46
banyak dihadiri oleh umat lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan dibandingkan kegiatan lainnya seperti, koor, ziarah, perayaan misa di lingkungan,
dsb. Kehadiran umat yang sedikit dan pasif dalam pendalaman iman menjadikan suatu permasalahan bagi lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan. Mereka
kurang menyadari bahwa keterlibatan dalam pendalaman iman sangatlah penting baik bagi diri sendiri maupun lingkungan. Persekutuan tidak hanya berkumpul,
besenang-senang atau bepergian bersama-sama dengan umat lingkungan. Persekutuan adalah berkumpul dengan saudara seiman untuk semakin bersatu
dalam Kristus. Dengan sikap terbuka umat mau membagikan pengalaman iman mereka, saling meneguhkan satu sama lain sehingga dapat membangun umat yang
satu sebagai warga lingkungan maupun Gereja.
3. Keadaaan Katekese di Lingkungan St. Yosef Benediktus Sagan
Seperti yang sudah dikatakan pada bab sebelumnya bahwa umat Allah hendaknya ikut ambil bagian dalam perkembangan internal Gereja terutama
dalam hal perkembangan iman mereka. Sebagai umat Allah, umat lingkungan St. Yosef Benediktus Sagan sudah ikut ambil bagian dalam perkembangan internal
Gereja yakni melaksanakan kegiatan katekese yang bertujuan untuk mengembangkan iman akan Kristus supaya imannya semakin mendalam sehingga
dapat mewujudkan Gereja yang signifikan dan relevan. Dalam pelaksanaan katekese di lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan,
yang menjadi sasarannya ialah para orang dewasa yang berusia berapapun baik yang masih berada di bangku kuliah maupun yang sudah tua. Katekese biasanya
dipimpin oleh prodiakon dan umat lainnya secara bergiliran tiap minggunya.
47
Dalam katekese, umat diajak untuk mensharingkan pengalamannya tetapi tidak semua umat terlibat aktif dan yang aktif hanya orang-orang itu saja. Hal ini
memang menjadi suatu permasalahan dalam pelaksanaan katekese yang ada di lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan. Umat yang hadir pada saat katekese
hanya sedikit dan masih ada yang pasif. Oleh karena itu, dalam hal ini umat diharapkan memiliki kesadaran dalam diri mereka masing-masing untuk mau
melibatkan dirinya dalam mengembangkan iman mereka. PKKI II menegaskan bahwa katekese diartikan sebagai komunikasi iman
atau tukar pengalaman iman penghayatan iman antara umat. Umat lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan sudah melaksanakan komunikasi iman mereka
melalui sharing dalam pendalaman iman. Sebelum sharing biasanya pemimpin memberikan pertanyaan panduan kepada umat yang bertujuan untuk membantu
umat masuk dalam sharing pengalaman hidup mereka. Umat sharing secara bergantian tetapi ada umat yang masih pasif. Umat yang pasif, masih merasa ragu
dan malu untuk membagikan pengalaman imannya. Untuk mengatasi hal tersebut, pemimpin menunjuk umat yang pasif tersebut lalu menyuruh mereka
mengungkapkan satu atau dua kalimat yang berhubungan dengan tema pada saat itu.
PKKI II juga menegaskan bahwa dalam katekese, umat diajak untuk bersaksi tentang iman mereka. Melalui kesaksian, para peserta saling membantu
sedemikian rupa sehingga iman mereka diteguhkan dan dihayati secara makin sempurna. Dalam katekese umat, tekanan terutama diletakkan pada penghayatan
iman, meskipun pengetahuan tidak dilupakan Lalu, 2005:5. Umat lingkungan
48
Santo Yosef Benediktus Sagan diajak untuk menjadi saksi akan iman mereka. Melalui katekese, mereka diajak untuk merefleksikan pengalaman hidup sehari-
hari dan menghubungkan dengan Kitab Suci. Penghayatan iman umat akan semakin berkembang secara sempurna jika umat sungguh-sungguh mendalami
iman mereka sesuai dengan Kitab Suci dan saling meneguhkan satu sama lain. Agar katekese berjalan dengan baik dan lancar, umat ikut terlibat dalam
kegiatan katekese, misalnya: sharing, doa, bernyanyi, dsb. Oleh karena itu, katekese di lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan tidak akan berjalan dengan
baik dan lancar jika umatnya pasif karena yang menjadi salah satu pusat dalam pelaksanaan katekese ialah umat.
4. Katekis di Lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan