Jenis Penelitian Identifikasi Variabel Penelitian Subjek Penelitian

60 60

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk menyelidiki kaitan antara suatu variabel dengan satu atau lebih variabel lain berdasarkan koefisien korelasi Azwar, 1999. Menurut Kuncoro 2003 penelitian korelasional bertujuan untuk menentukan apakah terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih, serta menunjukan seberapa kuat hubungan antara dua variabel-variabel tersebut. Metode kuantitatif korelasional akan diperoleh signifikasi hubungan antar variabel-variabel yang diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan positif antara persepsi terhadap dukungan sosial dengan penyesuaian diri pada korban erupsi Gunung Merapi yang tinggal di hunian tetap. Artinya, semakin positif persepsi terhadap dukungan sosial maka semakin tinggi kemampuan penyesuaian diri korban erupsi Gunung Merapi yang tinggal di hunian tetap. Sebaliknya, semakin negatif persepsi terhadap dukungan sosial maka semakin rendah kemampuan penyesuaian diri korban erupsi Gunung Merapi yang tinggal di hunian tetap.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel penelitian menurut Best dalam Narbuko, 2007 adalah suatu kondisi yang dimanipulasi, dikontrol, dan diobservasi oleh peneliti dalam 39 61 61 penelitian. Pendapat lain mengatakan variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian Narbuko, 2007. Dalam penelitian ini, variabel penelitian yang akan diteliti ada dua macam, yaitu: 1. Variabel bebas independen : persepsi terhadap dukungan sosial 2. Variabel tergantung dependen : penyesuaian diri

C. Definisi Operasional

Definisi operasional dari penelitian-penelitian ini adalah:

1. Persepsi Terhadap Dukungan Sosial

Persepsi terhadap dukungan sosial adalah skor kemampuan individu dalam menyadari kuantitas dan kualitas bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh orang lain, dan diukur menggunakan skala persepsi terhadap dukungan sosial. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, maka persepsi subjek terhadap dukungan sosial semakin positif. Aspek persepsi terhadap dukungan sosial yang akan diukur mengacu pada dukungan sosial menurut House dalam Smet, 1994 yaitu: a. Dukungan Emosional b. Dukungan Instrumental c. Dukungan Penghargaan d. Dukungan Informasi 40 62 62

2. Penyesuian Diri

Penyesuaian diri adalah suatu usaha yang dilakukan oleh individu untuk memahami dan mengubah diri sendiri sesuai dengan keadaan lingkungan, serta mengubah lingkungan agar sesuai dengan keinginan dirinya untuk mencapai kepuasan dan kebahagiaan, dan diukur dengan menggunakan skala penyesuaian diri. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi pula penyesuaian diri yang dimiliki subjek. Berdasarkan empat karakteristik yang dikemukakan Vembriato 1993 maka penyesuaian diri yang baik ditandai oleh komponen: a. Kepuasan Psikis b. Efisiensi Kerja c. Gejala Fisik d. Penerimaan Sosial

D. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan subjek sampling menggunakan metode purposive sampling. Dalam teknik ini pemilihan subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya Hadi, 2004. Kriteria populasi dalam penelitian ini adalah: 1. Berada dalam rentang usia dewasa awal sampai dewasa akhir yang tinggal di hunian tetap, yaitu pada usia 20 - 60 tahun. 41 63 63 2. Memiliki tingkat pendidikan minimal Sekolah Menengah Pertama SMP, yang dimaksudkan agar para subjek penelitian dapat memahami pernyataan-pernyataan pada skala dengan baik. 3. Sudah berkeluarga dan menjadi tulang punggung keluarga. Subjek penelitian memiliki tanggung jawab yang lebih besar daripada kelompok usianya. 4. Subjek penelitian adalah warga korban erupsi merapi yang menempati hunian tetap di Dusun Pagerjurang. Pada penelitian ini, peneliti membuat beberapa kriteria dalam menentukan subjek penelitian dengan alasan bahwa subjek yang menjadi tulang punggung keluarga akan menanggung beban tanggung jawab yang lebih besar. Perubahan kondisi dan keadaan setelah subjek tinggal di shelter kemungkinan akan menambah beban yang harus ditanggung. Hal ini dikarenakan, subjek harus menyesuaikan diri di lingkungan yang baru sedangkan subjek harus mencari penghasilan untuk menghidupi keluarganya. Tekanan yang diterima subjek sebagai kepala keluarga ini lebih besar jika dibandingkan dengan anggota keluarga yang lain. Peneliti memberikan kriteria usia dengan tujuan untuk memberikan batasan dalam menentukan subjek penelitian. Seubjek dengan rentang usia 20- 60 tahun sudah dapat memahami dukungan sosial yang diterima dari masyarakat lain atau pemerintah. Peneliti memilih subjek dari usia tersebut karena menurut Santrock 2002 masa dewasa awal seseorang dimulai dari usia 20 tahun. Masa dewasa awal adalah masa kematangan fisik dan 42 64 64 psikologis. Dengan kematangan psikologis yang dimiliki, subjek sudah dapat menentukan apakah dukungan sosial yang diterima bermanfaat atau tidak bagi diri subjek dan keluarganya. Peneliti menentukan subjek hingga dewasa akhir karena peneliti ingin mengetahui perbedaan persepsi terhadap dukungan sosial berdasarkan usia subjek. Warga dusun Pagerjurang dipilih oleh peneliti sebagai subjek penelitian karena hunian tetap yang ada di dusun Pagerjurang terbagi lagi menjadi tiga bagian yaitu warga dari dusun kepuh, warga dusun manggong dan warga dusun pagerjurang sendiri. Hal ini membuat warga yang tinggal di hunian tetap dusun Pagerjurang harus menyesuaiakan diri dengan lingkungan dan tetangga yang dulu tidak mereka kenal. Peneliti memilih hunian tetap di dusun Pagerjurang karena jumlah warga yang menempati hunian tersebut paling banyak dibandingkan dengan hunian tetap yang lain. Azwar 2003, mengungkapkan bahwa sebaiknya sampel penelitian diambil sepuluh persen dari populasi sebagai aturan kasar, tetapi apabila populasi terlalu besar maka prosentase dapat dikurangi dengan pertimbangan sumber daya. Dalam penelitian korelasional digunakan jumlah subjek minimal 30 orang Singarimbun dan Effendi, 1995. Dengan demikian, jumlah subjek penelitian dalam penelitian ini minimal 30 orang. Dengan beberapa pertimbangan di atas, peneliti menetapkan seluruh warga korban erupsi merapi yang tinggal di hunian tetap dusun Pagerjurang dengan jumlah 301 Kepala Keluarga sebagai subjek penelitian. 43 65 65

E. Metode dan Alat Pengumpul Data

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA WANITA KORBAN PERCERAIAN SIRRI.

0 0 8

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETERBUKAAN DIRI PADA PEREMPUAN KORBAN Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Kepercayaan Diri dengan Keterbukaan pada Perempuan Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BARU DI FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri Pada Mahasiswa Baru di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BARU DI FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri Pada Mahasiswa Baru di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SANTRI DI PONDOK Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Pada Santri Di Pondok Pesantren Modern Islam Assalam Surakarta.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG TINGGAL DI TEMPATKOS

0 0 18

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA

0 0 20

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA - Unika Repository

0 0 55

HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DAN PERSEPSI MENGENAI DUKUNGAN SOSIAL PADA ANAK PANTI ASUHAN

0 1 97

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA KORBAN ERUPSI GUNUNG MERAPI YANG TINGGAL DI HUNIAN TETAP

0 0 169