Prosedur perkolasi yaitu sebagai berikut. Basahi 10 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok dengan 2,5 bagian sampai 5 bagian cairan
penyari, masukan ke dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya selama 3 jam. Pindahkan massa sedikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil tiap kali ditekan
hati-hati, tuangi dengan cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan diatas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari, tutup perkolator,
biarkan selama 24 jam. Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 ml per menit, tambahkan berulang-ulang cairan penyari secukupnya sehingga selalu terdapat
selapis cairan penyari di atas simplisia, hingga diperoleh 80 bagian perkolat. Peras massa, campurkan cairan perasan ke dalam perkolat, tambahkan cairan penyari
secukupnya hingga diperoleh 100 bagian. Pindahkan ke dalam bejana, tutup, biarkan selama 2 hari di tempat yang sejuk, terlindung cahaya. Enap tuangkan
atau saring. Perkolat disuling atau diuapkan hingga tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50
° hingga konsistensi yang dikehendaki Anonim, 1979.
C. Stres
1. Definisi stres
Secara umum, stres didefinisikan menjadi tiga : a. Sebagai stimulus. Stimulus ini berupa beberapa kejadian tertentu
yang menimbulkan perasaan tertekan atau sedih. b. Sebagai respon. Stres juga didefinisikan sebagai reaksi seseorang
dalam situasi yang penuh dengan tekanan. Hans Selye cit.,Bishop, 2004 menjelaskan jika suatu organisme merasa terancam, maka ia akan menunjukan
suatu pola respon fisiologis, termasuk pelepasan beberapa hormon dan perubahan denyut jantung, tekanan darah, pernafasan, dan aktivitas gastrointestinal.
c. Sebagai timbal-balik. Stres didefinisikan suatu timbal-balik antara seseorang dengan lingkungannya yang mencakup penilaiannya terhadap situasi
dan kemampuannya mengatasi masalah, disertai dengan respon psikologis dan fisiologis terhadap masalah itu.
Bishop, 1994 Stres juga dapat diartikan sebagai penjumlahan reaksi biologis terhadap
rangsangan yang merugikan, fisik, mental, atau emosional, internal atau eksternal, yang cenderung mengganggu homeostatis organisme Anonim, 1995a.
Suatu penelitian yang dilakukan oleh Selye memperkenalkan General Adaptation Syndrom GAS yaitu merupakan suatu respon umum tubuh terhadap
suatu ancaman yang terdiri dari tahap alarm, resistance, dan exhaution. Tahap alarm terjadi dimana suatu organisme merespon untuk melawan ancaman. Pada
saat ini saraf simpatik teraktivasi dan aktivitas adrenal meningkat. Pada tahap resistance, organisme masih melanjutkan perlawanannya terhadap ancaman dan
organ tubuh menjadi lebih beradaptasi dengan ancaman tersebut. Pada tahap terakhir, organ tubuh kehilangan fungsi normalnya dan organisme jadi lebih
rentan terhadap penyakit. Bishop, 2004
2. Mekanisme fisiologis stres
Stres memiliki banyak dampak pada sistem tubuh, terutama pada sistem saraf, sistem endokrin, dan sistem imun. Mekanisme fisiologis umum stres yaitu :
a. Sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Sistem saraf simpatik ini
diaktivasi saat seseorang merasa terancam dan bersiap untuk melakukan perlawanantindakan. Aktivasi ini akan meningkatkan irama jantung, dilatasi
pupil, sekresi epineprin dan norepineprin, serta menghambat pencernaan. b. Sistem endokrin. Stimulasi terhadap sistem saraf simpatik memacu
adrenal medula untuk melepaskan katekolamin, epineprin, dan norepineprin dalam jumlah yang banyak ke dalam pembuluh darah. Kehadiran hormon-hormon
ini ke dalam pembuluh darah akan menyebabkan peningkatan aktivitas kardiovaskular, pernafasan, kekuatan otot, dan aktivitas mental. Aktivitas sinergis
Sympathoadreno-medullary Sistem Hypothalamic-pituitary- SAM sytem adrenocortical HPAC
system
Gambar 4. Stres dan sistem endokrin Bishop, 2004
Stres
Sistem Saraf Simpatik Hipotalamus
Kelenjar Pituitari
Adrenal Medula menyekresikan epineprin dan nor-epineprin
• Meningkatkan aktivitas kardiovaskular
• Meningkatkan respirasi • Meningkatkan perspirasi
• Memasukkan darah ke otot • Menstimulasi aktivitas mental
• Meningkatkan metabolisme Adrenal koteks menyekresikan
kortikostreroid • Meningkatkan pelepasan
energi • Menekan respon inflamasi
• Menekan respon imun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI