Kerangka Pikir ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH TYPE 54 DAN TYPE 36 MELALUI BTN DI KOTA SURABAYA.

juga akan meningkat sehingga penyaluran KPR type 54 dan type 36 di Kota Surabaya juga akan meningkat.

2.3 Kerangka Pikir

Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah yang tidak diikuti oleh peningkatan pendapatan perkapita tentunya akan menyulitkan masyarakat untuk memiliki rumah. Sedangkan pertumbuhan penduduk meningkat dari tahun ke tahun, terutama didaerah perkotaan baik karena kelahiran maupun akibat urbanisasi yang begitu besar. Oleh karena itu pemrintah memberikan kredit kepada masyarakat untuk memiliki rumah yang disebut Kredit Pemilikan Rumah KPR. Kredit Pemilikan Rumah merupakan program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan memberikan kredit kepada masyarakat diharapkan akan memudahkan masyarakat untuk memiliki rumah, sehingga mendorong mereka untuk membeli rumah. Namun banyak faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk membeli rumah type 54 dan type 36 di Kota Surabaya dapat digambarkan melalui bagan sebagai berikut : 1. Pendapatan Perkapita Pendapatan perkapita adalah pendapatan nasional pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun itu. Pendapatan perkapita disini merupakan pendapatan rata- rata penduduk disuatu Negara. Apabila pendapatan nasional atau pendapatan rata- rata penduduk suatu Negara meningkat maka tentunya akan mempengaruhi daya beli masyarakat ikut meningkat seiring meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat. Sukirno, 1995 : 24 Dengan meningkatnya daya beli masyarakat tentunya menimbulkan perubahan atas permintaan berbagai jenis barang. Dimana masyarakat berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya yang belum terpenuhi, baik kebutuhan sekunder maupun kebutuhan primer yaitu berupa pakaian, makanan, dan rumah tinggal. Dengan meningkatnya pendapatan perkapita tentunya masyarakat mulai berfikir untuk memiliki tempat tinggal dalam hal ini rumah type 54 dan type 36. Yang artinya bahwa pendapatan perkapita merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah 2. Tingkat Suku Bunga KPR Secara umum dikatakan bahwa peningkatan pendapatan masyarakat mendorong mereka untuk menikmati hidup lebih baik, antara lain dilakukan dengan cara berusaha untuk memiliki berbagai macam barang konsumtif tahan lama, diantaranya adalah rumah tinggal. Akan tetapi bila dana tabungan mereka tidak mencukupi, maka untuk memenuhi kebutuhan tersebut mereka memanfaatkan Kredit Perbankan. Sutojo, 1995 : 168 Kegiatan Perbankan tidak bisa dipisahkan dari faktor tingkat suku bunga sebagai salah satu variabel kunci dalam perekonomian. Tingkat bunga adalah biaya peminjaman atau pendapatan dari perkreditan yang dinyatakan dalam presentase tahunan. Tingkat bunga memainkan peran penting bagi kalangan rumah tangga dalam membuat keputusan mengenai pembelian barang- barang tahan lama, diantaranya rumah tinggal. Tingkat suku bunga kredit merupakan harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu, dimana harga tersebut terjadi di pasar. Menurunnya tingkat suku bunga kredit menyebabkan terjadinya peningkatan permintaan akan kredit, sehingga kredit yang akan disalurkan juga akan mengalami kenaikan. Anonim, 1999 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya tingkat suku bunga mempengaruhi penyaluran Kredit Pemilikan Rumah dalam hal ini type 54 dan type 36. 3. Inflasi Sukirno 1996 : 303 mengemukakan bahwa tingkat inflasi adalah presentasi kecepatan kenaikan harga-harga dalam suatu tahun tertentu. Dengan hal itu dapat dijelaskan bahwa apabila harga- harga dalam suatu tahun terus nelambung tinggi akan mengakibatkan kenaikan tingkat inflasi yang besar pula. Salah satu faktor yang menimbulkan inflasi adalah karena perubahan permintaan, atau disebut Inflasi Tarikan Permintaan. Inflasi tarikan permintaan terjadi apabila sektor perusahaan dalam hal ini produsen tidak mampu dengan cepat melayani permintaan masyarakat yang wujud dalam pasaran. Untuk mengatasinya, produsen pada umumnya akan beroprasi pada kapasitasnya yang maksimal, sehingga dengan begitu akan menimbulkan kenaikan harga- harga. Padahal kenaikan harga-harga tersebut akan menurunkan jumlah permintaaan rumah yang berujung pada minimnya jumlah penyaluran KPR type 54 dan type 36. 4. Jumlah Rumah Tangga Rumah tangga adalah unit satuan yang terkecil sekaligus kelompok kecil dalam masyarakat. Setiap keluarga berusaha menyediakan kebutuhan manusia yang paling pokok yaitu : makanan dan minuman, pakaian ,dan tempat tinggal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah rumah tangga disuatu tempat maka kebutuhan akan tempat tinggal juga akan meningkat, yang artinya jumlah rumah tangga mempengaruhi penyaluran KPR type 54 dan type 36. Gambar 4 : Paradigma Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Type 54 dan tupe 36 Melalui BTN di Kota Surabaya Sumber : Peneliti 2.4 Hipotesis Pendapatan Perkapita Tingkat Suku Bunga KPR Inflasi Jumlah Rumah Tangga Permintaan Kredit Rumah Permintaan Kredit Rumah Kemampuan Untuk Membeli Rumah Kebutuhan Perumahan Penyaluran KPR Type 54 dan type 36 Berdasarkan pokok-pokok permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disusun suatu hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara terhadap permasalahan penelitian yang masih harus dibuktikan secara empiris sebagai berikut : 1. Diduga pendapatan perkapita, tingkat suku bunga KPR, inflasi, dan jumlah rumah tangga mempengaruhi penyaluran KPR type 54 melalui BTN di Kota Surabaya 2. Diduga diantara pendapatan perkapita, tingkat suku bunga, inflasi, dan jumlah rumah tangga dominan pengaruhnya terhadap penyaluran KPR type 54 melalui BTN di Kota Surabaya 3. Diduga pendapatan perkapita, tingkat suku bunga KPR, inflasi, dan jumlah rumah tangga mempengaruhi penyaluran KPR type 36 melalui BTN di Kota Surabaya 4. Diduga diantara pendapatan perkapita, tingkat suku bunga, inflasi, dan jumlah rumah tangga dominan pengaruhnya terhadap penyaluran KPR type 36 melalui BTN di Kota Surabaya. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel