Kinerja Perusahaan 1 Pengertian Kinerja Perusahaan.

6. Akuisisi untuk mendapatkan dasar berpijak di luar negeri. Untuk sebuah perusahaan yang berambisi untuk cepat berkembang menjadi besar, seringkali diperlukan pengembangan usaha keluar negeri dengan cara akuisisi. 7. Akuisisi untuk meningkatkan Critical Mase Competitive. Suatu perusahaan dituntut menjadi besar untuk menjalankan bisnisnya. Misalnya, jika perusahaan tersebut ingin mengikuti tender proyek besar. Agar dapat mencapai ukuran yang besar secara cepat, akuisisi perusahaan adalah jalan baik, termasuk akuisisi perusahaan di luar negeri. B. Kinerja Perusahaan B.1 Pengertian Kinerja Perusahaan. Terdapat definisi kinerja diantaranya : 1. Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005:570 kinerja adalah merupakan kata benda n yang artinya: 1. Sesuatu yang dicapai, 2. Prestasi yang diperlihatkan, 3. Kemampuan kerja tt peralatan: 2. Di dalam Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia,2004: 5 dikemukakan bahwa: “Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi fluktuasi kinerja adalah penting dalam hubungan ini. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.” Kinerja adalah tingkat keberhasilan pengelolaan perusahaan dalam suatu tahun buku tertentu. Kinerja juga mengandung pengertian kemampuan kerja untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif. Dalam suatu perusahaan, tinggi rendahnya kinerja diukur dalam bentuk laba yang dihasilkan. Untuk menghasilkan laba yang maksimal, diperlukan kemampuan melihat celah-celah keuntungan dan memprediksi masa yang akan datang. Di samping itu, manajemen harus memiliki kemampuan untuk menggerakkan kreativitas sumber daya manusia yang ada agar dapat bekerja sama secara efektif dan efisien. Pada akhirnya, kemampuan manajemen menggerakkan dan memanfaatkan sumber daya yang ada akan dapat dinilai dari laporan keuangan yang disusun setiap akhir periode. Melalui laporan keuangan tersebut dapat dievaluasi dan pada akhirnya diperbaiki hal-hal yang menjadi penghalang maksimalisasi kinerja perusahaan. Di samping itu, juga dapat direncanakan hal-hal yang perlu dilakukan sehubungan dengan peningkatan kinerja di masa yang akan datang. Untuk mengetahui kinerja yang dicapai maka dilakukan penilaian kinerja. Kata penilaian sering diartikan dengan kata assessment. Sedangkan kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Dengan demikian penilaian kinerja perusahaan mengandung makna suatu proses atau sistem penilaian mengenai pelaksanaan kemampuan kerja suatu perusahaan organisasi berdasarkan standar tertentu. B.2 Unsur Kinerja Perusahaan Tujuan penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personil mencapai sasaran organisasi dan mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam rencana strategik, program dan anggaran organisasi. Penilaian kinerja juga digunakan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang dan menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Penilaian kinerja perusahaan dapat diukur dengan ukuran keuangan dan non keuangan. Ukuran keuangan untuk mengetahui hasil tindakan yang telah dilakukan di masa lalu dan ukuran keuangan tersebut dilengkapi dengan ukuran non keuangan tentang kepuasan customer, produktivitas dan cost effectiveness proses bisnisintern serta produktivitas dan komitmen personil yang akan menentukan kinerja keuangan masa yang akan datang. Ukuran keuangan menunjukkan akibat dari berbagai tindakan yang terjadi diluar non-keuangan. Ukuran keuangan dapat tercermin dalam laba perusahaan. Penghasilan bersih atau laba seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar ukuran yang lain seperti penghasilan per lembar saham earning per share. Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih adalah penghasilan income dan beban expences. Pengakuan dan pengukuran penghasilan dan beban, dan karenanya juga penghasilan bersih, tergantung pada konsep modal dan pemeliharaan modal yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangannya Prastowo, 2002: 11. Penghasilan income adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penurunan kewajiban yang menyebabkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi setoran penanaman modal Prastowo, 2002:11. Penghasilan meliputi pendapatan revenues maupun keuntungan gains. Pendapatan muncul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang normal, seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividend royalty, dan sewa. Sedangkan keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan yang mungkin timbul atau tidak dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Keuntungan meliputi pos yang timbul dalam pengalihan aktiva lancar dan keuntungan yang belum direalisasi, misalnya kenaikan jumlah aktiva jangka panjang. Beban expenses adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal Prastowo, 2002: 11. Beban mencakup kerugian loss maupun beban yang timbul dari pelaksanaan aktivitas biasa. Beban ini meliputi antara lain beban pokok penjualan, gaji dan depresiasi, yang biasanya berbentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktivitas seperti kas setara kas, persedian dan aktiva tetap. Prinsip-prinsip pengukuran kinerja perusahaan menurut R.A Supriyono Andra,2006:33 yaitu : 1. Konsisten dengan tujuan perusahaan. Ukuran-ukuran kinerja harus konsisten dengan tujuan stakeholders. Ukuran-ukuran kinerja perusahaan harus menyediakan keterkaitan antara aktivitas-aktivitas bisnis dengan rencana strategi bisnis. Oleh karena itu rencana strategi bisnis harus dinyatakan untuk berbagai hierarki manajemen organisasi. 