Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.
Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang kemudian melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan
menerimanya, maka terjadilah kesediaan komunikan untuk mengubah sikap. Effendy,2003
Maka sesuai dengan teori yang telah dijelaskan diatas, stimulus dalam penelitian ini adalah program berita di televisi yang menyampaikan pesan
mengenai pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia meresahkan masyrakat indonesia yang menggunakan internet selama ini untuk
melakukan komunikasi melalui E-mail, Facebook, Twitter, blogger serta media internet lainnya. Organism dalam penelitian ini adalah remaja surabaya yang
berusia 15 – 24 tahun, sedangkan response yang akan diteliti pada penelitian ini adalah efek kognitif yang mengalami perubahan kognisi atau pengetahuan
komunikan mengenai suatu pesan.
2.8 Teori Sikap
Teori sikap Standpoint Theory memberikan kerangka untuk memahami sistem kekuasaan. Kerangka ini dibangun atas dasar pengetahuan yang dihasilkan
dari kehidupan sehari-hari orang, mengakui bahwa individu-individu adalah konsumen aktif dari realitas mereka sendiri dan bahwa perspektif individu-
individu itu sendiri merupakan sumber informasi yang paling penting mengenai pengalaman mereka West and Turner 2008 : 178. Konsep utama dari teori ini,
sikap standpoint adalah posisi yang dicapai berdasarkan lokasi sosial yang memberikan suatu aspek interpretatif pada kehidupan seseorang West and Turner
2008 : 184. Teori ini mengklaim bahwa pengalaman, pengetahuan, dan perilaku
komunikasi orang dibentuk sebagian besarnya oleh kelompok sosial, kesamaan latar belakang, atau kesamaan nasib. Sikap menunjuk pada permasalahan dalam
tatanan sosial dan juga menyiratkan cara-cara baru untuk mengatur kehidupan sosial sehingga menjadi setara dan adil. Dalam hal ini teori sikap termasuk dalam
kelompok teori yang disebut sebagai teori sikap. Teori sikap memiliki beberapa asumsi dari beberapa ahli. Salah satunya
adalah asumsi epistemologis dan ontologis dari pendekatan sikap menyiratkan bahwa baik yang layak untuk dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Adapun
asumsi epistemologis dan ontologisnya adalah : 1.
Pengetahuan bukan konsep yang objektif melainkan dibentuk secara subjektif oleh yang mengetahuinya. Pendekatan terhadap mengetahui yang
berbeda dengan apa yang ditunjukkan oleh keyakinan dalam kebenaran objektif. 2.
Perbedaan lokasi sosial yang membentuk persepsi dan pengalaman berbeda meskipun mempunyai latar belakang yang sama.
3. Teori sikap menyingkirkan sikap yang dominant dengan sikap yang
berasal dari luar mainstream budaya. Dalam memulai pemikiran dari perspektif kehidupan.
4. Membicarakan pengalaman dan kemudian menginterpretasikan. Teori
sikap berusaha untuk memahami pengaruh yang ditimbulkan oleh lokasi tertentu terhadap pandangan urang terhadap dunia dan komunikasi mereka.
Dengan menggunakan teori sikap mampu mengilustrasikan kesentralan komunikasi baik dalam membentuk dan menyalurkan sikap. Selain itu teori ini
menunjuk pada kegunaan komunikasi sebagai alat dalam mengubah status quo dab menghasilkan perubahan. Konsep suara, mengungkap pendapat, dan berbicara
bagi orang lain merupakan hal penting dalam teori sikap dan epistemologi sikap dan semuanya adalah konsep-konsep yang berakar pada komunikasi.
Teori sikap menunjukkan cara lain dalam memandang posisi, pengalaman, dan komunikasi yang relatif dari berbagai kelompok sosial. Teori ini memiliki
kecondongan politis dan kritis yang jelas dan teori ini menunjukkan kekuasaan dalam kehidupan sosial. Teori sikap menunjukkan perbedaan dalam perilaku
komunikasi dari kelompok-kelompok sosial yang berbeda West and Turner 2008
: 191. 2.9
Kerangka berpikir
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah pemberitaan di televisi tentang Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia mempengaruhi pola konsumtif
remaja terhadap penggunaan internet di Surabaya. Adapun kerangka berpikirnya sebagai berikut :
Remaja mendapat terpaan dari pemberitaan televisi tentang Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia. Sebelum adanya pemberitaan ini remaja
tidak ada masalah dalam menggunakan internet untuk berkomunikasi dan berapresiasi. Bahkan internet merupakan salah satu alat bantu berapresiasi dan
berkomunikasi ke semua penjuru dunia bagi remaja pengguna internet. Tapi setelah televisi mempublikasikan tentang Rancangan Peraturan Menteri Konten
Multimedia. Pemberitaan di televisi tentang Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia membuat remaja Surabaya cemas akan kebebasan berapresiasi,
berkomunikasi, dan pendapat mereka. Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia adalah suatu rancangan
Menteri Komunikasi dan Informasi yang akan di keluarkan untuk melindungi kepentingan umum dari gangguan sebagai akibat penyalahgunaan informasi
elektronik, dokumen elektronik dan transaksi elektronik yang mengganggu ketertiban umum. Namun, Rancangan Peraturan Menteri tentang Konten
Multimedia yang menjadi ide dari Menteri Komunikasi dan Informasi, dinilai sebagai satu dilema besar atas kebebasan publik dalam penggunaan Internet yang
kemudian akan membawa perubahan yang cukup signifikan terhadap kecemasan remaja dalam penggunaan internet.
Secara sistematis, kerangka berpikir dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.2
Bagan kerangka berpikir diatas menggambarkan hubungan terpaan pemberitaan di televisi dengan sikap remaja di Surabaya terhadap pemberitaan mengenai
Rancangan Peraturan Menteri tentang Konten Multimedia di Televisi tentang penggunaan internet.
Terpaan pemberitaan
Televisi
Rancangan Peraturan
Menteri
Remaja Surabaya
a.Perhatian b.Pengertian
c.Penerimaan
Respone Positif
Netral Negatif
27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran variabel
Pengertian variabel adalah sebuah konsep dalam bentuk kongkret atau konsep operasional yang acuannya lebih nyata dan secara relatif akan lebih mudah
diidentifikasikan dan diobservasi serta dengan mudah untuk diklarifikasikan Bungin, 2001:77.
3.1.1 Sikap
Sikap sebagai perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkunganya. Dalam
hal ini sikap Remaja Surabaya pasca pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi terhadap penggunaan internet.
Sikap Remaja Surabaya Terhadap Pemberitaan Konten Multimedia di Televisi.
Sikap remaja di Surabaya terhadap pemberitaan konten multimedia di Televisi tentang penggunaan Internet merupakan bentuk dari kecenderungan
berpikir, merasa dan bertindak dalam menghadapi obyek, ide dan situasi berupa tayangan atau pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di
Televisi. Seperti yang sudah dibahas pada Bab II, bahwa perubahan sikap yang timbul
diakibatkan oleh stimulus yang diterima organism pemirsa sehingga sikap nasabah ini dapat dilihat dalam tiga komponen, yaitu : Aspek kognitif, Aspek afektif dan
Aspek behavioral.