Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

91 91

F. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap dukungan sosial dengan penyesuaian diri pada korban erupsi gunung Merapi yang tinggal di hunian tetap. Dari hasil uji hipotesis diperoleh koefisien korelasi signifikan sebesar 0,980 sehingga hipotesis penelitian diterima. Jadi, ada hubungan positif antara persepsi terhadap dukungan sosial dengan penyesuaian diri. Semakin positif persepsi terhadap dukungan sosial yang dimiliki individu, semakin tinggi penyesuaian diri yang dimiliki. Koefisien determinasi yang diperoleh dari kuadrat koefisien korelasi sebesar 0,9604. Nilai tersebut menunjukan bahwa sumbangan efektif variabel persepsi dukungan sosial terhadap penyesuaian diri sebesar 96. Sedang 4 sisanya berasal dari variabel-variabel lainnya. Berdasarkan hasil penelitian, sumber dukungan sosial yang diterima oleh korban erupsi gunung Merapi berasal dari keluarga, teman, dan komunitas sosial. Sumber dukungan sosial diperoleh jika para korban berinteraksi secara sosial dan menjalin hubungan interpersonal yang dekat akrab. Seseorang yang mampu berinteraksi dengan orang lain akan mendapatkan dukungan sosial. Hasil perhitungan perbedaan lamanya subjek tinggal di hunian tetap dengan persepsi terhadap dukungan sosial, diperoleh nilai p sebesar 0,012, sehingga p 0,05. Hal tersebut berarti ada perbedaan persepsi dukungan sosial pada subjek yang sudah lama tinggal dihunian tetap dengan subjek yang baru sebentar tinggal di hunian tetap. 70 92 92 Dukungan sosial yang dipersepsikan positif oleh para korban erupsi Merapi dapat meningkatkan motivasi untuk memiliki kehidupan yang lebih baik setelah terjadinya erupsi. Kehadiran sumber-sumber dukungan sosial yang sesuai merupakan faktor utama yang menentukan penyesuaian diri individu dalam menghadapi peristiwa-peristiwa yang menekan, sebaliknya ketidakhadiran sumber dukungan sosial dapat menimbulkan perasaan kesepian dan kehilangan yang akan menghambat proses penyesuaian diri individu Caplan dalam Cohen Syme, 1985. Dari hasil uji data tambahan tidak ada perbedaan persepsi dukungan sosial berdasarkan jumlah anggota keluarga yang dimiliki subjek. Hal ini dibuktikan dengan uji t yang dilakukan peneliti untuk kategori jumlah keluarga pada persepsi terhadap dukungan sosial. Hasil penelitian menunjukan standar deviasi yaitu 0,943 untuk subjek yang memiliki jumlah keluarga 2-4 orang dan subjek yang memiliki jumlah keluarga 5 orang. Sarason dalam Kuntjoro, 2002 menyatakan secara kualitas individu akan mempersepsikan apakah kebutuhannya terpenuhi dengan adanya dukungan sosial yang diterima. Selain itu, Feldman 1989 menyatakan bahwa individu yang merasa cukup mendapat dukungan sosial dan memiliki keterampilan memecahkan masalah yang baik akan memiliki penyesuaian diri yang baik pula. Dukungan sosial yang dipersepsikan baik oleh korban erupsi Merapi dapat bermanfaat untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Penelitian Ismunarwanto 2007 menyatakan bahwa seorang karyawan yang memiliki persepsi positif 71 93 93 terhadap dukungan sosial yang diterimanya akan memiliki motivasi berprestasi yang tinggi. Sebaliknya, seorang karyawan yang memiliki persepsi negatif terhadap dukungan sosial yang diterimanya maka motivasi berprestasinya rendah. Hal tersebut juga berlaku pada korban erupsi yang tinggal di hunian tetap. Dimana semakin positif persepsi para korban terhadap dukungan sosial yang diterima dari orang lain, semakin tinggi motivasi yang dimiliki oleh korban erupsi untuk melakukan penyesuaian diri pada lingkungan baru mereka. Sehingga korban erupsi memiliki kemampuan untuk menerima keadaan dirinya sendiri dan lingkungannya. Schneiders dalam Rice, 2002 menyatakan kemampuan yang dituntut dalam menyesuaikan diri adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu berkaitan dengan penerimaan dirinya dan kemampuan untuk menciptakan hubungan hamonis dengan lingkungannya. Persepsi terhadap dukungan sosial dalam penelitian ini meliputi lima aspek yaitu emosional, instrumental, penghargaan dan informasi. Aspek-aspek dukungan sosial yang dipersepsikan positif akan membantu para korban erupsi dalam menyesuaian diri dengan kondisi lingkungan yang baru. Aspek pertama emosional yaitu bantuan yang berupa empati, kepedulian, perhatian. Dukungan ini membuat korban erupsi Merapi merasa diterima, dicintai, nyaman, tenang, tentram dan bahagia. Perasaan yang ditimbulkan dapat membantu korban erupsi Merapi mampu melakukan koping stres ketika menyesuaikan diri dilingkungan baru Sarafino, 1990. Persepsi 72 94 94 positif terhadap dukungan emosional yang diterima oleh korban erupsi Merapi dapat memberikan semangat karena mereka merasa tidak sendiri. Dari uji data tambahan yang dilakukan diperoleh koefisien korelasi yang positif dari dukungan emosional dengan penyesuaian yaitu sebesar 0,785 dengan nilai p 0,000. Persepsi positif terhadap dukungan emosional akan membuat korban erupsi memiliki semangat untuk melakukan koping stres pada saat menyesuaikan diri di lingkungan hunian tetap. Lindawati 2009 menyatakan bahwa individu akan terhindar dari depresi pada saat mengalami masalah ketika mendapatkan dukungan penghargaan dan dukungan emosional dari keluarga. Aspek kedua, instrumental yang berupa bantuan fisik, pinjaman, pertolongan langsung, memberikan peluang waktu dan membantu menyelesaikan pekerjaan Sarafino, 1990. Bantuan ini membantu korban erupsi Merapi dalam menyelesaikan masalah dan meringankan beban yang ditanggung misalnya ketika para korban kehilangan tempat tinggal, pemerintah memberikan hunian tetap yang dapat ditinggali oleh mereka. Hasil korelasi yang diperoleh antara dukungan instrumental dengan penyesuaian diri adalah sebesar 0,781 dengan p 0,000. Nilai p 0,01, sehingga persepsi positif terhadap dukungan instrumental akan membuat korban erupsi Merapi lebih mudah dalam menyesuaikan diri karena merasakan mendapat dukungan secara langsung. Ketiga, aspek penghargaan berupa ungkapan positif, ungkapan hormat, dorongan untuk