Spiritualitas Katekis SOSOK KATEKIS YANG MAMPU MEMBANGUN MINAT UMAT

101 ada dua hal yang harus diperhatikan oleh katekis supaya dapat membangun umat agar terlibat dalam hidup menggereja dan memasyarakat, yaitu:

1. Spiritualitas Katekis

Perihal spiritualitas katekis berkaitan erat dengan hal-hal yang dituntut dalam menunaikan panggilannya sebagai katekis. Spiritualitas berkaitan dengan Roh. Seperti setiap orang Kristiani, katekis juga berkembang dalam iman, pengharapan, dan cinta kasih, menentang yang jahat dalam diri sendiri atau sekitarnya, harus berjuang agar bangkit dari kejatuhan, mengadakan metanoia, bersemangat rendah hati, miskin dalam Roh, taat, murni, bijaksana, menyembah, bersyukur dan bermohon. Akan tetapi sejauh ia melibatkan diri dalam pendidikan iman, ia harus mengkonkretkan hidup spiritual kristianinya melalui pembinaan Telaumbanua, 1999:170. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa tugas katekis berkisar pada pertama-tama mewartakan Sabda Allah. Adapun unsur-unsur yang patut dimiliki oleh katekis sejalan dengannya sebagai pewarta ialah: iman, pengharapan dan cinta kasih. a. Iman seorang katekis Iman mencakup pengiyaan diri Allah dan kebenaran-Nya tetapi sekaligus penaklukan diri pada kehendak Allah. Imanlah yang menjadi dasar relasi dan persahabatan seseorang dengan Allah. Iman katekis dinyatakan dengan cara: membiasakan diri berkontemplasi supaya dapat merenungkan misteri yang tersembunyi dalam Allah dan yang diwahyukan dalam Yesus. Katekis diharapkan tidak melalaikan kontemplasi dalam keheningan dan kesediaan mendengarkan 102 Allah karena bila diabaikan, kata-kata yang diucapkan dalam setiap pewartaannya adalah kata-kata manusiawi biasa yang tidak berdimensi ilahi dan tidak keluar dari iman yang hidup. Katekis diharapkan memiliki cita rasa biblis karena bahan meditasi dan bacaan rohani katekis adalah Kitab Suci, khususnya Perjanjian Baru. Katekis diharapkan memiliki cita rasa liturgis karena Sabda Allah otentik diwartakan dalam liturgi. Katekis diharapkan memiliki cita rasa teologis untuk menjaga agar pengetahuan teologis yang dimiliki dan ditemukan tidak terasing dari doa-doanya. Selain itu, katekis diharapkan memiliki cita rasa eklesial seraya mengambil bagian dalam setiap perjuangan, pencarian, kegelisahan, kegembiraan, dan penderitaan Gereja Telaumbanua, 1999:171-173. Misteri Allah yang diwartakan katekis adalah juga misteri manusia, dengan siapa katekis berhadapan. Kerajaan Allah dikonkretkan dan terjadi dalam diri mereka, dalam kemanusiaan yang utuh. Hidup iman katekis sifatnya kontemplatif, suatu permenungan atas hakikat manusia dalam terang Kristus. Katekis merenungkan bukan hal-hal yang luar biasa tetapi peristiwa hidup sehari-hari. Dalam pelaksanaan katekese, refleksi iman penting karena dapat menyentuh dan menggerakkan hati seseorang untuk bertindak. b. Pengharapan seorang katekis Pengharapan adalah suatu keutamaan yang membuat seseorang mampu mengatasi segala rintangan. Dalam katekese kita berjuang bersama di hadapan Allah dan serentak berjuang mengalahkan diri sendiri. Dengan merefleksikan keutamaan pengharapannya kepada Allah, katekis dimungkinkan berjiwa besar menghadapi kesulitan dalam tugas dan rela menanggung derita serta berdaya 103 mengatasinya. Refleksi dan pengalaman personal ini sekaligus menjadi bahan katekese juga. Salib dalam hidup katekis adalah menanggung kebodohan dirinya sendiri dan orang lain, menghadapi rintangan dari berbagai pihak dan memikul konsekuensi yang kerap tak terelakkan dari tugas yang diembannya. Dalam pengharapan, ia makin yakin bahwa misinya pasti membawa hasil, sebab Sabda yang ia wartakan adalah Sabda yang membawa kebebasan dan bukan penghukuman. c. Cinta Kasih seorang katekis Cinta kasih seorang katekis terarah untuk mengusahakan kemuliaan bagi Allah dengan jalan memperkenalkan Allah yang mengutusnya. Karya cinta yang asasi terdiri atas berkobarnya semangat untuk membuat Allah dikenal dan dicintai. Untuk itu katekis diharapkan tidak melalaikan bahwa hukum yang pertama dan terutama adalah mengasihi Allah yakni dengan jalan menyembah, mengagumi, dan bersyukur karena Allah dan karena misteri cinta-Nya. Memperkenalkan Allah dan rencana cinta-Nya dalam Kristus tentu saja merupakan suatu aksi cinta yang sungguh mulia. Dalam hal ini perlulah sang pewarta mencintai kebenaran dengan seluruh nilainya. Sekalipun ada banyak bentuk cinta, namun cinta akan kebenaran surgawi lebih agung, sebab ia mengundang manusia ke perjamuan ilahi dan mengantar manusia ke Kerajaan Allah, ke dalam cinta Allah. Cinta kepada sesama dari pihak katekis terarah kepada semua orang yang bekerja sama dengannya, termasuk komunitas gerejawi di mana dia hidup. 104 Struktur Spiritualitas Katekis 1. Sabda Allah=Kristus 4. Roh Kudus 2. Gereja 3. Manusia Katekis adalah manusia yang hidup dari Sabda Allah. Kehidupan yang dia rasakan karena keakraban dengan Sabda Allah mendorongnya menjadi pelayan dan bentara sabda sehingga dengan perantaraannya sabda bergema dalam hati pendengarnya. Pertemuan katekis dengan sabda Allah terwujud dalam Gereja. Katekis adalah manusia gerejawi. Dalam Gerejalah katekis menemukan karismanya sebagai bentara sabda dan ini dilihat sebagai panggilan khasnya pertumbuhan Gereja Allah di dunia. Katekis hidup dalam Gereja, persekutuan manusia beriman dengan dan dalam Kristus maka terbukalah kontak dan persekutuannya dengan sesama manusia. Katekis wajib mengenal siapa-siapa yang dihadapinya. Roh Kudus menjiwai persekutuan katekis dengan orang lain. Rohlah yang mendorongnya berbicara atas nama Allah. Roh Kudus berfungsi untuk mengilhaminya agar Sabda Allah mampu menyapa manusia zaman ini, memungkinkan sebuah katekese hidup dalam batin manusia, sepadan dengan selera dan kebutuhan pendengar. Roh Kudus mewujudkan buah nyata dari sebuah katekese dan menyadarkan katekis akan dosa dan kebutuhannya, dan serentak 105 menggembirakannya dalam karya yang cukup menegangkan. Roh Kuduslah yang menjadi daya kekuatan sehingga benih Sabda yang ditaburkan akan tumbuh di tanah yang subur Telaumbanua, 1999: 171-179.

