Perkembangan Inflasi di Surabaya Perkembangan Jumlah Rumah Tangga di Kota Surabaya

KPR, yang tertinggi terjadi pada tahun 1999 sebesar 24,00. Hal ini terjadi karena krisis moneter yang menyebabkan banyaknya Rupiah yang beredar di pasaran, akibat dollar yang bernilai tinggi. Sehingga bank-bank berusaha menarik uang yang terlalu banyak dipasaran dengan menaikkan suku bunga bank. Perkembangan terendah terjadi pada tahun 2000 sebesar -3,50 hal ini dikarenakan pulihnya kembali pasar uang di Indonesia.

4.2.5 Perkembangan Inflasi di Surabaya

Perkembangan Inflasi selama tahun penelitian 1993-2007 cenderung mengalami kenaikan dan penurunan. Inflasi terendah terjadi tahun 1999 sebesar 0,24 . Dan inflasi tertinggi terjadi pada tahun 1998 sebesar 95,21 yang disebabkan dengan adanya krisis moneter yang menimpa perekonomian dalam negeri. Perkembangan inflasi terendah terjadi pada tahun 1999 sebesar -94,97 sedangkan perkembangan inflasi tertinggi terjadi tahun 1998 sebesar 86,10. Adapun data mengenai inflasi yang diperoleh dari BPS Jawa Timur adalah sebagai berikut: Tabel 5. Perkembangan Tingkat Inflasi Tahun 1993-2007 di Surabaya. Tahun Tingkat Inflasi Perkembangan 1993 10,19 - 1994 8,25 -1,94 1995 8,69 0,44 1996 6,68 -2,01 1997 9,11 2,43 1998 95,21 86,10 1999 0,24 -94,97 2000 10,46 10,22 2001 14,13 3,67 2002 9,15 -4,98 2003 4,79 -4,36 2004 6,06 1,27 2005 14,12 8,06 2006 6,71 -7,41 2007 7,05 0,34 Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah

4.2.6 Perkembangan Jumlah Rumah Tangga di Kota Surabaya

Perkembangan Jumlah Rumah Tangga di Kota Surabaya dapat disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 6. Perkembangan Jumlah Rumah Tangga tahun 1993-2007 di Kota Surabaya Tahun Jumlah Rumah tangga Jiwa Perkembangan 1993 829.849 - 1994 830.256 0,05 1995 832.652 0,29 1996 846.443 1,63 1997 865.832 2,24 1998 882.490 1.89 1999 900.285 1,98 2000 928.492 3,03 2001 948.862 2,15 2002 964.321 1,60 2003 986.652 2,26 2004 1.008.524 2,17 2005 1.024.569 1,57 2006 1.048.675 2,30 2007 1.061.102 1,17 Sumber : Badan Pusat Statistik Surabaya diolah Berdasarkan tabel diatas bahwa dapat diketahui bahwa perkembangan Jumlah Rumah Tangga selama 15 tahun 1993-2007 cenderung mengalami fluktuasi. Perkembangan Jumlah Rumah Tangga tertinggi selama periode penelitian adalah pada tahun 2000 sebesar 3,03 dikarenakan meningkatnya angka kelahiran di Kota Surabaya, banyaknya pendatang sehingga terjadi urbanisasi dan transmigrasi. Sedangkan perkembangan terendah adalah pada tahun 1994 sebesar 0,05 disebabkan adanya angka kematian di Kota Surabaya dan disebabkan juga karena adanya program Keluarga Berencana KB dari pemerintah.

4.3. Hasil Analisis Asumsi Regresi Klasik BLUE Best Linier Unbiased Estimator.