masyarakat Surabaya dalam memiliki rumah guna mencapai kebutuhan papan demi tercapainya kesejahteraaan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Setelah dilakukan uji statistik untuk mengetahui pengaruh secara simultan
antara variabel bebas Pendapatan Perkapita X
1
, Tingkat Suku Bunga X
2
, Inflasi X
3
dan Jumlah Rumah Tangga X
4
berpengaruh secara simultan dan nyata terhadap Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah type 54
dan type 36 Melalui BTN di Kota Surabaya Y diperoleh F hitung F tabel maka Ho ditolak dan Hi diterima, yang berati bahwa secara
keseluruhan faktor-faktor variabel bebas berpengaruh secara simultan dan nyata terhadap Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah type 54 dan type 36
Melalui BTN di Kota Surabaya Y 2.
Pengujian secara parsial atau individu Pendapatan Perkapita X
1
terhadap penyaluran KPR type 54 Y
1
dan type 36 Y
2
di Kota Surabaya diketahui hasil perhitungan secara parsial Pendapatan Perkapita tidak
berpengaruh nyata terhadap penyaluran KPR type 54 dan type 36 di Kota Surabaya. Yang berarti tidak sesuai dengan hipotesis yang terdapat dalam
kerangka pikir bahwa pendapatan perkapita berpengaruh terhadap penyaluran KPR type 54 dan type 36 di Kota Surabaya.Hal ini terjadi
karena distribusi pendapatan perkapita tidak merata, sehingga hanya bisa dirasakan oleh masyarakat ekonomi menengah keatas, lain halnya dengan
masyarakat menengah kebawah walaupun yang dibeli merupakan type paling sederhana tetap saja masyarakat kalangan menengah kebawah
kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan akan perumahan. 3.
Pengujian secara parsial atau individu Tingkat Suku Bunga X
2
terhadap penyaluran KPR type 54 Y
1
dan type 36 Y
2
di Kota Surabaya diketahui hasil perhitungan secara parsial berpengaruh nyata terhadap penyaluran
KPR type 54 dan type 36 di Kota Surabaya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil dan perhitungan sesuai dengan hipotesis yang terdapat dalam
kerangka pikir bahwa pendapatan tingkat Suku Bunga berpengaruh
terhadap penyaluran KPR type 54 dan type 36 di Kota Surabaya. Secara keseluruhan tingkat suku bunga memainkan peranan penting bagi
kalangan rumah tangga dalam membuat keputusan mengenai pembelian barang-barang tahan lama, seperti rumah tinggal.
4. Pengujian secara parsial atau individu Inflasi X
3
terhadap penyaluran KPR type 54 Y
1
dan type 36 Y
2
di Kota Surabaya diketahui hasil perhitungan secara parsial Inflasi tidak berpengaruh nyata terhadap
penyaluran KPR type 54 dan type 36 di Kota Surabaya. Yang berarti tidak sesuai dengan hipotesis dan kerangka pikir Hal ini terjadi salah satunya
disebabkan oleh kemampuan masyarakat kalangan menengah keatas untuk membeli melakukan kredit pemilikan rumah yang salah satu
tujuannya yaitu untuk investasi karena harga rumah semakin tahun akan semakin meningkat. sehingga meskipun inflasi tinggi kemampuan
masyarakat terutama kalangan menengah keatas untuk membeli rumah tetap tinggi. Dalam hal ini diharapkan peran pemerintah untuk dapat
mengendalikan inflasi karena dengan turunnya inflasi masyarakat kalangan menengah kebawah dapat menjangkau untuk membeli rumah
diantaranya type 54 dan type 36 di Kota Surabaya. 5.
Pengujian secara parsial atau individu Jumlah Rumah Tangga X
4
terhadap penyaluran KPR type 54 Y
1
dan type 36 Y
2
di Kota Surabaya diketahui hasil perhitungan secara parsial Jumlah Rumah Tangga
berpengaruh nyata signifikan dan positif terhadap penyaluran KPR type 54 dan type 36 di Kota Surabaya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil
analisis sesuai dengan hipotesis dan kerangka pikir yang telah dibuat. Dimana tahun 2000 terjadi perkembangan tertinggi dimana terjadi
peningkatan jumlah rumah tangga. Sedangkan pada tehun 1994 jumlah rumah tangga menurun yang disebabkan karena banyaknya jumlah
kematian dank arena adanya program Keluarga Berencana KB dari pemerintah. Bisa disimpulkan meningkatnya jumlah rumah tangga akan
bepengaruh pada penyaluran KPR type 54 dan type 36 di Kota Surabaya. 6.
Dengan melihat hasil koefesien variabel Tingkat Suku Bunga KPR dan Jumlah Rumah Tangga yang didapat di tabel atas maka peneliti dapat
mengambil kesimpulan bahwa variabel Tingkat Suku Bunga KPR yang mempunyai hasil koefesien yang lebih besar dari pada variabel Jumlah
Rumah Tangga, hal ini menunjukan bahwa variabel Tingkat Suku Bunga merupakan faktor yang paling dominan dalam pemenuhan kebutuhan akan
perumahan. Dengan perluasan peran dan fungsi perbankan untuk memudahkan memperoleh kredit dari lembaga perbankan yang juga
diharapkan Kredit Pemilikan Rumah melalui Bank BTN dapat memberikan kemudahan kepada masyarakat Surabaya dalam memiliki
rumah guna mencapai kebutuhan papan demi tercapainya kesejahteraaan.
5.2. Saran