2. Program Pelaksanaan

Dokumen yang terkait

Katekese keluarga untuk meningkatkan kesadaran akan peran penting orang tua bagi pendidikan iman anak di lingkungan Santo Carolus Borromius Margomulyo Paroki Santo Yoseph Medari Yogyakarta.

1 25 209

Pengaruh keaktifan mengikuti perayaan Ekaristi terhadap keterlibatan tugas pelayanan (Diakonia) umat lingkungan Santo Xaverius Siyono Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung Gunungkidul.

0 4 197

Manfaat video siaran penyejuk imani katolik indosiar sebagai media audio-visual dalam katekese umat di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta.

3 19 178

Upaya meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi Santo Lukas, Sokaraja, Paroki Santo Yosep Purwokerto Timur, Jawa Tengah melalui katekese umat model shared christian praxis.

29 354 137

Usaha menemukan makna sakramen Ekaristi demi pengembangan iman umat lingkungan Santo Antonius Joton Paroki Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten.

0 9 155

Pengaruh keaktifan mengikuti perayaan Ekaristi terhadap keterlibatan tugas pelayanan (Diakonia) umat lingkungan Santo Xaverius Siyono Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung Gunungkidul

0 2 195

Pengaruh sosok katekis terhadap minat umat dalam mengikuti katekese orang dewasa di Lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan Paroki Santo Antonius Kota Baru Yogyakarta

1 33 171

SKRIPSI POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK KATEKESE UMAT DI LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS PADUA PAROKI KALASAN YOGYAKARTA

0 5 171

SKRIPSI MENGUPAYAKAN KATEKESE TENTANG KITAB SUCI DALAM KEHIDUPAN KOMUNITAS LEKTOR DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA

0 2 158

USAHA MENEMUKAN MAKNA SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS JOTON PAROKI SANTO YUSUF PEKERJA GONDANGWINANGUN KLATEN SKRIPSI

1 2 153