BAB II LANDASAN TEORI
A. Akuisisi A.1 Pengertian Akuisisi
Tumbuh dan berkembangnya perusahaan tergantung bagaimana manajemen perusahaan mengambil keputusan-keputusan atas strategi-strategi yang ada.
Semua itu dilakukan agar perusahaan tetap eksis di dalam persaingan yang semakin ketat ini. Oleh karena itu manajemen dituntut untuk dapat memanfaatkan
dana yang ada untuk memilih keputusan atas alternatif strategi yang ada. Dalam rangka tumbuh dan berkembang ini perusahaan dapat melakukan
perluasan perusahaan. Perluasan perusahaan dapat dilakukan dalam dua cara yaitu secara internal dan eksternal. Perluasan perusahaan secara internal dilakukan
dengan cara penambahan aktiva perusahaan. Perluasan perusahaan secara eksternal dapat dilakukan dalam tiga bentuk yaitu:
1. Merger.
Merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan yang kemudian hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup sebagai badan
hukum, sementara yang lainnya menghentikan aktivitas atau bubar Abdul Moin,2004:5.
2. Akuisisi.
Akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikan atas saham atau aset suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini baik
9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perusahaan pengambil alih dan perusahaan yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah Abdul Moin,2004:6.
3. Konsolidasi.
Konsolidasi adalah peleburan yang dilakukan dua perseroan atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara membentuk satu perseroan baru
dan masing-masing perseroan yang meleburkan diri menjadi bubar Abdul Moin,2004:10.
Pada saat ini yang merupakan pilihan yang sering digunakan oleh manajemen perusahaan untuk memperluas perusahaan adalah akuisisi. Beberapa pengertian
akuisisi antara lain : 1.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 tahun 1998 Munir Fuady,2004:234 tentang penggabungan usaha mendefinisikan
akuisisi sebagai berikut : “Akuisisi adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum
atau perseorangan untuk mengambil alih baik seluruh atau sebagian saham perseorangan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian
terhadap perseroan tersebut”. 2.
Berdasarkan PSAK Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 22 SAI,2004:22.3 mendefinisikan akuisisi dari perspektif akuntansi sebagai
berikut : “Akuisisi adalah suatu penggabungan perusahaan dimana salah satu
perusahaan, yaitu pengakuisisi acquirer memperoleh kendali atas aktiva PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi acquiree, dengan memberi aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham”.
A.2 Manfaat Akuisisi
Keputusan melakukan akuisisi oleh sebuah perusahaan masih dianggap sebagai keputusan yang kontroversial karena memiliki dampak yang sangat
dramatis dan kompleks. Ada beberapa alasan mengapa manajemen melakukan akuisisi menurut Floyd A. Beams 2000:2 adalah sebagai berikut :
1. Manfaat biaya Cost Advantage.
Seringkali lebih murah bagi perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang dibutuhkan melalui akuisisi dibandingkan melalui pengembangan.
2. Risiko lebih rendah Lower Risk.
Membeli lini produk dan pasar yang telah didirikan biasanya lebih kecil risikonya dibandingkan dengan mengembangkan produk baru dan
pasarnya. 3.
Berkurangnya penundaan operasi Fewer Operating Delay. Fasilitas fasilitas pabrik yang diperoleh melalui akuisisi dapat
diharapkan untuk segera beroperasi dan memenuhi peraturan yang berhubungan dengan lingkungan dan peraturan lainnya.
4. Mencegah pengambilalihan Avoidance of takeovers.
Beberapa perusahaan bergabung untuk diakuisisi oleh perusahaan lain, karena yang lebih kecil cenderung lebih mudah diserang untuk
diambil alih. Perusahaan dengan resiko utang terhadap ekuitas yang tinggi biasanya bukan merupakan calon pengambil alih yang menarik.
5. Akusisi harta tidak berwujud Acquisition of Intangible Assets.
Penggabungan perusahaan melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud maupun berwujud. Maka akuisisi atas hak paten, hak atas
mineral, database pelanggan, atau keahlian manajemen mungkin menjadi faktor utama yang memotivasi suatu penggabungan perusahaan.
A.3 Klasifikasi Akuisisi.
Dalam prakteknya aktivitas akuisisi dapat berbeda-beda jenisnya. Klasifikasi akuisisi berdasarkan objek yang diakuisisi dibedakan atas Abdul Moin, 2004:42:
1. Akuisisi saham.
Istilah akuisisi digunakan untuk menggambarkan suatu transaksi jual beli perusahaan, dan transaksi tersebut mengakibatkan beralihnya
kepemilikan perusahaan tersebut dari penjual kepada pembeli. Karena perusahaan terdiri dari saham-saham, maka akuisisi terjadi ketika pemilik
saham menjual saham-saham mereka kepada pengakuisisi. 2.