maju, persetujuan terhadap gagasan atau ide dari korban 73 95 95 erupsi Merapi. Dukungan ini akan membuat korban erupsi Merapi merasa dihargai, dihormati dan merasa mendapatkan kepercayaan. Hal ini membantu mereka untuk memperbaiki konsep diri, meningkatkan harga diri dan keyakinan mereka serta rasa percaya terhadap orang lain. Potensi tersebut dapat membantu mengatasi masalah yang sedang dihadapi Sarafino, 1990. Dari perhitungan korelasi terhadap tiap aspek, dukungan penghargaan memiliki koefisien korelasi paling tinggi yaitu sebesar 0,883 dengan nilai p 0,000. Hal ini menunjukan, dalam melakukan penyesuaian diri korban erupsi memerlukan dukungan penghargaan yang lebih besar dibandingkan dengan dukungan yang lainnya. Dukungan penghargaan yang dipersepsikan positif akan memumbuhkan rasa percaya diri dan perasaan dihargai sehingga dapat meningkatkan keyakinan mereka terhadap orang lain Sarafino, 1990. Aspek yang terakhir adalah dukungan informasi yang berupa saran, nasehat, petunjuk serta informasi yang berharga. Dukungan ini dapat diperoleh jika korban erupsi Merapi mampu berinteraksi dengan lingkungan sosial sehingga menuntut mereka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Misalnya, ketika tinggal di hunian tetap tetangga korban erupsi Merapi berbeda ketika sebelum terjadi erupsi. Secara tidak langsung mereka dituntut untuk berinteraksi dengan lingkungan jika mereka ingin mendapatkan informasi mengenai bantuan yang akan diberikan oleh pemerintah. Dari hasil uji data tambahan diketahui korelasi antara dukungan informasi dengan penyesuaian diri sebesar 0,724 dengan nilai p 0,000. Hal ini menunjukan dengan persepsi yang positif terhadap dukungan informasi 74 96 96 akan membantu korban erupsi untuk mendapatkan saran dan nasehat yang relevan untuk menyelesaikan masalah. Menurut Will dalam Sears et al, 2000 dukungan informasi bermanfaat dalam memberikan informasi yang relevan terhadap masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh individu dan alternatif penyelesaiannya Korban erupsi Merapi yang memiliki persepsi positif terhadap dukungan sosial yang diterimanya, berarti mereka merasa mendapatkan dukungan sosial yang sesuai dengan kebutuhannya sehingga merasa lega secara emosional karena diperhatikan, mendapat saran yang berguna untuk dirinya, mendapat kesan yang menyenangkan mengenai dirinya Sarafino, 1990. Sehingga korban erupsi Merapi merasa mendapat penerimaan dari orang lain. Persepsi seseorang terhadap sikap-sikap orang lain pada dirinya akan membentuk konsep diri Gunarsa, 1995. Dari hasil uji data tambahan pada usia subjek dengan persepsi terhadap dukungan sosial yang dimiliki diperoleh p sebesar 0,000. Nilai p 0,05 sehingga diketahui ada perbedaan antara usia subjek dengan persepsi terhadap dukungan sosial yang dimiliki. Nilai rata-rata pada subjek dengan usia 30 tahun sebesar 107,56 dan nilai rata-rata subjek dengan usia 31-45 tahun sebesar 120,96. Sedang nilai rata-rata pada subjek yang berusia antara 46-60 tahun sebesar 131,18. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi usai subjek maka persepsi terhadap dukungan sosialnya lebih besar jika dibandingkan subjek dengan usia muda. 75 97 97 Berdasarkan pengamatan peneliti, persepsi terhadap dukungan sosial positif dengan penyesuaian diri yang tinggi yang dimiliki oleh subjek dikarenakan adanya hubungan yang erat antar korban erupsi Merapi. Meskipun mereka berasal dari dusun yang berbeda dan latar belakang yang berbeda, namun mereka memiliki hubungan yang erat satu sama lain. Mereka melakukan aktivitas setiap hari bersama-sama dan kondisi hunian tetap yang saling berimpitan membuat mereka sering berinteraksi dengan tetangga barunya, sehingga tercapai hubungan yang harmonis antar korban erupsi. Hal ini didukung oleh Kartono 2000, yang menyebutkan bahwa penyesuaian diri merupakan usaha yang dilakukan oleh manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan lingkungannya. Dari interaksi yang terjadi antara para korban erupsi Merapi akan membuat hubungan yang terjalin semakin erat sehingga dapat saling memberikan dukungan emosional, instrumental, penghargaan, maupun informasi. Adanya dukungan-dukungan seperti ini menjadi faktor yang akan meningkatkan kemampuan korban erupsi Merapi untuk menyesuaikan diri secara pribadi maupun secara sosial. Schneiders 1964 menyatakan individu akan memiliki penyesuaian diri yang baik apabila dapat menyelaraskan kebutuhan, harapan dan tuntutan dari dalam dirinya dengan lingkungan luar. Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa menjadi bagian dari lingkungan tertentu. Menurut Fatimah 2006 dalam melakukan penyesuaian diri, individu memiliki dua aspek yaitu penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial. 76 98 98 Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima sepenuhnya siapa dirinya, apa kelebihan dan kekurangannya sehingga mampu bertindak objektif sesuai dengan kondisi dirinya. Hal ini membuat individu tidak memiliki jarak pemisah antara kemampuan dan tuntutan yang diharapkan oleh lingkungan. Sedangkan penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial di tempat individu itu hidup dan berinterakasi dengan orang lain. Hubungan-hubungan sosial tersebut mencakup hubungan dengan anggota keluarga, masyarakat, sekolah, teman sebaya, atau anggota masyarakat luas secara umum. Hal ini dilakukan individu untuk mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. 77 99 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,980 dengan nilai p sebesar 0,000 sehingga nilai p 0,01. Ini menunjukan bahwa hipotesis penelitian diterima dan signifikan. Jadi ada hubungan positif yang signifikan antara persepsi terhadap dukungan sosial dengan penyesuaian diri pada korban erupsi Gunung Merapi yang tinggal di hunian tetap. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin positif persepsi terhadap dukungan sosial maka semakin tinggi penyesuaian diri indivdu. Sebaliknya, semakin negatif persepsi terhadap dukungan sosial maka semakin rendah penyesuaian dirinya.

