dan Tidak Valid

No.

Bentuk-bentuk Perilaku

Bullying

Indikator No. Item Item Valid Item Tidak Valid

1. Fisik

1. Memukul 2 1, 2 -

2. Mencekik 2 3 4

3. Menyikut 2 6 5

4. Menonjok 2 - 7, 8

5. Menendang 1 9 -

6. Menggigit 1 11 -

7. Mencakar 1 12 -

8. Menampar 1 - 13

9. Mendorong 2 14, 30 -

10. Menjambak 2 15 31

2.

Non-fisik Verbal a. Tidak langsung

1. Mengejek di media sosial 2 19, 37 -

2. Memaki di telepon 1 - 22

3. Meneror melalui SMS 1 - 23

b. Langsung

1. Mengancam 1 - 24

2. Berkata jorok 1 25 -

3. Berkata kasar 1 17 -

4. Menghina 1 26 -

5. Menakuti 1 27 -

6. Memaksa 2 28 45

7. Menyindir 2 29, 46 -

8. Memberi nama julukan 1 33 -

9. Menyebarkan rumor 1 34 -

Non-verbal a. Tidak langsung

1. Mengasingkan 2 21, 35 -

2. Tidak Mengikutsertakan 2 18, 38 -

3. Mengabaikan 2 32, 39 -

4. Menghasut 1 41 -

b. Langsung

1. Memandang sinis 1 42 -

2. Menunjukkan jari tengah 1 43 -

3. Membuang Muka 1 20 -

4. Meludahi 1 - 44

5. Menjulurkan lidah 1 36 -

6. Melototi 1 40 -

7. Melempari dengan benda 1 16 - 8. Menyembunyikan barang 1 - 10


(62)

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan konsistensi hasil instrumen. Adapun teknik yang dipakai untuk menentukan reliabilitas adalah dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha (Arikunto, 2010: 239):

( ) ∑ Keterangan:

= reliabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑ = jumlah varians butir

t = varians total

Hasil perhitungan reliabilitas seluruh item instrument dengan menggunakan SPSS 16.0 disajikan dalam tabel 8.

Tabel 8

Hasil Perhitungan Reliabilitas Alpha

Cronbach N Item N Subyek

0,918 46 42

Data hasil perhitungan reliabilitas pada tabel 9 selanjutnya dikonsultasikan dengan kriteria Guilford (Masidjo, 1995: 209). Kriteria Guilford dapat dilihat pada tabel 9.


(63)

Tabel 9 Kriteria Guilford

No. Koefisien Korelasi Kualifikasi

1. 0,91-1,00 Sangat Tinggi

2. 0,71-0,90 Tinggi

3. 0,41-0,70 Cukup Tinggi

4. 1,21-0,40 Rendah

5. Negatif-0,20 Sangat Rendah

Berdasarkan kriteria Guilford, hasil perhitungan reliabilitas instrumen termasuk dalam kualifikasi sangat tinggi. Kuesioner yang final yang digunakan untuk mengumpulkan data disajikan pada lampiran 1.

F. Teknik Analisis Data

Peneliti menganalisis data penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memberi skor pada setiap alternatif jawaban yang telah dipilih. Scoring pernyataan sebagai berikut: Amat Sering (5), Sering (4), Beberapa Kali (3), Satu Kali (2), dan Tidak Pernah (1).

2. Membuat tabulasi data dan menghitung skor total dari masing-masing item instrumen dengan mengunakan microsoft office excel 2007. Rincian tabulasi data tersebut dapat dilihat pada lampiran 3.

3. Menghitung uji koefisien validitas kuesioner perilaku bullying siswa SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 yang berada di kelas VIII dengan menggunakan rumus product moment dari Pearson melalui program komputer SPSS 16.0 dan menghitung uji koefisien reliabilitas kuesioner perilaku bullying siswa SMP Strada Santa


(64)

Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 yang berada di kelas VIII dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha. Rincian hasil uji reliabilitas dan validitas kuesioner perilaku bullying dapat dilihat pada lampiran 2.