Akusisi aktiva. Apabila perusahaan bermaksud memiliki perusahaan lain maka
perusahaan tersebut dapat membeli sebagian atau seluruh aktiva perusahaan lain. Jika pembelian tersebut hanya sebagian dari aktiva maka
hal ini dinamakan akuisisi parsial. Akuisisi aktiva dilakukan apabila pihak pengakuisisi tidak ingin terbebani oleh hutang perusahaan.
Menurut Pasal 103 ayat2 Undang Undang tentang Perseroan Terbatas, maka pengambilalihan dapat dilakukan melalui pengambilalihan seluruh atau sebagian
besar saham yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut Munir Fuady 2004:90.
Menurut Munir Fuady 2004:90 untuk dapat dikatakan transaksi akuisisi akuisisi saham, maka saham yang dibeli tersebut haruslah paling sedikit 51
lima puluh satu persen. Sebab jika kurang dari persentase tersebut, perusahaan tidak bisa mengontrol perusahaan target.
Dalam hal pembayaran dari dua jenis akuisisi di atas dapat dilakukan dengan cara :
1. Kas.
Perusahaan yang akan membeli melakukan pembayaran pada saat transaksi dengan kas perusahaan yang dimiliki.
2. Saham perusahaan pengakuisisi atau perusahaan lain.
Pembayaran dengan cara memberikan jumlah saham perusahaan atau saham perusahaan lain yang sebelumnya dikuasai oleh perusahaan
pembeli atau pengakuisisi. 3.
LBO Leverage Buy Out. Perusahaan melakukan pembayaran dengan cara meminjam sejumlah
dana dari kreditor untuk melakukan transaksi akuisisi. Proses akuisisi merupakan faktor penting dalam terlaksananya akuisisi. Untuk
itu manajemen perusahaan terlebih dahulu berusaha memahami secara lebih jelas mengenai prospek dan sasaran yang ingin dicapai. Pihak-pihak yang ikut terlibat
dalam persiapan untuk melakukan akuisisi antara lain Abdul Moin,2004:126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Konsultan keuangan, diperlukan untuk memberikan pertimbangan dari
aspek finansial. 2.
Perusahaan jasa penilai Apraisal , diperlukan untuk menentukan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan target..
3. Pihak akuntan publik, diperlukan untuk mengaudit laporan keuangan
perusahaan target. 4.
Konsultan hukum, diperlukan terkait dengan keabsahan dokumen yang dimiliki perusahaan target, dokumen yang terkait dengan surat perjanjian
dan status hukum perusahaan target. 5.
Perusahaan sekuritas, diperlukan untuk memberikan informasi tentang harga pasar perusahaan target.
Sebelum perusahaan
melakukan akuisisi,
penting bagi
perusahaan pengakuisisi untuk menggali semua informasi tentang perusahaan target. Kegiatan
yang menyangkut penggalian informasi yang dilakukan oleh perusahaan pengakuisisi dikenal dengan istilah due diligence atau disebut juga dengan uji
tuntas. Menurut Michael A. Hitt 2002:22 tujuan dari due diligence adalah terukurnya kelangsungan hidup pasca dari transaksi merger dan akuisisi. Ada 4
proses due diligence yaitu: 1.
Menganalisa sumber-sumber finansial perusahaan. Analisa mencakup persentase pendapatan dan laba dari bisnis baru.
2. Menganalisa konsumen secara cermat dan menyeluruh dan informasi
yang terkait dengan pemasaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Analisa ini mencoba mengevaluasi dan dirinci menyeluruh tentang indeks kepuasan konsumen dan pembagian pasar dengan konsumen.
3. Menganalisa proses-proses utama.
Analisa ini mencakup pengukuran waktu siklus dan peningkatan setelah jangka waktu
tertentu, pencapaian tujuan-tujuan kualitas,
pengukuran keefektifan sistem informasi manajemen, dan pengeluaran administratif.
4. Menganalisa sumber-sumber daya manusia di dalam perusahaan.
Analisa ini lebih bersifat kualitatif. Tercakup didalamnya adalah evaluasi kapabilitas manajemen, investasi untuk sumber daya manusia
misalnya jumlah
pelatihan per-karyawan
dan indeks-indeks
kepemimpinan, motivasi dan pemberdayaan karyawan. Dalam melakukan akuisisi perusahaan perlu melakukan persiapan. Menurut
Marcel Go 1992:15 tahap dalam persiapan akuisisi: 1.
Penentuan sasaran akuisisi. 2.
Identifikasi calon badan usaha yang dianggap potensial untuk diakuisisi melalui prosedur pelacakan.
3. Membatasi jumlah calon badan usaha yang akan diambil-alih.
4. Menghubungi pihak manajemen badan usaha bersangkutan untuk
mewujudkan keinginan memberikan penawaran dan kemungkinan memperoleh informasi tambahan.
