Pemilihan pelarut Perkolasi Penyarian

antara sistem saraf simpatik dan adrenal medula ini disebut sympathoadreno- medullary SAM system. Respon sistem endokrin terhadap stres dapat pula melalui hypothalamus-pituitary-adrenocortical HPAC system. Sistem ini diaktivasi oleh stimulus dari susunan saraf pusat SSP ke hipotalamus, sehingga corticoprin-releasing factor CRF disekresikan. CRF ini menstimulasi kelenjar pituitari memproduksi adrenocorticotrophic hormone ACH yang kemudian akan mengaktivasi korteks kelenjar adrenal untuk memproduksi kortikostreroid. Hormon ini menyebabkan peningkatan pelepasan energi, penekanan respon inflamasi, dan penekanan respon imun. c. Sistem imun. Stres memiliki efek umum dalam memekan fungsi imun. Pada kasus stres yang parah terjadi pengecilan ukuran kelenjar timus, tempat diproduksinya sel T. Stres juga dapat menghambat sekresi antibodi. Bishop, 1994 Dari keterangan diatas maka dapat diketahui juga bahwa stres dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti tukak lambung, gangguan kardiovaskular, hingga neoplasia seperti yang disebutkan oleh Corsini 1987. Obat yang digunakan untuk pengobatan ansietas atau stres ialah sedatif, atau obat-obat yang secara umum memiliki sifat yang sama dengan sedatif Wiria dan Handoko, 1995.

D. Obat Depresan Susunan Saraf Pusat

Hipnotik sedatif merupakan golongan obat depresan susunan saraf pusat SSP yang relatif tidak selektif, mulai dari yang ringan yaitu menyebabkan tenang atau kantuk, menidurkan, hingga yang berat kecuali benzodiazepin yaitu hilangnya kesadaran, keadaan anestesi, koma, dan mati, bergantung kepada dosis. Pada dosis terapi obat sedatif menekan aktifitas, menurunkan respons, terhadap perangsangan emosi dan menenangkan Mycek et al., 1997. Hipnotik adalah obat-obat yang digunakan untuk menimbulkan efek mengantuk dan tidur, sedangkan sedatif digunakan untuk menenangkan kecemasan dan kegelisahan pasien, dapat menidurkan tanpa secara langsung menyebabkannya. Tidak ada batas yang jelas antara kedua-duanya, dosis hipnotik yang kecil sering digunakan sebagai sedatif. Namun sebaliknya dosis sedatif yang besar selain dapat menimbulkan rasa kantuk dan tidur, dapat juga menimbulkan efek yang tidak diinginkan seperti waktu tidur yang terlalu panjang Bowman Rand, 1980. Pada manusia tujuan menggunakan hipnotik adalah untuk tidur normal dimana pasien dapat bangun tanpa mengakibatkan hang over. Pada hewan percobaan istilah hipnotik digunakan untuk suatu tingkat tekanan sentral obat yang menginduksi ketidaksadaran berkaitan dengan hilangnya kekuatan otot dan reflek balik badan. Banyak dari tes farmakologi didasari pada potensiasi induksi waktu tidur oleh barbiturat atau agen sedatif lainnya Vogel, 1999. Obat depresan dapat memperpendek waktu induksi tidur dan memperpanjang waktu lama tidur dibandingkan dengan kelompok kontrol yang hanya diberi vehikulum. Potensiasi narkose disebut juga kemampuan obat untuk memperpendek waktu induksi dan memperpanjang lama waktu tidur Anonim, 1991.