sektor ekonomi basis, dan sektor ekonomi non basis. Analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis Location Quotient dan
analisis shift share. Kompilasi dua analisis tersebut dapat mengidentifikasi sektor terpiih tersebut adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran di
Kabupaten Belu, Kabupaten sikka, Kabupaten ende, dan Kota Kupang. Sektor listrik, gas dan air minum di Kabupaten sikka, Kabupaten Ende,
Kabupaten Ngada dan Kota Kupang. Hasil lainnya adalah daerah yang dapat dijadikan pusat pertumbuhan yaitu Kabupaten Sikka, Kabupaten
Timor Tengah Selatan, Kabupaten Alor dan Kota Kupang.
6. Yanuar Chumaidy Affan Unair, 2006 : 90
Dengan penelitian yang berjudul “Analisis potensi sektoral dalam pengembangan satuan wilayah pembangunan VI tahun 1998-2003”. Dari
penelitian yang menggunakan analisis LQ Location Quotient dan shift share ini dapat diketahui bahwa sektor yang menjadi prioritas
pembangunan di kabupatenkota SWP VI adalah: sektor pertanian di Kab. Malang dan Pasuruan; sektorpertambangan di Kab. Pasuruan; sektor
industri ppengolahan di Kab. Pasuruan; sektor listrik, air dan gas di Kota Malang dan Pasuruan; sektor konstruksi di kab. Malang, kota Malang dan
Pasuruan; sektor perdagangan di Kota Malang dan Pasuruan; sektor angkutan di Kab. Malang, kota Malang dan Pasuruan; sektor keuangan di
Kab. Malang; dan sektor jasa-jasa di Kab. Malang dan kota Pasuruan. Diharapkan dengan memprioritaskan pembangunan sektor-sektor ini
selanjutnya akan lebih menumbuhkan perekonomian daerah Kabupatenkota SWP VI, maupun dalam tingkat regional Jawa Timur.
7. Ristyo Adi Unair, 2008 : 28
Dengan penelitian yang berjudul “Shift share tahun 1988-1996 dalam pertunbuhan ekonomi di kawasan timur Indonesia”, penelitian ini
dilakukan dengan pendekatan deskriptif bertujuan untuk menganalisis pembangunan ekonomi di Kawasan Timur Indonesia periode 1988-1996.
Alat analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode shift share, dimana metode ini membutuhkan sumber informasi
baik PDB nasional maupun PDRB tiap provinsi di kawasan timur Indonesia. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahuibahwa pertumbuhan
ekonomi sektoral tiap provinsi di KTI dalam kaitannya dengan perekonomian nasional dan dapat menjadi sumber informasi mengenai
daerah-daerah yang pertumbuhannya lambat di KTI. Oleh karena itu dari penelitian yang bersangkutan dapat diperoleh hasil terdapat 6 sektor yang
memiliki pertumbuhan cepat di tingkat nasional yaitu, sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor bangunan; sektor
perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Provinsi yang perlu
mendapat perhatian dari pemerintah adalah Maluku, karena provinsi tersebut termasuk dalam pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita
rendah serta termasuk dalam kategori depresed region.
2.2 Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu