PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENDIDIKAN ANAK DAN EKONOMI KELUARGA

ditunjukkan tersebut berupa perilaku nyata yang dilakukan oleh si pelaku peran dalam kehidupan sehari-hari. Kesimpulannya ada empat aspek yang membentuk sebuah peran, antara lain aspek kognitif, motivasi, afektif, dan konasi. Dalam penelitian ini, penekanannya yakni pada bagaimana seorang istri yang tidak bekerja mengerti tentang posisinya dan kemudian menghayati perannya dalam wujud kognitif, motivasi, afektif, dan konasi. Dari keseluruhan paparan diatas yang berhubungan dengan peran, maka dapat disimpulkan bahwa peran merupakan perwujudan dari posisi yang diemban seseorang yang merupakan harapan berupa motivasi, kognitif berupa keyakinan beliefs dan nilai values, perasaan, serta perilaku nyata yang dianggap sesuai oleh masyarakat.

2. PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Medin 1996 mengatakan, terdapat aspek penting dalam mengambil keputusan, yakni adanya resiko yang harus ditanggung. Untuk membuat keputusan yang baik, seseorang harus melihat atau menilai resiko-resiko yang akan muncul, sehingga Medin merumuskan mengambil keputusan sebagai sebuah proses menghasilkan, mengevaluasi, dan memilih dari sekumpulan pilihan atau kemungkinan dimana pilihan tersebut memiliki resiko atau mengandung ketidakpastian. Shull dalam Supriyanto dan Santoso, 2005 mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai sebuah proses sadar dalam memilih berbagai kemungkinan demi terwujudnya sebuah keadaan yang diinginkan berdasarkan fakta dan nilai, sedangkan Harris dalam Supriyanto dan Santoso, 2005 menyebut pengambilan keputusan sebagai sebuah proses mengenali dan memilih berbagai alternatif kemungkinan berdasarkan pada nilai dan minat kesukaan dari si pembuat keputusan. Kedua pendapat tersebut diperkuat oleh :Lindsay dan Norman dalam Supriyanto dan Santoso, 2005 yang menambahkan bahwa sebuah keputusan merupakan hasil interaksi antara karakteristik kepribadian, persepsi, dan kemampuan berpikir seseorang. Crozier dan Ranyard dalam Supriyanto dan Santoso, 2005 merumuskan empat situasi dimana seseorang sering mengambil keputusan, antara lain: a. Situasi situasi untuk pindah; pindah rumah, pindah pekerjaan b. Situasi ekonomi; belanja c. Situasi dalam karier; menentukan jurusan atau sekolah d. Situasi yang berkaitan dengan relasi sosial; menikah, undangan pesta Pengambilan keputusan melibatkan proses kognitif, yakni mengenal masalah, identifikasi solusi masalah, menilai, memilih, sampai memutuskan kemungkinan yang paling baik Supriyanto dan Santoso, 2005. Hal ini sejalan dengan pendapat Medin 1996 yang mengatakan bahwa untuk membuat keputusan yang obyektif dan optimal, terlebih dahulu harus mengumpulkan dan mengevaluasi sejumlah informasi yang menyertai setiap pilihan atau kemungkinan, oleh sebab itu proses memilih dan kemudian memutuskan membutuhkan waktu. Untuk mengatasinya, diperlukan strategi yang efektif pilihan atau kemungkinan yang tidak diinginkan dihilangkan dan yang dipilih sejalan dengan tujuan yang hendaj dicapai dan efisien mengurangi kerumitan saat proses pengevaluasian. Medin menambahkan bahwa sangat penting bagi seseorang untuk mengetahui apa yang bernilai atau berharga baginya, karena dengan demikian diharapkan seseorang mampu untuk memperkirakan pilihan yang akan dibuat atau dilakukan. Pendapat Medin sejalan dengan Tversky dalam Solso, 1991 yang menyarankan untuk secara bertahap membuang atau menghilangkan pilihan atau kemungkinan yang kurang menarik less attractive berdasarkan rangkaian evaluasi akan aspek atau sifat dari pilihan tersebut dalam mengambil sebuah keputusan. Ia menyebutnya sebagai elimination by aspects. Jika beberapa kemungkinan atau pilihan tidak mencakup kriteria minimum yang kita inginkan, maka kemungkinan atau pilihan tersebut akan dibuang atau dihilangkan. Menurut Harrison dalam Supriyanto dan Santoso, 2005 tanda-tanda orang yang telah mengambil keputusan, yaitu: a. telah memulai serangkaian perilaku yang mengarah pada hal yang lebih diminati b. secara kognitif telah mantap untuk melakukan tindakan tertentu c. putusan telah diambil setelah mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang lain Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah sebuah proses sadar untuk mengevaluasi dan memilih beberapa kemungkinan atau alternatif demi terwujudnya sebuah keadaan yang diinginkan dengan cara menghilangkan alternatif yang kurang menarik secara bertahap berdasarkan fakta, nilai, dan minat si pembuat keputusan, untuk meminimalisir resiko yang harus dihadapi.

3. PENDIDIKAN ANAK

Dokumen yang terkait

Peran Istri yang Bekerja di Sektor Formal dalam Pengambilan Keputusan di dalam Keluarga

8 114 113

Pengaruh Interaksi Dan Pola Pengambilan Keputusan Keluarga Terhadap Kesejahteraan Subjektif Keluarga Suami-Istri Bekerja

0 4 45

PERBEDAAN FUNGSI KELUARGA DAN KUALITAS HIDUP ISTRI ANTARA ISTRI BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA

0 1 7

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK (Studi Deskriptif Pada Keluarga Yang Suaminya Tidak Bekerja) SKRIPSI

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian - PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK (Studi Deskriptif Pada Keluarga Yang Suaminya Tidak Bekerja) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 21

II.1 Suami yang Tidak Bekerja di Surabaya - PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK (Studi Deskriptif Pada Keluarga Yang Suaminya Tidak Bekerja) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 7

BAB III PROFIL INFORMAN III.1 Profil Informan - PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK (Studi Deskriptif Pada Keluarga Yang Suaminya Tidak Bekerja) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 38

BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK - PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK (Studi Deskriptif Pada Keluarga Yang Suaminya Tidak Bekerja) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 14

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK (Studi Deskriptif Pada Keluarga Yang Suaminya Tidak Bekerja) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 18

PERAN ISTRI YANG TIDAK BEKERJA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENDIDIKAN ANAK DAN EKONOMI KELUARGA

0 0 120