hitam bersifat menyerap panas. Akhir dari proses pengeringan kondisi daun yang telah benar-benar kering. Ditandai dengan mudahnya daun dipatahkan dengan
tangan. Daun krokot kemudian diblender sehingga menghasilkan serbuk
berwarna hijau lumut dengan bau yang khas. Penyerbukan ini bertujuan untuk memperluas area kontak simplisia dengan cairan penyari, sehingga ekstraksi
berjalan lebih efektif dan zat aktif yang tersari lebih banyak.
C. Penyarian Serbuk Daun Krokot
Metode penyarian yang digunakan adalah perkolasi. Perkolasi dipilih karena hasil yang diperoleh dengan metode ini lebih sempurna daripada
menggunakan metode maserasi, karena dalam maserasi dapat terjadi penjenuhan pelarut sehingga ektraksi tidak berjalan sepenuhnya.
Dalam proses perkolasi mengalirnya pelarut melalui kolom dari atas ke
bawah ditarik oleh gaya berat seberat cairan dalam kolom perkolator. Pengisian
serbuk dalam perkolator harus merata agar aliran cairan penyari juga merata sehingga ekstraksi akan berjalan efektif.
Ketiga senyawa aktif yaitu asam kafeat, asam nikotinat, dan triptofan memiliki sifat kelarutan yang berbeda satu sama lain. Asam kafeat dan triptofan
memiliki sifat larut dalam etanol. Triptofan sendiri telah banyak dikenal sebagai penenang. Maka dipilih etanol 70 sebagai cairan penyari yang digunakan.
Etanol juga bersifat bakteriostatik yang dapat menghambat pertumbuhan dari mikroorganisme. Selain itu etanol juga netral, panas yang digunakan untuk
pemekatan lebih sedikit., serta dapat menghambat aktivitas enzim sehingga tidak terjadi reaksi hidrolisis.
Serbuk daun krokot kemudian direndam sampai pelarut etanol membasahi semua bagian serbuk. Perendaman ini dilakukan selama 24 jam
Anonim, 1979. Hal ini bertujuan memberikan kesempatan bagi zat aktif dari daun krokot dapat berdifusi ke luar serbuk dan larut pada pelarut etanol. Setelah
perendaman, keran dibuka dan diatur agar kecepatan aliran perkolat 1 ml 20-30 tetes per menit dan perkolat ditampung. Kecepatan aliran perkolasi harus
diperhatikan, tidak boleh terlalu cepat dan tidak boleh terlalu lambat. Jika terlalu cepat, pertemuan antara serbuk dan pelarut juga terlalu cepat untuk
memungkinkan ekstraksi terjadi. Namun jika terlalu lambat, waktu ekstraksi akan menjadi tidak efisien. Perkolat yang dihasilkan merupakan cairan berwarna coklat.
Ekstraksi terus dilakukan sampai senyawa-senyawa yang terlarut dalam etanol sudah terekstraksi semua. Hal ini ditandakan oleh tetesan terakhir hasil
ekstrak tidak berwarna lagi. Diharapkan asam kafeat dan triptofan dapat terekstraksi semua. Tidak menutup kemungkinan asam nikotinat dapat terekstraksi
pula namun hanya dalam jumlah yang sedikit. Hal ini dikarenakan sifatnya yang sukar larut dalam etanol dingin.
Hasil ekstraksi yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan cara diuapkan menggunakan vakum rotaevaporator. Pemekatan ini dilakukan dengan
suhu dan tekanan yang rendah. Tujuannya adalah untuk menarik pelarut etanol dari perkolat. Hasil pemekatan kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 40
°C sampai didapatkan ekstrak yang kering berwarna coklat.