5. Berdasarkan tahap permulaan tersebut, dibuat suatu evaluasi yang realistis
mengenai kelayakan akuisisi tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Mendapatkan laporan keuangan untuk periode 5 tahun terakhir dan
informasi lain yang relevan. 7.
Menetapkan suatu harga tawaran dengan berbagai syarat serta bentuk pembayaran.
8. Mengungkapkan sumber-sumber keuangan.
9. Menyiapkan penandatanganan kontrak atas persetujuan akuisisi.
10. Realisasi pengalihan saham dan realisasi pembayaran.
A.4 Motif Akuisisi.
Dalam proses akuisisi diharapkan akan menciptakan “nilai tambah”. Nilai tambah merupakan indikasi ada tidaknya pertumbuhan dari peristiwa akuisisi.
Ada banyak hal yang melatarbelakangi sebuah perusahaan untuk melakukan akuisisi. Menurut Abdul Moin 2004:48 pada prinsipnya terdapat dua motif yang
mendorong sebuah perusahaan melakukan akuisisi yaitu: 1.
Motif ekonomi. Motif ekonomi berkaitan dengan tujuan perusahaan yaitu untuk
meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang saham.
2. Motif non-ekonomi.
Motif non-ekonomi adalah motif yang bukan didasarkan pada tujuan perusahaan tersebut melainkan berdasarkan pada keinginan subjektif atau
ambisi pribadi pemilik atau manajemen perusahaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Bengtsson Munir Fuady, 2004:18 pada prinsipnya ada beberapa alasan yang melatarbelakangi akuisisi diantaranya:
1. Akuisisi untuk mengeksploitasi sinergi.
Pada latar belakang telah disampaikan pengertian sinergi. Sinergi berasal dari kata synergos bahasa Latin yang artinya bekerja bersama.
Menurut Abdul Moin 2004:55 sinergi dikaitkan dengan reaksi dari percampuran dua atau lebih unsur. Ada lima jenis sinergi diantaranya:
a. Sinergi operasi.
Sinergi biaya dapat terjadi jika perusahaan yang merupakan hasil kombinasi mampu mencapai efisiensi biaya.
b. Sinergi finansial. Sinergi finansial terjadi ketika perusahaan hasil akuisisi memiliki
struktur modal yang kuat dan mampu mengakses sumber-sumber dana dari luar secara lebih mudah dan murah sedemikian rupa
sehingga biaya modal perusahaan semakin menurun. c.
Sinergi manajerial. Sinergi manajerial dihasilkan ketika terjadi transfer kapabilitas
manajerial dan skill dari perusahaan ke perusahaan lain atau ketika secara bersama-sama mampu memanfaatkan kapasitas know-how
yang mereka miliki. d. Sinergi teknologi.
Sinergi teknologi bisa dicapai dengan memadukan teknologi sehingga mereka saling memperoleh manfaat.
e. Sinergi pemasaran
Perusahaan yang memperoleh manfaat dari semakin luas dan terbukanya pemasaran produk, bertambahnya lini produk yang
dipasarkan dan semakin banyaknya konsumen yang dapat dijangkau. 2.
Akuisisi untuk meningkatkan bagian pasar Akuisisi dapat memperluas pasar dari produk yang dihasilkan, karena
masing-masing perusahaan yang digabungkan dengan akuisisi tersebut mempunyai pasarnya sendiri-sendiri.
3. Akuisisi untuk melindungi pasar.
Akuisisi dapat melindungi pasar jika dengan akuisisi tersebut dapat menyisihkan para pesaing bisnis jika perusahaan yang diakuisisi adalah
perusahaan pesaing bisnis sendiri. 4.
Akuisisi untuk mengakuisisi produk. Akuisisi atas perusahaan lain tentunya diharapkan akan memperoleh
produk yang
tentu saja
jika perusahaan
yang diakuisisi
akan mengembangkan produk yang ada.
5. Akuisisi untuk mempertahankan bisnis inti.
Untuk memperkuat
bisnis inti,
adakalanya perusahaan
perlu melakukan akusisi perusahaan lain. Tentunya yang diakuisisi tersebut
adalah perusahaan yang bergerak di bisnis inti. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Akuisisi untuk mendapatkan dasar berpijak di luar negeri.
Untuk sebuah perusahaan yang berambisi untuk cepat berkembang menjadi besar, seringkali diperlukan pengembangan usaha keluar negeri
dengan cara akuisisi. 7.
Akuisisi untuk meningkatkan Critical Mase Competitive. Suatu
perusahaan dituntut
menjadi besar
untuk menjalankan
bisnisnya. Misalnya, jika perusahaan tersebut ingin mengikuti tender proyek besar. Agar dapat mencapai ukuran yang besar secara cepat,
akuisisi perusahaan adalah jalan baik, termasuk akuisisi perusahaan di luar negeri.
B. Kinerja Perusahaan B.1 Pengertian Kinerja Perusahaan.