2. Memiliki adaptabilitas pada kebutuhan bisnis. Ukuran-ukuran kinerja harus dapat beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan bisnis maupun dengan berbagai macam tujuan. Jika kebutuhan-kebutuhan bisnis berubah maka ukuran-ukuran kinerja juga harus diubah. Ukuran-ukuran kinerja harus dikaji ulang dan diurutkan seperlunya agar mencerminkan faktor-faktor sukses yang relevan. Ukuran-ukuran kinerja yang ada harus dikaji ulang, dimodifikasi, dikurangi atau jika perlu dihapuskan. Ukuran kinerja diubah hanya jika kebutuhan-kebutuhan bisnis berubah dan bukan karena perubahan gaya manajemen. 3. Dapat mengukur aktivitas-aktivitas signifikan. Ukuran-ukuran kinerja harus disusun pada level aktivitas. Ukuran kinerja tersebut harus menceminkan aktivitas-aktivitas yang signifikan bagi perusahaan. Setiap perusahaan harus menentukan aktivitas-aktivitas yang signifikannya berdasarkan tujuan bisnis dan lingkungan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI beroperasinya. Aktivitas-aktivitas tersebut harus digolongkan menjadi dua yaitu : 1 aktivitas-aktivitas yang bernilai tambah, dan 2 aktivitas- aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah. 4. Mudah diaplikasikan. Ukuran-ukuran kinerja harus mudah diaplikasikan. Jika aktivitas- aktivitas signifikan telah didefinisikan, maka ukuran-ukuran kinerja harus disusun dan untuk itulah aktivitas harus mudah untuk dipahami. Jumlahnya tidak banyak dan dapat dikuantitatifkan. Banyak ukuran kinerja yang dapat dinyatakan dalam kualitatif dalam ukuran keuangan dan maupun non-keuangan. 5. Mempunyai akseptabilitas dari atas ke bawah. Perusahaaan harus memahami bahwa ukuran-ukuran kinerja berperan dalam mempengaruhi perilaku para manager. Pendekatan dari atas ke bawah harus digunakan untuk menentukan ukuran-ukuran kinerja yang dapat memotivasi perilaku optimal pada semua level perusahaan. Organisasi level bawah harus mendukung pencapaian tujuan-tujuan yang diputuskan oleh manajemen puncak dengan mempertimbangkan usulan- usulan dari level bawah. 6. Berbiaya efektif. Informasi mengenai pengukuran kinerja harus berbiaya efektif, tersedia saat diperlukan, dan disajikan tepat waktu. Aktivitas tertentu mungkin mempunyai hubungan yang rumit dengan: a manusia yang melaksanakan aktivitas tersebut, b sistem prosedur yang digunakan, dan c teknologi yang digunakan. Kondisi ini mengakibatkan pengukuran kinerja sulit dilakukan dan memerlukan waktu yang banyak dan biaya yang tinggi. 7. Tersaji tepat waktu. Informasi kinerja harus tersaji tepat waktu dan dalam format yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan. Informasi kinerja yang disajikan terlambat kurang manfaatnya dan kurang memotivasi para manajer dan pelaksana yang diukur kinerjanya. Penyajian informasi tepat waktu juga harus dihubungkan dengan validitasnya serta manfaat dan biayanya. Laporan informasi kinerja yang tepat waktu bermanfaat untuk memperoleh umpan balik dan penyempurnaan yang cepat. C. Laporan Keuangan C.1 Pengertian Laporan Keuangan.

Dokumen yang terkait

Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap voluntary disclosure perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 44 114

Analisis pengaruh rasio kinerja keuangan dan tingkat suku bunga terhadap volume penjualan saham perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek Jakarta

0 20 87

Pengaruh kenerja keuangan perusahaan terhadap return saham Syariah (studi pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index)

0 4 109

Pengaruh pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan (Studi empiris pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 10 144

Pengaruh modal kerja terhadap kinerja keuangan : studi perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic index tahun 2006-2007

0 6 130

Analisis Empiris perbedaan Kinerja Keuangan (Cr,Qr,Roe,Npm,Tat)dan Harga Saham (Per,Pbv) antara perusahaan yang melakukan stock split dengan perusahaan yang tidak melakukan stock split : studi empiris pada perusahaan bursa efek indonesia tahun 2006-2007

0 3 130

Analisis rasio keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dengan metode regresi logistik

15 196 146

Analisis kinerja keuangan perbankan sebelum dan sesudah mempunyai unit usaha syariah (studi empiris pada perusahaan perbaukan yang terdaftar di bi)

1 3 142

Pengaruh stuktur modal dan kinerja perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5 33 119

Pengaruh kepemilikikan institusi terhadap nilai perusahaan dan kinerja keuangan industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 41 116