7
Keberadaan dan jati diri katekis ini tidak dapat dilepaskan dari kehidupannya sehari-hari, baik dalam keluarga, maupun sebagai anggota Gereja dan anggota
masyarakat. Kehadiran sosok katekis hendaknya dapat membuat umat merasa nyaman dan krasan bila ia berada di tengah umat. Sudah umum sosok katekis
menjadi sorotan dan pembicaraan banyak pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kalau ia berupaya untuk mengembangkan aneka keutamaan yang
mendukung kehidupannya sehari-hari, khususnya sikap dan semangat keteladanan. Dalam aspek kehidupan, ia diharapkan mampu menjadi teladan yang
baik bagi umat, bukan malah menjadi sandungan. Mengingat keberadaan katekis yang sangat strategis di kalangan masyarakat
dan umat beriman Katolik lainnya, sudah sepantasnya kalau dipikirkan aneka kriteria atau syarat menjadi seorang katekis. Aneka kriteria atau syarat ini
bertujuan untuk menjamin kualitas hidup dan tugas perutusannya dengan baik dan penuh tanggung jawab. Diharapkan ia tampil sebagai sosok pribadi yang bermutu,
baik yang menyangkut hidup rohani maupun pribadinya sehingga ia mampu membawa orang lain untuk sungguh mengenal dan mengimani Yesus Kristus
serta membantu umat beriman Katolik lainnya membangun intimitas dengan-Nya Prasetya, 2007:40-41.
B. Rumusan Masalah
1. Sosok katekis macam apa yang dapat membantu umat untuk mewujudkan Gereja yang signifikan dan relevan?
8
2. Apakah sosok katekis di lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan Paroki Santo Antonius Kota Baru mampu meningkatkan minat umat dalam
mengikuti katekese? 3. Bagaimana membantu meningkatkan sosok katekis demi membangun
keterlibatan umat dalam mengikuti katekese di lingkungan St. Yosef Benediktus Sagan, Paroki Santo Antonius Kota Baru?
C. Tujuan Penulisan
1. Membantu penulis memperdalam pengetahuan tentang sosok katekis yang dapat membantu umat untuk mewujudkan Gereja yang signifikan dan relevan.
2. Mengetahui sosok katekis yang dapat meningkatkan minat umat dalam mengikuti pendalaman iman di lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan,
Paroki Santo Antonius Kota Baru Yogyakarta. 3. Mengetahui bagaimana cara meningkatkan sosok katekis demi membangun
keterlibatan umat dalam mengikuti katekese di lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan, Paroki Santo Antonius Kota Baru.
D. Manfaat Penulisan
1. Menambah pengetahuan dan wawasan baru bagi penulis dan pembaca mengenai sosok katekis yang dapat membantu umat untuk mewujudkan
Gereja yang signifikan dan relevan. 2. Sebagai upaya untuk menggali lebih dalam kehadiran sosok katekis yang
dapat membangun minat umat lingkungan Yosef Benediktus Sagan, Paroki
9
Santo Antonius Kota Baru Yogyakarta dalam mengikuti katekese orang dewasa.
3. Membantu mengembangkan sosok katekis lingkungan Yosef Benediktus Sagan dalam rangka membangun keterlibatan umat dalam mengikuti katekese
di lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan.
E. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan adalah deskriptif-analisis berdasarkan penelitian. Melalui metode ini penulis melakukan pengamatan secara langsung
obesevasi kemudian memaparkan permasalahan yang terjadi di lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan. Setelah itu, penulis membuat penelitian sederhana
dengan metode survei menggunakan instrumen wawancara dan kuisioner yang topiknya bersumber dari rumusan masalah. Penulis membahas hasil penelitian
dan menarik kesimpulan terhadap penelitian tersebut. Penulis memanfaatkan studi pustaka untuk mendukung pembahasannya.
F. Sistematika Penulisan