4. Mengkategorisasikan perilaku bullying yang sering dialami oleh siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 di sekolahnya dengan menggunakan norma kategorisasi. Norma kategorisasi penelitian ini berpedoman pada norma kategorisasi yang dikemukakan oleh Azwar (2009: 108). Terdapat lima jenjang kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu amat sering, sering, beberapa kali, satu kali, dan tidak pernah. Norma kategorisasi dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10 Norma Kategorisasi

Penghitungan Skor Keterangan

Tidak Pernah Satu Kali Beberapa Kali [µ + 1,5 ( )] Sering

Amat Sering

Keterangan:

X maksimum teoritik : skor total tertinggi X minimum teoritik : skor total terendah

σ (standar deviasi) : luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran

µ (mean teoritik) : rata-rata teoritis dari skor maksimum dan minimum


(65)

44

HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK

Bab ini menyajikan hasil penelitian, pembahasan dan usulan program bimbingan kelompok.

A. Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang Tahun Ajaran 2015/2016 yang Pernah Mengalami Perilaku Bullying di Sekolahnya

Penelitian ini menghasilkan jumlah siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 yang pernah mengalami perilaku bullying di sekolahnya. Siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 yang pernah mengalami perilaku bullying di sekolahnya, yaitu berjumlah 168 (100%) siswa dan yang tidak pernah mengalami perilaku bullying tidak ada (0%). Jadi seluruh siswa yang menjadi responden penelitian ini pernah mengalami perilaku bullying di sekolahnya.

B. Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang Tahun Ajaran 2015/2016 yang Pernah Mengalami Perilaku Bullying Satu Kali dan Pernah Mengalami Lebih dari Satu Kali

Penelitian ini juga menghasilkan jumlah siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 yang pernah mengalami perilaku bullying satu kali dan pernah mengalami lebih dari satu kali. Siswa yang pernah mengalami perilaku bullying satu kali tidak ada (0%) dan siswa


(66)

(100%) siswa. Agar lebih jelas data tersebut dapat dilihat pada diagram 1.

Diagram 1

Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang Tahun Ajaran 2015/2016 yang Pernah Mengalami Perilaku Bullying Satu Kali

dan Pernah Mengalami Lebih dari Satu Kali

C. Jumlah Pelaku Bullying (Teman Siswa, Guru, Karyawan Sekolah Lainnya) yang Pernah Melakukan Perilaku Bullying Kepada Siswa Kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang Tahun Ajaran 2015/2016 di Sekolahnya

Data penelitian ini juga menunjukkan jumlah pelaku bullying (teman siswa, guru, karyawan sekolah lainnya) yang pernah melakukan perilaku bullying kepada siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 di sekolahnya. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 11.

0%

100%

Jumlah Siswa yang Pernah

Mengalami Perilaku Bullying Satu

Kali dan Pernah Mengalami Lebih

dari Satu Kali

Satu Kali (SK)


(67)

Jumlah Pelaku Bullying (Teman Siswa, Guru, Karyawan Sekolah Lainnya) yang Pernah Melakukan Perilaku Bullying Kepada Siswa

Kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang Tahun Ajaran 2015/2016 di Sekolahnya

Pelaku Bullying Total

Teman Siswa 168

Guru 5

Karyawan Sekolah Lainnya 0

Agar lebih jelas jumlah pelaku bullying dapat dilihat pada diagram 2, berikut ini:

Diagram 2

Jumlah Pelaku Bullying (Teman Siswa, Guru, Karyawan Sekolah Lainnya) yang Pernah Melakukan Perilaku Bullying Kepada Siswa

Kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang Tahun Ajaran 2015/2016 di Sekolahnya

Berdasarkan tabel dan diagram di atas dapat diketahui bahwa 168 (97%) siswa mengalami perilaku bullying yang dilakukan oleh teman siswa.

97% 3%

0%

Jumlah Pelaku Bullying

Teman Siswa

Guru

Karyawan Sekolah Lainnya


(68)

guru. Tidak ada (0%) siswa yang mengalami perilaku bullying yang dilakukan oleh karyawan sekolah lainnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 pernah mengalami perilaku bullying yang dilakukan oleh teman siswa sendiri dan guru di sekolahnya.

D. Perilaku Bullying yang Sering Dialami Oleh Siswa Kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang Tahun Ajaran 2015/2016 di Sekolahnya

Kategorisasi skor item instrumen pada penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menggolongkan perilaku bullying yang sering dialami oleh siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 di sekolahnya. Norma kategorisasinya adalah sebagai berikut: X maksimum teoritik : 168 x 5 = 840

X minimum teoritik : 168 x 1 = 168

σ (standar deviasi) : (840 – 168) : 6 = 112 µ (mean teoritik) : (840 + 168) : 2 = 504

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa kategori perilaku bullying yang sering dialami oleh siswa kelas VIII SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 2015/2016 di sekolahnya, yaitu seperti yang disajikan pada tabel 12.


