sedang berjalan ” item 9, “Ada yang menyembunyikan peralatan sekolah
saya, hingga saya kesal ” item 10, “Saya didorong dengan kasar” item 14,
“Saya dilempari dengan kertas” item 16, “Ada orang yang berkata jorok kepada saya hingga saya tidak kuat mendengarnya
” item 25, “Ada yang tidak mau mendengarkan pendapat saya
” item 32, “Saya dipanggil dengan nama julukan yang tidak saya sukai
” item 33, “Ada orang yang menghasut orang lain supaya tidak berteman dengan saya
” item 41, dan “Ada yang menunjukkan jari tengah kepada saya
” item 43.
E. Pembahasan
Karna keterbatasan peneliti dan mengingat terbatasnya waktu peneliti, maka pembahasan
dibatasi pada jawaban terhadap pertanyaan “Perilaku bullying manakah yang sering dialami oleh siswa kelas VIII SMP Strada
Santa Maria 1 Tangerang tahun ajaran 20152016 di sekolahnya ?” dan hanya
difokuskan pada perilaku bullying yang satu kali dan beberapa kali dialami oleh siswa.
Hasil penelitian tersebut berbeda dengan dugaan awal peneliti. Semula peneliti duga ada cukup banyak perilaku bullying, tetapi ternyata seperti yang
dapat dilihat pada hasil penelitian bahwa hanya ada 1 2 perilaku bullying yang beberapa kali dan ada 10 22 perilaku bullying yang satu kali dialami
oleh siswa. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari jawaban terhadap pertanyaan nomor 4, 5, dan 6 dalam kuesioner; kesan yang ditangkap adalah ada banyak
perilaku bullying di sekolah. Kemungkinan penyebab perbedaan ini dikarenakan perilaku bullying yang terjadi di sekolah bisa lain dari perilaku
bullying yang diungkap oleh kuesioner ini atau boleh jadi penggalian data kurang mendalam. Maka untuk mengungkap kenyataan yang sesungguhnya
alat ini perlu dilengkapi dengan alat lainnya seperti wawancara dan observasi. Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan alat kuesioner, sehingga
data yang ada kiranya masih kurang lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas VIII SMP Strada Santa
Maria 1 Tangerang tahun ajaran 20152016 seluruhnya pernah mengalami perilaku bullying di sekolah. Tetapi hanya 1 perilaku bullying yang beberapa
kali dialami dan ada 10 perilaku bullying yang satu kali dialami oleh siswa. Menurut peneliti hal tersebut memprihatinkan karena bisa dikatakan bahwa di
sekolah tersebut ada tindakan bullying; ada yang dilakukan oleh teman siswa, dan ada yang dilakukan oleh orang lain seperti guru. Adanya perilaku
bullying di sekolah dapat menimbulkan dampak negatif bagi siswa, guru, orang tua siswa, dan sekolah. Dampak negatif bagi siswa, antara lain: proses
belajar siswa akan terganggu, konsentrasi belajar siswa menurun, siswa menjadi tidak nyaman di sekolah, siswa dapat menjadi stres, siswa akan
membolos sekolah, dan hasil belajar siswa menurun. Dampak negatif bagi guru, antara lain: guru menjadi sulit dalam menyampaikan materi, proses
belajar mengajar menjadi tidak kondusif, dan guru menjadi tidak puas dengan hasil belajar siswa. Dampak negatif bagi orang tua siswa, antara lain: orang
tua menjadi khawatir, takut, dan kurang percaya akan kenyamanan anaknya di sekolah. Dampak negatif bagi sekolah, antara lain: lingkungan sekolah
menjadi tidak kondusif, jumlah siswa menurun, prestasi siswa menurun, dan nama baik sekolah akan menjadi tercemar.
Karena menyadari dampak-dampak negatif tersebut, sekolah seyogianya melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya perilaku bullying dan
untuk membantu siswa yang mengalami perilaku bullying. Adalah ideal kalau guru bimbingan dan konseling BK membuat dan melaksanakan program
bimbingan yang relevan baik untuk mencegah terjadinya perilaku bullying maupun untuk membantu siswa yang mengalami perilaku bullying. Guru
bimbingan dan konseling BK perlu melibatkan berbagai pihak lain, seperti guru, orang tua siswa, dan siswa yang potensial untuk mencegah terjadinya
perilaku bullying.
F. Program Bimbingan Kelompok