6. Penetapan dosis natrium tiopental
Dosis terapi natrium tiopental adalah 4-5 mgkgBB Dollery,1999. Setelah dilakukan orientasi dosis natrium tiopental untuk mendapatkan waktu
induksi tidur yang singkat, ditetapkan dosis 5 mgkgBB sebagai dosis yang akan dipakai pada penelitian ini. Kemudian dilakukan konversi dosis antara manusia
dengan berat badan 70 kg ke mencit 20 g yang menurut Laurence Bacharach cit.,Anonim, 2007c yaitu 0,0026, sehingga didapatkan dosis natrium tiopental
yaitu 5 mg x 70 kg x 0,0026 = 0,91 mg20 g mencit, yaitu 45,5 mgkgBB mencit.
7. Penetapan dosis diazepam
Dosis terapi diazepam adalah 2-10 mg Dollery, 1999. Dosis diazepam sebagai kontrol positif dibagi menjadi 4, yaitu dengan rumus:
1 −
=
n
dah dosisteren
nggi dosisterti
I
1 4
2 10
−
=
3
5 =
7099 ,
1 =
I
Setelah itu dilakukan konversi dosis antara manusia dengan berat badan 70 kg ke mencit 20 g, sehingga pembagian dosis kontrol positif, yaitu:
Dosis I : 2,00 mg x 0,0026 x 100020 = 0, 260 mgkgBB mencit
Dosis II : 2,00 mg x 1,7099 x 0,0026 x 100020 = 0,445 mgkgBB mencit
Dosis III : 3,42 mg x 1,7099 x 0,0026 x 100020 = 0,760 mgkgBB mencit
Dosis IV : 5,85 mg x 1,7099 x 0,0026 x 100020 = 1,300 mgkgBB mencit
8. Penetapan dosis ekstrak etanol daun krokot
Karena ekstrak etanol daun krokot tidak larut dalam air, maka ekstrak dilarutkan dalam CMC 1 agar didapatkan suspensi ekstrak etanol daun krokot
dalam CMC 1. Penetapan dosis ekstrak etanol daun krokot dilakukan dengan orientasi terlebih dahulu. Dicari dosis terendah ekstrak etanol daun krokot yang
mampu memberikan perpanjangan waktu tidur mencit dibandingkan waktu tidur mencit pada kontrol negatif. Kemudian dosis dinaikan sedikit demi sedikit untuk
mencari dosis tertingginya, yaitu dosis yang masih memberikan efek tanpa menyebabkan kematian dari 1 atau lebih subjek uji.
Ekstrak etanol daun krokot diberikan dalam 4 dosis. Dosis terendah dan tertinggi yang didapatkan adalah 1000 mgkgBB dan 3500 mgkgBB mencit.
Sama seperti cara pembagian dosis pada diazepam, pembagian dosis perlakuan ekstrak etanol daun krokot yaitu:
1 −
=
n
dah dosisteren
nggi dosisterti
I
3 1
4
5 ,
3 1000
3500 =
=
−
51829 ,
1 =
I
Dosis I : 1000,00 mgkgBB
Dosis II : 1000,00 mgkgBB x 1,51829 = 1518,29 mgkgBB
Dosis III : 1518,29 mgkgBB x 1,51829 = 2305,21 mgkgBB
Dosis IV : 2305,21 mgkgBB x 1,51829 = 3500,00 mgkgBB
9. Perlakuan subyek uji
Subyek uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit jantan galur Swiss, umur 2-3 bulan dengan berat badan 20-30 gram. Subyek uji yang
digunakan sebanyak 54 ekor dibagi dalam 9 kelompok. Sebelum digunakan mencit dipuasakan selama satu hari dengan diberi air minum.
Sebelum diberi obat, semua mencit ditimbang. Pada waktu pemberian obat atau pada waktu t = 0 , sediaan uji diberikan per oral kepada mencit
kelompok uji. Pembagian kelompok perlakuan hewan uji, yaitu : Kelompok I
: diberi aquadest sebagai kontrol negatif dengan dosis 16,667 mgkg BB mencit secara oral
Kelompok II : diberi larutan diazepam sebagai kontrol positif dengan dosis 0,260 mgkg BB mencit secara oral
Kelompok III : diberi larutan diazepam sebagai kontrol positif dengan dosis 0,445 mgkg BB mencit secara oral
Kelompok IV : diberi larutan diazepam sebagai kontrol positif dengan dosis 0,760 mgkg BB mencit secara oral
Kelompok V : diberi larutan diazepam sebagai kontrol positif dengan dosis 1,300 mgkg BB mencit secara oral
Kelompok VI : diberi ekstrak etanol daun krokot dengan dosis perlakuan 1000,000 mgkg BB mencit secara oral
Kelompok VII : diberi ekstrak etanol daun krokot dengan dosis perlakuan 1518,290 mgkg BB mencit secara oral