(1)

31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 TOTAL

1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 63

1 1 1 3 1 2 1 3 2 1 3 1 1 1 1 1 64

1 2 2 1 1 4 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 66

1 2 4 2 1 4 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 75

2 5 4 1 1 1 2 3 1 1 1 3 5 1 2 4 106

2 3 1 1 3 1 3 2 4 5 1 2 2 4 3 5 99

1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 58

1 3 2 2 2 1 1 1 1 1 3 3 4 1 1 1 72

1 3 3 1 1 1 1 2 2 2 1 4 3 1 1 1 72

1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 54

1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 58

1 2 1 2 1 3 1 1 1 1 4 4 3 1 1 1 76

1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 55

1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 60

1 2 4 2 1 1 1 1 1 2 2 1 3 1 1 1 68

1 3 2 1 1 1 1 2 1 1 2 3 4 1 1 1 84

1 3 4 4 1 3 1 2 1 3 4 3 1 2 1 1 86

1 3 3 3 2 3 1 1 2 2 2 2 3 1 1 2 91

2 4 1 2 1 3 1 1 1 3 2 3 1 1 1 1 75

1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 58

1 4 2 4 1 3 1 3 2 3 5 5 3 1 1 3 90

3 5 5 5 2 1 2 1 4 1 1 1 2 1 2 2 89

1 3 3 3 1 3 2 1 1 1 1 3 3 1 1 3 75

2 2 4 3 1 1 1 2 1 2 3 2 4 1 1 2 88

4 3 1 3 1 4 4 1 1 1 3 3 5 1 1 5 113

2 3 3 4 1 2 2 1 1 1 2 3 4 1 1 3 96

2 4 5 4 3 3 3 4 2 4 5 5 4 2 2 4 128

1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 57

1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 2 1 3 1 1 2 58

3 3 3 4 1 3 1 3 3 1 3 3 3 1 1 1 94


(2)

1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 65

2 3 2 1 1 3 1 4 3 2 3 3 3 2 2 1 95

1 2 1 1 1 3 1 2 2 2 3 2 3 1 1 1 66

1 5 3 5 1 1 1 3 1 1 5 4 4 2 1 1 103

1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 3 1 1 1 62

3 3 4 1 1 3 1 1 1 2 1 3 1 1 1 1 72

1 3 3 3 1 1 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 71

1 3 1 3 1 3 1 1 3 1 1 3 3 1 1 1 73

1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 61

1 3 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 53

1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 58

1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 51

5 1 1 5 1 5 1 1 1 5 1 5 5 5 5 5 103

3 3 4 4 3 3 3 2 2 3 2 2 2 1 1 1 115

1 1 4 3 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 82

2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 3 2 3 1 81

1 4 1 2 2 1 1 2 3 3 5 4 3 1 1 3 90

1 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 61

1 2 5 3 1 4 1 1 1 1 3 3 4 1 1 3 78

2 1 3 3 1 3 3 1 1 1 3 3 3 1 1 1 77

2 3 4 4 1 4 2 1 1 1 4 3 4 1 4 4 96

1 4 2 2 1 4 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 72

1 3 2 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 64

1 3 4 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 1 1 1 76

1 3 3 1 1 4 1 1 2 1 2 2 3 1 1 1 82

2 3 4 2 1 3 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 76

1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 64

1 5 4 1 1 1 1 4 4 1 4 1 1 1 1 1 74

1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 50

3 3 4 2 1 3 2 1 1 3 3 3 3 1 1 3 81

2 3 4 1 1 1 3 1 1 1 1 3 3 1 1 3 70


(3)