B. Saran

Hasil kesimpulan menunjukan bahwa persepsi terhadap dukungan sosial dengan penyesuaian diri memiliki hubungan positif yang signifikan pada korban erupsi Gunung Merapi yang tinggal di hunian tetap. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti menyarankan:

1. Bagi Pihak-pihak yang Berinteraksi Dengan Korban Erupsi

Persepsi terhadap dukungan sosial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri korban erupsi. Untuk itu disarankan bagi pihak-pihak yang berinteraksi secara langsung dengan korban erupsi, 78

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA WANITA KORBAN PERCERAIAN SIRRI.

0 0 8

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETERBUKAAN DIRI PADA PEREMPUAN KORBAN Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Kepercayaan Diri dengan Keterbukaan pada Perempuan Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BARU DI FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri Pada Mahasiswa Baru di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BARU DI FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri Pada Mahasiswa Baru di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SANTRI DI PONDOK Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Pada Santri Di Pondok Pesantren Modern Islam Assalam Surakarta.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG TINGGAL DI TEMPATKOS

0 0 18

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA

0 0 20

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA - Unika Repository

0 0 55

HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DAN PERSEPSI MENGENAI DUKUNGAN SOSIAL PADA ANAK PANTI ASUHAN

0 1 97

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA KORBAN ERUPSI GUNUNG MERAPI YANG TINGGAL DI HUNIAN TETAP

0 0 169