3. aspek afektif
Aspek afektif mencakup perasaan feelings seorang istri dalam menjalankan perannya sesuai dengan posisi yang diduduki saat mengambil keputusan mengenai
pendidikan anak dan ekonomi keluarga. 4.
aspek konasi Aspek konasi merupakan perilaku nyata overt yang ditunjukkan untuk
menunjukkan perannya dalam pengambilan keputusan pendidikan anak dan ekonomi keluarga misalnya, penyampaian ide dan pendapat, menentukan
prioritas kebutuhan, dan adu argumentasi.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAN DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENDIDIKAN ANAK DAN EKONOMI KELUARGA
Sarbin dalam Krech dkk, 1962 mengatakan bahwa peran merupakan sebuah perilaku yang secara luas mencakup faktor situasional dan faktor psikologis. Faktor
situasional terkait dengan paham budaya, sedangkan faktor psikologis berhubungan dengan keadaan diri si pelaku peran. Mengenai hal tersebut, Krech dkk 1962
menjelaskan bahwa perilaku peran merupakan hasil interaksi antara faktor situasi dan kognisi, keinginan, sikap, dan sifat seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain.
Jika disimpulkan, maka faktor-faktor yang mempengaruhi peran adalah sebagai berikut:
1
Posisi
Krech dkk 1962 mengatakan bahwa bagaimana seseorang menjalankan atau memainkan peran didasarkan pada posisinya dalam sebuah kelompok
2 Karakteristik individual Karakteristik individual ini dipengaruhi oleh budaya dan lingkungan setempat
dimana seseorang berada. Batasan karakterisitik individual pada peran istri tidak bekerja, antara lain:
a. pendidikan Scanzoni 1980 mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, maka ia akan semakin cenderung memegang paham modern atau kesetaraan keseimbangan egaliter. Artinya, saat seseorang
memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi, maka ia cenderung lebih mau berperan atau mau ikut bekerja sama dalam setiap hal yang
membutuhkan pertimbangan b. usia
Ketika seseorang berperan sebagai orangtua saat usianya sudah lebih matang dan dewasa, maka ia akan lebih bertanggung jawab dan lebih
perhatian terhadap masalah keluarga Hurlock, 1980. Diasumsikan bahwa seseorang yang usianya lebih matang, maka kewajibannya terhadap
keluarga lebih diutamakan dibandingkan saat ia berkeluarga dalam usia yang relatif muda atau belum dewasa. .
c. usia perkawinan Hurlock 1980 mengungkapkan bahwa dalam berhubungan antara pria
dan wanita atau suami dan istri, semakin banyak pengalaman maka semakin besar pengertian dan kemauan untuk bekerja sama dan
menyesuaikan diri satu dengan yan lain. Kondisi tersebut bisa terwujud jika bahtera perkawinan dilakoni dalam jangka waktu yang cukup lama.
Semakin lama usia perkawinan diharapkan semakin baik pula proses kerjasama antara suami dan istri.
D. PERAN ISTRI YANG TIDAK BEKERJA DALAM PENGAMBILAN