1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 51

1 4 3 1 1 1 3 4 3 3 5 4 2 1 1 3 92

1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 63

1 5 4 3 3 1 1 2 3 1 4 4 1 1 1 1 89

1 3 2 1 1 3 1 2 1 3 2 1 3 1 1 2 81

2 3 3 1 1 3 1 1 1 2 3 3 4 1 3 2 79

1 4 2 3 3 2 1 2 3 4 4 4 3 1 1 3 93

1 2 3 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 71

1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 2 59

1 3 3 3 3 2 1 2 2 2 3 3 3 1 2 2 88

2 2 4 3 1 1 2 1 1 1 2 3 3 1 1 3 73

1 1 1 1 1 2 1 2 2 3 2 2 4 1 3 1 80

1 3 4 3 2 3 1 3 3 3 3 1 3 1 1 1 90

2 3 4 1 1 2 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1 68

1 4 5 3 2 3 2 1 2 1 4 1 3 1 3 2 94

1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 61

1 4 3 3 1 1 1 2 2 1 2 2 3 1 1 2 80

1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 2 65

1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 62

1 3 2 2 1 2 1 2 2 2 2 3 3 1 1 2 71

2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 65

1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 4 1 1 1 65

2 1 4 2 3 2 1 1 2 2 2 1 3 1 1 2 90

3 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 4 1 1 3 69

1 3 4 1 1 3 3 2 3 1 2 2 4 1 1 3 104

1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 52

1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 3 1 1 2 64

2 2 4 2 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 1 1 73

1 3 3 2 1 1 2 2 2 1 2 1 3 1 1 1 70

1 2 2 1 1 4 3 1 2 2 1 2 3 1 1 1 74

1 3 4 1 2 1 1 2 3 2 2 2 4 1 1 2 77

1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 50


(4)

1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 3 62

3 3 3 3 2 4 3 1 3 3 3 3 4 1 1 3 107

1 3 4 4 1 1 2 1 1 1 4 2 2 1 1 1 87

1 2 4 2 1 3 1 1 1 2 1 3 2 1 1 2 78

1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 52

1 5 4 1 1 5 1 2 2 1 4 2 5 1 1 5 105

2 4 2 1 1 3 1 2 2 1 2 2 3 1 1 1 80

1 3 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 58

1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 59

1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 59

1 3 2 2 1 4 1 1 1 1 3 2 3 1 1 1 75

2 3 4 1 1 1 1 2 2 1 1 1 3 1 1 1 75

1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 59

1 3 4 3 1 1 1 2 2 3 4 3 3 1 1 3 92

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 63

3 3 1 3 3 3 1 4 4 1 3 4 2 1 1 2 112

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 48

1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 56

1 3 3 1 4 3 3 1 4 1 4 1 4 1 1 4 102

2 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 1 5 1 1 1 140

1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 4 4 1 1 1 1 76

2 2 1 3 1 1 2 1 1 1 5 4 1 1 3 3 90

1 3 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 53

1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 49

1 3 3 1 1 3 1 1 3 1 4 1 3 1 1 1 80

1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 78

1 3 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 58

2 3 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 3 1 1 1 83

1 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 1 1 1 113

2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 59

1 2 3 1 1 2 1 1 1 2 3 2 3 1 1 1 74


(5)

1 3 4 1 1 3 1 2 1 2 1 1 3 1 1 1 75

1 3 3 1 1 1 1 1 2 1 3 1 3 1 1 2 72

1 1 4 1 4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 59

1 3 4 1 1 4 1 4 3 1 1 1 3 1 1 1 78

1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 61

1 2 5 3 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1 1 1 89

1 3 5 1 1 4 1 1 1 4 4 4 4 5 4 1 115

1 1 4 4 1 1 1 1 2 1 4 1 4 1 1 1 73

1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 58

1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 3 2 3 2 2 1 78

1 3 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 64

2 5 2 2 4 4 1 5 5 3 3 3 4 1 1 5 121

1 2 2 3 1 4 1 2 2 1 2 3 4 1 1 2 109

1 3 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 59

2 3 3 3 2 1 1 2 2 3 2 2 1 1 1 2 82

1 2 3 3 1 1 3 1 1 2 3 3 3 1 1 3 103

3 2 5 3 1 5 1 1 2 2 5 5 5 1 3 1 118

1 3 2 2 3 2 1 3 3 2 2 2 1 1 1 1 85

1 1 4 1 1 4 1 1 1 1 2 1 4 1 1 1 64

1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 2 3 4 1 1 1 75

1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 64

1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 51

1 2 3 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 66

1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 55

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 60

1 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 71

1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 66

4 3 3 3 1 1 3 1 1 1 3 3 3 1 3 1 98

3 2 2 2 2 2 1 1 2 1 3 2 5 2 2 1 75

1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 55

1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 67

1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 54


(6)

1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 3 1 1 2 58

1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 60

1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 47

2 3 2 2 1 2 1 2 2 2 3 3 3 2 3 2 99